Selasa, April 29, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 889

Benarkah Beberapa Sektor Pekerjaan Terancam Hilang Akibat Revolusi Industri 4.0?

0

Berempat.com – Dunia industri terus mengalami revolusi di setiap waktunya. Saat ini, Indonesia sendiri sudah harus bersiap menghadapi revolusi industri 4.0. Namun, revolusi yang terjadi tak selalu ditanggapi baik, beberapa kecemasan justru bermunculan. Utamanya kecemasan pada hilangnya pekerjaan.

Namun, hal itu segera dibantah oleh Direjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono. Menurutnya, masyarakat tak perlu khawatir akan kehilangan pekerjaan akibat datangnya revolusi industri 4.0. Karena menurut Bambang sejak revolusi industri 1 hingga 3 beberapa sektor pekerjaan pun sudah tergerus. Tapi, di balik tergerusnya sektor pekerjaan itu juga memunculkan jenis pekerjaan baru.

“Tak perlu khawatir dengan masalah hilangnya pekerjaan. Yang perlu dilakukan adalah menyiapkan keterampilan baru agar kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan atau jenis pekerjaan yang akan datang,” ujar Bambang dalam dialog interaktif Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi Jakarta, Senin (16/4).

Bambang juga menyebutkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Oxford, McKensie, Global Institute maupun ILO memang memprediksi 50% pekerjaan akan hilang di revolusi industri 4.0 ini. Namun, akan muncul sekitar 65% pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya.

Menurut Bambang, perkembangan teknologi bisa menjadi hal yang paling dibutuhkan dalam transformasi industri. Karena dengan itu pekerjaan yang baru dapat bermunculan. Ia mengambil contoh Tokopedia yang semula hanya memiliki merchant sekitar 2 juta, dapat berkembang menjadi 2,7 juta dalam satu bulan.

“Ketika merchandise Tokopedia 2 juta, ternyata sebanyak 80 persen, tadinya orang yang tidak bekerja dan tidak berusaha. Artinya adanya teknologi online dengan Tokopedia ini, ada 1,6 juta yang tidak bekerja, menjadi bekerja,” terangnya.

Karena itu, Bambang menegaskan perlunya setiap sektor industri harus membuat strategi transformasi industrinya. Baik industri pertanian, kimia, makanan minuman, listrik, otomotif dan sebagainya.

“Transformasi teknologinya seperti apa? Revolusi industri pasti akan memunculkan posisi atau jabatan-jabatan baru yang sekarang belum ada. Adanya industri baru, jabatan yang sekarang ada, menjadi jabatan kadaluarsa. Kita membutuhkan pemetaan jabatan baru itu, ” ujarnya.

Menurut penuturan Bambang, saat ini pihaknya terus melakukan pemetaan jabatan baru sebagai bentuk antisipasi terbunuhnya sejumlah pekerjaan akibat perkembangan teknologi informasi. Pemetaan utamanya menyangkut sektor pekerjaan yang bakal tumbuh dan menyusut dalam 15 tahun ke depan.

Setelah pemetaan, ujar Bambang, Kementerian Ketenagakerjaan baru akan menyiapkan kemampuan-kemampuan baru yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut. Bambang juga mengatakan perlunya identifikasi perubahan kompetensi yang dibutuhkan industri, juga memfasilitasi pelatihan SDM untuk pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan industri.

“Jadi menghadapi revolusi industri 4.0, pertama kita harus punya strategi transformasi industri, kedua membuat pemetaan jabatan baru dan ketiga pemenuhan skill-skill kompetensi baru untuk pemenuhan jabatan-jabatan baru tersebut,” terangnya.

Hubungan Pekerja dan Pengusaha yang Baik Dapat Tingkatkan Daya Saing Indonesia

0

Berempat.com – Perkembangan ekonomi global yang semakin kompetitif memaksa iklim industri dan bisnis di Indonesia untuk dapat beradaptasi. Menurut Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang, salah satu hal yang dapat mendorong membaiknya iklim industri dan bisnis di Indonesia ialah adanya hubungan baik antara pekerja dan pengusaha.

“Untuk terus meningkatkan daya saing dibutuhkan kontribusi dan kerja sama dari masing-masing pelaku usaha, termasuk di dalamnya unsur pekerja, pengusaha, dan pemerintah,” ujar Haiyani mewakili Menteri Ketenagakerjaan pada sambutannya dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun Serikat Pekerja SUCOFINDO Ke-19 di Jakarta, Senin (16/4).

Hubungan industrial memang dinilai memiliki kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dan saat ini, hubungan industrial di Indonesia bisa dikatakan sudah dalam kondisi yang cukup baik. Hal itu bisa dilihat dari peningkatan daya saing yang dimiliki Indonesia.

Haiyani menuturkan, berdasarkan peringkat Global Competitiveness Index, daya saing Indonesia di tahun ini mengalami peningkatan. Saat ini Indonesia ada di peringkat ke-36 dari 190 negara, naik 5 peringkat dibanding tahun sebelumnya yang menduduki posisi ke-41.

Lebih lanjut, di tahun 2018 ini Bank Indonesia juga telah memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 5,1-5,5%. Sementara Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,3%.

“Laporan Forum Ekonomi Dunia tersebut juga membantu kita dalam mengidentifikasi tantangan yang harus diatasi dan merancang strategi pertumbuhan ekonomi,” tambah Haiyani.

Menurut Haiyani, saat ini yang dibutuhkan oleh para pekerja dan pengusaha dalam menjaga hubungan industrial yang baik ialah perlunya wadah untuk berdialog. Dialog sosial dinilai penting agar seluruh stakehokder mampu mengantisipasinya dengan baik.

Menurutnya, dialog sosial adalah sarana bagi semua pihak untuk menuangkan gagasannya. Termasuk mencari jalan keluar manakala terjadi perselisihan. “Dalam interaksi hubungan industrial, kita ini kan mitra yang sejajar. Artinya sejajar, keterbukaan harus dikedepankan,” pungkasnya.

AIA Kirim Pelatih Tottenham Hotspur Beri Pelatihan pada Pelatih Pemula Indonesia

0

Berempat.com – PT AIA Financial (AIA) menjalankan program bertajuk AIA Sepak Bola untuk Negeri – Train the Trainer. Bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), AIA bermaksud untuk membantu mengembangkan pelatih sepak bola pemula dengan mendapatkan pelatihan dari Global Coaching Team Tottenham Hotspur.

Direktur Hukum, Kepatuhan dan Risiko PT AIA Financial Rista Qatrini Manurung mengungkapkan, program yang diusung AIA ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pelatihan 100.000 pelatih yang dicanangkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

“Melalui program ini kami memberikan kesempatan kepada para pelatih berbakat di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka, sehingga mampu menjadi pelatih profesional,” ujarnya di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta, Senin (16/4).

Rista juga mengatakan bahwa program ini mendorong masyarakat menerapkan hidup sehat.

Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga mengaku mengapresiasi program yang diusung AIA. Apalagi kemenpora menganggap saat ini Indonesia masih kekurangan pelatih berkualitas.

“Saat ini jumlah pelatih di Indonesia masig kurang. Melalui program ini, kami berharap mampu mencetak pelatih andal dan berkualitas,” terang Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga, Kemenpora Dr. Raden Isnanta M. Pd.

Program ini juga dianggap oleh Raden merupakan bagian dari bantuan yang diterima oleh Kemenpora dalam menargetkan program 100.000 pelatih berkualitas bagi Indonesia.

Dengan meningkatnya jumlah pelatih berkualitas di Indonesia, sambung Raden, Indonesia akan mampu melatih banyak atlet berbakat untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlet profesional, khususnya di bidang sepak bola.

Di sisi lain, terlibatnya Global Coaching Team Tottenham Hotspur dalam prorgam ini karena menjadi bagian dari program kemitraan antara AIA dengan tim asal London tersebut sebagai Global Principal Partner.

Dalam program ini, telah ada dua pelatih Spurs yang ditempatkan di Asia dan akan memberikan pelatihan kepada pelatih sepak bola pemula di Jakarta dan Ambon. Program pelatihan sendiri akan berlangsung pada 17-27 April 2018.

Kategori pelatih pemula yang masuk dalam program ini meliputi pelatih amatir hingga guru olahraga dari berbagai sekolah dasar.

Program Train the Trainer ini merupakan kelanjutan program AIA Sepak Bola untuk Negeri yang diluncurkan Maret 2018 lalu.

Belajar Menggaet Investor dari GO-JEK

0

GO-JEK tak henti berinovasi, investor pun tak lekang menghampiri

Berempat.com – Kemajuan teknologi saat ini begitu dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Berbagai kemudahan dihadirkan lewat sebuah alat elektronik yang bisa digenggam. Perusahaan rintisan (Start up) juga banyak bermunculan, memanfaatkan teknologi guna menawarkan berbagai layanan. Masyarakat merasa terbantu, perusahaan rintisan pun ikut maju.

GO-JEK menjadi salah satu perusahaan rintisan yang sedang jaya-jayanya sekarang. Mereka menjadi perusahaan rintisan lokal berlabel ‘Unicorn’ pertama di Indonesia pada 2016 silam setelah mendapatkan total pendanaan US$ 1,3 miliar (7,2 triliun), sebelum kemudian diikuti oleh Tokopedia, Taveloka, dan Bukalapak. Sampai berita ini ditulis, GO-JEK diketahui memiliki 15 juta pengguna aktif, 250 ribu lebih mitra ojek, dan mencatatkan 100 juta transaksi per hari.

GO-JEK tentu tak bisa sebesar sekarang tanpa adanya sokongan dana segar. Dana segar pun dapat mengalir ke kantong GO-JEK seiring terus masuknya investor-investor baru. Mulai dari Astra, Tencent, hingga Google bahkan masuk daftar penyalur dana ke GO-JEK.

Investor kelas dunia sebesar Tencent dan Google pastinya tidak mau asal menggelontorkan dana, apalagi dalam jumlah besar. Pasti ada kriteria yang dipilih oleh mereka sebelum memutuskan ‘menghamburkan’ uang ke sebuah perusahaan. Value dan proyeksi masa depan menjadi pertimbangan utama.

Setidaknya, menurut Director of Digital Product and Big Data Townsquare, Trishul Patel dalam sebuah jawaban menyebutkan kriteria Google dalam berinvestasi pada sebuah rintisan, di antaranya punya jutaan pengguna (aplikasi), serta punya proyeksi keuntungan dan pendapatan. Bila dua hal itu sudah tergapai, maka biarkan Google Ventures mengetuk pintu Anda, tulis investor Cyprtocurrency ini.

GO-JEK barangkali memang sudah memenuhi segala kriteria yang ditentukan oleh para investor—termasuk Google. Nadiem pun mungkin pintar meyakinkan investor agar mau menghujani GO-JEK dengan dana segar. Tapi, pastinya Nadiem tak bisa tampak meyakinkan di depan investor andai GO-JEK tak menjadi primadona di negerinya sendiri.

GO-JEK memang kian digandrungi berkat berbagai inovasi yang ditawarkan. GO-JEK selalu bisa menjadi pionir dan membuka peluang baru yang bermanfaat bagi semua kalangan. Bahkan, membantu sektor informal untuk meningkatkan pendapatan.

GO-JEK seolah menjadi wadah yang dapat mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Sebab melalui GO-JEK, mereka yang menerima jasa ojek, kurir atau cleaning, bisa mendapatkan pesanan. Sementara mereka yang butuh jasa ojek, kurir atau cleaning tak perlu bingung mencari.

Revoluasi dan Inovasi GO-JEK dari Waktu ke Waktu

Di awal berdiri, Oktober 2010, mulanya GO-JEK hanya mengandalkan call center sebagai penerima pesanan ojek. Jadi, calon penumpang yang mencari ojek masih perlu menghubungi call center GO-JEK, sebelum kemudian pihak GO-JEK menghubungi mitra ojeknya yang hanya berjumlah 20. Saat itu baru wilayah Jakarta yang dapat dilayani oleh GO-JEK.

Memulai bisnis dari bawah dan memberikan sesuatu yang baru membuat GO-JEK sempat tak dipandang penting. Rentang 2010-2014 GO-JEK berjalan sekadarnya, tanpa ada pemberitaan besar-besaran seperti sekarang.

Namun Nadiem perlu berterima kasih pada kehadiran GrabTaxi dan Uber pada 2014. Karena saat itulah masyarakat mulai mengenal transportasi online, keberadaan GO-JEK pun mulai diketahui. Apalagi setelah meluncurkan aplikasi perdananya untuk iOS dan Andorid pada Januari 2015. Imbasnya, investor mulai melirik GO-JEK.

NSI Ventures menjadi investor yang datang pada pendanaan pertama GO-JEK kala itu. Namun, GO-JEK enggan membeberkan nilai investasi yang diberikan. Tapi yang pasti GO-JEK langsung menggebrak ketika pertama kali meluncurkan aplikasinya. Berbeda dengan Uber atau GrabTaxi, GO-JEK langsung menawarkan tiga fitur layanan unggulan pada aplikasinya. Bila GrabTaxi dan Uber yang hanya menawarkan jasa transportasi, GO-JEK menawarkan jasa antar barang (Instan Courier), ojek (Transport), dan jasa belanja ke supermarket (Shopping). GO-JEK juga sudah menyediakan fitur GO-JEK Credit, fitur dompet virtual yang menjadi akar tumbuhnya GO-PAY.

Mitra driver GO-JEK pun bertambah pesat. Dengan skema bagi hasil 80:20, GO-JEK mampu menarik minat orang untuk menjadi pengojek daring. Semula mitranya 20, tumbuh menjadi 800 mitra untuk mengkaver wilayah Jabodetabek. Angka itu naik menjadi 2.200 mitra ojek untuk wilayah Jabodetabek pada Maret. GO-JEK juga melebarkan jaketnya ke Bali yang langsung menggandeng 300 mitra ojek.

Sebulan berselang, April 2015, GO-JEK menambah fitur dan layanan di aplikasinya. Fitur GO-FOOD ditawarkan GO-JEK kepada masyarakat yang ingin makan tapi malas keluar rumah. GO-JEK sebenarnya bukan yang pertama untuk urusan ini, sebab sudah ada Food Panda. Tapi, karena aplikasi GO-JEK sudah diunduh oleh 131.795 orang hingga Maret 2015, memiliki 3.000 mitra, dan menggandeng 15.000 resto membuatnya mudah menyaingi Food Panda.

Setelah melebarkan jaketnya ke Surabaya pada Juni, GO-JEK menambah fitur GO BUSWAY di aplikasinya. Tujuannya agar pelanggan GO-JEK mudah menemukan halte busway di sekitarnya dan memesan layanan GO RIDE menuju halte yang dipilih. GO-JEK seolah sadar bila layanan GO RIDE-nya merupakan alternatif bagi orang yang dari kantor ingin ke halte busway atau sebaliknya.

Inovasi GO-JEK tak berhenti hanya pada layanan untuk konsumen, mitra driver yang menjadi tulang punggung GO-JEK pun tak luput dari perhatian. Agustus 2015, GO-JEK menggandeng Allianz demi memberikan perlindungan asuransi kecelakaan dan kematian kepada mitra ojek, bahkan penumpang pun turut dilindungi selama menggunakan layanan Transport. Fitur asuransi pun tersedia di Aplikasi GO-JEK.

Memasuki September 2015, GO-JEK langsung tancap gas dengan menambah empat fitur dan layanannya sekaligus: GO BOX (jasa antar barang besar), GO CLEAN (jasa bersih-bersih rumah), GO MASSAGE (jasa pijat), dan GO GLAM (jasa rias). Bisa dibilang keempat layanan dan fitur barunya di aplikasi ini menjadi sesuatu yang baru.

Pernah terpikir untuk memesan tukang pijat lewat smartphone ketika badan pegal, atau mendatangkan perias saat ingin ke pesta tanpa perlu pergi ke salon, atau mencari jasa bersih-bersih rumah saat pembantu sedang mudik? Mungkin hal itu baru terpikir saat GO-JEK menyediakan layanan tersebut.

Sesuatu yang baru terkadang diragukan apakah akan dapat diterima atau tidak, tapi GO-JEK seperti tak peduli dan tak takut mengambil risiko. Selain menambah, di waktu yang sama GO-JEK pun mengganti nama fitur dan layanan yang sudah ada sebelumnya, seperti Instan Courier yang diganti GO SEND, Transport menjadi GO RIDE, dan Shopping menjadi GO MART.

Berkat berbagai terobosan dalam layanan dan fitur, investor kembali datang. Kali ini Sequoia Capital dan DST Global yang menaruh ‘kepercayaan’ kepada GO-JEK. Namun, lagi-lagi, angka investasi tak disebutkan oleh GO-JEK.

Di penghujung tahun 2015 GO-JEK mencatatkan hasil membanggakan dari segala inovasi yang dilakukannya. Aplikasi GO-JEK diunduh sebanyak 5,5 juta orang di sepanjang tahun 2015, dalam waktu enam bulan sejak peluncuran aplikasinya terdapat 1 juta pemesanan yang terekam, dan mitra GO-JEK tumbuh pesat menjadi 150 ribu.

Di tahun itu pula GO-JEK telah merambah ke berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Bali, Bandung, Medan, Jogja, Palembang, Semarang, dan Balikpapan.

Memasuki tahun baru, Januari 2016, GO-JEK menambah fitur dan layanannya dengan menghadirkan GO-TIX, sebuah layanan pemesanan tiket film, konser, taman hiburan, dan sejenisnya.

GO-JEK yang mulai tumbuh kala itu rupanya tak membuat mereka jemawa. Kobalorasi pun dilakukan GO-JEK demi meningkatkan pelayanan dan memberi solusi bagi pelanggan. Kolaborasi yang dilakukan GO-JEK adalah menggandeng LINE dengan menyediakan fitur pemesanan GO RIDE pada aplikasi LINE.

Tiga bulan berselang, April 2016, GO-JEK meluncurkan GO-CAR demi ikut bersaing dengan Uber dan Grab yang sudah lebih dulu meluncurkan layanan taksi daringnya. Di waktu yang hampir bersamaan, GO-JEK memperbaharui GO-JEK Credit menjadi GO-PAY.

Memasuki bulan Juli, GO-JEK kian melengkapi fitur dan layanan di aplikasinya dengan menambahkan GO-AUTO. Layanan ini berguna bagi pemilik kendaraan yang butuh layanan ganti oli, tune up, tambal ban, hingga cuci kendaraan ke rumah.

Lagi-lagi, berkat berbagai inovasi yang dilakukan GO-JEK, investor kembali mengaliri kantong GO-JEK dengan dana segar. Kali ini, pada putaran kedua pendanaan tak tanggung-tanggung, dalam rentang Juli-Agustus 2016 ada 8 investor (diketahui Formation Group, Capital Group, KKR & CO., Northstar Group, Rakuten Ventures, Warburg Pincus, dan Farallon Capital Management) menggelontorkan dana hingga total mencapai US$ 550 juta (Rp 7,2 triliun). Inilah momen ketika GO-JEK resmi menyandang gelar The Unicorn pertama rintisan Indonesia setelah beroperasi selama 6 tahun.

Bertambahnya investor tak membuat GO-JEK terlena, mereka justru kembali menambah fitur dan layanannya pada Oktober 2016. GO-JEK menghadirkan layanan pesan antar obat dari apotek yang diberi nama GO-MED. Fitur dan layanan ini dilahirkan GO-JEK tak lama setelah menggelontorkan dana kepada HaloDoc.

Menginjak akhir tahun, November 2016, rupanya GO-JEK melirik layanan dan fitur yang terbilang ‘receh’ dan sudah banyak pemainnya di pasaran, yakni GO-PULSA sebagai fitur penjualan pulsa. Namun, fitur ini memang dibutuhkan oleh pengguna layanan GO-JEK mengingat mereka harus selalu dalam keadaan online bila ingin mengakses aplikasi GO-JEK.

Di awal tahun 2017, GO-JEK merealisasikan rencana menjalin kerja sama dengan perusahaan taksi terbesar di Indonesia, Blue Bird. Fitur GO Blue Bird resmi diluncurkan dan bisa digunakan per Februari 2017. Pada kerja sama kali ini GO-JEK seperti memperlihatkan kualitasnya sebagai perusahaan yang bisa memberikan solusi dari permasalahan yang ada.

Seperti diketahui, pada Maret 2016 sempat ada konflik yang terjadi antara taksi konvensional dengan taksi online. Sementara pendapatan taksi konvensional mulai tergerus oleh taksi daring, pengemudi taksi konvensional menuntut pemerintah membekukan taksi daring lantaran dinilai tak memiliki payung hukum.

Sebab itu, kerja sama dengan Blue Bird ini seperti win-win solution yang diberikan oleh pihak GO-JEK. Karena memang fitur pemesanan taksi Blue Bird telah disediakan di aplikasi GO-JEK yang notabenenya pesaing taksi konvensional. Bahkan, berkat kerja sama ini saham Blue Bird yang sempat anjlok diwartakan kembali menguat 4,32%.

Dan di waktu hampir bersamaan GO-JEK memisahkan fitur dan layanan GO CLEAN, GO MASSAGE, GO GLAM, dan GO AUTO ke aplikasi bernama GO LIFE. Pemisahan aplikasi ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan dan fitur bagi para pelanggan. Selain itu, pemisahan ini juga bertujuan untuk memfokuskan aplikasi GO-JEK sebagai layanan yang berfokus pada urusan transportasi, logistik, dan payment.

Melihat pencapaian, inovasi hingga kerja sama yang terjalin antara GO-JEK dengan Blue Bird yang merupakan win-win solution, membuat investor kembali tertarik menggelontorkan dana. Mei 2017, Tencent Holding dan JD.com menjadi investor baru yang masuk pada putaran ketiga pendanaan GO-JEK. Total investasi yang digelontorkan berkisar US$ 1,2 miliar. Dengan ini, GO-JEK telah mencatatkan total pendanaan mencapai US$ 1,75 miliar—menjadi yang tertinggi dibanding Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Juni 2017, GO-JEK kembali menunjukkan komitmennya sebagai perusahaan masa kini yang membantu menumbuhkan perekonomian masyarakat. Fitur GO-SHOP diluncurkan GO-JEK untuk memudahkan pelanggan berbelanja melalui aplikasi GO-JEK ke warung maupun toko yang tak terdaftar di GO MART maupun GO FOOD.

Semakin lengkap layanannya tak membuat GO-JEK berhenti berinovasi. Memasuki bulan November fitur GO BILLS diluncurkan bagi pelanggan GO-JEK yang hendak membayar tagihan listrik, BPJS Kesehatan, dan Google Play.

Satu bulan berselang, pelanggan maupun mitra GO-JEK sudah bisa menggunakan fitur chat seperti yang sudah tersedia pada fitur Grab.

Hingga akhir tahun 2017, GO-JEK kian mentereng dengan capaian apiknya. Sebanyak 15 juta orang telah mengunduh aplikasinya, lebih dari 250.000 mitra bergabung, beroperasi di 16 kota besar di Indonesia, mencatatkan 100 juta transaksi setiap bulan di aplikasinya, dan telah menggandeng lebih dari 125.000 merchant.

Mengawali tahun 2018, GO-JEK kembali menggebrak Indonesia dengan meraih investor di putaran keempat pendanaan. Tak main-main, di sinilah Google turut andil menjadi sumber uang baru bagi GO-JEK dengan memberikan dana sebesar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Selain itu ada juga Astra dan Djarum Group yang ikut meramaikan pendanaan kepada GO-JEK dengan total nilai mencapai Rp 3 triliun.

Berkat berbagai inovasi yang terus digodok oleh GO-JEK hingga mampu mendatangkan minat investor, membuat perusahaan lokal pertama yang menyandang gelar Unicorn ini memiliki nilai perusahaan mencapai US$ 1,3 miliar (Rp 17,3 triliun).

Tak heran bila di tahun 2018 GO-JEK berencana merambah pasar ASEAN dan menyempurnakan sistem GO PAY agar dapat berdiri sendiri sehingga dapat digunakan oleh masyarakat luas sekalipun tak mengunduh aplikasi GO-JEK. Pantas juga bila GO-JEK kini menjadi kiblat banyak rintisan berbasis teknologi di Indonesia yang ingin berkembang.

Di samping itu, sangat menarik untuk menanti apa lagi terobosan yang akan dipersiapkan oleh GO-JEK, bukan hanya sebagai pelengkap layanan dan fitur, tapi juga sebagai pemecah persoalan yang terjadi di masyarakat.

Sepenggal Kisah Heroik Enti Pertaruhkan Nyawa Demi Selamatkan Anak Majikan

0

Berempat.com – Enti Sadiyah, itulah nama sang penyelamat yang rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan anak majikannya dari tragedi kebakaran di sebuah kapal pesiar. Sekelumit kisah itu diceritakan oleh Atase Ketenagakerjaan Indonesia d Singapura Agus Ramdhany.

Agus mengisahkan, tragedi itu terjadi pada Kamis, 22 Maret 2018 lalu di Sentosa Cove, Singapura. “Berdasarkan laporan sementara, musibah kebakaran di kapal pesiar itu terjadi  secara tiba-tiba. Kobaran api dengan cepat membakar bagian kapal yang menjadi tempat bagi para penumpang kapal,” ungkap Agus seusai mejenguk Enti di Singapore General Hospital (SGH) akhir pekan ini.

Saat kejadian itu, Enti yang merupakan pekerja Imigran Indonesia asal Cirebon itu spontan memeluk anak majikannya yang baru berusia 3 tahun di tengah besarnya kobaran api.

“Dengan aksi yang begitu berani dan heroik, Enti terus berlari untuk mencari jalan keluar dengan menerobos kobaran api sambil  mendekap erat anak majikannya,” sambung Agus.

Saat berusaha mencari jalan keluar, tubuh Enti perlahan sudah dihanguskan oleh api. Namun Enti terus berjuang menyelamatkan diri sambil memeluk anak majikannya dan terus berteriak-teriak mencari pertolongan.

Beruntung, Enti akhirnya berhasil menyelematkan diri bersama anak majikannya. Namun, tubuh Enti sudah dipenuhi luka bakar yang cukup parah. Menurut Agus, akibat kejadian itu Enti yang baru bekerja 6 bulan di Singapura itu menderita luka bakar mencapai 50% tubuhnya.

“Hampir sekujur tubuhnya menderita luka bakar. Yang agak parah adalah wajah, seluruh bagian lengan dan kaki. Namun saat ini kondisinya terus membaik dan bisa berkomunikasi dengan lancar,” ujar Agus.

Saat ini kondisi Enti dikabarkan sudah stabil dan berangsur pulih. Namun perawatan intensif terus dilakukan oleh para dokter dan petugas media di SGH ini.

Menurut Agus, pihak majikan bersedia bertanggung jawab  penuh dan menjamin  pengobatan untuk Enti sampai sembuh. Enti juga tetap akan bekerja dengan majikannya setelah sembuh nanti.

Selain itu, Agus juga menegaskan bila pemerintah Indonesia turut memberikan apresiasi atas perjuangan  Enti yang mau mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan keluarga majikannya.

“Pemerintah juga akan terus menjaga,  mengawasi dan mengawal  Enti sampai sembuh dan menyelesaikan masalah ini sampai tuntas,” pungkas Agus.

Selain Enti, seorang pekerja migran asal Filipina juga menyelamatkan anak majikannya yang baru berusia 9 bulan saat tragedi itu terjadi. Pengobatannya juga ditanggung oleh sang majikan.

Capaian Pendapatan Penjualan Intiland Melonjak 3 Kali Lipat di Triwulan I 2018

0

Berempat.com – Capaian besar dirasakan oleh PT Intiland Development Tbk yang membukukan pendapatan penjualan pada triwulan I 2018 ini sebesar Rp 966 miliar. Nilai tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat jika dibandingkan pencapaian tahun lalu. Tahun 2017 perolehan pendapatan penjualan Intiland dalam periode yang sama hanya mencapai Rp 236 miliar.

Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, lonjakan siginifikan tersebut berasal dari penjualan unit-unit kondominium Fifty Seven Promenade sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Ia juga mengatakan, besarnya peroleh pendapatan penjualan tersebut setara 29,3% dari target tahunan yang senilai Rp 3,3 triliun.

“Minat konsumen untuk membeli unit-unit kondominium Fifty Seven Promenade tetap tinggi. Total penjualan yang kami bukukan dari proyek ini mencapai Rp 2,3 triliun,” ungkap Archied pada rilis yang diterima Berempat.com, Minggu (15/4).

Proyek pengembangan kawasan terpadu ini memberikan kontribusi marketing sales Rp 753 miliar di triwulan I 2018. Jumlah tersebut setara 78% dari total perolehan pendapatan penjualan di triwulan I 2018.

Selain dari penjualan unit kondominium Fifty Seven Promenade, proyek yang juga dianggap memberikan kontribusi cukup besar berasal dari penjualan unit apartemen 1Park Avenue di Jakarta Selatan.

Archied mengungkapkan, penjualan dari segmen pengembangan kawasan perumahan membukukan pendapatan penjualan sebesar Rp 98 miliar atau setara 10% dari keseluruhan. Pencapaian tersebut naik 44 persen dibandingkan perolehan pada triwulan I tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 68 miliar.

Sementara itu, segmen pengembangan kawasan industri masih memberikan kontribusi cukup stabil bagi kinerja pendapatan penjualan perseroan. Pada triwulan I 2018, kontribusi lahan industri yang berasal dari Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur mencatatkan pendapatan penjualan sebesar Rp 45 miliar, atau memberikan kontribusi 5%.

Namun, rupanya nilai tersebut menurun 10% dibandingkan pendapatan penjualan triwulan I tahun 2017 yang mencapai Rp 50 miliar.

Menurut Archied, meskipun capaian pendapatan penjualan di triwulan I 2018 ini melonjak 3 kali lipat, namun ia meniai secara umum pasar masih cenderung wait and see.

“Kami perlu menyiapkan langkah-langkah strategi untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar dan minat konsumen,” tandasnya.

Hanif: 60,8% dari 128 Juta Pekerja Indonesia Berpendidikan Rendah

0

Berempat.com – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan bahwa saat ini angkatan kerja Indonesia masih didominasi berpendidikan rendah. Setidaknya sebanyak 60,8% dari 128 juta angkatan kerja berpendidikan menengah ke bawah.

“Makanya sekarang pemerintah menggenjot pendidikan dan pelatihan vokasi. Sehingga mereka yang membutuhkan skill, membutuhkan keterampilan memiliki akses,” papar pada Seminar Nasional bertajuk Teknologi, Kewirausahaan, dan Pemberdayaan Ekonomi di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Banyumas, Sabtu petang (14/4).

Hanif sendiri menilai bahwa pendidikan dan pelatihan vokasi adalah instrumen penting dalam menjembatani masyarakat masuk ke pasar kerja maupun berwirausaha.

Karena itu, ia juga meminta agar masyarakat tidak memandang pendidikan vokasi sebagai pilihan kedua ketika tidak diterima di lembaga pendidikan umum.

“Terkait pendidikan vokasi saya juga ingin mengajak masyarakat kita ini untuk meyakini bahwa sesungguhnya pendidikan vokasi ini bisa menjadi jembatan kalau kita menginginkan anak-anak kita ini masuk pasar kerja atau berwirausaha,” ujar Hanif.

Selama ini, masyarakat masih beranggapan bahwa lembaga pendidikan umum lebih menjanjikan daripada pendidikan vokasi. Padahal, tidak sedikit lulusannya malah kesulitan masuk ke pasar kerja.

Karena itulah Hanif berharap bagi yang ingin masuk ke pasar kerja ataupun berwirausaha akan lebih baik bila memilih pendidikan vokasi. Karena, menurut Hanif, sistem pendidikan yang terapkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

“Oleh karena itu harus mulai juga dibangun kepercayaan mengenai vokasi ini di masyarakat. Bahwa pendidikan vokasi ini bukan kelas dua, pendidikan vokasi itu bagus kalau sekali lagi dikaitkan dengan pekerjaan,” sambungnya.

Jelang May Day, Pemerintah Berikan Fasilitas Cek Kesehatan Gratis di CFD Cibinong

0

Berempat.com – Pada 1 Mei mendatang perayaan Hari Buruh Internasional akan berlangsung di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam menyambut hari besar bagi buruh atau pekerja di seluruh dunia itu, pemerintah melakukan berbagai kegiatan dan acara yang bersinggungan dengan buruh.

Salah satu kegiatan yang teranyar adalah disediakannya fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis kepada pekerja dan buruh di area Car Free Day GOR Pakansari Cibinong, Bogor, Minggu (15/4).

“Kegiatan ini bertujuan agar pekerja dan kita semua sadar akan pentingnya kesehatan, dan juga untuk meningkatkan mutu kesehatan pekerja Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan saat ditemui di lokasi.

Menurut Haiyani, May Day tidak selalu dirayakan dengan menggelar aksi turun ke jalan. Haiyani juga mengatakan bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan inisiatif dari Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri karena menjaga kesehatan itu penting bagi kita semua.

Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap agar para pekerja bisa rutin melakukan pemeriksaan sehingga kondisi kesehatan akan tetap terjaga. Karena dengan kesehatan yang terjaga juga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas sehingga kualitas hidup makin optimal.

Pemeriksaan kesehatan gratis ini terdiri dari pemeriksaan EKG (pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas elektrik jantung), SGPT (fungsi hati), Gula Darah, Kolesterol, Asam Urat dan Konsultasi Dokter Umum.

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga mengadakan kegiatan menjelang May Day, yakni Lomba Memasak Kreasi Ikan yang dilaksanakan di D’Mall Depok, Jawa Barat, Sabtu (14/4) lalu.

Lomba Memasak Kreasi Ikan ini diikuti oleh 32 peserta yang seluruhnya berlatar belakang buruh atau pekerja. Adapun juri yang mengisi kompetisi ini adalah Penasehat Persatuan Dharma Wanita Kemnaker Ma’rifah Hanif Dhakiri, Perwakilan Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia Tuti, dan Juara Masterchef Indonesia tahun 2011, Lucky Andreono.

Diketahui, di tahun ini peringatan May Day dirayakan dengan mengusung tagline ‘May Day is a Fun Day’ dengan maksud agar peringatan hari buruh internasional dijadikan sebagai hari yang menyenangkan.

Perlunya Lembaga Pendidikan Mengimbangi Perubahan Dunia Industri

0

Berempat.com – Saat ini tak bisa dipungkiri bila dunia industri dan bisnis sudah berubah seiring perkembangan zaman. Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat menjadi pemicu utamanya. Karena itu, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri meminta agar dunia pendidikan turut mengimbangi perubahan tersebut.

“Industri kita sudah berubah. Mau gak mau pendidikan kita juga harus berubah agar bisa tetap bertahan dan berkembang di era digital,” ujar Hanif dalam Seminar Nasional Pra Muswil PWNU Jawa Tengah di Pendopo Dipokusumo, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (14/4).

Perlunya lembaga pendidikan mengimbangi perubahan tersebut karena keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri saat ini pun sudah berubah. Karena itu, menurut Hanif, bila industri berubah, pekerjaan berubah, maka keterampilannya juga berubah, tapi bila pendidikannya tidak berubah maka kita akan tetap tertinggal.

Secara umum, Hanif menganggap bila lembaga pendidikan harus memperhatikan 5K untuk bisa menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif di tengah perubahan industri saat ini.

K yang pertama adalah karakter. Menurut Hanif, SDM kompetitif tidak hanya ditentukan oleh penguasaan kemampuan, tapi perlunya memiliki karakter yang kuat sebagai pondasi utama agar mampu bersaing dengan SDM dari negara lain.

“Namun landasan utamanya tetap karakter, sedangkan keterampilan dan sebagainya itu bisa diintervensikan,” terang Hanif.

K yang kedua adalah keterampilan. Pada poin ini lembaga pendidikan harus menyesuaikan antara suplai dan permintaan, yakni pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dunia industri. “Agar bisa terserap pasar kerja atau berwirausaha,” ujarnya.

K yang ketiga adalah kolaborasi. Daya saing bukan hanya persoalan persaingan satu sama lain, tapi menurut Hanif juga dalam bentuk kolaborasi atau kerja sama dalam membangun jejaring dengan berbagai pihak.

K yang keempat adalah kontribusi atau produktivitas. “Jadi generasi masa depan ini harus dipersiapkan menjadi generasi produktif,” ujarnya.

Terakhir adalah kreativitas atau inovasi. Untuk bisa mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, Hanif beranggapan bila lembaga pendidikan harus bisa mendorong siswanya menjadi kreatif dan inovatif.

“Karena, saat ini tenaga kerja tidak bisa hanya berbekal tenaga dan kemudian bekerja saja. Sekarang tenaga kerja itu harus berbasis pengetahuan, berbasis inovasi,” tukasnya.

Hanif Ungkap Tantangan Pemerintah Merumuskan Tunjangan Sosial Bagi Korban PHK

0

Berempat.com – Skema dana pelatihan kerja (DPK) dan tunjangan sosial korban PHK (TSKP) masih dikaji oleh lintas kementerian dan lembaga. Namun, lantaran tak mudah untuk merumuskannya, pemerintah pun meminta masukan dari berbagai pihak mengenai rencana tersebut.

Nantinya, kebijakan skema pembiayaan itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM, mempercepat pengurangan pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Namun, tidak mudah memang untuk bisa merumuskan kedua hal tersebut. Menurut Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, setidaknya ada lima tantangan yang harus dikaji secara mendalam dalam rencana penerapannya.

Pertama, jelas Hanif, harus mempersiapkan kualitas pekerjaan yang layak. Kedua adalah reorientasi pendidikan yang dibutuhkan. Ketiga, kesempatan meningkatkan kemampuan. Keempat, bantalan sosial untuk korban PHK yang perlu ada solusinya, dan Kelima informasi pasar kerja yang saat ini dianggap masih sangat lemah dan belum bisa diandalkan.

“Kalau lima tantangan di atas, bisa dicari solusinya dan hari ini kita fokus ke SDM, saya percaya perubahan yang akan datang ini atau yang sedang terjadi di dunia ini tidak akan melibas ke Indonesia,” ungkap Hanif saat membuka acara Forum Group Discussion di Jakarta, Jum’at (13/4).

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) saat ini diakui Hanif terus mematangkan kajian dan rencana DPK dan TSKP agar memiliki roadmap yang lebih jelas. Konsep idealnya, sambung Hanif, kombinasi alokasi anggaran negara, peningkatan manfaat tambahan untuk  DPK dan TSKP BPJS Ketenagakerjaan, restrukturisasi iuran-iuran perusahaan dan pekerja, plus akumulasi dan pemanfaatan dana-dana dari perusahaan melalui berbagai skema.

Sementara itu, menurut Hanif, untuk bisa memulai DPK dan TSKP di awal sangat perlu memanfaatkan APBN meskipun tidak akan menjamin dapat bertumbuh. “Istilah saya biar ada keranjangnya dulu. Selanjutnya kita perkuat dengan roadmap yang sustainable, termasuk mengembangkan asuransi sosial kita,” katanya.

Di sisi lain, jika pemerintah memulai dnegan APBN maka seluruh stakeholder terkait akan semakin tergugah berpartisipasi aktif dalam investasi SDM.

“Kita harus mulai secepatnya agar di tengah dunia yang penuh ketidakpastian ini, harapan selalu ada,” tegas Hanif.