Pengembangan industri AI di Indonesia terus menunjukkan arah yang menjanjikan. Salah satu kawasan yang kini tengah disorot adalah Batam, Kepulauan Riau. Wilayah ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan kecerdasan buatan nasional. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, dalam diskusi terbatas bertajuk Focused Group Discussion bertema “Potensi Penguatan Industri Elektronika dalam Rangka Pengembangan Industri AI di Indonesia”, yang berlangsung di Batam, Kamis (10/7).
Faisol menyebut, Batam tidak hanya memiliki posisi geografis strategis, tapi juga telah didukung oleh 19 kawasan industri aktif. Sejumlah perusahaan di wilayah ini bahkan telah bergerak di bidang teknologi elektronika yang menjadi fondasi penting dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.
“Batam punya peluang besar untuk menjadi episentrum pengembangan industri AI di masa depan,” tegas Faisol. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa kawasan industri yang ia kunjungi memperlihatkan kesiapan infrastruktur serta keterlibatan dalam rantai pasok global.
Infrastruktur dan Posisi Strategis Jadi Modal Kuat
Dalam kunjungannya ke Batam, Faisol turut menyambangi beberapa perusahaan yang memproduksi komponen untuk gadget global, termasuk lokasi calon pabrik mitra Apple yang akan merakit AirTag. Kunjungan ini memperkuat keyakinannya bahwa Batam mampu menjadi tulang punggung industri AI di Indonesia.
Dukungan serupa juga disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria. Ia menilai bahwa posisi Batam yang strategis dan infrastruktur digital yang sudah terbentuk menjadi alasan kuat mengapa kawasan ini layak dijadikan pusat unggulan teknologi AI nasional.
“Batam punya sejarah panjang dalam industri telekomunikasi dan digital. Ini saatnya kita jadikan Batam sebagai flagship pengembangan teknologi masa depan, khususnya AI,” kata Nezar.
Sementara itu, Direktur IT Digital PT Telkom Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan teknologi dan keamanan data. Ia mendorong agar penguatan sektor manufaktur digital tetap mengutamakan perlindungan privasi dan integritas data.
Kontribusi Ekonomi AI Diprediksi Capai USD 366 Miliar
Diskusi lintas kementerian dan BUMN di Batam menjadi langkah awal dalam membentuk sinergi penguatan industri berbasis kecerdasan buatan. Data dari Kearney menunjukkan bahwa teknologi AI diproyeksikan menyumbang hingga 12% terhadap PDB Indonesia pada 2030, dengan nilai mencapai USD 366 miliar—tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Namun, untuk mewujudkan potensi besar tersebut, penguatan ekosistem tetap menjadi pekerjaan rumah bersama. Pemerintah dan pelaku industri perlu mendorong percepatan infrastruktur digital, peningkatan kualitas SDM, serta kebijakan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Dengan dukungan yang tepat, bukan tak mungkin Batam akan menjelma sebagai tulang punggung baru dalam transformasi digital nasional dan menjadi etalase dari kemajuan industri AI di Indonesia.