Rabu, April 30, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 884

Menperin: Industri Kimia Masuk Percontohan Industri Revolusi 4.0

Berempat.com – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut bahwa industri kimia akan menjadi fokus pemerintah. Karena industri kimia masuk sebagai salah satu dari lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan implementasi revolusi industri 4.0 di Indonesia.

“Salah satunya (upaya pemerintah) adalah pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi ekstraksi gas alam. Selain itu, mengadopsi teknologi industri 4.0 sekaligus mempercepat kegiatan penelitian dan pengembangan,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta.

Penelitian dan pengembangan dilakukan, sambung Airlangga, untuk mendorong produktivitas dan pengembangan kemampuan produksi biofuel dan bioplastik.

Salah satu alasan pemerintah memilih memprioritaskan pengembangan industri kimia karena produk manufaktur dasar ini dibutuhkan secara luas oleh sektor lainnya, seperti industri elektronika, farmasi, dan otomotif.

Menurut Airlangga, dengan tumbuhnya industri kimia maka Indonesia dapat mengurangi impor bahan kimia dasar.

“Karena itu, kami terus menarik investasi, meningkatkan kapasitas produksi, serta membangun kemampuannya untuk menjadi net eksportir dan produsen bahan kimia spesialis,” ungkap Airlangga.

Salah satu bahan kimia yang sempat disinggung oleh Airlangga adalah methanol. Menurutnya dianggap sebagai produk industri kimia dasar yang sangat strategis. Karena itu, dukungan pemerintah dalam memastikan penyediaan gas alam sebagai bahan baku perlu dilakukan.

“Industri kimia merupakan salah satu sektor yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakunya dengan menghasilkan produk seperti methanol serta produk turunan lainnya. Apalagi, kami tengah fokus mendorong hilirisasi industri dari sektor andalan tersebut,” terang Airlangga.

Dukung Penyandang Disabilitas, Grab Luncurkan GrabGerak

Berempat.com – Program Perlindungan dan Layanan Sosial (PPLS) pada tahun 2012 mengungkapkan di Indonesia terdapat 3,8 juta penyandang disabilitas. Sayangnya, Indonesia termasuk Jakarta masih dianggap kurang ramah bagi para penyandang disabilitas karena kurangnya infrastruktur maupun transportasi yang mendukung.

Karena hal itu, Grab Indonesia pun menjalin kerja sama dengan Rexona untuk meluncurkan GrabGerak, sebuah fitur untuk mendukung penyandang disabilitas. Dengan fitur tersebut, diharapkan para penyandang disabilitas di Indonesia bisa bergerak dan mendapatkan akses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Untuk mendukung fitur sekaligus kegiatan kampanye ‘Movement for Movement’ tersebut, Gran sudah menyediakan 118 armada GrabCar dengan stiker khusus GrabGerak di Jabodetabek dalam tahap uji coba. Para pengemudi pun sudah mendapatkan sertifikasi.

“Para pengemudi telah melalui pelatihan khusus seputar kesetaraan dan layanan bagi penyandang disabilitas, serta pengetahuan mengenai keamanan mendasar yang dilakukan oleh Audisi. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan mereka dalam melayani penyandang disabilitas dengan bantuan khusus,” ujar Marketing Director of Grab Indonesia Mediko Azwar saat Konferensi Pers di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (25/4).

Pada kesempatan yang sama VP Personal Care Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan, Rexona dan Google telah mengembangkan sebuah aplikasi asisten mobilitas suara bagi penyandang disabilitas bernama Gerak.

Melalui aplikasi tersebut, pengguna cukup berbicara atau chatting untuk dapat menemukan tempat-tempat terdekat yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Dan untuk bisa mencapai lokasi tersebut, mereka dapat memesan kendaraan GrabGerak.

“Melalui kampanya ini kami juga ingin mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi lebih banyak dengan berbagi informasi mengenai tempat-tempat ramah disabilitas melalui aplikasi Gerak,” jelasnya.

Selain itu, dalam kesempatan ini Grab juga bermitra dengan Kitabisa.com untuk menggalang donasi bagi Difa Bike, layanan transportasi khusus disabilitas di Yogyakarta. Pengguna layanan Grab dapat ikut berpartisipasi untuk mewujudkan 10 buah sepeda motor 3 roda Difa Bike dengan cara berdonasi.

Caranya mudah, pengguna cukup mengunggah semangat yang menggambarkan gerakan Movement for Movement dan GrabGerak sebanyak-banyaknya dengan tag akun Instagram @grabid serta menggunakan tagar #GrabGerak. Grab akan mendonasikan sejumlah dana untuk sejumlah unggahan yang terkumpul selama periode penggalangan dana.

Selain itu, pengguna Grab juga bisa menukarkan poin Grab Rewards menjadi donasi, mulai dari 250 poin yang setara dengan Rp 5.000.

Meski Diguncang Skandal, Pendapatan Facebook di Kuartal I 2018 Masih Tinggi

0

Berempat.com – Posisi Facebook bisa dibilang tersudut saat skandal pencurian data oleh Cambridge Analytica mencuat. Sang pendiri, Mark Zukenberg bahkan harus berurusan dengan pengadilan di Amerika Serikat lantaran hal tersebut. Pascaskandal tersebut berbagai spekulasi pun bermunculan. Termasuk para analisis yang memprediksi pendapatan Facebook akan terjun bebas.

Namun, melansir dari Reuters, faktanya Facebook berhasil membukukan pendapatan kuartal I 2018 sebesar US$ 11,97 miliar. Pendapatan tersebut melampaui perkiraan analisis yang memprediksi hanya US$ 11,41 miliar. Perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) ini paling besar mendapatkan pemasukan dari penjualan iklan yang dipersonalisasi kepada penggunanya.

Pendapatan bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham Facebook naik menjadi US$ 4,99 miliar atau US$ 1,69 per saham. Pada periode sebelumnya kuartal I 2017, pendapatan bersih Facebook yang diatribusikan kepada pemegang saham baru US$ 3,06 miliar atau US$ 1,04 per saham.

Menurut Manajer Portofolio Senior Daniel Morgan, hal ini dapat menegaskan bahwa Facebook akan baik-baik saja. “Semua orang terus berbicara tentang bagaimana hal-hal buruk untuk Facebook, tetapi laporan penghasilan ini bagi saya sangat positif, dan menegaskan kembali bahwa Facebook baik-baik saja, dan mereka akan bisa melalui ini,” ujarnya.

Berbanding lurus dengan naiknya pendapatan, pengguna aktif bulanan Facebook pada kuartal I 2018 pun naik 13% dari tahun sebelumnya menjadi 2,2 miliar.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, Chief Financial Officer Facebook David Wehner pun mengatakan kepada analis bahwa biaya tahun ini juga akan tumbuh antara 50% dan 60%. Naiknya biaya tersebut lantaran Facebook ingin meningkatkan kemanan, termasuk membiayai upaya mencabut akun palsu, menghapus ujaran kebencian, dan video kekerasan.

AIA Sepak Bola untuk Negeri Tiba di Bandung

0

Berempat.com – AIA Sepak Bola untuk Negeri – Train the Trainer sudah tiba di Bandung, Rabu (25/4). Program yang digagas PT AIA Financial (AIA) ini pun berkesempatan melatih sepak bola untuk anak-anak di Lapangan UNI Bandung. Salah satu pelatih dari Global Coaching Team Tottenham Hotspur, Anton Blackwood yang mengikuti program ini menjadi pelatih bagi anak-anak di Bandung.

Bagi Anton Blackwood, peran pelatih sangat penting bagi pemain muda untuk memotivasi dan mendorong mereka menguasai teknik serta memahami taktik.

“Pemain muda harus menyukai apa yang mereka lakukan dan memiliki minat terhadap sepak bola. Peran kami adalah memotivasi mereka untuk mengikuti sesi latihan secara aktif dan fokus,” ungkap Anton.

Dengan memiliki kemampuan teknis dan motivasi, sambung Anton, maka seiring  waktu para pemain muda akan maju dan meningkatkan potensi mereka.

Sementara itu, menurut Head of Brand and Communication PT AIA Financial Kathryn Parapak, banyak anak-anak Indonesia yang memiliki minat dalam sepak bola dan dengan pelatihan ini mereka akan berkesempatan mengembangkan kemampuan mereka.

Sebelumnya, pada 16 April lalu, AIA Sepak Bola untuk Negeri – Train the Trainer sudah menyambangi Jakarta, kemudian bertolak ke Ambon dan Tulehu pada 20-21 April, sebelum kemudian tiba di Bandung pada 25 April 2018. Bandung menjadi kota terakhir yang akan disambangi di Indonesia dalam program AIA Sepak Bola untuk Negeri ini.

Pemerintah Masih Godok Aturan Operator dan Pengemudi Transportasi Daring

0

Berempat.com – Aturan perlindungan bagi operator maupun pengemudi transportasi daring masih terus digodok oleh pemerintah. Salah satu aturan yang menjadi fokus pemerintah adalah dari segi perlindungan ketenagakerjaan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

“Kemnaker sudah melakukan upaya-upaya jalan keluar dan perlindungan terhadap aplikator dan pengemudi transport online roda 2 dan roda 4, serta solusi kedua pihak sebagai mitra, ” ujar Direktur Persyaratan Kerja Kemnaker Junaedah di Forum Group Discussion (FGD) di Jakarta, Rabu (25/4).

FGD ini sendiri merupakan bagian dari upaya Kemnaker dalam menentukan alur pelaksanaan kerja dan dampak hukum pengemudi daring roda 2 dan 4 dari aspek ketenagakerjaan. Melalui FGD, Kemnaker akan menerima berbagai masukan dari banyak pihak.

“Ini harus dibicarakan lebih jelas agar perlindungan semua ini jelas dan terlindungi. Karena keduanya harus terlindungi,” ujar Junaedah.

FGD kali ini pun bukan yang pertama. Kemnaker telah menggelar beberapa kali FGD sebagai bentuk respon atas Permenhub Nomor 108/Tahun 2017 tentang penyeleggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek  dan tuntutan pengemudi transportasi online.

Dan sejauh ini, menurut Ditjen Perlindungan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JSK) Kemnaker Sumondang, pihaknya sudah menarik lima kesimpulan dari berbagai peserta FGD.

Para peserta yang dimaksud di antaranya Kepala Staf Presiden (KSP), Kemeterian Perhubungan, Kominfo, Kementerian ketenagakerjaan, Akademisi (UGM, UI dan Atmajaya), Aplikator (Grab dan Gojek), dan ADO (Asosiasi Driver Online).

“Kita juga sedang  menyusun dua naskah akademik (NA) yaitu NA untuk kemitraan dan NA untuk transportasi roda dua,” ungkap Sumondang.

Tujuan NA tersebut dibuat untuk melindungi aplikator, pengemudi, badan hukum transportasi, dan konsumen yang berbasis daring dalam konsep hubungan kemitraan. Di antaranya status hubungan, hak dan kewajiban, jaminan perlindungan kepada pengemudi dan pengguna; pemutusan hubungan kemitraan sepihak, penentuan tarif, jaminan sosial dan K3, dan pembatasan jumlah armada.

Tata Steel Ltd. Minat Tanam Modal di Indonesia, Industri Baja Diprediksi Kuat

Berempat.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat adanya potensi penguatan pada industri baja nasional setelah produsen baja asal India, Tata Steel Ltd. ingin menanamkan modalnya untuk masuk ke industri hilir kawat baja di Indonesia sekitar Rp 632 miliar.

“Saat ini mereka sedang survei lokasi dan cek regulasi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga dalam keterangan pers, Rabu (25/4).

Vice President of Corporate Services Tata Steel Ltd. Sunil Bhaskaran mengungkapkan alasan pihaknya berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang punya potensi besar, terutama di sektor ekonomi yang sedang tumbuh dan memiliki banyak pembangunan di sektor infrastruktur.

“Jadi, kami merasa Indonesia merupakan pasar potensial sangat besar di ASEAN dan kami ingin melihat bagaimana bisa memiliki representasi di sini,” ujarnya.

Rencananya, Tata Steel Ltd. akan berinvestasi di Banten dan Jawa Timur. “Mereka akan melakukan kajian dalam waktu satu bulan ini untuk mempelajari kemungkinan investasi,” ujar Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan.

Dengan adanya gelontoran modal tersebut, Kemenperin melihat industri baja lokal akan terus tumbuh. Bahkan, Kemenperin sudah memprediksi rata-rata pertumbuhan 6% per tahun sampai dengan 2025 mengingat tingginya permintaan bahan baku di sektor konstruksi yang tumbuh 8,5%. Dan ditambah sektor otomotif yang juga tumbuh 9,5%.

Airlangga pun menyambut baik rencana investasi Tata Steel Ltd. maupun perusahaan luar yang ingin berinvestasi di Indonesia.

“Untuk itu, kami menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para pelaku industri yang ingin ekspansi dan investasi baru di Tanah Air,” tandas Airlangga.

Pelatih Pemula di Ambon Kebagian Dilatih oleh Pelatih Tottenham Hotspur

0

Berempat.com – Dalam lanjutan rangkaian kegiatan AIA Sepak Bola untuk Negeri – Train the Trainer yang digagas oleh PT AIA Financial akhirnya sampai di tanah Ambon, Maluku. Dalam program yang dimulai di Jakarta pada 16 April 2018 lalu ini, dua pelatih dari Global Coaching Team Tottenham Hotspur, Anton Blackwood dan Danny Mitchell akan memberikan pelatihan kepada pelatih pemula di Jakarta, Bandung, Ambon, dan Tulehu.

Pelatihan ini berlangsung pada 20 April 2018 di PPLP Kota Ambon yang diikuti oleh guru-guru olahraga Sekolah Dasar.

“Saya sangat senang dapat kembali ke Indonesia, negara yang masyarakatnya sangat mencintai sepak bola dan saya sudah bertemu dengan begitu banyak talenta hebat di Indonesia dalam program yang telah kami jalani,” ungkap Anton Blackwood dalam keterangan pers, Rabu (25/4).

Bisa dikatakan bukan hal baru bagi Anton Blackwood maupun Danny Mitchell untuk memberikan pelatihan khusus kepada pelatih pemula di Indonesia. Karena sebelum Indonesia, kedua pelatih tersebut sudah lebih dulu berkunjung ke 7 negara dan melatih lebih dari 8.000 partisipan.

“Minggu ini kami akan melatih sekitar 120 pelatih. Jika satu pelatih tersebut membina sekitar 10 pemain, maka pelatihan ini akan berdampak pada lebih dari seribu pemain muda di Indonesia. Ini lah dampak yang ingin kami ciptakan dan kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan para pelatih di Indonesia,” ungkap Danny Mitchell.

Sementara itu, Head of Brand and Communication PT AIA Financial Kathryn Parapak mengungkapkan, program ini merupakan salah satu bentuk dukungan AIA untuk sepak bola Indonesia.

“Melalui program ini, kami memberikan kesempatan kepada para pelatih berbakat di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga mampu menjadi pelatih profesional,” ujar Kathryn.

Para pelatih pemula yang masuk dalam program pelatihan ini seperti guru olahraga hingga pelatih amatir yang belum memiliki lisensi.

Setelah mengunjungi kota Ambon, AIA dan kedua pelatih Spurs pun bertolak menuju Tulehu pada 21 April 2018 untuk memberikan coaching clinic kepada anak-anak. Pada kesempatan yang sama, AIA juga akan menyerahkan sumbangan bola yang merupakan bagian dari donasi 10.000 bola AIA untuk anak-anak dari akademi sepak bola, dan donasi untuk pembangunan infrastruktur sepak bola dan program pelatihan sepak bola di Tulehu.

Dianggap Pasar Potensial, Hong Kong Lirik Indonesia untuk Investasi

0

Berempat.com – Pihak Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) sudah mengatur pertemuan dengan pemerintah maupun pebisnis Indonesia pada 25-27 April. Pertemuan tersebut dilakukan lantaran banyak investor asal Hong Kong dan Sanghai yang dibawah naungan HKTDC melihat besarnya potensi Indonesia sebagai negara berkembang untuk berinvestasi.

Menurut Chairman HKTDC Vincent H. S., Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sangat berperan dalam membentuk wujud Belt and Road Initiative ini.

“Saya senang kepercayaan yang sudah terpupuk lama dengan Indonesia menjadi modal awal untuk bekerjasama,” ujarnya saat membuka seminar HKTDC 2018 Kerja Sama Strategis Indonesia-Hong Kong dalam Belt and Road Initiative di Jakarta, Rabu (25/4).

Dalam seminar tersebut, turut hadir Pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir; Pendiri dan Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung; KepaIa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong; dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Shinta Widjaja Kamdani.

Kisah Pemuda Pasundan Pendiri Perusahaan Properti di Usia 16 Tahun

0

Cita-citanya saat berusia 15 tahun adalah memiliki kerajaan bisnis dan menikah di usia 18 tahun.

Berempat.com – Apa yang sudah Anda punya di usia 19 tahun? Bila menanyakan hal tersebut kepada Abdulmajid Alzindani, maka jangan kaget bila pemuda kelahiran 1996 itu menjawab jika di usia tersebut dirinya sudah memiliki 4 perusahaan, rumah, mobil, dan seorang istri.

Alzin, begitulah dirinya akrab disapa, telah memiliki empat perusahaan yang bergerak di bidang properti (Gaya Realty Property; 2015), event organizer (Alzin Event Organizer; 2015), penyewaan mobil mewah (Limozin; 2015), dan jual-beli perusahaan (Alzin Capital; 2013). Keempat perusahaannya tersebut berada dalam satu payung grup yang diberinya nama Alzin Land.

Apa yang dimiliki Alzin di usianya yang relatif muda saat ini (22 tahun) tentu tak terlepas dari segala keringat yang diperahnya dahulu. Alzin—di beberapa media disebut sebagai Pengusaha Properti Termuda se-ASEAN—yang telah menikah dan memiliki dua orang anak ini telah meniti langkahnya sejak berusia 15 tahun. Di usia itulah Alzin bahkan sudah berani memutuskan untuk tak melanjutkan pendidikannya demi fokus di bisnis.

Di usianya yang relatif belia tersebut Alzin bahkan sudah tahu apa saja pencapaian yang hendak diwujudkannya pada usia tertentu. Seperti akan menikah di usia 18 tahun—meskipun baru bisa menikah di usia 19 tahun karena regulasi pemerintah—hingga memiliki privat equity di usia yang ke-25 nanti.

Sebuah pemikiran yang besar bagi remaja di usia 15 tahun kala itu. Alzin bahkan sudah merancang apa saja yang akan dilakukannya, langkah demi langkah, agar bisa mewujudkan impiannya itu. Itulah yang menjadi alasannya dalam membangun Gaya Realty Property hingga Alzin Capital.

Atas capaiannya ini, Alzin sering mengisi berbagai seminar, workshop, menjadi salah satu pengusaha yang profilnya tersemat di buku Indonesia Successful Young Entrepreneurs, dan telah menjadi inspirasi dengan menulis buku The Conglomerate Mindset yang berhasil terjual lebih dari 4.000 eksemplar.

Alzin dan Pemikiran yang Mendobrak Batasan Usia                        

Bila umumnya remaja di usia 15 tahun isi kepalanya tak jauh-jauh dari belajar, bermain, berpacaran, atau menjalani hobi, namun lain hal dengan yang terjejal di kepala Alzin. Alzin belia justru berpikir bagaimana caranya dapat memutar uang yang dimilikinya. Bukan karena ia terlahir dari keluarga yang hidup pas-pasan. Alzin justru terlahir dari keluarga yang berada, tapi ia tak biasa diberi uang jajan berlimpah maupun fasilitas seperti raja.

Otak bisnisnya sudah ada lantaran sejak lama ia terbiasa membaca berbagai buku bertema bisnis, seperti buku milik Robert Kiyosaki, Donald Trump, Bill Gates, dan banyak lagi.

“Dan saya pernah mendapatkan di salah satu buku, bila segala sesuatu yang dilakukan dengan passion maka hasilnya akan sangat memuaskan,” ujar pengagum Sandiaga Uno ini beberapa waktu lalu.

Alzin memberi contoh, seperti bila kita hanya mengeluarkan 20% kemampuan, tetapi hasilnya bisa mencapai 80%. Namun akan lain hasilnya bila kita mengerjakan sesuatu yang tak sesuai dengan passion. “Sekalipun kita sudah mengeluarkan 80 persen kemampuan, tetapi hasilnya tidak akan lebih dari 20 persen,” sambungnya.

Mungkin ranah bisnis yang identik dengan upaya memutar uang memang telah menjadi passion Alzin. Karena itu, saat bersekolah di SMP Cendikia Muda, Bandung, Alzin rela menjadi seorang ‘kurir’ bagi teman-temannya agar bisa menghasilkan uang. Jadi, setiap kali sudah jam istirahat, teman-temannya akan menitipkan uang kepada Alzin untuk membelikan jajanan di luar sekolah.

Saat itu cukup banyak teman-temannya yang lebih memilih menggunakan jasa Alzin untuk jajan di luar sekolah daripada di kantin karena harga makanan yang relatif lebih mahal. Dari setiap orang yang menitip jajan, Alzin pun mendapatkan upah Rp 500. Bila sehari saja ada empat orang yang menitip jajan, maka Alzin sudah bisa mengantongi Rp 2 ribu. Uang saku tambahan yang lumayan bagi remaja di rentang 2009-2011.

Selama berada di bangku sekolah, Alzin mengaku hanya menyukai dua mata pelajaran: matematika dan Bahasa Inggris. Alasannya jelas, kalau matematika berkaitan dengan keuangan yang sangat erat dengan bisnis, sedangkan Bahasa Inggris perlu dikuasainya agar dapat memiliki jaringan yang luas. Sementara untuk mata pelajaran lainnya, ia anggat tak terlalu penting karena memang cita-citanya hanya satu; menjadi seorang entrepreneur.

“Seperti pelajaran fisika, biologi, atau kimia, itu bagi saya enggak penting. Kecuali kalo saya mau menjadi dokter,” tukas pria yang profilnya masuk ke dalam buku Indonesia Successful Young Entrepreneur ini.

Alzin sendiri merasa bahwa pelajaran di sekolah formal tak banyak yang dapat menyokongnya untuk meraih cita-citanya, kecuali matematika dan Bahasa Inggris, ia pun mengambil keputusan untuk tak melanjutkan pendidikan setamat SMP.

“Karena saya tidak begitu suka penidikan formal, selulusnya SMP saya sudah memutuskan tidak lanjut ke SMA. Malah saya baru mengambil ijazah SMP itu pas mau daftar paket C (2014),” kenang pria yang pernah menempuh pendidikan di SD/MI At-Taqwa, Bandung, ini.

Memutuskan Terjun ke Dunia Kerja

Alzin memang punya cara berpikirnya sendiri yang berbeda. Kalau kebanyakan orang yang ngebet menjadi pengusaha akan memilih menjalankan bisnisnya sendiri, Alzin justru berushaa mencari ilmu yang dibutuhkan dengan memasuki dunia kerja sebagai seorang karyawan.

Setamat SMP, tahun 2011, Alzin pertama kali bekerja sebagai karyawan magang di PT Citra Niaga Teknologi, perusahaan yang bergerak di bidang IT. Tapi seperti karyawan magang umumnya, mula-mula Alzin tak menyentuh sama sekali bidang tertentu. Ia hanya akan membantu karyawan lain bila diperlukan. Tapi bagi Alzin itu tak masalah sebab ia yang haus akan ilmu sudah berencana untuk melakukan banyak cara agar dapat bertemu direktur utama PT Citra Niaga Teknologi itu. Tujuannya hanya satu; belajar mengelola perusahaan dari ahlinya.

Singkat cerita, Alzin berhasil bertatap muka dengan komisarisnya kala itu, Gilang Mahesa dan mempelajari beberapa hal yang diperlukan. Sampai kemudian, sang direktur utama yang melihat keinginan besar Alzin untuk belajar itu menyarankannya agar pindah ke perusahaan yang lebih besar.  Semata-mata agar Alzin bisa menimba ilmu lebih jauh lagi. Alzin pun tak menolak.

Selepas 6 bulan magang di PT Citra Niaga Teknologi, Alzin pun berlabuh ke Baros IT Centre. Baros IT Centre adalah perusahaan yang direkomendasikan oleh Gilang Mahesa. Alzin pun menjadi karyawan magang di Baros IT Centre selama tiga bulan demi menimba ilmu di sana soal sistem dan teknologi untuk sebuah perusahaan.

Di sela-sela kegiatannya sebagai karyawan, nyatanya Alzin pun sempat tergabung ke dalam Multi Level Marketing (MLM). Stigma negatif tentang MLM tak membuat Alzin alergi pada jenis usaha macam itu. Karena yang dicari Alzin memang bukan ingin ‘untung’ apalagi kaya dari situ, tetapi mendapatkan ilmu yang dibutuhkannya kelak. Apalagi kalau bukan ilmu sales dan marketing.

Target Alzin pun tak lama berada di MLM; bisa mengisi open plan presentation (OPP) sebelum kemudian keluar. Untuk bisa sampai ke tahap itu, Alzin memulai semuanya dari tingkatan bawah. Home prospect, home sharing, sampai kemudian ia bisa menyentuh OPP dalam waktu enam bulan. Setelah tercapai, Alzin langsung keluar dari MLM.

Selesai dari MLM, Alzin pun merasa cukup belajar soal sistem perusahaan di Baros IT Centre. Ia pun berlabuh ke perusahaan yang berbeda, kali ini sebuah perusahaan kapital modal ventura, PT Insan Mulia Investama.

Di perusahaan barunya itu, Alzin memulai dari bawah. Ia bekerja sebagai surveyor asset. Tugasnya cukup melihat langsung aset properti yang sekiranya bisa dibeli, kemudian dibenahi dan dijual dengan harga lebih tinggi. Di sini juga pertama kalinya Alzin belajar mencari aset properti melalui internet, dan menggunakan internet untuk kebutuhan marketing.

“Saya sering berkeliling Bandung untuk mencari properti yang kemudian akan saya pasarkan lewat internet. Saat berjalan beberapa minggu saya bisa dapat sebuah properti dan laku terjual Rp 400 juta. Dari penjualan itu saya dapat fee sebesar Rp 12 juta plus bonus Rp 8 juta,” kisah Alzin yang pernah berkuliah hanya 3 bulan di Telkom University Bandung ini.

Selama satu tahun lamanya Alzin berkarier di Insan Mulia Investama, ia berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 100 juta. Dan dalam setahun itu pula, Alzin yang bermodalkan ijazah SMP diangkat menjadi karyawan lantaran prestasinya dalam menjual aset.

Tapi, Alzin masih merasa tak cukup menimba ilmu dari satu tempat. Setelah berhasil di Insan Mulia Investama, pada awal 2014, Alzin pindah ke sebuah perusahaan pengembang properti, PT Gaya Property Sarana. Di sana, kegigihan Alzin kembali berbuah manis. Ia mampu berbicara dengan Direktur Utama PT Gaya Property Sarana kala itu, Virta Dimas Catur Diputra.

Memulai kariernya sebagai Surveyor Asset, Alzin pun dipercaya naik tingkat untuk menjadi Broker. Dari situ Alzin mulai belajar bagaimana mencari aset yang berpotensi menguntungkan untuk dijual nantinya. Saat itu juga Alzin pertama kalinya belajar how to listing dan how to selling.

“Waktu itu, sekali closing ketima jadi broker bisa sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta,” kenang suami Anisa ini.

Merasa bekal dan pengetahuan yang diperlukan sudah cukup saat berkarier di PT Gaya Property Sarana, Alzin yang genap menginjak usia 16 tahun memutuskan untuk mendirikan perusahaan peropertinya sendiri pada 2015. Perusahaan pertamanya itu ia beri nama PT Gaya Realty Property. Dan projek pertama yang dikerjakannya adalah menjual aset yang dimiliki PT Gaya Property Sarana.

Pernah Menangis Kena Tipu

Tapi jalan hidup pria berzodiak Sagitarius ini tak selalu mulus. Di sela-sela mimpinya untuk bisa menjadi seorang pengusaha nyatanya ia pernah tertipu. Alzin sendiri mengakui bahwa jiwa mudanya yang berapi-api saat itu membuatnya suka mengambil keputusan serampangan, tanpa berpikir dua kali.

Nasibnya tertipu kala itu saat usianya masih 15 tahun. Kala itu ponsel pintar Blackberry sedang hangat dan menjadi acuan strata sosial bagi masyarakat Indonesia. Alzin melihat ada peluang di balik kegandrungan masyarakat Indonesia akan Blackberry. Ia pun memutuskan untuk mencari jaringan agar dapat mengimpor langsung ponsel pintar itu dari China. Ia berhasil menemukan jaringan importir yang menjual Blackberry jauh dari harga normal. Ia pun mencoba membeli dua ponsel Blackberry. Karena sedang digandrungi, dua ponsel itu terjual kurang dari satu minggu dan Alzin dapat untung besar.

Tergiur oleh peluang di depan mata, Alzin pun berani memutuskan untuk berinvestasi besar-besaran. Ia langsung memesan 20 unit Blackberry dengan mahar Rp 30 juta. Uang yang dipakainya itu benar-benar uangnya sendiri. Sebelumnya Alzin sempat mengajak kakaknya untuk bergabung, tapi kakaknya merasa ada yang ganjil dengan si importir.

“Kakak saya bilang, harganya nggak masuk akal karena harga pokok penjualan (HPP) untuk gadget-nya aja bisa lebih dari itu. Otang itu nggak mungkin untuk (kalau menjual semurah itu). Tapi waktu itu saya nggak mendengarkan,” ungkapnya.

Alhasil, minggu demi minggu berlalu sejak Alzin mengirimkan uangnya kepada importir tapi barang yang dipesan tak kunjung tiba. Alzin sempat menghubungi si importir dan bertanya kenapa barangnya tak kunjung datang, tapi si importir berdalih bahwa ada kebijakan baru minimum pembelian. Alzin pun diminta menambah 25 unit lagi.

Tapi tabungan Alzin saat itu sudah ludes. Sadar ada yang aneh, Alzin sempat berselancar di internet dan menemukan modus penipuan yang menimpanya itu. Alzin mencoba menghubungi si importir lagi, tapi tak bisa. Saat itulah Alzin sadar dirinya sudah ditipu sampai-sampai menangis karena harus kehilangan uang tabungannya Rp 30 juta.

“Itu pertama kalinya saya menangis untuk bisnis,” akunya.

Pemikiran Konglomerat di Kepala Alzin

Pendiri komunitas Propertypreneur Club (PPC) dan Young Entrepreneur Forum (YEF) ini bisa besar dan berhasil berkat pemikirannya. Alzin bisa mendapatkan investor pertamanya di usia 16 tahun dan memberikan keuntungan kepada investor sampai Rp 300 juta.

Keberhasilan Alzin bisa menarik minat investor di usia 16 tahun hingga mendatangkan keuntungan sebesar itu sebenarnya efek samping dari keinginannya belajar di berbagai perusahaan. Alzin punya ideologi yang tertanam sejak dini; kalau mau jadi seorang entrepreneur, jangan pernah money oriented.

Maksud yang ingin disampaikan Alzin adalah ketika pertama kali terjun sebagai pebisnis, pengusaha atau trennya disebut entrepreneur, janganlah dulu berusaha mencari untung, membesarkan bisnis, hingga membuka cabang agar afdol disebut sebagai entrepreneur. Tapi, utamakan pengalaman untuk belajar, memperbaiki pola pikir, dan cara mencari solusi demi memecahkan masalah.

Selain pemikiran, seorang pengusaha juga perlu memiliki visi yang besar. Setidaknya itu yang menurut Alzin dimiliki oleh para konglomerat dunia seperti Bill Gates. “Visi Bill Gates ingin komputer yang semula besar bisa menjadi lebih kecil dan ada di setiap rumah. Dan sekarang itu sudah terwujud,” ujarnya.

Sementara itu, uang dan keuntungan adalah efek samping yang diterima pengusaha seiring meningkatnya kemampuan mengelola bisnis.

“Saya berpikir usia 15-25 tahun itu fokus untuk belajar dan uang itu menjadi side effect,” ujar penulis buku The Conglomerate Mindset ini.

Konglomerat adalah orang yang berpikir besar dan jauh ke depan, katanya lagi. Dalam buku yang ditulisnya, The Conglomerate Mindset, Alzin menjabarkan bagaimana cara berpikir konglomerat, apa saja yang ada di kepalanya, dan apa saja yang mesti dilakukan untuk mewujudkan berbagai impian itu.

Bagi Alzin, semua kesuksesan dimulai dari sebuah pikiran. Karena tindakan merupakan buah dari pikiran. Karena itu seorang pengusaha perlu untuk berpikir besar. “Jadikan pikiran Anda sebagai dasar tindakan,” itulah yang ditulis Alzin dalam bukunya.

Platform Penyedia Tempat, WeWork Resmi Jajal Pasar Indonesia

0

Berempat.com – WeWork, sebuah platform penyedia tempat, komunitas, dan layanan lainnya telah resmi menjajal pasar Indonesia. WeWork memilih dua lokasi di pusat bisnis Jakarta sebagai titik keberadaannya di Indonesia, yaitu di Sinarmas MSIG Tower dan Revenue Tower. Rencananya, dua lokasi itu dijadwalkan mulai beroperasi di kuartal ketiga 2018 untuk mempercepat penetrasi pasar di Indonesia.

Menurut Managing Director WeWork Asia Tenggara Turochas Fuad, apa yang dilakukan WeWork saat ini merupakan langkah penting untuk perkembangan perusahaan di Asia Tenggara. Karena sebelumnya pada Desember 2017 pihaknya telah meresmikan WeWork Beach Centre di Singapura yang merupakan titik awal WeWork menjajal Asia Tenggara.

“Kami begitu bangga bisa hadir di Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kami tidak sabar untuk membangun komunitas-komunitas yang ada di sini untuk menginspirasi lahirnya inovasi besar, kolaborasi, dan produktivitas bagi para kreator hingga perusahaan dalam berbagai ukuran,” ujar Turochas dalam keterangan resmi, Selasa (24/4).

Rencananya, dua lokasi WeWork yang sudah dipilih di Jakarta akan dilengkapi dengan berbagai elemen serupa dengan WeWork global. Dengan berbagai elemen dan fasilitas yang tersedia, para member dapat menikmati common area, bilik telepon, community bar, serta ruang bersantai yang dikemas dengan desain menarik yang bersentuhan dengan seni khas Indonesia.

Selain itu, WeWork juga menyediakan Member Network App untuk berkolaborasi satu dengan yang lain secara virtual sehingga WeWork juga mengintegrasikan dengan desain, teknologi, dan komunitas.

Selain Singapura dan Indonesia, WeWork masih akan terus menjejaki perusahaannya di pasar ASEAN dengan membuka beberapa lokasi di Bangkok, Kuala Lumpur, dan Manila pada akhir 2018.