Minggu, April 20, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 9

Upselling Tanpa Drama, Ini Tips Bikin Pelanggan Auto Tertarik!

Pernah nggak sih, sebagai pelanggan, kamu merasa dipaksa beli produk tambahan padahal cuma mau beli satu item? Atau tiba-tiba dapat rekomendasi paket mahal padahal budget pas-pasan? Nah, inilah yang bikin teknik upselling (menawarkan produk lebih mahal) dan cross-selling (menawarkan produk pelengkap) sering dianggap mengganggu. Tapi sebenernya, dua strategi ini bisa bikin pelanggan happy kalau dilakukan dengan cara yang tepat. Yuk, simak triknya biar nggak dicap “salesnya norak”!

1. Pahami Kebutuhan Pelanggan, Bukan Asal Jepret

Kunci utama upselling/cross-selling yang nggak bikin ilfeel adalah memahami kebutuhan pelanggan. Jangan asal tawarin produk mahal atau tambahan tanpa tahu apa yang mereka butuhkan.

  • Contoh: Pelanggan beli laptop entry-level. Daripada langsung tawarin laptop high-end, tanya dulu: “Untuk kebutuhan sehari-hari apa, Pak? Kalau buat kerja kantor dan nonton film, spesifikasi ini sudah cukup. Tapi kalau mau sekalian edit video, ada varian RAM lebih besar yang lebih nyaman.”
    Dengan begini, pelanggan merasa dapat solusi, bukan dipaksa upgrade.

2. Tawarkan “Paket Komplit” dengan Harga Lebih Hemat

Orang suka diskon, tapi nggak suka dikasih feeling “dikencengin”. Ubah cross-selling jadi tawaran paket yang menguntungkan.

  • Contoh“Bu, beli skincare serum ini bisa pakai moisturizer khusus kulit sensitif. Kalau beli bareng, diskon 20% jadi lebih hemat. Cocok buat kulit Ibu yang butuh perawatan ekstra.”
    Pelanggan nggak merasa diupsell, tapi merasa dapat penawaran spesial.

3. Gunakan Bahasa yang Menggambarkan Manfaat, Bukan Fitur

Jangan fokus ke “Ini produknya lebih mahal karena…”, tapi ke “Ini bakal bantu Ibu…”.

  • Contoh Upselling: Daripada bilang “Kamera ini resolusi lebih tinggi”, lebih baik “Kameranya cocok buat yang sering traveling, karena hasil fotonya tajem bahkan di kondisi minim cahaya.”
  • Contoh Cross-selling“Beli tas ini bisa sekalian beli pouch anti-air, Bu. Biar dokumen atau charger nggak basah kalau kehujanan.”

4. Timing itu Penting! Jangan Tawarkan Saat Mereka Masih Bingung

Jangan buru-buru tawarin produk lain saat pelanggan masih belum yakin dengan produk utama. Tunggu sampai mereka commit beli barang pertama, baru kasih rekomendasi tambahan.

  • Contoh“Oke, kopinya pesan vanilla latte. Mau tambah croissant hangat, Mas? Lagi promo beli kopi + croissant diskon 30%.”
    Dengan begini, tawaran terasa sebagai bonus, bukan tekanan.

5. Jadi “Teman Curhat”, Bukan Sales yang Sok Tahu

Pelanggan lebih terbuka kalau salesnya rendah hati dan nggak maksa. Gunakan pertanyaan terbuka untuk tahu kebutuhan mereka.

  • Contoh“Tadi Ibu bilang sering kerja lembur. Pernah coba pakai suplemen vitamin D buat jaga stamina? Banyak pelanggan kami yang cocok pakai ini.”
    Dengan pendekatan personal, pelanggan nggak merasa dijadikan target penjualan.

6. Manfaatkan Testimoni atau Rekomendasi “Bukan dari Kita”

Orang lebih percaya sama saran dari pengguna lain daripada sales. Gunakan testimoni atau data untuk mem-backup tawaran.

  • Contoh“Nih, 8 dari 10 orang yang beli mesin cuci ini juga beli filter anti-kapur. Katanya bikin mesin cuci lebih awet dan airnya lebih bersih.”

7. Kasih Opsi, Bukan Ultimatum

Jangan bikin pelanggan merasa hanya punya satu pilihan. Beri 2–3 opsi dengan keunggulan berbeda.

  • Contoh“Ada dua paket, Pak. Paket A hemat tapi durasi servisnya 6 bulan. Paket B lebih mahal dikit, tapi gratis servis 1 tahun plus garansi sparepart.”
    Ini bikin pelanggan merasa punya kontrol atas pilihannya.

8. Jangan Lupa Berterima Kasih, Sekalipun Mereka Nolak

Hargai keputusan pelanggan, meskipun mereka nggak mau beli tambahan. Sikap ini bikin mereka nyaman dan mungkin balik lagi lain waktu.

  • Contoh“Gak apa-apa, Pak. Kalau suatu saat butuh adaptor khusus, kita siap kok. Terima kasih sudah belanja di sini!”

Jangan Jadi “Sales Ngambek”!

  • Jangan memaksa atau menunjukkan ekspresi kecewa kalau pelanggan menolak.
  • Jangan sembunyikan informasi harga atau syarat tambahan.
  • Jangan tawarkan produk yang jelas-jelas nggak relevan.

Intinya, upselling dan cross-selling yang efektif itu nggak sekadar mengejar target penjualan, tapi bikin pelanggan merasa terbantu. Kalau mereka senang, mereka akan balik lagi—bahkan mungkin rekomendasiin ke orang lain. Jadi, ubah mindset dari “gimana biar mereka beli lebih banyak” ke “gimana biar mereka dapat solusi terbaik”.

Nike dan Adidas Pilih Indonesia, Produksi Alas Kaki dan Pakaian Terus Melonjak

Industri manufaktur Indonesia, khususnya sektor alas kaki dan pakaian, semakin menunjukkan daya saingnya di pasar global. Dalam satu tahun terakhir, sejumlah merek ternama dunia, seperti Nike dan Adidas, terus memperluas produksi mereka di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu basis utama mereka.

“Indonesia kini menyerap hampir 30% dari total tenaga kerja pabrik global Adidas dan Nike. Ini membuktikan bahwa industri manufaktur nasional semakin diakui di tingkat internasional,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/3).

Peningkatan peran Indonesia dalam rantai pasok global tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai pusat produksi berkelas dunia, tetapi juga membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Bahkan, beberapa negara seperti China, Vietnam, dan Kamboja mulai kehilangan sebagian alokasi produksi mereka karena ekspansi yang lebih besar ke Indonesia.

Pertumbuhan Tenaga Kerja di Sektor Alas Kaki dan Pakaian

Sepanjang tahun 2024, sektor alas kaki mengalami pertumbuhan tenaga kerja dengan perekrutan 7.644 pekerja baru, meningkat 3% dibanding tahun sebelumnya. Kini, total tenaga kerja di sektor ini mencapai 271.774 orang. Sementara itu, sektor pakaian mencatat pertumbuhan yang lebih pesat dengan penambahan 10.013 pekerja baru atau melonjak hingga 30% secara tahunan, sehingga jumlah tenaga kerja di sektor ini menjadi 36.409 orang.

Mayoritas pabrik yang memasok Adidas dan Nike di Indonesia dimiliki oleh investor asing, terutama dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. Beberapa perusahaan seperti Ontide (Korea Selatan) dan Korrun (Vietnam) aktif merekrut tenaga kerja di Indonesia guna meningkatkan kapasitas produksi mereka.

Namun, di sisi lain, PT Pancaprima Ekabrothers mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 10,9%. Sementara itu, Adidas dikabarkan tengah menjajaki peluang untuk membuka pabrik baru di Indonesia melalui kerja sama dengan mitra lokal, seperti PT Adonia dan PT Aroma.

Ekspor Alas Kaki dan Pakaian Meningkat

Kinerja ekspor industri alas kaki dan pakaian Indonesia sepanjang tahun 2024 terus menunjukkan tren positif. Data Kementerian Perindustrian mencatat total nilai ekspor sektor ini mencapai USD11,2 miliar, mengalami peningkatan sebesar 9,8% dibanding tahun sebelumnya.

Amerika Serikat tetap menjadi tujuan utama ekspor pakaian Indonesia, dengan pangsa pasar mencapai 60%. Sementara itu, ekspor alas kaki ke Negeri Paman Sam melonjak 24,6% secara tahunan, dengan nilai mencapai USD2,9 miliar.

Kementerian Perindustrian melihat perkembangan ini sebagai peluang strategis untuk semakin memperkuat industri dalam negeri. Selain meningkatkan daya saing di pasar global, pertumbuhan industri manufaktur juga memberikan dampak berantai yang luas terhadap perekonomian nasional.

“Kami akan terus mendorong iklim investasi yang kondusif, meningkatkan kompetensi tenaga kerja, serta memperkuat infrastruktur industri agar Indonesia semakin diperhitungkan dalam rantai pasok global,” tegas Febri.

Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mempertahankan momentum positif ini guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Pekan Bazar Ramadan Murah: Dukung UMKM, Perkuat Ekonomi Lokal

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian UMKM bekerja sama dengan Kementerian UMKM serta sejumlah mitra strategis menyelenggarakan Pekan Bazar Ramadan Murah di Rumah UMKM, Exhibition Hall Smesco Indonesia.

Acara yang berlangsung selama tujuh hari, mulai 15 hingga 21 Maret 2025, bertujuan untuk memperkuat daya saing produk lokal serta memberikan dukungan bagi para pelaku usaha kecil dalam memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk mengembangkan bisnis mereka.

Lebih dari seratus pengusaha UMKM turut serta dalam bazar ini, menampilkan berbagai produk unggulan mereka. Beragam kegiatan juga memeriahkan acara, mulai dari pemberian bantuan kepada karyawan dan pedagang kaki lima, fashion show, hingga pasar murah yang menyediakan kebutuhan Ramadan dengan harga terjangkau.

Bazar Ramadan sebagai Sebagai Ajang Promosi dan Inovasi Bagi Pelaku UMKM

Menteri UMKM Maman Abdurrahman dalam sambutannya pada acara yang digelar di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Sabtu (15/03), menegaskan bahwa Pekan Bazar Ramadan Murah bukan hanya sekadar ajang promosi, tetapi juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk memperkenalkan inovasi serta kreativitas mereka kepada masyarakat luas.

“Kami ingin Ramadan ini membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat. Bazar ini diharapkan bisa membuka ruang partisipasi yang lebih luas serta menjadi peluang bagi UMKM untuk berkembang,” ujar Menteri Maman Abdurrahman.

Selain menjadi ajang promosi, bazar ini juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan dengan harga lebih terjangkau. “Target utama dari kegiatan ini adalah memberikan manfaat yang nyata bagi banyak orang,” tambahnya.

Acara ini mendapatkan dukungan dari berbagai mitra strategis, termasuk Baznas, BRI, RNI, Bulog, ID Food, serta sejumlah mitra Kementerian UMKM lainnya.

Pada kesempatan yang sama, penasihat DWP Kementerian UMKM, Tina Maman Abdurrahman, menekankan bahwa Smesco merupakan rumah bagi UMKM, sehingga bazar ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan Ramadan dengan harga yang lebih terjangkau.

“Kami juga ingin mengajak seluruh pelaku UMKM untuk berbagi ide dan pengalaman, serta mempererat hubungan satu sama lain. Mari manfaatkan momentum ini untuk tumbuh bersama demi masa depan UMKM Indonesia yang lebih baik,” ujar Tina.

Ia berharap, melalui Pekan Bazar Ramadan Murah ini, semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati manfaat dari produk-produk lokal. “Dengan harga yang bersaing, masyarakat tidak hanya mendapatkan barang berkualitas, tetapi juga turut serta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi para pengusaha UMKM di Indonesia,” tutupnya.

Gen Z, Melek Teknologi Tapi Buta Finansial? Gimana Solusinya?

Generasi Z (kelahiran 1997–2012) sering dibilang sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, dan progresif. Tapi, di balik itu, banyak yang menilai Gen Z kurang peka dalam mengelola finansial. Gaji habis di tengah bulan, tergoda belanja online, atau malah nggak punya tabungan darurat. Sebenarnya, apa sih yang bikin generasi ini dianggap “gagap” soal uang? Yuk, kita telusuri akar masalahnya!

1. Terbiasa dengan Segala Sesuatu yang Instan

Generasi Z tumbuh di era serba cepat: beli makanan tinggal click, bayar pakai e-wallet, bahkan pinjam uang bisa langsung cair lewat aplikasi. Sayangnya, kemudahan ini bikin mereka jarang merasakan “proses” mengelola uang secara fisik. Nggak heran kalau banyak yang kesulitan mengontrol pengeluaran karena uang terasa abstrak—cuma angka di layar.
Contoh“Bayar pakai QRIS atau kartu kredit itu kayak nggak pakai uang beneran. Eh, tagihan datang, baru kaget!”

2. Pengaruh Budaya Konsumtif dan Media Sosial

Platform seperti TikTok, Instagram, atau Shopee jadi ladang godaan buat belanja. Tren fashion, gadget terbaru, atau jalan-jalan kekinian selalu diumbar lewat feed. Bagi Gen Z yang ingin tetap up-to-date, tekanan untuk ikut gaya hidup ini bisa bikin pengeluaran meledak. Apalagi, banyak yang terjebak mindset “YOLO” (You Only Live Once) sehingga prioritasnya lebih ke pengalaman ketimbang menabung.

3. Minimnya Edukasi Keuangan Sejak Dini

Meski melek teknologi, banyak Gen Z yang mengaku nggak pernah diajari cara mengatur uang oleh keluarga atau sekolah. Mereka tahu cara menghasilkan uang (misal: freelance, jualan online), tapi bingung cara membagi untuk tabungan, investasi, atau dana darurat. Akibatnya, ketika dapat penghasilan, uang langsung “ludes” tanpa perencanaan.
Fakta: Survei OJK (2022) menyebut hanya 24% Gen Z di Indonesia yang paham literasi keuangan dasar.

4. Gaya Hidup “Flexing” dan FOMO

Flexing (pamer) dan FOMO (Fear of Missing Out) jadi candu tersendiri. Nongkrong di kafe hits, beli sneaker limited edition, atau liburan ke luar negeri sering diunggah ke media sosial demi validasi. Masalahnya, demi eksis, banyak yang rela ngutang atau pakai uang tabungan. Ujung-ujungnya, keuangan jadi berantakan.

5. Ketergantungan pada Orang Tua

Sebagian Gen Z masih mengandalkan dukungan finansial dari orang tua, bahkan setelah bekerja. Misalnya, gaji dipakai untuk kebutuhan pribadi, sementara biaya hidup utama (seperti makan atau listrik) masih ditanggung orang tua. Kondisi ini bikin mereka kurang terbiasa mengelola uang secara mandiri.

Tapi, Jangan Salah… Gen Z Juga Punya Potensi di Bidang Finansial!

Di balik kritikan, Gen Z sebenarnya punya peluang besar untuk jadi lebih cerdas finansial. Mereka melek teknologi, mudah akses informasi, dan punya banyak platform belajar keuangan (seperti YouTube atau aplikasi finansial). Tinggal bagaimana cara mengarahkan kebiasaan dan pola pikir mereka.

Tips Buat Gen Z Agar Makin Melek Keuangan:

  1. Pakai Aplikasi Budgeting: Catat pemasukan dan pengeluaran pakai apps seperti Money Lover atau Excel.
  2. Investasi Kecil-kecilan: Mulai dari reksadana, emas digital, atau saham blue chip.
  3. Batasi Akses ke Dompet Digital: Jangan simpan terlalu banyak uang di e-wallet biar nggak gampang tergoda belanja.
  4. Cari Komunitas Finansial: Ikut grup diskusi atau webinar tentang keuangan biar makin melek.
  5. Evaluasi Gaya Hidup: Tanyakan ke diri sendiri: “Ini kebutuhan atau cuma keinginan?”

Masalah keuangan Gen Z bukan soal boros atau malas, tapi lebih ke adaptasi dengan lingkungan yang serba instan dan penuh godaan. Butuh waktu untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat. Yang penting, mulai dari hal kecil, belajar dari kesalahan, dan jangan malu minta saran ke yang lebih berpengalaman. Siapa tahu, 5–10 tahun lagi, Gen Z justru jadi generasi yang paling pinter ngatur uang!

BI-FAST dan QRIS Jadi Motor Pertumbuhan Transaksi Digital Capai 3,5 Miliar

Penggunaan layanan perbankan digital di Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan signifikan. Berdasarkan data terbaru, transaksi digital perbankan melonjak 40,1% pada November 2024 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, dengan generasi Z (Gen Z) dan milenial sebagai penggerak utama. Proyeksi Bank Indonesia (BI) menyebutkan, tren ini diprediksi terus menguat sepanjang 2025 dengan pertumbuhan pengguna mencapai 52,3%, didorong oleh peningkatan volume transaksi BI-FAST hingga 34,1%.

SeaBank Pimpin Pasar, Bank Jago dan Neo Bersaing Ketat

Hasil riset Ipsos mengenai perilaku konsumen perbankan digital mengungkap preferensi generasi muda. SeaBank menjadi pilihan utama 50% responden berusia 25-44 tahun, disusul Bank Jago (32%) dan Bank Neo (28%). “Tren ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital yang cepat dan mudah diakses,” ujar Andi Sukma, Executive Director Ipsos Indonesia, dalam rilis resmi, Jumat (14/3/2025).

Aktivitas paling populer di platform perbankan digital meliputi isi ulang dompet digital (76%), pembayaran QRIS (71%), dan transfer antar-bank (70%). “Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya mengadopsi teknologi, tetapi juga memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari,” tambah Andi.

QRIS Cetak Rekor, Transaksi Digital Tembus 3,5 Miliar

Data BI per Januari 2025 mencatat total transaksi pembayaran digital mencapai 3,5 miliar, naik 35,3% secara tahunan. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan transaksi via aplikasi mobile (29,7%) dan internet banking (19,8%). Sektor QRIS menjadi bintang dengan lonjakan volume 170,1%, berkat ekspansi jaringan merchant dan pengguna.

Pertumbuhan QRIS tidak lepas dari kolaborasi antara bank, penyedia teknologi, dan UMKM yang semakin masif,” jelas Deputi Gubernur BI. Pihaknya juga menyoroti pentingnya inovasi layanan untuk mempertahankan momentum positif ini.

Meski pertumbuhan menggembirakan, Ipsos menekankan perlunya peningkatan kualitas layanan. Riset mengidentifikasi bahwa pengalaman pengguna (customer experience) menjadi kunci untuk mempertahankan loyalitas konsumen, terutama di tengah persaingan antar-platform.

“Bank digital harus fokus pada keamanan transaksi, kecepatan layanan, dan edukasi literasi keuangan. Ini akan memperkuat kepercayaan publik dan mendorong inklusi finansial,” papar Andi.

Dengan proyeksi optimis BI dan dinamika pasar yang kompetitif, industri perbankan digital Indonesia diprediksi terus menjadi tulang punggung transformasi ekonomi digital nasional.

Gagal Cuan? Ini 3 Kesalahan Trader Forex dengan Modal Minimal

Trading forex memang menawarkan peluang besar, tapi kalau nggak hati-hati, justru bisa bikin modal cepat habis. Terutama buat trader forex dengan modal minimal, kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal. Nah, supaya nggak terjebak dalam kerugian besar, berikut tiga kesalahan fatal yang sering dilakukan trader forex bermodal kecil. Jangan sampai loss gara-gara ini!

1. Overtrading Karena Ingin Cepat Untung

Banyak trader pemula berpikir semakin sering trading, semakin besar peluang profit. Padahal, ini justru jebakan yang bisa menghabiskan modal dengan cepat. Overtrading terjadi ketika seorang trader terlalu sering masuk pasar tanpa analisis matang. Ini biasanya dipicu oleh rasa serakah atau keinginan untuk segera menggandakan modal minimal forex yang dimiliki.

Solusinya? Disiplin dalam strategi trading. Tentukan batasan jumlah transaksi per hari dan pastikan setiap entry berdasarkan analisis yang jelas, bukan sekadar emosi atau insting semata.

2. Manajemen Risiko yang Buruk

Kesalahan kedua adalah nggak punya manajemen risiko yang baik. Banyak trader pemula mengabaikan stop-loss atau malah memasang lot terlalu besar dengan harapan profit besar dalam waktu singkat. Akibatnya? Sekali harga bergerak berlawanan, modal minimal forex bisa langsung ludes.

Aturan umumnya, jangan risikokan lebih dari 1-2% modal di setiap trade. Pastikan juga selalu memasang stop-loss agar kerugian tetap terkendali. Trading itu maraton, bukan sprint. Jadi, lebih baik profit kecil tapi konsisten daripada mengejar keuntungan besar tapi akhirnya habis total.

3. Terlalu Bergantung pada Leverage

Leverage memang menggiurkan karena bisa memperbesar daya beli trader bermodal kecil. Tapi, ini juga pedang bermata dua. Semakin tinggi leverage, semakin besar risiko kehilangan seluruh modal dalam sekali pergerakan harga.

Banyak trader newbie tergoda menggunakan leverage tinggi untuk memaksimalkan profit. Sayangnya, kalau salah perhitungan, margin call bisa datang lebih cepat dari yang dibayangkan. Sebaiknya, gunakan leverage dengan bijak dan sesuaikan dengan strategi serta toleransi risiko masing-masing.

Trading forex dengan modal kecil tetap bisa menghasilkan keuntungan, asalkan dilakukan dengan strategi yang tepat. Hindari overtrading, kelola risiko dengan baik, dan jangan tergiur leverage berlebihan. Dengan disiplin dan manajemen yang benar, modal minimal forex yang dimiliki bisa berkembang tanpa harus menghadapi risiko besar. Jadi, siap trading dengan lebih bijak?

Mudik Lebih Berkesan! KAI Kolaborasi dengan Kreator Lokal Hadirkan Livery Spesial

PT KAI kembali menghadirkan inovasi dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri dengan mempercantik tampilan rangkaian kereta menggunakan Livery Tematik Idulfitri 1446H. Livery khusus ini dipasang pada lokomotif, eksterior kereta, dan kabin penumpang, menciptakan suasana mudik yang lebih meriah dan berkesan bagi para pelanggan.

Beberapa kereta yang akan menampilkan desain spesial ini antara lain KA Bima, KA Argo Semeru, KA Argo Wilis, KA Turangga, KA Blambangan Ekspres, KA Gajayana, dan KA Argo Dwipangga. Peluncuran resmi livery tematik ini berlangsung di Stasiun Gambir pada 14 Maret 2025.

Dukungan Industri Kreatif dalam Transportasi Publik

Acara peluncuran ini dihadiri oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, serta sejumlah perwakilan dari Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Kementerian Perhubungan. Hadir pula General Manager Publishing Gramedia Wahyu Raharjo serta kreator komik lokal seperti Jasmine H. Surkatty (komik GaJelas) dan Seto Buje (komik Bedil), yang turut berkontribusi dalam desain livery tematik ini.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, dilakukan seremoni penyerahan mockup komik bertema “Tipe Pemudik” oleh Jasmine dan Seto kepada Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, yang kemudian menyerahkannya kepada Direktur Utama KAI. Kolaborasi ini mencerminkan sinergi antara industri kreatif dengan sektor transportasi dalam memberikan pengalaman lebih berkesan bagi masyarakat.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendukung Intellectual Property (IP) lokal. “Kolaborasi ini bukan hanya memperindah tampilan kereta, tetapi juga mendorong perkembangan industri kreatif sebagai bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Desain Livery Tematik yang Lebih Menarik

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyampaikan bahwa melalui kolaborasi ini, KAI tidak hanya mempercantik rangkaian kereta, tetapi juga mengangkat karya anak bangsa ke tingkat yang lebih luas.

“Dengan menghadirkan unsur kreatif dalam transportasi publik, kami berharap bisa menciptakan ekosistem perjalanan yang lebih inovatif dan berdaya saing. Ini juga menjadi langkah kami dalam memberikan pengalaman mudik yang lebih menyenangkan bagi pelanggan,” ujar Didiek.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menambahkan bahwa Livery Tematik Idulfitri tahun ini dirancang lebih atraktif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Desain ini menampilkan karakter unik yang menggambarkan suasana mudik Lebaran dengan kereta api. Dengan visual yang ceria, kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan bagi para pelanggan,” jelas Anne.

Livery ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian BUMN, Kementerian Ekonomi Kreatif, Elex Media, serta kreator karakter komik GaJelas, Si Bedil, dan Tuti and Friends. Mengusung tema “Bersama KAI Menyambung Silaturahmi”, desain ini diharapkan dapat membawa semangat kebersamaan selama perjalanan mudik.

Elemen Khas Ramadan dan Idulfitri yang Menghiasi Kereta Api

Pada lokomotif, livery menampilkan elemen khas Ramadan dan Idulfitri, seperti ketupat, masjid, dan motif Islami dengan warna cerah yang mencerminkan keceriaan. Sementara itu, pada eksterior kereta, terdapat ilustrasi yang menggambarkan perjalanan mudik dengan karakter-karakter yang menikmati perjalanan dengan kereta api.

Selain mempercantik bagian luar, dekorasi tematik juga diaplikasikan di dalam kabin penumpang. Ornamen khas Ramadan dan ilustrasi menarik menghiasi interior kereta, menciptakan atmosfer yang lebih hangat dan menyenangkan bagi penumpang selama perjalanan.

Kehadiran karakter Bedil, Tuti, dan Budi semakin memperkuat daya tarik visual livery ini. Karakter-karakter yang sudah dikenal luas di Indonesia ini diharapkan bisa menghibur penumpang, terutama anak-anak yang ikut serta dalam perjalanan mudik.

Anne juga menegaskan bahwa pemasangan livery ini merupakan bentuk apresiasi KAI kepada pelanggan yang telah mempercayakan perjalanan mudik mereka kepada kereta api.

“Kami ingin memberikan pengalaman mudik yang tak hanya nyaman dan aman, tetapi juga penuh keceriaan. Melalui desain tematik ini, kami berharap momen mudik semakin berkesan bagi masyarakat,” ungkap Anne.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, KAI juga menghadirkan berbagai program menarik selama Ramadan dan Idulfitri, termasuk promo tiket dan program mudik lebih awal.

“Kami akan terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggan, baik dari segi fasilitas maupun pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan,” tutup Anne.

Investasi di Industri Kimia Capai Rp65,76 Triliun, Apa Dampaknya?

Industri kimia terus menjadi sektor strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan kebijakan prioritas yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengungkapkan bahwa sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencatat pertumbuhan sebesar 5,86 persen pada tahun 2024, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen.

“Sebagai sektor strategis, industri kimia berperan sebagai penyedia bahan baku bagi berbagai sektor manufaktur, seperti industri plastik dan tekstil. Maka, pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri menjadi prioritas untuk meningkatkan nilai tambah serta memperluas lapangan kerja,” ujar Taufiek dalam diskusi dengan Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Jumat (14/3).

Kontribusi Ekspor dan Investasi di Sektor Kimia

Selain itu, ekspor industri kimia pada tahun 2024 mencapai USD17,39 miliar, memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara. Taufiek menegaskan bahwa tantangan utama dalam mendorong sektor ini adalah membangun ekosistem petrokimia dan energi yang terintegrasi agar semakin kompetitif di pasar global.

Sepanjang 2024, investasi di industri kimia mencapai Rp65,76 triliun. Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk memfasilitasi investasi di sektor ini, termasuk pengembangan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Tanjung Enim, dan Kutai Timur.

“Kami optimis bahwa industri kimia akan berkontribusi besar terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Pada tahun 2029, sektor ini diproyeksikan menyumbang nilai tambah hingga Rp46,09 triliun,” kata Taufiek.

Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular PT Chandra Asri Pacific Tbk, Edi Rivai, menuturkan bahwa perusahaannya telah berkomitmen selama lebih dari 30 tahun dalam mendukung pengembangan industri petrokimia dan kimia di Indonesia.

“Chandra Asri Group merupakan perusahaan solusi energi, kimia, dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara. Saat ini, kami mengoperasikan kompleks petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dengan berbagai fasilitas produksi strategis,” jelasnya.

Pembangunan Kilang CA-EDC dan Dampaknya bagi Ekonomi Nasional

Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) sedang membangun Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC), yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri hilir nasional dan mengurangi ketergantungan impor soda kaustik.

“Investasi untuk pembangunan pabrik ini telah mencapai Rp1,26 triliun pada tahun 2024, dan total investasi ditargetkan sebesar Rp15 triliun. Proyek ini telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional RPJMN 2025-2029 sesuai Perpres No.12/2025,” papar Edi.

Ketika mulai beroperasi penuh pada kuartal pertama 2027, pabrik ini diproyeksikan mampu menggantikan impor soda kaustik hingga 827 ribu ton per tahun, setara dengan nilai Rp4,9 triliun per tahun. Sementara itu, seluruh produksi Ethylene Dichloride (EDC) akan diekspor dengan potensi pemasukan devisa senilai Rp5 triliun per tahun.

Untuk memperlancar realisasi investasi ini, Chandra Asri berharap adanya dukungan dari pemerintah, termasuk kemudahan izin impor garam industri sebagai bahan baku, peningkatan infrastruktur logistik, serta perlindungan pasar dalam negeri dari banjirnya impor soda kaustik.

“Kami mengapresiasi berbagai insentif pemerintah seperti tax holiday dan tax allowance. Dukungan ini sangat penting dalam meningkatkan kepercayaan investor dan mempercepat realisasi investasi di dalam negeri,” tandas Edi.

Edi optimistis bahwa proyek CA-EDC akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional serta memperkuat ekosistem industri kimia dalam negeri, mendukung program Asta Cita, dan mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Sementara itu, peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus, menambahkan bahwa proyek CA-EDC akan memberikan dampak besar bagi industri baterai listrik nasional.

“Indonesia memiliki peran strategis dalam rantai pasok global kendaraan listrik (EV). Dengan kemandirian produksi soda kaustik, industri baterai EV akan semakin berkembang dan berkontribusi dalam ekspor produk EV ke pasar global,” pungkasnya.

Peluang Besar! Tren Marketing yang Wajib Dicoba Tahun Ini

Tahun ini, dunia marketing terus berkembang dengan tren-tren baru yang bisa membawa bisnis ke level selanjutnya. Persaingan semakin ketat, dan siapa yang bisa beradaptasi dengan cepat akan lebih unggul. Nah, kali ini Berempat.com akan memberikan beberapa tren marketing yang diprediksi akan mendominasi tahun ini dan bagaimana cara memanfaatkannya.

Personalisasi dan Interaksi yang Lebih Dekat

Sekarang, pelanggan nggak mau diperlakukan seperti angka dalam database. Mereka ingin pengalaman yang lebih personal dan relevan. Makanya, strategi marketing berbasis data semakin penting. Dengan AI dan machine learning yang makin canggih, brand bisa menyajikan konten yang benar-benar sesuai dengan preferensi pelanggan. Caranya? Manfaatkan data pelanggan untuk mengirim email yang lebih personal, rekomendasi produk yang sesuai, atau bahkan pengalaman website yang disesuaikan dengan kebiasaan mereka.

Selain itu, komunikasi yang lebih interaktif juga menjadi kunci. Live chat, polling, dan fitur Q&A di media sosial bisa meningkatkan keterlibatan pelanggan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, semakin besar peluang pelanggan merasa terhubung dengan brand. Semakin pelanggan merasa dihargai, semakin besar kemungkinan mereka akan tetap loyal terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

Social Commerce dan Kekuatan Influencer

Belanja langsung dari platform media sosial seperti Instagram dan TikTok semakin populer. Banyak brand sudah memanfaatkan fitur shop yang tersedia, sehingga pelanggan bisa langsung membeli tanpa harus keluar dari aplikasi. Jika ingin mengikuti tren marketing ini, pastikan produkmu tersedia di marketplace sosial dan optimalkan konten agar lebih engaging serta mengundang interaksi. Gunakan strategi storytelling yang menarik untuk membuat pelanggan merasa lebih dekat dengan brand-mu.

Selain itu, influencer marketing tetap kuat, tapi trennya kini lebih ke micro dan nano-influencers. Mereka punya engagement yang lebih tinggi dan dipercaya audiensnya dibanding influencer besar. Kolaborasi dengan mereka bisa jadi lebih efektif dan hemat biaya. Pilih influencer yang benar-benar sesuai dengan brand dan target pasarmu untuk hasil yang maksimal. Semakin spesifik dan relevan seorang influencer dengan target pasarmu, semakin besar dampak yang bisa didapatkan.

Tidak hanya itu, brand juga perlu aktif dalam membangun komunitas online. Interaksi dalam grup eksklusif, forum, atau bahkan komunitas di media sosial bisa membantu meningkatkan keterikatan pelanggan dengan brand. Semakin kuat komunitas yang dibangun, semakin besar kemungkinan pelanggan akan terus menggunakan produk atau layanan yang ditawarkan.

Tahun ini, strategi marketing yang lebih otentik, interaktif, dan berbasis data akan lebih mendominasi. Bisnis yang bisa cepat beradaptasi dengan tren ini pasti punya peluang lebih besar untuk sukses. Jadi, sudah siap menerapkan strategi yang tepat?

Penerimaan PPN DN Rp48,1 Triliun di Februari, Sinyal Pemulihan atau Pelemahan?

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) pada dua bulan pertama tahun 2025 tercatat mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi PPN DN periode Januari-Februari 2025 mencapai Rp102,5 triliun, turun 9,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp113,3 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengungkapkan, tren penurunan ini terlihat dari realisasi Februari 2025 sebesar Rp48,1 triliun, lebih rendah dibanding Januari 2025 (Rp54,4 triliun) dan Desember 2024 (Rp95,4 triliun). Meski demikian, Anggito menegaskan bahwa penurunan di awal tahun merupakan pola normal yang terjadi setiap periode.

“Setiap awal tahun, penerimaan PPN DN memang cenderung turun dibanding akhir tahun sebelumnya. Ini pola musiman yang wajar,” jelas Anggito dalam konferensi pers APBN di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Faktor Relaksasi dan Sinyal Positif Sektor Otomotif

Anggito menyebutkan, penurunan tahun ini juga dipengaruhi kebijakan relaksasi pembayaran PPN DN selama 10 hari, yang memungkinkan pembayaran pajak Januari dilakukan hingga 10 Maret 2025. Jika faktor ini diperhitungkan, rata-rata penerimaan PPN DN periode Desember 2024-Februari 2025 justru naik menjadi Rp69,5 triliun, lebih tinggi dari rata-rata Rp64,2 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Ia juga menyoroti pertumbuhan positif penjualan kendaraan sebagai indikator optimisme. Data Februari 2025 menunjukkan penjualan sepeda motor naik 4% dan mobil 2,2% secara tahunan. “Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan PMI manufaktur dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI), yang menandakan pemulihan sektor riil,” tambahnya.

Ekonom Soroti Daya Beli yang Melemah

Di sisi lain, sejumlah ekonom menilai penurunan PPN DN mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat. Arif, mantan staf khusus presiden bidang ekonomi, menjelaskan bahwa PPN DN berkaitan erat dengan konsumsi rumah tangga. “Penurunan PPN DN menunjukkan konsumsi sedang lesu. Ini juga bisa berdampak pada penerimaan PPh Badan dan menggambarkan tekanan di sektor ketenagakerjaan,” ujarnya.

Arif menegaskan, meski ada pertumbuhan di sektor otomotif, hal tersebut belum tentu mewakili kondisi keseluruhan ekonomi. “Peningkatan penjualan kendaraan mungkin hanya terjadi di segmen tertentu, sementara konsumsi barang pokok atau kebutuhan harian justru stagnan,” paparnya.

Pemerintah tetap optimis dengan menilai penurunan PPN DN sebagai fenomena sementara. Namun, ekonom mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap tren penurunan yang berkepanjangan. “Jika daya beli terus melemah, dampaknya bisa meluas ke sektor lain, termasuk investasi dan penyerapan tenaga kerja,” tandas Arif.

Kedua pihak sepakat bahwa pemantauan ketat terhadap data makroekonomi dan kebijakan responsif diperlukan untuk menjaga stabilitas fiskal di tengah ketidakpastian global.