Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Sales & Marketing Tingkatkan Cuan dengan Pernuhi Permintaan Konsumen

Tingkatkan Cuan dengan Pernuhi Permintaan Konsumen

0
Tingkatkan Cuan dengan Penuhi Permintaan Konsumen

Pada dasarnya, permintaan konsumen dapat muncul dari keinginan dan atau kebutuhan konsumen. Terus, apa bedanya permintaan yang datang dari keinginan dan dari kebutuhan konsumen?

Bagi konsumen, keinginan tidak selalu harus terpenuhi, misalnya ingin baju yang mahal, sepatu yang bagus, ingin makan yang enak, ingin HP yang canggih, dll. Keinginan konsumen yang belum terpenuhi biasanya bisa diganti dengan yang lainnya, contoh, belum terpenuhinya keinginan memiliki HP yang canggih karena keterbatasan uang yang dimiliki, masih bisa diganti dengan membeli terlebih dahulu HP yang sesuai anggaran, atau menunggu uang terkumpul dulu.

Sementara, bagi konsumen kebutuhan adalah sesuatu yang harus terpenuhi. Kebutuhan akan makan, minum, transportasi, dll. Kebutuhan ini juga umumnya tidak dapat diganti sehingga mutlak harus dipenuhi. Konsumen yang sedang haus hanya bisa dipenuhi dengan sebuah produk minuman. Konsumen yang ingin bepergian jauh, hanya bisa dipenuhi dengan alat transportasi.

Dengan pemahaman tersebut, sangat disarankan pelaku usaha untuk melakukan dua hal ini:

  1. Memiliki produk yang merupakan kebutuhan konsumen, karena produk yang merupakan kebutuhan konsumen akan memiliki potensi transaksi yang lebih besar dibanding produk yang baru merupakan keinginan konsumen
  2. Kalaupun produk yang diusahakan merupakan produk keinginan konsumen, pelaku usaha harus mampu membuat produk itu menjadi kebutuhan konsumen. Perhatikan produk HP, bagi konsumen dahulu masih menjadi keinginan, sehingga tidak/belum terbeli tidak menjadi masalah, namun saat ini HP sudah mulai menjadi kebutuhan bagi sebagian besar konsumen, yang bila tidak terpenuhi/dimiliki akan menimbulkan masalah. Meskipun dengan skala yang berbeda namun pelaku usaha dapat meniru apa yang dilakukan oleh industri telepon genggam (HP) tersebut, yang mampu secara perlahan menjadikan produk keinginan menjadi produk kebutuhan konsumen.

Permintaan Karena Peran Keluarga dan Lingkungan

Permintaan konsumen tidak selalu datang dari keinginan atau kebutuhan sendiri. Tidak jarang seorang konsumen membeli sebuah produk bukan karena konsumen tersebut menginginkan atau membutuhkan, namun karena keluarganya (istri atau anak) yang menginginkan atau membutuhkannya (perhiasan, seragam sekolah, ice cream, dll).

Oleh karena itu, dalam aktivitas pemasaran juga perlu memperhatikan orang lain dan lingkungan yang berada di sekitar target pasar/konsumen yang dimaksud, karena banyak pihak yang terlibat dalam sebuah keputusan membeli atau melakukan transaksi.

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam sebuah keputusan membeli, seperti pihak yang memiliki ide atau kebutuhan, pihak yang mengambil keputusan, pihak yang memiliki uang untuk membeli, pihak yang melakukan pembelian ke lokasi, hingga pihak yang menggunakan produk.

Bisa saja seorang konsumen merupakan pihak yang membutuhkan sekaligus yang memutuskan dan memiliki uang untuk membeli serta digunakan sendiri, namun bisa juga antara satu pihak dengan pihak lain berbeda orang. Bila demikian, maka pelaku usaha perlu memperhatikan kepada pihak yang mana perhatian harus difokuskan.

Sebagai contoh, produk mainan anak-anak, sepertinya pihak yang membutuhkan, dalam hal ini anak-anak adalah pihak yang paling harus menjadi fokus perhatian, karena biasanya pihak-pihak lain akan mengikuti anak tersebut, termasuk orangtua yang memutuskan dan memiliki uang.

Bagi pelaku usaha, memahami permintaan konsumen sangat diperlukan, karena konsumen memiliki perilaku permintaan yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Masih banyak perilaku permintaan konsumen yang dapat digali dan perlu dipelajari, selain yang telah dijelaskan dalam tulisan ini.

Namun demikian, semoga dengan beberapa hal tentang permintaan konsumen yang telah dijelaskan di atas, pelaku usaha mendapat masukan dan pemahaman baru berkaitan dengan aktivitas usaha sehari-hari. Semoga bermanfaat.

 

Oleh : Aris Budi Setyawan

Program DIII Bisnis dan Kewirausahaan

Universitas Gunadarma

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version