Minggu, Juni 8, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 9

World App Viral, Pakar Sebut Scan Mata Bisa Bocorkan Data Sensitif!

Fenomena baru tengah viral di media sosial Indonesia, aplikasi World App menawarkan imbalan uang hingga ratusan ribu bagi siapa saja yang bersedia memindai iris matanya. Meski terdengar menggiurkan, pakar keamanan siber mengingatkan bahwa di balik imbalan instan ini tersimpan risiko besar terkait keamanan data pribadi.

World App, bagian dari proyek kripto Worldcoin, mengklaim menggunakan pemindaian mata untuk menciptakan identitas digital unik, mencegah penyalahgunaan akun palsu, dan memperluas inklusi keuangan global. Namun, di Indonesia, aplikasi ini menuai kontroversi. Banyak warga tergiur hanya karena iming-iming uang tunai, tanpa benar-benar memahami dampaknya.

Ahli hukum menekankan bahwa pemindaian retina masuk dalam kategori data pribadi sensitif. Menurut UU Pelindungan Data Pribadi (PDP), data biometrik seperti ini memerlukan persetujuan eksplisit dan harus dijaga ketat oleh pihak pengumpulnya. Sayangnya, tidak semua pengguna membaca syarat dan ketentuan yang panjang sebelum menyerahkan data mereka.

Viral Hingga dapat Uang Ratusan Ribu, Apakah World App Aman?

Di sisi lain, pakar keamanan siber menyebut, teknologi pemindai iris memang memiliki tingkat keamanan tinggi secara teknis. Namun, itu tidak otomatis menjamin data aman dari penyalahgunaan. Tantangan utamanya adalah bagaimana data disimpan, siapa yang memiliki akses, dan bagaimana data tersebut digunakan di masa depan.

Menurut pengamat teknologi, masyarakat perlu lebih kritis dalam menilai iming-iming seperti ini. Banyak yang tergiur keuntungan cepat, tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang. Apalagi, kasus kebocoran data pribadi di Indonesia sudah sering terjadi, mulai dari data kesehatan, kependudukan, hingga data keuangan.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah memantau aktivitas aplikasi seperti World App. Mereka mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan mempertimbangkan aspek keamanan sebelum ikut serta dalam program semacam ini.

Fenomena viral ini menjadi pengingat penting bahwa di era digital, data pribadi adalah aset berharga. Masyarakat harus memahami bahwa “uang instan” yang ditawarkan bisa jadi berujung pada kerugian yang jauh lebih besar bila data mereka jatuh ke tangan yang salah.

Gara-gara Konser Day6, Kemenpar Panggil Promotor Demi Benahi Ekosistem Event

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menindaklanjuti laporan terkait penyelenggaraan konser band pop rock asal Korea Selatan, Day6, yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu. Langkah ini diambil untuk memastikan pelaksanaan acara sesuai standar dan memberi dampak positif bagi ekosistem pariwisata dan hiburan di Indonesia.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan, pihaknya telah memanggil semua pihak terkait, termasuk promotor Mecima Pro, untuk menggali informasi secara menyeluruh. “Pemerintah berkomitmen mewujudkan ekosistem penyelenggaraan event yang sehat dan berdampak luas. Event seperti konser musik adalah salah satu motor penggerak sektor pariwisata karena mampu mendatangkan wisatawan, membuka lapangan kerja, serta menciptakan multiplier effect bagi perekonomian,” ujar Widiyanti di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Komitmen Peningkatan Standar Event Musik di Indonesia

Deputi Bidang Penyelenggara Kegiatan Kemenpar, Vinsensius Jemadu, menekankan pentingnya memperoleh informasi akurat agar pemerintah dapat memetakan masalah dan menyusun langkah perbaikan. “Kami ingin semua proses berjalan baik, termasuk menjaga hak dan kewajiban semua pihak. Kemenpar juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada pelaku industri event agar kualitas konser musik di Indonesia terus meningkat,” tegas Vinsen.

Tak hanya soal teknis penyelenggaraan, Kemenpar juga menyoroti aspek keselamatan, keamanan, hingga kenyamanan penonton. Kesiapan fasilitas, infrastruktur pendukung, serta kompetensi sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor penting yang harus terus ditingkatkan untuk memperkuat reputasi Indonesia sebagai tuan rumah acara internasional.

Sebagai tambahan, Kemenpar tengah merumuskan pedoman khusus penyelenggaraan konser internasional di tanah air, termasuk kolaborasi dengan pemerintah daerah, kepolisian, dan asosiasi industri hiburan. Tujuannya adalah memastikan semua acara berskala besar dapat berjalan lancar tanpa meninggalkan masalah, baik dari sisi logistik, perizinan, maupun dampak sosial.

“Ini bukan hanya soal menyelenggarakan konser, tetapi bagaimana kita bisa menjadikan event-event ini sebagai pintu masuk untuk mempromosikan destinasi wisata dan budaya lokal,” tambah Vinsen.

Dengan adanya evaluasi menyeluruh dari konser Day6 ini, pemerintah berharap kualitas event di Indonesia akan semakin kompetitif dan mampu menarik lebih banyak artis serta wisatawan internasional di masa mendatang.

Danantara Trust Fund Siap Himpun Dana 1 Miliar Dolar, Bill Gates Dukung Prabowo

Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan dari pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Dalam pertemuan hangat tersebut, keduanya mendiskusikan potensi kerja sama di bidang filantropi, khususnya melalui penguatan Danantara Trust Fund.

Menteri Investasi sekaligus Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan kepada media bahwa Danantara kini tengah mempersiapkan pembentukan Danantara Trust Fund. Dana ini dirancang untuk memperluas kontribusi sosial, terutama di bidang pendidikan, kesehatan sanitasi, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat di tanah air.

“Kami sudah memproyeksikan, di awal tahun kami akan mulai dengan suntikan dana sebesar 100 juta dolar AS. Jika berjalan sesuai rencana, dalam lima sampai enam tahun ke depan, total yang bisa kami himpun di Danantara Trust Fund ini diperkirakan mencapai 1 miliar dolar AS,” jelas Rosan kepada awak media usai mendampingi Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Bill Gates tersebut.

Dorong Indonesia Jadi Pusat Filantropi ASEAN

Rosan menambahkan, pembicaraan dengan Gates Foundation sudah berlangsung intens. Gates Foundation diharapkan tidak hanya hadir sebagai mitra diskusi, tetapi juga ikut menempatkan pendanaan dalam skema Danantara Trust Fund.

“Pembicaraan dengan Gates Foundation kemarin sudah mengarah ke kemungkinan mereka ikut berinvestasi bersama kami. Kami juga membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih luas di dalam Danantara Trust Fund ini,” kata Rosan.

Ambisi besar dari inisiatif ini, menurutnya, adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat kegiatan filantropi terkemuka di kawasan ASEAN. Untuk itu, Rosan juga mengajak para pelaku usaha nasional maupun filantropis internasional untuk bersama-sama berkontribusi dalam mendorong dampak sosial yang nyata bagi masyarakat.

“Kami ingin mendorong upaya ini karena manfaatnya akan sangat besar bagi semua pihak, terutama masyarakat,” ujarnya.

Rosan juga menekankan bahwa Danantara akan bekerja sama dengan berbagai badan usaha milik negara (BUMN) yang selama ini telah memiliki program corporate social responsibility (CSR). Tujuannya, agar seluruh kegiatan sosial menjadi lebih terarah, terukur, dan berjalan berkesinambungan.

“Program CSR ini harus memiliki dampak yang jelas, bukan sekadar kegiatan sesaat atau simbolis. Kita ingin hasilnya benar-benar terasa dan terus berlanjut,” tegas Rosan.

64 Persen UMKM Dikelola Perempuan, Digitalisasi Jadi Tantangan Besar

Peran perempuan dalam dunia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia kian tak terbantahkan. Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan, sebagian besar sektor ekonomi kreatif di tanah air justru digerakkan oleh tangan-tangan perempuan.

“Mayoritas pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif dimiliki atau dikelola perempuan. Ini menunjukkan betapa penting dan strategisnya posisi mereka dalam memajukan perekonomian nasional,” ujar Menteri Maman saat membuka Muktamar III Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) 2025 di Jakarta, Senin (5/5).

Berdasarkan data Kementerian UMKM, lebih dari 64 persen unit usaha kecil di Indonesia berada di bawah kepemimpinan perempuan. Menteri Maman pun memberikan apresiasi kepada jajaran pengurus serta seluruh anggota IPEMI atas upayanya dalam mendukung penguatan UMKM perempuan, khususnya di kalangan pengusaha Muslimah.

“Kontribusi perempuan begitu besar, mulai dari memperkuat ketahanan ekonomi keluarga hingga mendorong kemandirian ekonomi nasional. Peran strategis ini sangat sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Tantangan Digitalisasi dan Pentingnya Akses Teknologi

Di hadapan ratusan peserta Muktamar yang mengusung tema Transformasi & Inovasi UMKM di Era Ekonomi Kreatif: Meningkatkan Daya Saing Global Menuju Indonesia Emas, Menteri Maman mengingatkan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pelaku UMKM saat ini: transformasi digital.

“Dari sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, baru sekitar 12 persen yang secara efektif memanfaatkan teknologi digital,” ungkapnya.

Ketimpangan digital ini dinilai cukup menghambat proses adaptasi UMKM menuju ekosistem usaha yang lebih inovatif, kreatif, dan berdaya saing di era digital. Padahal, menurut Menteri Maman, digitalisasi seharusnya menjadi alat penting untuk meningkatkan produktivitas, membuka akses pasar yang lebih luas, serta mempercepat pertumbuhan usaha.

Tak hanya soal teknologi, Menteri Maman juga menyoroti pentingnya akses pembiayaan bagi UMKM, terutama bagi pelaku usaha perempuan. Pemerintah, kata dia, telah menggulirkan berbagai program pendanaan, mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembinaan digital, hingga fasilitasi pemasaran online untuk memperkuat kapasitas UMKM.

“Saya yakin, jika UMKM mampu mengadopsi teknologi yang tepat dan memanfaatkan peluang pasar global, nilai tambah produk mereka akan meningkat, begitu juga dengan kualitas layanan yang mereka tawarkan,” tuturnya optimistis.

Arti Quarter Life Crisis: Kenapa Banyak Anak Muda Merasakannya?

Pernah nggak sih, kamu tiba-tiba merasa bingung sama hidup sendiri? Udah umur 20-an, tapi kok rasanya kayak nggak ke mana-mana. Teman-teman ada yang udah nikah, ada yang udah punya kerjaan mapan, bahkan ada yang udah jalan-jalan ke luar negeri. Sementara kamu? Masih ngerasa stuck, galau, dan nggak tahu mau jadi apa. Nah, kalau kamu lagi ada di fase ini, bisa jadi kamu lagi ngalamin quarter life crisis.

Apa Sih Quarter Life Crisis Itu?

Secara sederhana, quarter life crisis adalah fase krisis yang biasanya dialami orang di usia 20-30 tahunan. Di usia ini, banyak orang mulai mempertanyakan jalan hidupnya:

  • “Aku ini sebenernya mau jadi apa sih?”

  • “Kok hidup aku gini-gini aja?”

  • “Kenapa orang lain keliatan lebih sukses?”

Fase ini bikin kamu ngerasa cemas, bingung, bahkan kadang merasa minder sama pencapaian orang lain. Padahal, sebenernya wajar banget. Hampir semua orang pernah ngerasain hal ini, cuma beda level dan caranya aja.

Kenapa Bisa Terjadi?

Ada beberapa penyebab quarter life crisis yang sering terjadi, di antaranya:

  1. Tekanan sosial
    Media sosial sering banget bikin kita ngebandingin diri sama orang lain. Liat orang lain sukses, kita jadi mikir: “Kok dia bisa, aku nggak?” Padahal, tiap orang punya waktunya masing-masing.

  2. Tuntutan dari keluarga atau lingkungan
    Kadang orang tua atau orang sekitar punya ekspektasi tinggi: “Kamu harus cepet kerja,” “Kapan nikah?” atau “Masa masih gitu-gitu aja?” Ini bikin kita ngerasa dikejar-kejar target.

  3. Belum nemu passion atau tujuan hidup
    Ngerasa bingung mau ngapain dalam hidup? Ini juga bikin galau. Apalagi kalau kamu ngerasa udah nyoba banyak hal tapi belum nemu yang bikin “klik”.

  4. Peralihan dari dunia sekolah ke dunia nyata
    Waktu sekolah atau kuliah, kita punya jalur yang jelas. Tapi setelah lulus? Tiba-tiba dunia terasa “liar” dan nggak ada arahan. Ini bikin shock dan ngerasa sendirian.

Nggak Perlu Panik, Ini Wajar

Hal pertama yang harus kamu tahu: quarter life crisis itu normal. Nggak usah buru-buru nyari jawaban semua pertanyaan hidupmu. Fase ini justru penting buat mengenal diri lebih dalam.

Nggak ada timeline pasti soal hidup. Kamu nggak harus “sukses” di usia tertentu. Yang penting, kamu tetap bergerak maju, sekecil apapun langkahnya. Nggak apa-apa kalau masih bingung. Nikmati prosesnya sambil terus eksplorasi hal baru.

Kalau lagi berat banget, coba cerita ke orang yang kamu percaya, atau kalau perlu, ke psikolog. Nggak ada salahnya minta bantuan profesional.

Jadi, kalau kamu lagi ngerasa lost, galau, atau ngerasa ketinggalan, kamu nggak sendirian. Quarter life crisis itu bukan tanda kamu gagal, tapi justru bagian penting dari proses tumbuh. Pelan-pelan aja. Yang penting kamu tetap jalan, meski pelan.

Diterror Debt Collector, Nana Mirdad Kecewa dengan Layanan Paylater

Artis Nana Mirdad baru-baru ini mengungkap pengalaman tak menyenangkan terkait penggunaan layanan paylater dari salah satu aplikasi transportasi daring. Meski awalnya tertarik karena kemudahannya, Nana justru merasa dirugikan setelah menerima teror berupa pesan dan telepon dari nomor tidak dikenal. Hal ini terjadi meskipun ia sudah membayar tagihan tepat waktu.

Lewat media sosialnya, Nana menceritakan bahwa teror tersebut datang secara intens melalui WhatsApp dan telepon, bahkan saat ia sedang beraktivitas. Ia menyebut metode penagihan ini tak ubahnya seperti praktik yang dilakukan oleh pinjaman online ilegal (pinjol). “Saya merasa terganggu, padahal saya bukan pengguna yang menunggak,” ujarnya.

Nana juga mengungkap kekhawatiran lain, yakni terkait keamanan data pribadinya. Menurutnya, pengalaman ini menjadi alarm bahaya bagi publik agar lebih berhati-hati dalam membagikan data digital saat menggunakan layanan keuangan daring.

Skor Kredit di Bank Indonesia turut Terdampak

Lebih jauh, Nana Mirdad mengaku terkejut setelah mengetahui bahwa penggunaan layanan paylater berpotensi memengaruhi skor kredit seseorang di Bank Indonesia. Ia khawatir catatan ini akan mempersulit pengajuan pinjaman di masa mendatang, terutama bagi pengguna yang tidak memahami konsekuensinya.

“Orang pikir paylater itu cuma metode pembayaran, ternyata ada implikasi lebih besar yang jarang dijelaskan secara transparan,” ungkap Nana. Ia pun menyerukan agar perusahaan penyedia layanan lebih terbuka dalam memberikan edukasi kepada konsumen terkait hak dan kewajiban mereka.

Di balik kontroversi ini, publik juga menyoroti latar belakang Nana Mirdad. Selain dikenal sebagai aktris, Nana memiliki beberapa sumber penghasilan lain, mulai dari bisnis kecantikan, properti, hingga menjadi brand ambassador berbagai produk. Ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Indonesia jurusan Sastra Prancis, meski akhirnya fokus di dunia hiburan.

Kasus yang dialami Nana Mirdad memicu diskusi publik mengenai perlunya regulasi yang lebih tegas dalam mengawasi layanan keuangan digital, terutama terkait praktik penagihan yang dianggap mengganggu privasi. Banyak pihak berharap, pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih cermat sebelum menggunakan layanan berbasis kredit daring.

Hilirisasi Dorong Industri Nonmigas Naik, Sektor Logam dan Mamin Jadi Penopang Utama

Kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap perekonomian nasional menunjukkan peningkatan pada awal 2025. Berdasarkan data terbaru, kontribusinya tercatat mencapai 17,50 persen pada triwulan I tahun ini. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,47 persen, sekaligus melampaui capaian sepanjang 2024 yang berada di level 17,16 persen. Tren positif ini juga terlihat dibanding triwulan II-2022, usai Indonesia mulai bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi para pelaku industri manufaktur yang berhasil menjaga performa di tengah tantangan global dan derasnya arus produk impor murah. Ia menilai capaian ini mencerminkan ketahanan dan daya saing industri nasional yang semakin kokoh.

“Peningkatan kontribusi industri pengolahan nonmigas ini menjadi sinyal baik. Ini bukti bahwa langkah pemerintah memperkuat struktur industri berjalan ke arah yang benar, demi menciptakan ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, memberikan nilai tambah bagi ekonomi, serta membuka lebih banyak lapangan kerja,” ujar Agus di Jakarta, Senin (5/5).

Hilirisasi dan TKDN Jadi Kunci Strategis

Agus menjelaskan, pemerintah terus mendorong strategi hilirisasi dan optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai pendorong nilai tambah. Reformasi kebijakan TKDN sendiri, kata dia, telah dijalankan sejak Januari 2025 sebagai langkah penting untuk mengurangi ketergantungan impor dan menciptakan peluang kerja di dalam negeri.

“Hilirisasi menjadi kunci transformasi dari ekonomi berbasis komoditas mentah menjadi produk bernilai tinggi. Kebijakan ini terbukti membawa dampak luas, mulai dari membuka lapangan kerja, menarik investasi, hingga meningkatkan ekspor,” tambahnya.

Ia juga optimistis, kombinasi kebijakan hilirisasi, peningkatan TKDN, dan transformasi berbasis teknologi serta riset akan mendorong kontribusi industri manufaktur ke level yang lebih tinggi, sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

“Dengan sinergi kebijakan tersebut, kita yakin sektor industri manufaktur terus tumbuh dan menjadi fondasi utama ekonomi nasional yang berkelanjutan,” tegas Agus.

Peningkatan kinerja sektor ini juga tercermin dari laporan Bank Dunia. Pada 2023, Indonesia berhasil masuk dalam 12 besar negara dengan kontribusi Manufacturing Value Added (MVA) tertinggi secara global.

“Tren MVA Indonesia terus naik sejak 2019, kecuali saat pandemi Covid-19. Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian ini, dibutuhkan kebijakan yang pro-bisnis dan pro-investasi, agar industri manufaktur kita semakin kompetitif di kancah global,” imbuhnya.

Data Bank Dunia mencatat, MVA Indonesia pada 2023 mencapai USD255,96 miliar, naik 36,4 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar USD241,87 miliar. Capaian ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, menempatkan Indonesia sejajar dengan negara maju seperti Inggris, Rusia, dan Prancis dalam hal output industri dan global value.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,31 persen pada triwulan I-2025. Sektor makanan dan minuman menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 6,04 persen, didukung lonjakan permintaan selama Ramadan dan Idulfitri.

Peluang dan Modal Bisnis Rental PS di Era Sekarang, Masih Menjanjikan?

Di era sekarang, hiburan nggak melulu soal nongkrong di luar atau nonton film. Banyak orang, terutama anak muda dan remaja, lebih suka ngabisin waktu bareng teman sambil main game konsol di rental PS. Nggak heran, bisnis rental PS masih tetap diminati meski industri gaming terus berkembang. Kalau kamu tinggal di daerah yang demand-nya masih tinggi, membuka usaha ini bisa jadi peluang yang cukup menjanjikan. Tapi sebelum terjun, penting banget buat tahu berapa sih modal awal yang dibutuhkan, perlengkapan apa saja yang harus disiapkan, dan strategi apa yang bisa bikin usaha kamu tetap laris. Yuk, ikut Berempat.com membahasnya satu per satu.

1. Modal Awal, Berapa Kira-Kira?

Modal bisnis rental PS itu sebenarnya fleksibel, tergantung dari jenis konsol yang mau kamu siapkan. Kalau di daerahmu PS3 dan PS4 masih banyak peminatnya, itu malah bisa jadi lebih hemat dibanding langsung pakai PS5. Nah, ini kira-kira gambaran biayanya:

  • Konsol PS3: sekitar Rp2.500.000 – Rp3.500.000 per unit

  • Konsol PS4: sekitar Rp4.500.000 – Rp6.000.000 per unit

  • Konsol PS5: sekitar Rp9.000.000 – Rp10.000.000 per unit

  • TV LED 32-43 inch: sekitar Rp2.500.000 – Rp4.000.000 per unit

  • Kursi & meja: Rp500.000 – Rp1.000.000 per set

  • Controller tambahan: Rp300.000 – Rp1.200.000 per unit (tergantung jenis konsol)

  • Game original (digital/physical): Rp200.000 – Rp1.000.000 per game

  • Sound system (opsional): Rp500.000 – Rp1.000.000

  • Renovasi/penataan ruang: Rp2.000.000 – Rp5.000.000 (tergantung kondisi tempat)

  • Kipas angin/AC kecil: Rp500.000 – Rp2.500.000

Total modal awal:

  • Kalau pakai 2 unit PS3: sekitar Rp15.000.000 – Rp20.000.000

  • Kalau pakai 2 unit PS4: sekitar Rp22.000.000 – Rp28.000.000

  • Kalau pakai 2 unit PS5: sekitar Rp30.000.000 – Rp40.000.000

Kalau mau campur, misalnya 1 PS3 dan 1 PS4, modalnya juga bisa lebih terjangkau tapi tetap menarik buat pelanggan. Yang penting, sesuaikan sama budget dan minat pasar di sekitar kamu.

2. Tempat: Sewa atau Pakai Rumah Sendiri?

Kalau kamu punya garasi atau ruang kosong di rumah, itu sudah lumayan menghemat biaya sewa tempat. Tapi kalau harus sewa ruko atau kios, biasanya biaya sewa per tahun berkisar Rp8.000.000 – Rp20.000.000, tergantung lokasi.

Pastikan tempatnya strategis: dekat sekolah, kampus, atau area padat penduduk biar gampang dapet pelanggan.

3. Fasilitas Tambahan Biar Betah

Jangan cuma fokus ke konsol dan TV. Kenyamanan pengunjung juga penting. Beberapa fasilitas tambahan yang bisa kamu siapkan:

  • Wifi kencang (supaya bisa main online, atau buat pelanggan nunggu)

  • Snack & minuman ringan (bisa jadi tambahan pemasukan)

  • AC atau kipas angin (biar nggak gerah)

  • Tempat duduk nyaman atau bean bag

Semua ini bikin orang betah nongkrong dan balik lagi.

4. Hitung Biaya Operasional Bulanan

Selain modal awal, ada juga biaya bulanan yang harus kamu perhitungkan:

  • Listrik: Rp500.000 – Rp1.000.000 (tergantung pemakaian)

  • Internet/Wifi: Rp300.000 – Rp500.000

  • Gaji pegawai (jika ada): Rp1.500.000 – Rp2.500.000

  • Perawatan konsol & TV: Rp200.000 – Rp500.000

Jangan lupa siapkan dana cadangan untuk perbaikan atau pembelian game baru.

Jadi, Siap Mulai?

Bisnis rental PS memang butuh modal lumayan, tapi juga punya potensi penghasilan harian yang stabil, apalagi kalau tempatmu strategis. Yang penting, perhatikan perawatan alat biar nggak gampang rusak, kasih pelayanan ramah, dan jangan lupa jaga kenyamanan tempat.

3,5 Juta Ton! Stok Cadangan Beras Nasional Cetak Rekor dalam 57 Tahun

Stok cadangan beras nasional mencatat sejarah baru. Hingga Minggu (4/5/2025), stok beras di gudang Perum Bulog menembus angka 3.502.895 ton—level tertinggi dalam kurun 57 tahun terakhir. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pencapaian ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan ketahanan pangan Indonesia.

“Untuk pertama kalinya dalam 57 tahun, cadangan beras pemerintah melewati angka 3,5 juta ton pada periode Januari hingga Mei,” ujar Amran di Jakarta, Minggu (4/5/2025).

Tak hanya memecahkan rekor, kenaikan stok beras tahun ini tercatat sebagai yang tercepat sepanjang sejarah. Dari posisi 1,7 juta ton di Januari, jumlah cadangan melonjak 1,8 juta ton hanya dalam empat bulan tanpa tambahan impor. Catatan Bulog sejak 1969 menunjukkan, angka ini bahkan melampaui capaian tertinggi sebelumnya pada Juni 1997 yang mencapai 3.029.049 ton.

“Ini capaian luar biasa, melebihi rekor lama yang bertahan puluhan tahun,” tutur Amran.

Penyerapan Beras Lokal Naik Tajam

Selain peningkatan stok, penyerapan beras lokal oleh Bulog juga menunjukkan tren positif. Sepanjang April 2025 saja, Bulog berhasil menyerap 1,06 juta ton beras, menambah total penyerapan menjadi 1,8 juta ton sejak Januari hingga awal Mei. Seluruh beras tersebut diperoleh dari petani lokal tanpa melibatkan impor beras medium.

“Ini melampaui rata-rata penyerapan tahunan Bulog selama 57 tahun terakhir. Sampai kita perlu sewa tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton,” kata Amran.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional bakal mencapai 18,76 juta ton hingga akhir Juni 2025. Angka ini sejalan dengan laporan United States Department of Agriculture (USDA) yang memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan menembus 34,6 juta ton, menjadikan Indonesia produsen beras terbesar di ASEAN.

“Di tengah ancaman krisis pangan global, Indonesia justru mengokohkan diri sebagai lumbung pangan strategis,” tambah Amran.

Kesuksesan ini, menurutnya, tak lepas dari kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan tersebut meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga dua kali lipat, reformasi distribusi pupuk, serta kenaikan harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram. Langkah-langkah itu dinilai efektif mendorong produktivitas dan memperkuat ketahanan pangan.

“Kita patut bersyukur. Di saat banyak negara mengalami krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa perlu impor. Ini hasil nyata dukungan penuh kepada petani,” tegas Amran.

Amran optimistis stok cadangan beras nasional akan terus bertambah hingga mencapai target 4 juta ton dalam waktu dekat.

“Kita bahkan perlu mencari gudang tambahan. Presiden sudah memerintahkan pembangunan gudang darurat untuk mendukung penyerapan hasil panen petani,” ungkapnya.

Sebagai solusi jangka pendek, Presiden Prabowo menginstruksikan pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama di berbagai daerah. Gudang ini dirancang mampu bertahan 5–10 tahun sambil menunggu pembangunan gudang permanen di tingkat desa.

“Sebanyak 25 ribu gudang ini akan jadi solusi cepat. Sambil nanti kita bangun gudang permanen di setiap desa,” kata Prabowo dalam kesempatan terpisah.

Pasar Timur Tengah Jadi Target Baru Ekspor IKM Furnitur Indonesia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pelaku IKM furnitur untuk memperluas jangkauan pasarnya, tak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga ke kancah internasional. Meski dinamika ekonomi global masih menjadi tantangan, sektor IKM didorong untuk berani menembus pasar ekspor.

Berbagai upaya dilakukan Kemenperin, mulai dari memfasilitasi keikutsertaan IKM dalam pameran internasional, pendampingan, hingga business matching. Tak hanya itu, edukasi melalui kegiatan seperti talkshow juga terus digencarkan. Salah satunya adalah Talkshow Global Furniture Market 2025 bertema “Strategic Issues and New Market Potential, Middle East Edition” yang digelar secara daring, Selasa (29/4), khusus bagi pelaku IKM furnitur.

“Kegiatan ini memberikan wawasan penting agar pelaku IKM furnitur siap menghadapi tantangan dan peluang pasar, terutama di negara-negara non-tradisional seperti kawasan Timur Tengah yang punya potensi besar,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangan resminya, Minggu (4/5).

Reni menambahkan, peluang ekspor furnitur Indonesia masih terbuka lebar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai ekspor furnitur nasional (kode HS 9401, 9402, 9403) sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai USD1,91 miliar, naik 3,24 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar USD1,85 miliar.

“Namun, kita perlu memastikan pelaku industri furnitur lokal bisa mendominasi pasar dalam negeri sekaligus bersaing dengan produk impor,” tegasnya.

Strategi Penetrasi Pasar Timur Tengah

Dalam pelaksanaan talkshow, Kemenperin bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO). Acara ini mengupas berbagai strategi, kebijakan, serta langkah adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi global, sekaligus memanfaatkan peluang di pasar Timur Tengah.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin, Bayu Fajar Nugroho, menekankan pentingnya diversifikasi pasar guna memperkuat daya tahan industri nasional. Menurutnya, permintaan furnitur di Timur Tengah cukup tinggi dan harus dimanfaatkan secara optimal.

“Industri furnitur kita punya potensi besar, mulai dari ketersediaan bahan baku berkualitas hingga keunikan desain. Tapi selama ini kita masih bergantung pada pasar tradisional. Karena itu, perlu ada penetrasi lebih serius ke pasar non-tradisional seperti Timur Tengah,” paparnya.

Berdasarkan data trademark.org tahun 2024, negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) tercatat mengimpor furnitur (HS 9401–9403) senilai USD4,71 miliar. Namun, pangsa pasar Indonesia baru 0,61 persen atau setara USD29,1 juta.

“Ini bukan hanya tantangan, tapi juga peluang. Pasar Timur Tengah terus berkembang dengan preferensi konsumen yang semakin variatif. Kita harus siap bersaing, baik dari kualitas, desain, standar, sertifikasi, hingga kapasitas ekspor,” jelas Bayu.

Lebih lanjut, Kemenperin juga telah menggelar berbagai program pendukung, seperti keikutsertaan IKM dalam pameran internasional, fasilitasi akses ke pengadaan barang pemerintah melalui LPSE, hingga membantu pelaku IKM mendaftarkan produknya di berbagai platform marketplace.

Bayu menyebut, kondisi saat ini menjadi momentum tepat untuk memperluas pasar ekspor. “Inilah saatnya kita membuka pasar baru yang bukan hanya mendorong ekspor jangka pendek, tapi juga menciptakan pasar berkelanjutan dan memperkuat ketahanan industri furnitur nasional dalam jangka panjang,” pungkasnya.