Sabtu, Juni 7, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 39

Rekor Baru Impor Beras, Siapa Pemasok Terbesar Indonesia?

Indonesia mencatatkan volume impor beras sebesar 4,52 juta ton sepanjang tahun 2024, angka ini melonjak signifikan hingga 47,38% dibandingkan total impor beras pada tahun 2023 yang hanya mencapai 3,06 juta ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2018, impor beras hanya mencapai 2,25 juta ton, kemudian turun drastis menjadi 444,51 ribu ton pada 2019. Angka ini kembali fluktuatif dengan catatan 359,29 ribu ton pada 2020, 407,74 ribu ton pada 2021, dan 429,21 ribu ton di 2022.

“Total impor beras sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 4,52 juta ton,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers yang berlangsung di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Sebagian besar dari total beras yang diimpor tersebut berasal dari kategori barang dengan kode HS 10063099, yaitu beras setengah giling atau beras giling utuh, baik yang telah dipoles maupun belum, dengan volume mencapai 3,99 juta ton. Jenis beras lainnya yang diimpor termasuk kategori broken rice (HS 10064090), yaitu beras pecah yang bukan untuk pakan hewan, dengan jumlah 510,01 ribu ton. Selain itu, ada tambahan sebesar 22,14 ribu ton dari kategori beras lain-lain.

Negara Asal Beras Impor

Thailand menjadi pemasok terbesar beras import Indonesia pada 2024, dengan volume mencapai 1,36 juta ton atau setara 30,19% dari total import. Vietnam menempati posisi kedua dengan 1,25 juta ton (27,62%), disusul oleh Myanmar sebanyak 831,38 ribu ton (18,40%).

Pakistan dan India masing-masing berkontribusi sebesar 803,84 ribu ton (17,79%) dan 246,59 ribu ton (5,46%). Sementara itu, sisanya, sebesar 25,13 ribu ton atau 0,56% dari total impor, berasal dari negara-negara lainnya.

“Mayoritas impor beras Indonesia pada tahun 2024 bersumber dari Thailand, yang menyuplai sekitar 30,19% atau setara dengan 1,36 juta ton,” jelas Amalia.

Kenaikan volume impor beras ini menunjukkan tingginya kebutuhan domestik yang belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sekaligus memperlihatkan dominasi negara-negara Asia seperti Thailand dan Vietnam dalam menyuplai kebutuhan beras Indonesia.

Modal Usaha dari Hasil Menabung Bulanan? Ini Cara Gampangnya!

Bagi sebagian besar orang, menabung seringkali terasa sulit, apalagi jika pengeluaran bulanan tampaknya selalu lebih besar dari pendapatan. Namun, jika kamu punya mimpi untuk memulai usaha suatu hari nanti, menabung adalah langkah penting yang perlu kamu persiapkan sejak sekarang. Dengan perencanaan yang tepat, uang yang terkumpul dari hasil menabung harian atau bulanan bisa menjadi modal usaha yang cukup ketika kamu selesai bekerja atau memutuskan untuk berhenti dan fokus menjalankan bisnis.

Kali ini Berempat.com akan memberikan beberapa tips menabung harian atau bulanan yang bisa membantumu mengumpulkan modal usaha:

1. Tetapkan Tujuan dan Nominal Tabungan

Langkah pertama adalah menentukan target menabung. Misalnya, kamu ingin memulai usaha dengan modal Rp10 juta dalam waktu satu tahun. Hitung berapa yang harus kamu tabung setiap bulan atau bahkan setiap hari untuk mencapai angka tersebut. Dengan target yang jelas, kamu akan lebih mudah memotivasi diri untuk disiplin menabung.

Misalnya, jika targetmu Rp10 juta dalam setahun, itu berarti kamu perlu menabung sekitar Rp833 ribu per bulan, atau Rp28 ribu per hari. Angka ini terlihat lebih terjangkau jika dihitung secara harian, bukan?

2. Sisihkan di Awal, Bukan di Akhir

Salah satu kesalahan umum dalam menabung adalah menunggu sisa uang di akhir bulan. Padahal, seringkali tidak ada yang tersisa karena pengeluaran yang tidak terkontrol. Mulailah membiasakan diri untuk menyisihkan uang tabungan di awal bulan atau segera setelah kamu menerima gaji. Anggap ini sebagai “pengeluaran wajib” yang tidak bisa diganggu gugat.

3. Gunakan Sistem Amplop atau Rekening Khusus

Jika kamu mudah tergoda untuk menggunakan uang tabungan, cobalah gunakan sistem amplop atau buka rekening tabungan khusus. Dengan sistem amplop, kamu bisa membagi uangmu ke dalam beberapa kategori: kebutuhan harian, tagihan, dan tabungan. Sedangkan dengan rekening khusus, kamu bisa memisahkan uang tabunganmu dari rekening utama sehingga lebih sulit diakses.

Ada juga opsi untuk menggunakan rekening tanpa kartu ATM agar uang tersebut benar-benar hanya bisa digunakan saat sangat dibutuhkan.

4. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu

Setiap bulan, coba evaluasi pengeluaranmu. Apakah ada hal-hal yang sebenarnya bisa dihemat? Misalnya, mengurangi jajan kopi di kafe, membawa bekal ke kantor, atau berlangganan layanan streaming yang jarang digunakan. Uang yang biasa kamu habiskan untuk hal-hal ini bisa dialihkan ke tabungan.

Tidak perlu memangkas semua hiburan, tetapi berhemat sedikit demi sedikit bisa berdampak besar pada tabunganmu.

5. Manfaatkan Bonus atau Uang Tambahan

Ketika mendapatkan bonus kerja, THR, atau uang tambahan lainnya, cobalah untuk tidak langsung menghabiskannya. Alihkan sebagian besar uang tersebut ke tabungan modal usahamu. Anggap ini sebagai percepatan untuk mencapai target tabungan.

6. Lakukan Investasi Ringan

Selain menabung, kamu juga bisa mempertimbangkan investasi ringan seperti reksa dana, emas, atau deposito. Instrumen investasi ini bisa membantu uangmu berkembang sedikit lebih cepat dibandingkan tabungan biasa. Namun, pastikan kamu memilih instrumen yang sesuai dengan profil risikomu.

7. Disiplin dan Jangan Mudah Tergoda

Kunci dari menabung adalah konsistensi. Akan ada banyak godaan yang membuatmu ingin menggunakan uang tabungan untuk hal lain, seperti membeli barang yang sedang diskon besar-besaran. Ingat kembali tujuan utamamu, yaitu mengumpulkan modal usaha.

8. Mulai dari Nominal Kecil

Jika kamu merasa berat untuk menabung dalam jumlah besar, jangan khawatir. Mulailah dari nominal kecil yang sesuai dengan kemampuanmu. Misalnya, Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per hari. Yang penting adalah kebiasaan menabung yang konsisten. Seiring waktu, kamu bisa meningkatkan nominal tersebut ketika penghasilanmu bertambah atau pengeluaranmu lebih terkontrol.

Modal Terkumpul, Saatnya Wujudkan Mimpi

Ketika uang tabunganmu sudah mencapai target, saatnya kamu mulai merencanakan usaha yang ingin dijalankan. Gunakan modal tersebut dengan bijak, seperti untuk membeli peralatan usaha, bahan baku, atau menyewa tempat. Jangan lupa, terus belajar tentang cara mengelola bisnis agar usaha yang kamu bangun bisa berkembang dan sukses.

Menabung untuk modal usaha memang membutuhkan disiplin, kesabaran, dan komitmen yang kuat. Namun, hasilnya akan sepadan dengan usaha yang kamu lakukan. Dengan persiapan yang matang sejak sekarang, mimpi memiliki bisnis sendiri bukan lagi sekadar angan-angan, tetapi bisa benar-benar terwujud. Jadi, tunggu apa lagi?

Dampak Positif TKDN: Impor Menurun, Produksi Dalam Negeri Meroket

Penerapan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terus memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri nasional. Kebijakan ini memastikan peningkatan permintaan terhadap produk dalam negeri melalui belanja pemerintah pusat, daerah, serta BUMN/BUMD. Selain itu, TKDN menjamin investasi di sektor manufaktur sekaligus menciptakan lebih banyak lapangan kerja di tanah air.

“Implementasi TKDN telah menunjukkan peningkatan investasi baru, produktivitas industri, dan penyerapan tenaga kerja, seperti di sektor alat kesehatan, farmasi, hingga elektronik, termasuk produk HKT (Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet). Realisasi belanja pemerintah atas produk manufaktur bersertifikat TKDN juga terus melonjak, dari Rp989,97 triliun pada 2022 menjadi Rp1.499,75 triliun di tahun 2023,” ungkap Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, di Jakarta, Selasa (14/1).

Lebih lanjut, penerapan TKDN berhasil menekan impor produk HKT dan komponennya. Meskipun impor menurun, kebutuhan HKT domestik yang terus meningkat kini mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Hal ini membuktikan efektivitas kebijakan TKDN dalam memperkuat sektor manufaktur lokal.

Menanggapi Kritik

Dalam kesempatan yang sama, Febri juga menanggapi opini dari seorang peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang menyebut kebijakan TKDN tidak selaras dengan kepentingan dunia usaha. Peneliti tersebut merujuk pada hasil penelitian lama, termasuk dari CSIS sendiri pada 2022.

Menurut Febri, data penelitian yang digunakan sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. “Penelitian yang diajukan berdasarkan data lama tidak menggambarkan perkembangan terbaru. Kebijakan TKDN saat ini telah menghasilkan peningkatan signifikan pada sektor manufaktur, baik dalam jumlah produk bersertifikasi maupun belanja pemerintah,” jelasnya.

Febri mencontohkan bagaimana kebijakan TKDN pada program PPNBM DTP di sektor otomotif berhasil mendongkrak penjualan kendaraan roda empat pasca pandemi. Selain mendorong produktivitas industri otomotif, kebijakan ini juga memperkuat sektor komponen otomotif dalam negeri.

Bukti Dampak Positif TKDN

Jumlah produk bersertifikat TKDN terus meningkat, dari hanya 3.207 produk pada 2019 menjadi 8.040 produk pada 2022. Hal ini menunjukkan antusiasme pelaku industri untuk mendaftarkan produk mereka, dengan tujuan memenuhi threshold TKDN agar dapat tayang di e-katalog pemerintah.

“Banyak investor membangun pabrik baru dan merekrut tenaga kerja untuk memenuhi persyaratan TKDN. Peningkatan ini membuktikan bahwa kebijakan TKDN mendorong inovasi, efisiensi, dan produktivitas di berbagai sektor,” ujar Febri.

Febri juga menepis anggapan bahwa kebijakan TKDN meningkatkan biaya produksi dan melemahkan daya saing ekspor. Menurutnya, justru sebaliknya, kebijakan ini menciptakan nilai tambah bagi industri yang bersertifikat TKDN. Nilai tambah tersebut digunakan untuk inovasi produk baru, peningkatan efisiensi, hingga produktivitas.

Dampak Meluas di Seluruh Sektor

Selain mendukung industri hilir, kebijakan TKDN juga berkontribusi pada penguatan sektor intermediate hingga hulu. “Indikator keberhasilan kebijakan TKDN tidak bisa hanya diukur dari share impor bahan baku di sektor hulu, melainkan juga dari produktivitas di sektor hilir dan intermediate,” jelas Febri.

Ia menegaskan bahwa studi terkait efektivitas TKDN perlu dilakukan secara komprehensif, mencakup dampak kebijakan terhadap seluruh rantai industri. Dengan demikian, penerapan TKDN diharapkan terus mendorong pertumbuhan sektor manufaktur, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.

Bukan Hanya Lokal, Produk UKM Bali Kini Mulai Dilirik Dunia!

Wamendag, Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan dukungan penuh Kementerian Perdagangan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan akses pasar UKM melalui berbagai pameran, baik yang digelar langsung oleh Kementerian Perdagangan maupun oleh pihak lain. Roro menyampaikan hal ini usai mengunjungi Kahyangan House of Jewelry di Gianyar, Bali, Selasa (14/1).

Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut Direktur Bina Usaha Perdagangan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Septo Soepriyanto; Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Made Sudarsana; serta Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih.

Pameran Sebagai Kunci Peningkatan Akses Pasar

Menurut Wamendag Roro, pameran memiliki peran penting sebagai media promosi untuk meningkatkan akses pasar bagi pelaku UKM. “Kami mendukung partisipasi UKM Bali dalam pameran rutin seperti Pangan Nusa, UKM Pangan Award, dan Trade Expo Indonesia. Selain itu, Kementerian juga mendorong koordinasi dengan dinas perdagangan setempat,” ujar Roro.

Pada 2023, Kementerian Perdagangan telah memperluas akses pasar UKM dengan menggelar promosi di berbagai pameran seperti Inacraft, Kriya Nusa, Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW), hingga program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Pada pameran Mall to Mall BBI di Banten, misalnya, Kementerian memfasilitasi 96 pelaku usaha, sementara 166 pelaku usaha turut difasilitasi dalam Pangan Nusa bersama 50 kuliner khas Nusantara.

Untuk mendukung UKM menembus pasar global, Kementerian Perdagangan terus memperkuat diplomasi perdagangan internasional. “Langkah konkret kami termasuk penyelesaian perundingan dagang, partisipasi aktif dalam fora internasional, serta business matching dan pameran di luar negeri,” jelas Roro. Di dalam negeri, upaya penguatan daya saing UKM dilakukan melalui pelatihan, pengembangan kapasitas, sertifikasi internasional, dan dukungan desain produk.

Platform pendukung seperti Inaexport dan Export Center juga dimanfaatkan untuk mempermudah pengembangan pasar ekspor. Saat ini, Export Center telah beroperasi di Surabaya dan Makassar, dengan rencana perluasan ke daerah lain.

Kunjungan ke UKM Unggulan Bali

Dalam lawatannya ke Bali, Wamendag Roro mengunjungi beberapa UKM lokal yang telah berkontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah. Salah satunya adalah Kahyangan House of Jewelry, produsen perhiasan emas dan perak yang mengangkat seni dan budaya Bali. Produk-produk mereka dirancang oleh I Nyoman Djabud, seorang pengrajin perhiasan dengan pengalaman lebih dari 40 tahun.

Wamendag juga mendatangi CV Bali Ayu Shop di Gianyar. Didirikan oleh Komang Yatik pada 1998, Bali Ayu Shop mengkhususkan diri pada produk spa dan aromaterapi berbasis kelapa, sejalan dengan konsep zero waste. Perusahaan ini memproduksi 17 ribu item per bulan, dengan pemasaran yang mencakup Jerman, Prancis, dan Italia.

Sensatia Botanicals, produsen kosmetik berbahan alami di Karangasem, juga menjadi salah satu tujuan kunjungan. Sensatia memulai perjalanan bisnisnya dari sabun berbasis minyak kelapa dan kini memiliki 35 gerai di Indonesia serta satu di Malaysia. Meski saat ini ekspor baru mencapai 5% dari total produksi, Wamendag melihat potensi besar untuk ekspansi lebih lanjut.

Di akhir kunjungannya, Wamendag berpesan kepada para pelaku UKM Bali untuk terus menjaga kualitas produk serta menjalin hubungan baik dengan para pembeli. “Dengan strategi yang tepat dan kerja sama lintas sektor, kita yakin UKM Indonesia dapat menjadi pemain utama di pasar global,” pungkasnya.

Pertumbuhan Ekonomi RI 4,95%, PMI dan Indeks Keyakinan Konsumen Optimis!

Indonesia berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dengan mencatatkan tingkat pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy) pada triwulan III-2024. Capaian ini menjadi bukti ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Beberapa indikator sektor riil turut mendukung optimisme ini, seperti PMI Manufaktur yang tetap ekspansif di level 51,2, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 127,7 pada Desember 2024, serta pertumbuhan positif pada Indeks Penjualan Riil (IPR).

“Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 5,1% pada 2024. Kami akan menantikan pengumuman resmi dari BPS pada Februari mendatang. Berbagai kebijakan, seperti program mudik gratis, diskon tiket pesawat, Harbolnas (transaksi Rp31 triliun), program BINA (transaksi Rp25,4 triliun), dan EPIC Sale (transaksi Rp14,9 triliun), telah memberikan dorongan signifikan pada ekonomi di kuartal IV,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara MNC Economic Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1).

Stimulus Ekonomi untuk Menjaga Momentum

Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berada di jalur yang positif, pemerintah telah meluncurkan berbagai paket stimulus di penghujung 2024. Stimulus tersebut mencakup bantuan pangan, diskon listrik 50% selama dua bulan, PPN DTP untuk sektor properti dan otomotif, serta insentif PPh Pasal 21 DTP untuk sektor padat karya.

Airlangga juga menyoroti pentingnya kelas menengah sebagai penggerak utama ekonomi, dengan proporsi 66,35% dari total penduduk. “Pemerintah terus mendukung kelas menengah melalui subsidi, insentif pajak, pembiayaan usaha, dan peningkatan kapasitas SDM,” tambahnya.

Hilirisasi sebagai Strategi Pertumbuhan

Hilirisasi menjadi salah satu andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan target peningkatan hingga 8%. Salah satu sektor yang sukses menerapkan strategi ini adalah industri nikel, di mana nilai ekspor produk hilirisasi nikel pada 2023 mencapai USD33,52 miliar (Rp520 triliun), meningkat drastis 745% dibandingkan 2017. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang juga menunjukkan hasil nyata dalam menambah nilai ekonomi dan memperkuat daya saing global.

“Langkah hilirisasi tidak hanya menciptakan nilai tambah tetapi juga memperkokoh posisi Indonesia di pasar internasional,” ujar Airlangga.

Capaian Kawasan Ekonomi Khusus dan Penyerapan Tenaga Kerja

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terus menjadi motor penggerak investasi dan lapangan kerja. Selama 2024, investasi di KEK mencapai Rp82,6 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 42.930 orang. Secara akumulatif sejak 2012, investasi di KEK mencapai Rp256,7 triliun dengan melibatkan 394 pelaku usaha dan menciptakan 156.208 lapangan kerja.

Dukungan pemerintah terhadap UMKM juga terlihat dari realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2024 yang mencapai Rp282,44 triliun, melebihi target Rp280 triliun. Dana ini disalurkan kepada 4,95 juta debitur, memperkuat sektor produktif nasional.

“Di masa mendatang, KEK akan dikembangkan sebagai pusat sektor strategis, termasuk transformasi digital dan pengembangan SDM. Penyaluran KUR juga akan terus ditingkatkan untuk mendukung sektor produksi,” tutup Airlangga.

Bulan Puasa, Bulan Cuan: Inspirasi Bisnis Kuliner untuk Pemula!

Bulan puasa selalu menjadi momen spesial bagi masyarakat Indonesia. Selain sebagai bulan penuh berkah, bulan Ramadan juga membawa peluang bisnis yang menggiurkan, terutama di bidang kuliner. Bagi kamu yang ingin mencari penghasilan tambahan, menjajal bisnis kuliner di bulan puasa bisa jadi ide brilian. Apa saja sih, jenis kuliner yang biasanya laris manis saat Ramadan? Yuk, kita bahas!

1. Takjil

Takjil selalu menjadi andalan ketika bulan puasa tiba. Menjelang waktu berbuka, banyak orang berburu makanan ringan untuk membatalkan puasa sebelum menyantap makanan utama. Takjil yang populer antara lain kolak pisang, es buah, es kelapa muda, bubur sumsum, hingga aneka gorengan seperti bakwan dan tahu isi.

Jika kamu tertarik membuka bisnis takjil, usahakan menawarkan variasi menu yang unik atau kekinian. Misalnya, kamu bisa membuat kolak dengan tambahan topping seperti boba atau menjual es buah dengan kemasan estetik yang menarik pembeli.

2. Kurma dan Olahannya

Kurma adalah makanan khas bulan puasa yang tidak pernah absen. Selain dijual dalam bentuk utuh, kamu juga bisa berinovasi dengan membuat olahan berbahan dasar kurma, seperti brownies kurma, jus kurma, atau kurma cokelat. Produk ini cocok untuk target pasar yang ingin menikmati kurma dengan cara berbeda.

3. Paket Nasi Box untuk Buka Puasa Bersama

Selama bulan puasa, acara buka bersama biasanya menjadi tradisi. Banyak orang, baik di kantor, komunitas, maupun keluarga, mengadakan acara bukber (buka bersama). Bisnis nasi box atau katering bisa menjadi peluang besar untuk memenuhi kebutuhan ini. Kamu bisa menawarkan paket nasi box dengan menu yang variatif, mulai dari masakan rumahan, ayam bakar, hingga menu ala Timur Tengah seperti nasi kebuli.

Promosikan jasamu lewat media sosial atau grup WhatsApp, dan tawarkan sistem pre-order untuk memudahkan pengelolaan.

4. Jajanan Tradisional yang Selalu Dicari

Bulan puasa juga membuat jajanan tradisional lebih banyak dicari. Kue basah seperti klepon, dadar gulung, putu mayang, atau nagasari bisa menjadi pilihan untuk dijual. Jangan lupa menjaga kualitas dan kebersihan agar pelanggan merasa puas dan mau membeli lagi.

5. Minuman Segar untuk Pelepas Dahaga

Selain makanan, minuman segar juga menjadi incaran utama saat berbuka. Es teh manis, es campur, es cendol, hingga aneka jus buah akan selalu laris di bulan puasa. Kamu bisa berkreasi dengan variasi rasa atau menambahkan topping unik agar produkmu lebih menarik.

6. Lauk Praktis untuk Sahur

Sahur seringkali menjadi momen yang terburu-buru bagi sebagian orang. Kamu bisa memanfaatkan peluang ini dengan menjual lauk praktis yang siap disantap. Contohnya, ayam ungkep, sambal goreng ati, dendeng, atau rendang kemasan. Produk ini tidak hanya praktis tetapi juga tahan lama jika disimpan di kulkas, sehingga banyak diminati.

7. Kue Kering untuk Menyambut Lebaran

Meskipun puncak penjualannya ada di akhir Ramadan, bisnis kue kering juga bisa dimulai dari sekarang. Nastar, kastengel, putri salju, dan lidah kucing tetap menjadi favorit banyak orang. Jika ingin lebih menarik, tawarkan paket hampers dengan kemasan cantik sebagai hadiah untuk keluarga atau kolega.

Tips Memulai Bisnis Kuliner Saat Bulan Puasa

Agar bisnismu berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:

  • Persiapan Awal: Mulailah mencicil bahan dan alat yang dibutuhkan jauh sebelum Ramadan agar tidak terburu-buru.
  • Promosi Kreatif: Manfaatkan media sosial untuk memasarkan produk. Gunakan foto yang menarik dan deskripsi yang menggoda selera.
  • Jaga Kualitas: Pastikan semua produk yang kamu jual memiliki cita rasa yang lezat dan higienis.
  • Harga Kompetitif: Tentukan harga yang terjangkau tanpa mengorbankan keuntungan. Jangan ragu untuk memberikan promo menarik seperti diskon pembelian dalam jumlah besar.

Bulan puasa memang membawa banyak peluang, dan bisnis kuliner adalah salah satu yang paling menjanjikan. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, kamu bisa meraih cuan tambahan selama Ramadan. Jadi, sudah siap mencoba bisnis kuliner bulan puasa tahun ini?

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Tumbuh 4,9%, Ini Faktor Pendorongnya

Tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi Bea Cukai dalam menjalankan perannya sebagai pengumpul penerimaan negara (revenue collector). Meski menghadapi berbagai tantangan ekonomi global dan domestik, institusi ini berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada penerimaan negara, yang mendukung pembangunan nasional.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, mengungkapkan bahwa penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai mencapai Rp300,2 triliun pada 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,9% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan mencapai 93,5% dari target APBN. Menurutnya, pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kenaikan nilai impor, penguatan kurs dolar AS, kebijakan relaksasi ekspor mineral, serta penyesuaian tarif cukai hasil tembakau.

Rincian Penerimaan Bea Cukai 2024

  1. Bea Masuk
    Penerimaan bea masuk tahun ini tercatat sebesar Rp53 triliun, tumbuh 4,1% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan impor bahan baku dan barang penolong industri sejak triwulan kedua. “Kenaikan impor bahan pangan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim serta penguatan kurs USD terhadap rupiah menjadi faktor utama,” jelas Budi. Setelah sempat melemah pada triwulan pertama, tren positif terus berlanjut hingga triwulan keempat.
  2. Bea Keluar
    Penerimaan bea keluar mencapai Rp20,9 triliun, melonjak hingga 53,6% secara yoy. Faktor utamanya adalah penguatan harga crude palm oil (CPO) sejak pertengahan tahun serta kebijakan relaksasi ekspor mineral. Pada triwulan terakhir, harga CPO bahkan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang 2024, sehingga mendorong penerimaan bea keluar secara signifikan.
  3. Cukai
    Cukai menjadi kontributor terbesar dengan penerimaan Rp226,4 triliun, tumbuh 2,0% yoy. Rinciannya meliputi cukai hasil tembakau (Rp216,9 triliun), minuman mengandung etil alkohol (Rp9,2 triliun), dan etil alkohol (Rp141,1 miliar). Setelah sempat melemah pada awal tahun akibat penurunan produksi hasil tembakau, tren positif mulai terlihat sejak triwulan kedua berkat penyesuaian tarif cukai dan peningkatan produksi dari golongan tertentu.

Strategi Bea Cukai untuk Optimalkan Penerimaan

Budi menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari implementasi empat strategi utama Bea Cukai:

  1. Kolaborasi dengan DJP
    Bea Cukai bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak melalui integrasi data, secondment, dan penetapan daftar sasaran bersama guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
  2. Audit Berbasis Data Analitik
    Audit kepabeanan dan cukai dilakukan dengan memanfaatkan data analitik, teknologi e-audit, dan penguatan unit analisis yang terintegrasi dengan ruang monitoring (analyzing room).
  3. Pengembangan Sistem Digital
    Sistem aplikasi seperti Ceisa Siap Tanding terus dikembangkan untuk mendukung keberatan pajak dan integrasi data dengan pengadilan pajak.
  4. Optimalisasi Dialog dan Koordinasi
    Melalui dialog dengan perusahaan, pembentukan tim khusus, dan koordinasi dengan satuan kerja Bea Cukai, institusi ini berupaya mengidentifikasi peluang peningkatan penerimaan negara.

Dengan pertumbuhan penerimaan yang konsisten, Bea Cukai berharap dapat terus menjadi institusi andalan dalam menopang APBN dan memperkuat perekonomian nasional. “Kolaborasi antara instansi, pemangku kepentingan, dan masyarakat menjadi kunci untuk mendukung pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Budi.

12 Ribu iPhone 16 Beredar di Indonesia, Kok Bisa?

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa lebih dari 12 ribu unit iPhone 16 telah masuk dan terdaftar secara resmi di Indonesia. Data ini diperoleh melalui Sistem Centralized Equipment Identity Register (CEIR), yang memantau dan mencatat perangkat berdasarkan IMEI yang terdaftar.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan jumlah perangkat iPhone 16 series yang telah memenuhi prosedur pendaftaran IMEI hingga saat ini.

“Berdasarkan data yang tercatat di Sistem CEIR kami, lebih dari 12 ribu unit iPhone 16 series telah mendapatkan IMEI resmi,” jelas Febri dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Empat Jalur Masuk iPhone 16 ke Indonesia

Menurut Febri, terdapat empat jalur utama yang memungkinkan masuknya seri iPhone 16 ke Indonesia, meskipun perangkat ini belum resmi dijual di pasar domestik karena persoalan investasi yang belum terselesaikan.

  1. Pembelian dari Luar Negeri: iPhone 16 yang dibeli di luar negeri dapat didaftarkan IMEI-nya melalui sistem Kemenperin.
  2. Barang Bawaan Penumpang: Perangkat yang dibawa oleh penumpang pesawat dapat masuk ke Indonesia asalkan pajaknya dilunasi di Bea Cukai.
  3. Barang Diplomat: Khusus untuk diplomat, perangkat ini dapat masuk melalui jalur yang difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
  4. Operator Seluler: Beberapa unit iPhone 16 diberikan oleh operator seluler dengan masa aktif tertentu.

“Berdasarkan data kami, hingga November 2024, jumlah perangkat aktif yang tercatat melalui sistem CEIR mencapai lebih dari 12 ribu unit,” ungkap Febri.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat bahwa hingga Oktober 2024, sebanyak 5.448 unit iPhone 16 telah masuk melalui jalur barang penumpang dan barang kiriman. Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Impor DJBC, Chotibul Umam, dalam Media Briefing DJBC 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

“Data kami menunjukkan bahwa perangkat ini diimpor melalui barang penumpang dan barang kiriman, sesuai ketentuan yang berlaku,” jelas Chotibul.

Aturan Khusus untuk Barang Bawaan Penumpang

Chotibul juga mengingatkan bahwa sesuai ketentuan Kementerian Perdagangan, barang bawaan penumpang dibatasi hingga dua unit per kedatangan dalam satu tahun, khusus untuk kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Jika barang tersebut melebihi batas atau digunakan untuk tujuan komersial, maka akan dikenakan bea masuk dan pajak.

Barang bawaan penumpang dikategorikan sebagai:

  • Barang Pribadi: Digunakan untuk kebutuhan pribadi dan dapat dikecualikan dari larangan teknis.
  • Barang Non-Pribadi: Jika barang terbukti untuk dijual kembali, maka akan dikenakan bea masuk dan pajak.

Contoh Perhitungan Pajak iPhone 16

Sebagai gambaran, jika seseorang membawa iPhone 16 dengan nilai sekitar Rp 20 juta, maka akan dikenakan pembebasan bea sebesar USD 500 (setara Rp 7,5 juta). Sisa nilai setelah pembebasan tersebut dikenakan tarif:

  • Bea Masuk: 10 persen dari nilai sisa.
  • PPN: 11 persen.
  • PPh: 10 persen untuk pemilik NPWP, atau 20 persen bagi yang tidak memiliki NPWP.

“Dengan ketentuan ini, kami berharap masyarakat lebih memahami aturan yang berlaku dan mematuhi regulasi terkait barang bawaan,” tutup Chotibul.

Meskipun iPhone 16 belum resmi dipasarkan di Indonesia, perangkat ini tetap menarik perhatian masyarakat. Prosedur yang ketat dalam pendaftaran IMEI menjadi salah satu langkah pemerintah untuk memastikan hanya perangkat legal yang dapat digunakan di dalam negeri.

Industri Furnitur RI Kian Mendunia, Kemenkop Gandeng BMN Living

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tengah menjajaki kemitraan strategis dengan PT Berdikari Meubel Nusantara (BMN) Living guna mendorong pengembangan industri furnitur nasional. Kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat koperasi sebagai penggerak utama ekonomi rakyat sekaligus meningkatkan daya saing furnitur lokal di pasar global.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Ferry Juliantono mengungkapkan bahwa kunjungan ke showroom dan pabrik BMN Living di Pasuruan, Jumat (10/1/2025), merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas kontribusi BMN dalam memajukan industri furnitur lokal.

“Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung proses produksi BMN, memastikan kualitas produknya, dan membahas peluang kerja sama yang saling menguntungkan antara Kemenkop dan BMN,” ujar Ferry.

Sinergi Koperasi dan Industri untuk Ekosistem Berkelanjutan

Ferry menegaskan koperasi adalah tulang punggung perekonomian nasional dan berperan penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif. Ia berharap sinergi antara koperasi dan sektor furnitur dapat menciptakan peluang baru bagi pelaku usaha kecil.

“Industri furnitur Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Data menunjukkan nilai ekspor furnitur kita mencapai 2,9 miliar dolar AS pada 2022, dengan produk-produk unggulan seperti meja konsol, kursi rotan, dan dekorasi rumah berbasis kayu,” jelas Ferry.

Namun demikian, ia juga menyoroti tantangan dalam meningkatkan daya saing produk lokal. “Untuk itu, kita perlu inovasi produk dan peningkatan kualitas agar furnitur Indonesia semakin diminati pasar global,” tambahnya.

Peluang Pasar Global dan Dukungan Pemerintah

Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Kemenkop, Destry Anna Sari, menuturkan bahwa pemerintah terus mendorong belanja negara berbasis produk dalam negeri. Salah satu inisiatif terbarunya adalah memperkuat kolaborasi koperasi dengan industri besar seperti BMN Living untuk memenuhi kebutuhan material perumahan.

“Kolaborasi ini akan membantu koperasi dan UMKM dalam meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif, serta memberdayakan koperasi perumahan,” jelas Destry.

BMN Living, yang merupakan bagian dari holding BUMN pangan ID Food, telah sukses membuktikan keunggulan produk furniturnya di pasar ekspor. Direktur BMN, Andre Andika Adhiguna, menyebutkan bahwa pasar Jerman menjadi salah satu tujuan utama ekspor produk mereka.

“Produk kami telah diakui secara global. Meski fokus utama kami selama ini adalah pasar internasional, kami mulai memperluas jangkauan ke pasar lokal dengan kualitas yang sama,” ungkap Andre.

Andre juga memastikan bahwa produk BMN telah memenuhi standar TKDN hingga 40 persen, sesuai kebijakan pemerintah. Sebagai industri padat karya, sektor furnitur turut berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru di dalam negeri.

“Kami berharap semakin banyak peluang kerja sama dengan koperasi dan UMKM untuk memperluas jangkauan pasar dan memberdayakan pelaku bisnis lokal,” pungkasnya.

Marketplace yang Dulunya Viral di Indonesia tapi Kini Tinggal Sejarah

Dunia digital terus berkembang pesat, dan tidak semua platform bisa bertahan menghadapi persaingan. Beberapa marketplace di Indonesia sempat viral dan menjadi favorit banyak pengguna, namun akhirnya harus menutup layanan mereka karena berbagai alasan. Kali ini Berempat.com akan membahas beberapa marketplace yang pernah berjaya di Indonesia, tetapi kini sudah tidak beroperasi.

Blanja.com – Kerjasama Besar yang Tidak Berjalan Lama

Blanja.com adalah hasil kolaborasi antara Telkom Indonesia dan eBay. Dengan dukungan dua perusahaan besar, Blanja.com digadang-gadang sebagai marketplace yang mampu bersaing dengan pemain besar seperti Tokopedia dan Shopee.

Namun, harapan tidak selalu sesuai kenyataan. Blanja.com kesulitan menarik perhatian pasar karena strategi pemasaran yang kurang agresif dan fitur yang tidak cukup kompetitif dibandingkan platform lain. Akibatnya, Blanja.com resmi menghentikan layanannya pada akhir 2020.

Elevenia, Jejak Marketplace Korea di Indonesia

Elevenia lahir dari kolaborasi XL Axiata dan SK Planet, sebuah perusahaan asal Korea Selatan. Ketika diluncurkan pada 2014, Elevenia membawa konsep yang segar dengan promosi menarik. Marketplace ini sempat mencuri perhatian konsumen di Indonesia, khususnya mereka yang mencari pengalaman belanja online yang berbeda.

Sayangnya, meski terlihat menjanjikan, Elevenia menghadapi tantangan besar dari segi persaingan dan kurangnya daya tarik untuk bertahan dalam jangka panjang. Setelah beberapa tahun beroperasi, Elevenia akhirnya menutup layanannya dan menjadi salah satu marketplace yang harus menyerah di tengah ketatnya kompetisi.

Rakuten, Raksasa Jepang yang Gagal Bersaing di Indonesia

Rakuten, marketplace besar asal Jepang, sempat mencoba memasuki pasar Indonesia dengan menggandeng MNC Group. Platform ini membawa pengalaman belanja online ala Jepang yang diharapkan bisa menarik perhatian masyarakat Indonesia.

Namun, Rakuten menghadapi masalah besar dalam memahami preferensi konsumen lokal. Di tengah ketatnya persaingan dengan marketplace yang lebih memahami kebutuhan pasar Indonesia, Rakuten kesulitan mendapatkan tempat. Pada akhirnya, Rakuten resmi meninggalkan pasar Indonesia dan fokus pada negara-negara lain.

Zalora Indonesia – Perubahan Model Bisnis

Meskipun tidak sepenuhnya tutup, Zalora Indonesia mengalami perubahan besar. Marketplace yang awalnya fokus menjual produk fashion ini terpaksa menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dan model bisnis. Dalam beberapa tahun terakhir, Zalora lebih dikenal sebagai platform yang bekerja sama langsung dengan brand-brand besar, dibandingkan sebagai marketplace umum. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan pemain besar pun harus terus beradaptasi untuk tetap relevan.

Alasan di Balik Penutupan Marketplace

Ada beberapa alasan utama yang menyebabkan marketplace yang pernah viral akhirnya tutup atau berubah arah:

  1. Persaingan Ketat: Shopee, Tokopedia, dan Lazada menjadi pemain dominan di pasar e-commerce Indonesia. Marketplace lain yang tidak memiliki strategi kuat kesulitan untuk bersaing.
  2. Modal dan Pemasaran: Platform yang kurang agresif dalam pemasaran sering kesulitan menarik perhatian pengguna.
  3. Adaptasi Pasar: Beberapa marketplace asing gagal memahami kebutuhan dan kebiasaan belanja masyarakat Indonesia, sehingga sulit untuk membangun basis pengguna yang setia.

Pelajaran dari Marketplace yang Tutup

Meski sudah tidak beroperasi, perjalanan marketplace ini memberikan pelajaran berharga. Untuk bisa bertahan, sebuah bisnis harus:

  • Memahami kebutuhan lokal dengan baik.
  • Memiliki strategi pemasaran yang kuat dan berkesinambungan.
  • Berinovasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan.

Marketplace yang pernah viral dan akhirnya tutup adalah pengingat bahwa kesuksesan di dunia digital tidak hanya soal popularitas awal, tetapi juga kemampuan untuk terus bertahan dan beradaptasi. Meski begitu, peluang untuk sukses tetap terbuka lebar bagi mereka yang siap bekerja keras dan memahami dinamika pasar.