Rabu, Mei 28, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 31

PMI Manufaktur Indonesia Naik ke 51,9, Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi

Aktivitas sektor manufaktur di Indonesia menunjukkan awal yang menjanjikan di tahun 2025. Berdasarkan laporan terbaru dari S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk Januari 2025 mencapai 51,9. Angka ini naik 0,7 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat di level 51,2. Kenaikan ini menandai ekspansi industri yang tertinggi sejak Mei 2024.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arief, menyambut baik pencapaian ini. “Alhamdulillah, ini menunjukkan bahwa pelaku industri memiliki optimisme tinggi dalam menghadapi tahun 2025. Dengan semangat ini, kami yakin perekonomian nasional juga akan bergerak ke arah yang lebih positif,” ujar Febri dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin (3/2).

Peningkatan Produksi dan Penyerapan Tenaga Kerja

Febri menjelaskan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur tercermin dalam peningkatan pembelian bahan baku. Langkah ini dilakukan oleh banyak perusahaan guna mengantisipasi lonjakan permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Produktivitas yang solid ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Selain itu, laporan S&P Global juga mencatat bahwa beberapa perusahaan telah meningkatkan jumlah tenaga kerja mereka sejak awal tahun. Perekrutan tenaga kerja yang berlanjut selama dua bulan terakhir menegaskan bahwa pertumbuhan industri membawa dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. “Jika industri semakin berkembang, maka penciptaan lapangan kerja baru juga akan meningkat. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kesempatan kerja,” jelas Febri.

Dorongan Kebijakan untuk Meningkatkan PMI Manufaktur Indonesia

Meskipun capaian PMI cukup positif, Kemenperin menilai bahwa angka ini bisa lebih tinggi jika kebijakan relaksasi impor produk jadi dicabut. Pemerintah juga dinilai perlu menerapkan kebijakan strategis yang lebih berpihak pada pelaku usaha lokal agar sektor manufaktur semakin berkembang.

“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, diperlukan berbagai stimulus yang dapat mendukung industri agar lebih bergairah,” tambah Febri.

Beberapa kebijakan yang menjadi perhatian pemerintah meliputi perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), penguatan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), evaluasi terhadap kebijakan relaksasi impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri manufaktur. Dengan kebijakan ini, diharapkan industri dapat memperoleh bahan baku yang cukup, meningkatkan investasi dan ekspor, serta meningkatkan daya saing produk lokal.

“Kami juga mencatat bahwa para pelaku industri menyambut baik kebijakan Presiden Prabowo terkait perpanjangan HGBT. Sementara itu, pencabutan kebijakan relaksasi impor masih sangat dinantikan oleh para pelaku usaha,” tegas Febri.

Kemenperin juga menegaskan komitmennya dalam menjalankan kebijakan hilirisasi industri, yang sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kebijakan ini bertujuan untuk mengembangkan industri berbasis sumber daya alam guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Sebagai catatan, industri manufaktur menunjukkan kinerja impresif sepanjang tahun 2024. Nilai ekspor sektor pengolahan nonmigas mencapai USD196,54 miliar, memberikan kontribusi sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor nasional yang berjumlah USD264,70 miliar. Bahkan, nilai ekspor manufaktur tahun lalu tumbuh 5,33 persen dibandingkan dengan tahun 2023.

Bitcoin dan Ethereum Terpuruk, Pasar Kripto Was-was!

Pasar aset kripto mengalami tekanan besar pada Senin pagi (03/02/2025), seiring dengan meningkatnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, Kanada, dan Meksiko. Sikap tegas negara-negara tersebut dalam menghadapi kebijakan perdagangan AS telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi global yang berimbas pada pasar kripto.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada pukul 05:31 WIB, mayoritas aset kripto menunjukkan pelemahan signifikan. Bitcoin (BTC) turun 3,33% ke level US$97.248,72 dalam 24 jam terakhir, sementara dalam sepekan mengalami koreksi 7,04%. Ethereum (ETH) juga terdepresiasi tajam, turun 7,23% dalam sehari dan melemah 12,11% dalam tujuh hari terakhir.

Altcoin utama lainnya juga tak luput dari tekanan. Solana (SOL) mengalami penurunan 5,66% dalam sehari dan terkoreksi hingga 18,64% dalam sepekan. Sementara itu, Dogecoin (DOGE) mencatatkan penurunan yang lebih tajam, jatuh 12,79% dalam 24 jam terakhir dan anjlok 22,21% dalam sepekan.

Indeks Pasar dan Sentimen Investor

CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur kapitalisasi pasar aset digital secara keseluruhan, turun 6,07% ke angka 3.458,46. Open interest di pasar kripto juga tertekan, turun 7% ke angka US$126,35 miliar. Sementara itu, Fear & Greed Index dari CoinMarketCap menunjukkan angka 47, menandakan bahwa pasar berada dalam kondisi netral meskipun tekanan dari faktor eksternal cukup tinggi.

Menurut laporan dari CoinDesk, Bitcoin tetap bertahan di bawah level psikologis US$100.000 dan mencatatkan pelemahan tiga hari berturut-turut. Hal ini terjadi setelah Kanada mengumumkan tarif balasan sebesar 25% terhadap barang impor dari AS, menyusul kebijakan serupa yang telah diberlakukan oleh Meksiko. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan bahwa tarif tersebut akan berlaku pada berbagai barang AS, termasuk produk minuman hingga peralatan rumah tangga.

Langkah ini diambil sebagai respons atas kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang mengenakan tarif 25% pada barang impor dari Kanada dan Meksiko serta 10% pada barang dari China. Pemerintah China pun tidak tinggal diam dan telah menyatakan niatnya untuk mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sekaligus menyiapkan langkah balasan guna melindungi kepentingan ekonominya.

Dampak terhadap Ekonomi dan Suku Bunga The Fed

Situasi geopolitik yang semakin memanas ini juga berdampak pada ekspektasi inflasi global. Kebijakan perdagangan yang lebih ketat serta deportasi massal imigran ilegal dari AS berpotensi meningkatkan inflasi, yang pada akhirnya bisa menghambat rencana Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Kekhawatiran ini turut membebani pasar kripto, yang selama ini cenderung bergerak seiring dengan dinamika suku bunga dan kebijakan moneter global.

Dengan kondisi yang penuh ketidakpastian ini, pelaku pasar kripto diharapkan tetap waspada dan mencermati perkembangan geopolitik yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga aset digital dalam waktu dekat.

Pemerintah Siapkan UMKM Center di Pesantren, Bantu Ekonomi Masyarakat Tumbuh

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa pendirian UMKM Center di lingkungan pondok pesantren (ponpes) dapat menjadi motor penggerak ekonomi umat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam upayanya mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil, Menteri Maman memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan UMKM Center di berbagai ponpes, termasuk di Pondok Pesantren Al-Baghdadi, Karawang, Jawa Barat.

UMKM Center di Ponpes Al-Baghdadi Siap Dikembangkan

Menteri Maman mengungkapkan bahwa pembangunan UMKM Center di Ponpes Al-Baghdadi akan diwujudkan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diinisiasi oleh BRI.

“Insyaallah, ke depan UMKM Center akan hadir di lingkungan Ponpes Al-Baghdadi dengan dukungan dari TJSL BRI,” ujarnya saat menghadiri Dzikir Manaqib Akbar dan Haul Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Karawang, Sabtu malam (1/2).

Acara tersebut dihadiri oleh ribuan jamaah yang turut larut dalam kekhusyukan dzikir. Dalam kesempatan itu, Menteri Maman menyampaikan harapannya agar keberadaan UMKM Center di pesantren dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Menteri Maman, saat ini Indonesia memiliki sekitar 60 juta pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian. Ia menegaskan bahwa Presiden telah memberikan amanah kepadanya untuk memastikan bahwa para pengusaha UMKM benar-benar merasakan kehadiran pemerintah dalam perjalanan mereka mengembangkan usaha.

“Presiden ingin agar UMKM di Indonesia mendapat dukungan penuh, baik dari segi kebijakan maupun fasilitasi, agar bisa tumbuh dan berkembang lebih optimal,” ujarnya.

Di tengah suasana khidmat yang diiringi gerimis hujan, Menteri Maman juga meminta jamaah untuk mendoakan Kabinet Merah Putih agar tetap amanah dalam mengemban tugasnya demi kesejahteraan rakyat.

Sikap Pantang Menyerah Kunci Keberhasilan UMKM

Lebih jauh, Menteri Maman berpesan kepada jamaah untuk selalu memiliki ketangguhan mental dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, terutama dalam menjalankan usaha.

“Jangan pernah takut menghadapi kegagalan, karena dari sanalah kita belajar. Allah SWT menyiapkan sesuatu yang lebih baik bagi mereka yang sabar dan tidak menyerah,” pesannya.

Ia menekankan bahwa setiap pengusaha harus memiliki sikap pantang menyerah, terus berusaha, dan ikhlas dalam menjalani setiap prosesnya.

“Gelap itu ada agar kita bisa memahami arti terang. Begitu pula kegagalan, ia ada agar kita bisa benar-benar menghargai keberhasilan,” tutupnya.

Fakta LPG 3 Kg Pink yang Viral, Pertamina Buka Suara!

PT Pertamina Patra Niaga memberikan klarifikasi terkait beredarnya informasi mengenai keberadaan LPG 3 kg berwarna pink yang disebut-sebut sebagai produk nonsubsidi pengganti gas melon. Kabar tersebut ramai diperbincangkan setelah adanya kebijakan terbaru mengenai pengecer LPG bersubsidi.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, dalam pernyataan resminya yang diterima pada Senin (3/2/2025), menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. “Produk Bright Gas yang saat ini tersedia hanya memiliki dua varian ukuran, yaitu 5,5 kg dan 12 kg,” ujar Heppy, membantah rumor soal LPG 3 kg pink nonsubsidi.

Foto LPG 3 Kg Pink yang Beredar Merupakan Dokumentasi Lama

Lebih lanjut, Heppy menanggapi foto yang beredar di media sosial mengenai LPG 3 kg Bright Gas berwarna pink. Ia mengungkapkan bahwa gambar tersebut kemungkinan berasal dari uji pasar yang dilakukan pada tahun 2018, saat Pertamina sempat menguji varian Bright Gas 3 kg di Jakarta dan Surabaya.

“Sepertinya itu dokumentasi lama dari tahun 2018,” ujarnya. Pada saat itu, Pertamina memang melakukan uji pasar dengan mendistribusikan 2.000 tabung di Jakarta dan 1.000 tabung di Surabaya. Namun, setelah tahap uji coba, produk Bright Gas 3 kg tidak diluncurkan secara resmi ke pasar, sehingga hingga saat ini Pertamina hanya menjual Bright Gas dalam ukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Pengecer LPG 3 Kg Wajib Beralih Menjadi Pangkalan Resmi

Klarifikasi ini dikeluarkan menyusul pernyataan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyatakan bahwa mulai 1 Februari 2025, pengecer LPG 3 kg harus beralih menjadi pangkalan resmi. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan harga LPG 3 kg tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah serta meningkatkan pengawasan distribusi agar lebih tepat sasaran.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk menghindari lonjakan harga yang kerap terjadi di tingkat pengecer. “Dengan sistem pangkalan resmi, distribusi LPG 3 kg dapat lebih terkontrol dan memastikan subsidi dinikmati oleh masyarakat yang berhak,” ujarnya.

Dengan adanya penjelasan dari Pertamina, masyarakat diimbau untuk tidak termakan hoaks terkait LPG 3 kg nonsubsidi berwarna pink. Produk tersebut tidak pernah dipasarkan secara resmi dan bukan merupakan pengganti LPG bersubsidi.

Usia 30 di Depan Mata? Begini Cara Mengamankan Keuanganmu!

Memasuki usia 30 tahun adalah fase transisi yang cukup signifikan dalam kehidupan. Banyak orang mulai merasa perlu memiliki kestabilan dalam berbagai aspek, terutama dalam hal keuangan. Pada usia ini, tanggung jawab finansial cenderung meningkat, baik dalam bentuk kebutuhan pribadi, keluarga, maupun investasi masa depan. Oleh karena itu, memiliki perencanaan keuangan yang matang menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan masa depan yang lebih aman dan sejahtera.

Dengan memahami dan menerapkan strategi keuangan yang tepat sejak dini, seseorang bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan finansial yang mungkin muncul. Kali ini Berempat.com akan memberi tips tentang hal apa saja yang perlu dipersiapkan agar kondisi finansial lebih aman dan terarah.

Pentingnya Mempersiapkan Keuangan Sejak Dini

Memiliki tabungan darurat adalah langkah pertama dalam membangun kestabilan finansial. Idealnya, dana darurat ini mencakup 3–6 bulan pengeluaran untuk mengantisipasi keadaan mendesak seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi darurat lainnya. Selain itu, investasi menjadi hal yang penting agar uang tidak hanya diam di tabungan tetapi juga berkembang. Mulailah berinvestasi dalam instrumen seperti reksa dana, saham, atau properti yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

Utang juga harus dikelola dengan bijak. Hindari utang konsumtif yang hanya akan membebani finansial di masa depan. Jika sudah memiliki utang, prioritaskan untuk melunasinya sebelum mengambil pinjaman baru. Disiplin dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran juga sangat membantu dalam mengelola keuangan, sehingga bisa lebih mudah mengatur anggaran dan menyesuaikan gaya hidup.

Di usia ini, penting juga untuk mempersiapkan asuransi sebagai bentuk perlindungan finansial. Asuransi kesehatan dan jiwa dapat membantu mengurangi risiko keuangan akibat kejadian tak terduga. Selain itu, mulai mempersiapkan dana pensiun sejak dini akan memberikan keleluasaan finansial di masa tua.

Cari Tambahan Sumber Penghasilan!

Memiliki sumber pendapatan tambahan juga bisa menjadi langkah cerdas untuk memperkuat kondisi keuangan. Membangun bisnis sampingan atau berinvestasi dalam aset produktif dapat membantu meningkatkan pemasukan dan mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan saja.

Kesimpulannya, sebelum usia 30 tahun, penting untuk memiliki kestabilan keuangan yang baik. Dengan menabung, berinvestasi, mengelola utang, memiliki asuransi, dan mencari sumber penghasilan tambahan, seseorang dapat mempersiapkan masa depan yang lebih aman dan nyaman. Jangan menunda-nunda dalam merencanakan keuangan karena semakin cepat dimulai, semakin besar manfaat yang bisa diperoleh di masa depan.

Inflasi 2024 Terendah dalam 20 Tahun, Pemerintah Optimistis Jaga Stabilitas di 2025

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berhasil mengendalikan inflasi sepanjang 2024 hingga menyentuh angka 1,57% (yoy), jauh di bawah batas atas target 2,5%±1%. Keberhasilan ini merupakan hasil koordinasi kebijakan moneter dan fiskal yang kuat, serta sinergi erat antara pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Inflasi yang stabil diharapkan terus menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengapresiasi kerja sama seluruh pihak dalam mencapai target ini. “Terima kasih kepada Gubernur BI, Menteri Dalam Negeri, serta seluruh kementerian dan lembaga yang telah berkontribusi. Untuk 2025, kita harus tetap menjaga inflasi dalam rentang 2,5%±1% guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Airlangga dalam konferensi pers setelah High Level Meeting TPIP 2025 di Jakarta, Jumat (31/1).

Inflasi Indonesia Terendah Dibandingkan Negara G20

Capaian inflasi 2024 mencatat penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 2,61% (yoy). Bahkan, inflasi Indonesia tergolong paling rendah di antara beberapa negara G20, seperti Argentina yang mencatat inflasi 118% (yoy), Turki 44,28% (yoy), Rusia 9,5% (yoy), dan Amerika Serikat 2,90% (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid dengan angka 4,95% (yoy) pada kuartal III-2024. Ini lebih tinggi dibandingkan beberapa negara maju seperti Prancis (1,20%), Inggris (1,00%), dan Italia (0,5%). Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO) IMF Oktober 2024, Indonesia kini menempati posisi kedelapan dalam daftar ekonomi terbesar dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (GDP) dengan penyesuaian Paritas Daya Beli (PPP). Posisi ini lebih tinggi dari Prancis (USD4,4 triliun) dan Inggris (USD4,3 triliun).

Dukungan Pemerintah dalam Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan

Pemerintah akan terus menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan kestabilan harga di 2025. Selain itu, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2025 bertema “Produktivitas untuk Ketahanan Pangan dan Stabilitas Harga” akan digelar pada 28 Agustus 2025 di Istana Negara, dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

Untuk memperkuat ketahanan pangan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp144,6 triliun. Anggaran ini akan difokuskan pada diversifikasi pangan, stabilisasi harga, serta peningkatan produktivitas petani guna mencapai swasembada pangan. “Dukungan APBN juga diberikan dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan jaringan irigasi, jalan pertanian, serta penyuluhan bagi petani,” jelas Airlangga.

Selain itu, pemerintah mengeluarkan berbagai Paket Stimulus Ekonomi 2025, di antaranya:

  • Diskon harga tiket pesawat dan tol untuk mengantisipasi lonjakan harga selama HBKN.
  • Harbolnas dan program Epic Sales 2025 guna meningkatkan daya beli masyarakat.
  • Subsidi harga pangan serta bantuan pangan beras 10 kg/bulan bagi 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Januari-Februari 2025.
  • Diskon tarif listrik bagi pelanggan 450 VA – 2200 VA, serta kebijakan PPN dan PPh DTP untuk sektor padat karya.

Kredit Padat Karya untuk Mendukung Industri

Sebagai bagian dari strategi memperkuat industri nasional, pemerintah juga meluncurkan Skema Kredit Padat Karya guna membantu revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor manufaktur. Program ini menawarkan pinjaman dengan suku bunga rendah dan plafon Rp500 juta hingga Rp10 miliar, dengan tenor fleksibel antara 5-8 tahun.

“Pemerintah menyediakan subsidi bunga 5% untuk mendukung sektor industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, furnitur, kulit, alas kaki, makanan dan minuman, serta mainan anak,” ungkap Airlangga. Untuk tahun 2025, anggaran yang disiapkan mencapai Rp20 triliun demi mempercepat pemulihan industri.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, pemerintah optimistis inflasi tetap terkendali, daya beli masyarakat terjaga, dan pertumbuhan ekonomi terus meningkat.

Warganet Heboh! Nilai Tukar Rupiah Tiba-Tiba Naik Drastis

Bank Indonesia (BI) angkat suara mengenai fenomena mengejutkan terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan euro dalam layanan Google Finance pada Sabtu, 1 Februari 2025. Sejumlah pengguna internet dikejutkan dengan data yang menunjukkan nilai tukar rupiah naik drastis hingga setengah dari nilai sebelumnya.

Dalam tampilan Google Finance, saat pengguna mengetik “USD to IDR”, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat di angka 8.170 pada 1 Februari 2025. Angka ini menunjukkan penurunan nilai dolar AS terhadap rupiah sebesar 50,04 persen. Tak hanya terhadap dolar AS, rupiah juga terlihat menguat signifikan terhadap euro, yang berada di level 8.348, mencerminkan pelemahan euro sebesar 50,68 persen.

Terlanjur Viral di Media Sosial, BI Lapor ke Google!

Informasi ini langsung menjadi sorotan publik dan viral di berbagai platform media sosial. Kata kunci “dolar” dan “1 USD” bahkan menjadi trending topic di platform X (sebelumnya Twitter) hingga Sabtu malam. Banyak warganet mempertanyakan kebenaran data yang ditampilkan Google Finance, mengingat angka tersebut jauh berbeda dengan nilai tukar yang berlaku di pasar.

Menanggapi hal ini, Bank Indonesia (BI) segera mengambil langkah dengan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Google. “Tim kami telah menghubungi Google untuk melakukan pengecekan terkait kesalahan tampilan nilai tukar ini,” ujar perwakilan BI.

Meski Google Finance menampilkan angka mengejutkan, data dari layanan perbankan menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak naik atau masih berada pada kisaran yang wajar. Berdasarkan informasi kurs e-rate BCA pada 1 Februari 2025, kurs beli dolar AS berada di angka Rp16.295 dan kurs jual Rp16.325. Sementara itu, layanan Livin by Mandiri mencatat nilai tukar dolar AS terhadap rupiah untuk transfer antar bank di angka Rp16.330.

Diduga Terjadi Kesalahan Sistem atau Serangan Siber

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menduga bahwa kesalahan tampilan nilai tukar ini kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan teknis pada layanan Google Finance. “Kemungkinan besar ini adalah error sistem di Google, karena saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bergerak di kisaran Rp16.300,” jelasnya.

Selain itu, Ibrahim tidak menutup kemungkinan adanya upaya peretasan yang berusaha memanipulasi data nilai tukar rupiah. “Bisa saja ada hacker yang mencoba mengubah angka pada sistem, sehingga muncul data yang tidak masuk akal,” tambahnya.

Prediksi Pergerakan Rupiah ke Depan

Ibrahim juga memperkirakan bahwa rupiah masih berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar AS pada Senin, 3 Februari 2025. Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp16.300 hingga Rp16.360.

Salah satu faktor yang memengaruhi pelemahan rupiah adalah kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. Trump diketahui telah memberlakukan tarif impor baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang berpotensi meningkatkan ketidakstabilan ekonomi global. Selain itu, keputusan bank sentral AS (The Federal Reserve) yang tidak memenuhi permintaan Trump untuk menurunkan suku bunga acuan juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Dengan adanya kejadian ini, masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi terkait nilai tukar melalui sumber resmi, seperti perbankan nasional atau situs web Bank Indonesia, guna menghindari kesalahpahaman akibat kesalahan sistem atau manipulasi data di layanan pihak ketiga.

Kepercayaan Investor Tinggi, Indonesia Jadi Magnet Investasi Manufaktur

Realisasi investasi di sektor industri manufaktur sepanjang tahun 2024 mencatatkan angka impresif sebesar Rp721,3 triliun. Angka ini menyumbang 42,1 persen dari total investasi nasional yang mencapai Rp1.714,2 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp194,3 triliun berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sementara Rp527 triliun merupakan investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, investasi manufaktur mengalami peningkatan signifikan dari Rp596,3 triliun di tahun 2023.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi pencapaian ini, terutama di tengah kondisi ekonomi dan politik global yang masih bergejolak. Menurutnya, kepercayaan investor terhadap Indonesia tetap kuat, menjadikan negara ini sebagai salah satu tujuan utama investasi, baik sebagai pusat produksi maupun ekspor.

Kenaikan Investasi dan Dampaknya

Berdasarkan data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi total investasi tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini bahkan melampaui target yang ditetapkan Presiden, yakni Rp1.650 triliun (mencapai 103,9 persen), serta target renstra yang dipatok di Rp1.239,3 triliun (mencapai 138,3 persen). Selain itu, peningkatan investasi ini juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang mencapai 2.456.130 orang, meningkat 34,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menperin menegaskan bahwa investasi di sektor manufaktur memiliki dampak ekonomi yang luas, termasuk peningkatan lapangan pekerjaan. Untuk itu, pemerintah terus mendorong perusahaan global, termasuk Apple, agar membangun pabrik di Indonesia guna menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional.

Iklim Investasi yang Kondusif

Para investor industri manufaktur didorong untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui berbagai kebijakan yang pro-industri serta memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha. Kepercayaan investor global terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga dinilai berkontribusi terhadap tingginya realisasi PMA.

Pada tahun 2024, beberapa subsektor industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PMA antara lain:

  • Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya: USD13,6 miliar (22,6 persen)
  • Industri kertas dan percetakan: USD4,8 miliar (8 persen)
  • Industri kimia dan farmasi: USD4,1 miliar (6,9 persen)

Kebijakan Pro-Industri dan Hilirisasi

Menperin optimistis bahwa jika kebijakan pro-industri dapat dijalankan secara optimal, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai. Beberapa kebijakan yang mendukung industri antara lain perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), penguatan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), evaluasi relaksasi kebijakan impor, serta insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri.

Selain itu, pemerintah terus mendorong hilirisasi industri sesuai dengan misi Asta Cita Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, khususnya pada butir kelima yang berfokus pada pengembangan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Berdasarkan data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, total realisasi investasi di bidang hilirisasi pada triwulan IV tahun 2024 mencapai Rp134,9 triliun, mencakup 29,8 persen dari total investasi. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp109,4 triliun.

Mulai Usaha Briket dengan Modal Minim, Gimana Caranya?

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan energi ramah lingkungan, bisnis briket menjadi salah satu peluang usaha yang menarik untuk dikembangkan. Briket adalah bahan bakar alternatif yang dibuat dari serbuk kayu, batok kelapa, atau limbah organik lainnya. Selain modal yang tidak banyak dan ramah lingkungan, briket juga memiliki potensi pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Mengapa Memilih Bisnis Briket?

  1. Modal Awal yang Relatif Kecil
    Memulai bisnis briket skala kecil tidak memerlukan modal besar. Dengan peralatan sederhana seperti cetakan briket, oven pengering, dan bahan baku yang mudah didapat, kamu sudah bisa memulai usaha ini.
  2. Bahan Baku Melimpah dan Murah
    Bahan utama pembuatan briket seperti serbuk kayu, batok kelapa, atau sekam padi dapat diperoleh dengan harga murah bahkan gratis dari limbah industri pengolahan kayu atau pertanian.
  3. Permintaan Tinggi
    Briket banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk rumah tangga, restoran, industri kecil, hingga diekspor ke luar negeri. Permintaan terus meningkat karena briket lebih ekonomis dibandingkan gas atau arang biasa.

Cara Memulai Bisnis Briket Skala Kecil

Langkah pertama dalam memulai bisnis briket adalah melakukan riset pasar. Mengetahui siapa target pasar kamu, apakah rumah tangga, restoran, atau industri kecil, akan sangat membantu dalam menentukan jenis dan kualitas briket yang sesuai. Setelah memahami kebutuhan pasar, langkah berikutnya adalah menyiapkan modal dan peralatan. Dengan modal awal sekitar Rp5-10 juta, kamu bisa membeli alat sederhana seperti cetakan briket, drum karbonisasi, dan oven pengering. Jika ingin lebih hemat, peralatan bekas atau rakitan sendiri bisa menjadi alternatif yang lebih murah.

Proses produksi briket cukup sederhana dan bisa dilakukan secara bertahap. Pertama, kumpulkan bahan baku seperti batok kelapa, serbuk kayu, atau sekam padi. Bahan ini kemudian dikeringkan dan dikarbonisasi untuk menghasilkan arang. Setelah itu, arang dicampur dengan perekat alami seperti tepung tapioka, kemudian dicetak dan dikeringkan hingga siap digunakan.

Untuk memasarkan produk, kamu bisa memanfaatkan berbagai strategi. Penjualan online melalui media sosial dan marketplace seperti Shopee atau Tokopedia adalah pilihan yang efektif untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Selain itu, kerja sama dengan warung atau restoran yang masih menggunakan arang bisa menjadi peluang bagus, karena mereka bisa beralih ke briket yang lebih tahan lama dan efisien. Jika produksi semakin meningkat, kamu juga bisa mulai menarget pasar ekspor ke negara-negara seperti Jepang atau Eropa yang memiliki permintaan tinggi terhadap briket berkualitas.

Bisnis briket skala kecil adalah peluang usaha yang menjanjikan dengan modal terjangkau. Dengan bahan baku murah dan proses produksi yang sederhana, usaha ini bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil.

Program Makan Bergizi Gratis, Ribuan UMKM Siap Berkontribusi!

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mengungkapkan bahwa sekitar 30 ribu UMKM telah mendaftarkan diri untuk bergabung dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, angka ini masih harus melewati proses verifikasi yang akan dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Menurut Maman, data rinci mengenai jumlah UMKM yang benar-benar terlibat dalam program MBG masih dalam tahap pendataan. Hal ini disebabkan adanya tahapan seleksi yang harus dipenuhi oleh para pelaku usaha sebelum resmi bergabung.

“Berdasarkan diskusi saya pekan lalu, saat ini ada sekitar 30 ribu UMKM yang telah mendaftar,” ujarnya saat ditemui di Gedung Permata, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Lebih lanjut, Maman menjelaskan bahwa BGN akan melakukan seleksi dengan mempertimbangkan kapasitas produksi masing-masing UMKM. Sementara itu, Kementerian UMKM akan menyiapkan regulasi serta berbagai kemudahan bagi para pelaku usaha yang ingin menjadi mitra dalam program MBG, termasuk dukungan pembiayaan melalui lembaga perbankan.

“Jika Badan Gizi sudah menyetujui, kita akan mengevaluasi kesiapan finansial UMKM tersebut untuk mendukung operasional mereka dalam program ini,” jelasnya.

Penambahan Anggaran untuk Makan Bergizi Gratis

Bagi UMKM yang mengalami keterbatasan modal, pemerintah telah menyiapkan solusi berupa bantuan pembiayaan melalui Bank Himbara dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Kalau ada yang kesulitan modal, kita akan bantu melalui program KUR yang telah kami siapkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pendanaan untuk menu makan bergizi dalam program MBG serta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sepenuhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara itu, dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur bagi mitra BGN.

“CSR tidak digunakan untuk pengadaan makanan bergizi, melainkan untuk menyiapkan infrastruktur pendukung bagi mitra Badan Gizi. Program SPPG tetap sepenuhnya dibiayai dari APBN,” ujar Dadan dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

Saat ini, anggaran yang tersedia untuk program MBG sebesar Rp71 triliun, yang hanya mencukupi bagi 17,5 juta penerima manfaat. Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menargetkan cakupan program ini dapat menjangkau 82,9 juta anak hingga akhir 2025.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah berencana menambah alokasi anggaran program MBG. Berdasarkan perhitungan BGN, diperlukan tambahan dana sekitar Rp100 triliun agar cakupan penerima manfaat bisa mencapai angka yang ditetapkan.

“Jika program mulai berjalan pada September, diperlukan sekitar Rp100 triliun. Namun, jika dilakukan bertahap mulai Oktober atau November, angka tersebut bisa lebih kecil,” jelas Dadan.

Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memastikan kesiapan anggaran untuk program ini. Pemerintah juga tengah mengkaji efisiensi di beberapa pos anggaran guna mengalokasikan dana secara optimal untuk MBG.

“Mengenai efisiensi anggaran, ada beberapa hal yang bisa disesuaikan. Detailnya tentu ada di tangan Presiden dan Menteri Keuangan. Kami hanya memastikan program ini berjalan dan anggaran telah disiapkan, jadi tidak perlu ada kekhawatiran,” pungkasnya.