Kubu Amin, yang merupakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), telah mengumumkan komitmennya untuk tidak membawa permasalahan cacian Prabowo ke meja hijau atau ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Pada debat calon presiden minggu lalu, Prabowo Subianto sebagai calon presiden nomor urut 2 merasa tidak puas karena Anies Baswedan disinggung terkait kepemilikan lahan seluas 340 ribu hektar. Sebagai respons, Prabowo mengeluarkan sindiran kepada pendukungnya dengan pertanyaan tentang kecerdasan atau kebodohan Anies.
Kapten Timnas Amin, Muhammad Syaugi Alaydrus, menjelaskan bahwa pihak kubu amin telah menerima pesan dari Anies Baswedan bahwa selama tidak ada ancaman fisik, mereka tidak akan melaporkan permasalahan ini kepada aparat penegak hukum atau lembaga terkait.
“Sudah dibilang Pak Anies tidak akan melaporkan,” kata Syaugi kepada wartawan di Markas Timnas Amin, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (13/1).
Syaugi menegaskan bahwa sindiran berupa cacian dari calon presiden lain tidak akan membuat Anies Baswedan hancur. “Itu tidak masalah, Pak Anies sudah terbiasa. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dia tidak akan goyah oleh cacian dan pujian,” tegasnya.
Kubu Amin Tak bahas mengenai cacian Prabowo
Kubu Amin menunjukkan sikap yang teguh dalam menanggapi celaan yang ditujukan kepada pasangan mereka. Mereka memilih untuk tidak memperpanjang masalah ini dengan melibatkan lembaga penegak hukum atau Bawaslu. Keputusan ini menunjukkan sikap dewasa dan fokus mereka pada kampanye yang konstruktif dan menjaga semangat fair play dalam proses pemilihan presiden.
Tindakan Kubu Amin juga mencerminkan sikap yang menghargai kebebasan berekspresi dan menerima kritik sebagai bagian dari proses demokrasi. Mereka memilih untuk tidak terjebak dalam spiral negatif saling membalas cacian, tetapi lebih berfokus pada isu-isu yang lebih substansial dan penting bagi kemajuan bangsa.
Dalam konteks politik yang seringkali dipenuhi dengan retorika dan serangan pribadi, langkah Kubu Amin untuk tidak membesar-besarkan masalah ini adalah langkah yang bijaksana. Mereka menunjukkan bahwa mereka mengutamakan dialog yang konstruktif dan menjaga integritas dan martabat dalam menjalani proses politik.
Sementara Prabowo mungkin menganggap cacian sebagai cara untuk menyerang lawannya, Kubu Amin memilih untuk tetap tenang, tidak terpancing emosi, dan memfokuskan energi mereka pada visi dan program kerja yang mereka tawarkan kepada rakyat.
Keputusan Kubu Amin untuk tidak membawa permasalahan cacian Prabowo ke meja hijau menunjukkan sikap yang dewasa dan bertanggung jawab dalam menjalani kontestasi politik. Mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki integritas dan komitmen untuk menjaga proses pemilihan presiden yang adil dan berintegritas.