Sabtu, Mei 31, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 33

Target Ekonomi 8%, Pemerintah Perkuat Akurasi Data Industri

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi nasional, yakni mencapai 8% dalam periode 2025-2029. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), yang kerap menjadi tantangan utama bagi negara-negara berkembang.

Salah satu faktor kunci dalam mendorong target pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri, yang harus diperkuat dengan sistem pengelolaan data yang akurat. Dalam rangka mendukung hal tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengembangkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), sebuah platform digital yang telah berjalan selama lima tahun untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data industri secara real-time.

Penyesuaian Pelaporan untuk Akurasi Data

Guna meningkatkan kualitas data yang dihimpun, Kemenperin akan mengubah mekanisme pelaporan industri melalui SIINas. Jika sebelumnya laporan disampaikan secara semesteran, kini akan disesuaikan menjadi laporan triwulanan agar lebih sinkron dengan perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB).

“Kami melihat ada ketidaksesuaian dalam pelaporan sebelumnya. Data industri yang masuk ke SIINas masih menggunakan skema semesteran, sedangkan BPS menghitung PDB secara triwulanan. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan data,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A Cahyanto, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/1).

Sebagai bentuk tindak lanjut, Kemenperin bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menyempurnakan akurasi data industri. Dengan perubahan skema ini, pelaporan yang sebelumnya dilakukan dua kali dalam setahun kini akan dilakukan empat kali, dimulai dengan laporan untuk Semester II 2024 yang dibagi menjadi Triwulan III dan IV, yang harus disampaikan paling lambat pada 15 Februari 2025.

Langkah Strategis dalam Perencanaan Kebijakan

Perubahan skema pelaporan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih akurat dan detail, sehingga lebih efektif dalam membantu pemerintah merumuskan kebijakan industri yang lebih tepat sasaran. “Ini adalah langkah maju dalam membangun ekosistem industri yang lebih transparan, efisien, dan berbasis data berkualitas,” jelas Eko.

Sebagai bagian dari implementasi kebijakan ini, Kemenperin juga telah mengadakan Sosialisasi Surat Edaran Menteri Perindustrian No.1 Tahun 2025. Selain itu, Kemenperin akan merevisi Peraturan Menteri Perindustrian No.2 Tahun 2019 agar dapat mengakomodasi mekanisme pelaporan baru dan memperkuat validasi data yang lebih komprehensif.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenperin, M. Ari Kurnia Taufik, mengungkapkan bahwa sistem SIINas telah diuji coba dengan beberapa pelaku industri dan siap digunakan mulai Jumat (24/1). “Kami telah melakukan uji coba dan memastikan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik. Pelaku usaha sudah bisa mulai menyampaikan laporan mereka,” ujarnya.

Menuju Industri yang Lebih Kuat dan Kompetitif

Untuk memastikan kelancaran transisi ke sistem pelaporan triwulanan, Pusdatin akan menyediakan pendampingan bagi perusahaan industri dan kawasan industri melalui asistensi serta pertemuan teknis lainnya.

“Kami mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, baik di lingkungan Kemenperin maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang perindustrian di berbagai wilayah, yang telah membantu dalam pembinaan dan pendampingan bagi pelaku usaha,” tambah Ari.

Keakuratan data industri menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan strategis bagi pemerintah dan pelaku usaha. Dengan adanya perbaikan dalam sistem pelaporan SIINas, diharapkan industri nasional dapat berkembang lebih pesat dan memiliki daya saing tinggi di kancah global.

“Kami berharap kerja sama yang telah terjalin akan terus diperkuat, sehingga SIINas dapat menjadi acuan utama dalam penyusunan kebijakan industri yang lebih solid dan berkelanjutan,” tutup Ari.

Kerja Sama Sawit Indonesia dan Malaysia Diperkuat, Pasar Global Jadi Target!

Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, turut mendampingi Presiden Prabowo dalam pertemuan dengan PM Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur pada Senin (27/1). Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi. Salah satu isu utama yang dibahas adalah pengelolaan industri kelapa sawit, yang merupakan komoditas unggulan Indonesia dan Malaysia.

“Presiden menegaskan bahwa hampir setiap negara yang dikunjunginya menyatakan kebutuhan mereka terhadap kelapa sawit. Oleh karena itu, beliau berharap kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam sektor ini dapat terus ditingkatkan,” ujar Mendag Busan.

Sebagai dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia yang menguasai 80 persen produksi global, Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan strategis dalam menjaga keberlanjutan dan daya saing industri ini. Mendag Busan mengapresiasi komitmen Malaysia dalam mempererat kolaborasi di sektor kelapa sawit dan menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti langkah-langkah konkret untuk memperkuat sinergi ini.

Indonesia-Malaysia Perkuat Hubungan Dagang

Dari sisi perdagangan, Malaysia merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Selama periode Januari—November 2024, total nilai perdagangan antara kedua negara mencapai USD 21,06 miliar. Dalam periode tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysia tercatat sebesar USD 10,97 miliar, sementara impor dari Malaysia mencapai USD 10,09 miliar. Dengan demikian, Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 882 juta.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, total perdagangan antara Indonesia dan Malaysia mencapai USD 23,2 miliar. Indonesia mencatatkan ekspor sebesar USD 12,5 miliar ke Malaysia, sedangkan nilai impornya sebesar USD 10,8 miliar, menghasilkan surplus perdagangan sebesar USD 1,7 miliar.

Beberapa komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Malaysia pada 2023 antara lain bahan bakar mineral, minyak nabati dan hewani, kendaraan, besi dan baja, serta tembaga. Sementara itu, produk utama yang diimpor dari Malaysia mencakup mesin dan peralatan mekanis, plastik, peralatan elektronik, bahan kimia organik, serta besi dan baja.

Investasi Malaysia di Indonesia Mengalami Pertumbuhan Signifikan

Di sektor investasi, Malaysia juga menempati posisi strategis sebagai salah satu sumber utama Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia. Sepanjang tahun 2023, Malaysia menjadi sumber investasi asing terbesar kelima bagi Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD 4,06 miliar, meningkat 21,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dengan adanya kesepakatan strategis ini, diharapkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Malaysia semakin erat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara, serta memperkuat daya saing industri kelapa sawit di kancah global.

Ingin Bisnis Melesat di Tahun Ular Kayu? Ini Tips yang Harus Dicoba!

Tahun Ular Kayu dalam astrologi Tionghoa sering dikaitkan dengan kecerdasan, perhitungan matang, dan strategi yang tajam. Elemen kayu melambangkan pertumbuhan, fleksibilitas, dan adaptasi, yang artinya ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai atau mengembangkan bisnis dengan strategi yang lebih visioner. Tapi, sektor bisnis dan keuangan seperti apa yang punya potensi cuan besar di tahun ini? Yuk, kita bahas!

Tren Bisnis dan Keuangan yang Berpotensi Moncer di Tahun Ular Kayu

Tahun Ular Kayu bukan hanya tentang keberuntungan, tapi bagaimana kita bisa membaca peluang dan mengambil langkah cerdas. Beberapa sektor yang diprediksi akan berkembang pesat antara lain:

  1. Investasi Berbasis Keberlanjutan
    Semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya investasi berkelanjutan, seperti saham di perusahaan ESG (Environmental, Social, and Governance) atau reksa dana hijau. Ini bisa menjadi momentum untuk berinvestasi di aset yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan.
  2. Industri Kesehatan dan Kesejahteraan
    Kesehatan menjadi perhatian utama masyarakat. Bisnis yang berkaitan dengan nutrisi, produk herbal, telemedicine, hingga layanan kesehatan mental bisa menjadi primadona di tahun ini.
  3. Sektor Keuangan dan Trading
    Dunia keuangan selalu menarik untuk digeluti, terutama dengan semakin banyaknya instrumen investasi yang bisa diakses dengan mudah. Dari investasi saham, kripto, hingga trading forex, semua memiliki peluang, asalkan dilakukan dengan edukasi yang benar.
  4. Bisnis Berbasis Gaya Hidup
    Masyarakat saat ini lebih menghargai pengalaman daripada sekadar produk. Oleh karena itu, bisnis di sektor pariwisata, wellness retreat, hingga layanan personal branding bisa menjadi sektor yang menjanjikan.

Untuk meraih kesuksesan di tahun Ular Kayu, ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan agar bisnis tetap berkembang dan bertahan di tengah persaingan. Salah satu kunci utamanya adalah fokus pada inovasi dan adaptasi. Tahun ini menuntut fleksibilitas serta kecerdasan dalam membaca pasar. Bisnis yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan terus menghadirkan inovasi baru akan lebih unggul dibandingkan yang berjalan stagnan.

Lakukan Perhitungan yang Matang, Jangan Takut Ambil Resiko!

Selain itu, jangan takut untuk mengambil risiko, tetapi tetap harus dilakukan dengan perhitungan yang matang. Risiko merupakan bagian dari dunia bisnis dan investasi, namun dengan strategi yang tepat, kamu bisa meminimalkan potensi kerugian dan memaksimalkan keuntungan. Mengelola risiko dengan cerdas akan membuat bisnismu lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Di sisi lain, memperluas jaringan dan menjalin kolaborasi juga menjadi langkah penting di tahun ini. Membangun koneksi dengan partner yang tepat bisa membantu bisnismu berkembang lebih cepat. Melalui kerja sama yang solid, peluang untuk mengembangkan usaha akan semakin terbuka lebar.

Tak kalah penting, manfaatkan teknologi sebagai keunggulan kompetitif. Di era digital seperti sekarang, bisnis yang mampu mengoptimalkan teknologi akan lebih mudah bertahan dan berkembang. Pemasaran digital, otomatisasi operasional, serta analisis data bisa menjadi faktor penentu keberhasilan dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat.

Tahun Ular Kayu membawa peluang besar bagi mereka yang siap untuk berpikir cerdas, fleksibel, dan inovatif. Jika kamu ingin meraih cuan di sektor bisnis dan keuangan, pastikan kamu mengikuti tren yang berkembang, mempersiapkan strategi yang matang, dan tetap terbuka untuk inovasi. Tahun ini bukan sekadar soal keberuntungan, tapi bagaimana kamu memanfaatkan momentum dengan langkah yang tepat.

eFishery Guncang Ekosistem Startup Indonesia, Kepercayaan Investor Terancam

Industri startup di Indonesia diguncang dengan dugaan manipulasi laporan keuangan yang melibatkan salah satu unicorn terkemuka, eFishery. Perusahaan teknologi perikanan ini dituduh telah merekayasa data keuangannya, menyebabkan kerugian besar bagi para investor dan mengundang perhatian luas di kalangan pelaku industri.

Didirikan pada tahun 2013 oleh Gibran Huzaifah, Muhammad Ihsan Akhirulsyah, dan Chrisna Aditya, eFishery dikenal sebagai pelopor dalam solusi teknologi perikanan. Perusahaan ini menawarkan berbagai produk inovatif seperti Smart Feeder, alat pemberi pakan otomatis, serta sejumlah platform digital seperti eFisheryKu untuk edukasi dan manajemen budidaya, eFisheryFund untuk pembiayaan petani, dan eFisheryFresh yang menghubungkan petani dengan pasar.

Sejak awal berdirinya, eFishery terus berkembang dengan berbagai inisiatif, mulai dari peluncuran program Kabayan untuk membantu petani ikan pada 2019 hingga pengenalan platform eFarm dan alat terbaru mereka, eFeeder 5, pada 2022. Pada 2023, perusahaan ini mencapai status unicorn dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar (Rp16,2 triliun).

Awal Mula Investigasi

Namun, di tengah kesuksesan tersebut, laporan dari whistleblower yang diterima oleh dewan direksi pada Desember 2024 membuka pintu bagi penyelidikan mendalam. Dewan direksi segera menunjuk FTI Consulting untuk memeriksa dugaan ketidakwajaran dalam laporan keuangan perusahaan. Proses investigasi melibatkan lebih dari 20 wawancara dengan staf serta pemeriksaan data dari berbagai platform komunikasi internal seperti WhatsApp dan Slack.

Hasil investigasi awal mengungkapkan berbagai ketidakkonsistenan serius dalam laporan keuangan eFishery. Perusahaan ini diduga telah menggelembungkan pendapatan hingga hampir USD 600 juta (Rp9,74 triliun) dalam periode sembilan bulan terakhir hingga September 2024.

Laporan keuangan yang disampaikan kepada investor menunjukkan laba sebesar USD 16 juta (Rp259,9 miliar), namun analisis internal justru menemukan kerugian hingga USD 35,4 juta (Rp575 miliar). Pendapatan yang diklaim mencapai USD 752 juta (Rp12,2 triliun) ternyata hanya sebesar USD 157 juta (Rp2,55 triliun) menurut data sebenarnya.

Selain itu, jumlah tempat pakan ikan yang dilaporkan aktif mencapai 400.000 unit, tetapi penyelidikan menunjukkan hanya sekitar 24.000 unit yang benar-benar beroperasi. Hingga November 2024, total kerugian kumulatif eFishery sejak berdiri mencapai USD 152 juta (Rp2,5 triliun).

Dampak Kasus Yang Menimpa eFishery

Insiden ini menyebabkan kepercayaan investor anjlok. Padahal, eFishery sebelumnya mendapatkan dukungan dari investor besar seperti SoftBank Group asal Jepang dan Temasek dari Singapura. Sebagai langkah awal, dewan direksi memutuskan untuk memberhentikan Gibran Huzaifah dari posisi CEO perusahaan.

Keuangan perusahaan juga menjadi sorotan, dengan total aset dilaporkan sebesar USD 220 juta (Rp3,6 triliun), namun sekitar USD 63 juta (Rp1,02 triliun) di antaranya berupa piutang yang diragukan keabsahannya.

Kasus ini tidak hanya mengguncang eFishery, tetapi juga memberikan pelajaran pahit bagi ekosistem startup Indonesia. Manipulasi data seperti ini menciptakan tantangan besar bagi kepercayaan investor, terutama dalam menghadapi perusahaan rintisan yang mencoba meraih pendanaan besar.

Dengan reputasi eFishery sebagai pionir teknologi perikanan, banyak pihak kini mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas di sektor startup teknologi. Di tengah skandal ini, masa depan eFishery dan kredibilitas ekosistem startup Indonesia berada di bawah sorotan tajam.

Trump Ungkap Microsoft Siap Ambil Alih Kepemilikan TikTok!

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatahkan bahwa Microsoft menjadi salah satu perusahaan yang tertarik mengambil alih kepemilikan TikTok guna menghindari ancaman pelarangan aplikasi tersebut di Amerika Serikat.

“Ya, saya bisa mengatakan itu,” ujar Trump pada Senin (27/1) malam waktu setempat, saat menjawab pertanyaan terkait potensi Microsoft membantu TikTok memenuhi persyaratan hukum yang ditetapkan Kongres. Langkah ini diperlukan agar TikTok tetap dapat beroperasi di AS.

Trump menambahkan bahwa bukan hanya Microsoft yang berminat membeli TikTok. Namun, ia enggan menyebutkan nama perusahaan lain yang juga menunjukkan ketertarikan. “Saya suka persaingan, karena itu berarti kita bisa membuat kesepakatan terbaik,” ungkapnya.

Meski demikian, Microsoft menolak memberikan komentar terkait pernyataan tersebut. Perwakilan TikTok pun belum merespons pertanyaan media mengenai masalah ini.

TikTok Masih Dapat Kesempatan Kedua!

Salah satu kebijakan yang diambil Trump setelah kembali menjabat adalah memperpanjang batas waktu bagi TikTok untuk mencari pemilik baru. Awalnya tenggat waktu tersebut berakhir pada 19 Januari 2025, namun kini diperpanjang hingga 4 April 2025.

Trump juga mengungkapkan bahwa ia mencari perusahaan Amerika Serikat yang bersedia mengakuisisi setidaknya 50 persen saham TikTok, yang saat ini dimiliki oleh ByteDance, perusahaan teknologi asal Tiongkok.

Sementara itu, laporan dari South China Morning Post mengungkap bahwa perusahaan startup kecerdasan buatan, Perplexity AI, telah mengajukan proposal kepada ByteDance. Dalam usulan tersebut, pemerintah Amerika Serikat berpotensi memiliki hingga 50 persen dari entitas baru yang menggabungkan Perplexity AI dengan operasi TikTok di Amerika.

Investor Lain Menunjukkan Ketertarikan

Tidak hanya Microsoft, beberapa investor lain juga disebut tertarik membeli TikTok. Miliarder Frank McCourt dan mantan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, secara terbuka menyatakan minat mereka terhadap akuisisi platform tersebut. Trump bahkan mengaku telah berbicara dengan banyak pihak terkait rencana kepemilikan baru TikTok.

Meski demikian, ByteDance tetap menunjukkan perlawanan terhadap undang-undang yang mewajibkan TikTok menjual operasinya di Amerika Serikat. Sejak undang-undang itu ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada April 2024, ByteDance menegaskan tidak berencana menjual platform tersebut dan terus mengajukan upaya hukum untuk menentang kebijakan tersebut.

Kekhawatiran Keamanan Nasional di Amerika Serikat

Anggota parlemen dan pejabat AS berulang kali menyampaikan kekhawatiran mereka terkait TikTok yang dianggap berpotensi menjadi ancaman keamanan nasional. Hal ini disebabkan oleh kepemilikan ByteDance yang berbasis di Tiongkok, sehingga menimbulkan dugaan kemungkinan manipulasi data serta penggunaan platform untuk kepentingan geopolitik.

TikTok, yang memiliki lebih dari 170 juta pengguna di Amerika Serikat, menjadi sorotan tajam di tengah ketegangan hubungan antara Washington dan Beijing. Keputusan mengenai masa depan platform ini akan menjadi penentu penting dalam lanskap teknologi global di era mendatang.

Maman Abdurrahman: Transformasi UMKM Kunci Daya Saing Indonesia di Pasar Dunia

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menekankan perlunya transformasi organisasi, khususnya Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), untuk menggeser fokus dari pendekatan politik ke arah kewirausahaan. Hal ini disampaikan dalam sambutannya di acara Asian Islamic Fashion and Art (AIFA) di Jakarta, Sabtu (25/01).

“Organisasi seperti KAHMI harus mulai beralih dari gerakan berbasis politik menuju orientasi kewirausahaan. Ini sejalan dengan tantangan zaman dan visi menjadikan Indonesia negara maju,” ujar Menteri Maman.

Ia menambahkan, paradigma gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan KAHMI perlu menyesuaikan diri dengan dinamika global. Hal ini juga sejalan dengan program strategis Kementerian UMKM untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia.

“Saya mengajak seluruh alumni HMI untuk berkontribusi aktif dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang mendukung UMKM,” kata Menteri Maman.

Langkah Konkret Mendukung UMKM

Dalam kesempatan itu, Menteri Maman menjabarkan berbagai langkah konkret yang diambil pemerintah untuk mendukung perkembangan UMKM. Salah satu fokus utama adalah memperluas akses pembiayaan melalui penyederhanaan proses dan pendekatan langsung kepada pelaku usaha. Selain itu, pengembangan kapasitas usaha, termasuk pelatihan dan pendampingan, menjadi prioritas penting.

Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi UMKM lokal, yaitu persaingan dengan produk impor, khususnya dari Tiongkok. “Produk Tiongkok seringkali lebih murah karena efisiensi produksi yang mereka miliki. Kita harus menyiapkan strategi agar UMKM lokal dapat bersaing, baik dari segi kualitas maupun harga,” tegasnya.

Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian UMKM memperkenalkan konsep Holding UMKM, sebuah mekanisme konsolidasi yang bertujuan meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing.

“Melalui holding, biaya produksi bisa ditekan. Jika UMKM bekerja secara individu, biayanya cenderung tinggi. Namun, dengan sistem ini, UMKM dapat berkolaborasi untuk mencapai skala ekonomi yang lebih besar,” jelas Maman.

Penandatanganan MoU dan Penghargaan

Sebagai bagian dari acara, Kementerian UMKM yang diwakili oleh Deputi Bidang Kewirausahaan, Siti Azizah, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan KAHMI. MoU bertema “Supporting Halal and Green Economy in the International Fashion Industry” ini diharapkan dapat mendorong pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan anggota KAHMI.

Di akhir acara, Menteri Maman menerima Insan Cita Award, sebuah penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia.

“Kami berharap transformasi ini akan memperkuat ekosistem kewirausahaan dan membawa UMKM Indonesia menjadi pemain utama di pasar global,” tutup Menteri Maman.

Jangan Salah Kaprah, Trading Itu Bukan Judi! Ini Penjelasannya

Ketika mendengar kata “trading,” tidak sedikit orang yang langsung menghubungkannya dengan judi. Ada anggapan bahwa trading hanyalah permainan keberuntungan yang penuh risiko, seperti bermain dadu di meja kasino. Namun, benarkah demikian? Apakah trading benar-benar sama dengan berjudi? Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, Berempat.com akan bedah perbedaannya secara detail dan mengapa edukasi sangat penting jika kamu ingin terjun ke dunia trading.

Apa Itu Trading?

Trading, khususnya di pasar keuangan seperti forex, saham, atau cryptocurrency, adalah aktivitas membeli dan menjual instrumen keuangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Berbeda dengan judi, trading melibatkan analisis, strategi, dan pemahaman terhadap pasar. Keputusan dalam trading bukan diambil secara sembarangan, melainkan didasarkan pada data, riset, dan pola yang bisa dipelajari.

Seorang trader akan menghabiskan waktu untuk membaca grafik, memahami berita ekonomi, dan menganalisis sentimen pasar. Dengan kata lain, trading bukan hanya tentang keberuntungan, tetapi tentang kemampuan membaca peluang dan mengambil risiko yang terukur.

Perbedaan Trading dan Judi

Meskipun sekilas terlihat mirip karena keduanya melibatkan risiko dan ketidakpastian, trading dan judi memiliki perbedaan mendasar:

  1. Analisis vs Keberuntungan
    Dalam judi, hasil sepenuhnya bergantung pada keberuntungan atau peluang acak. Tidak ada cara untuk memprediksi dengan pasti hasil dari lemparan dadu atau putaran roulette. Sedangkan dalam trading, ada berbagai alat dan teknik analisis yang bisa digunakan untuk memperkirakan pergerakan pasar, seperti analisis teknikal dan fundamental.
  2. Kendali Risiko
    Trader memiliki kendali penuh atas risiko yang diambil. Mereka bisa menentukan berapa banyak uang yang siap dipertaruhkan melalui manajemen risiko, seperti stop-loss dan take-profit. Sementara itu, dalam judi, pemain sering kali tidak memiliki kendali atas hasil atau uang yang dipertaruhkan setelah taruhan dimulai.
  3. Tujuan Jangka Panjang
    Judi biasanya hanya menghasilkan hiburan jangka pendek. Di sisi lain, trading adalah aktivitas yang bisa menghasilkan keuntungan jangka panjang jika dilakukan dengan konsistensi, strategi yang matang, dan edukasi yang baik.

Pentingnya Edukasi dalam Trading

Salah satu alasan mengapa banyak orang menyamakan trading dengan judi adalah kurangnya pemahaman. Ketidaktahuan membuat seseorang bertindak tanpa perhitungan, seperti asal membeli saham atau mata uang tanpa analisis yang jelas. Di sinilah edukasi memegang peranan penting.

Edukasi dalam trading mencakup berbagai aspek, seperti:

  • Pemahaman tentang pasar: Bagaimana mekanisme pasar bekerja, faktor apa saja yang memengaruhi harga, dan kapan waktu terbaik untuk trading.
  • Manajemen risiko: Cara melindungi modal dan meminimalkan kerugian.
  • Psikologi trading: Mengelola emosi agar tidak membuat keputusan impulsif yang berujung pada kerugian besar.
  • Belajar dari pengalaman: Banyak trader pemula kehilangan uang karena terlalu percaya diri tanpa bekal pengetahuan yang cukup.

Dengan belajar dan terus mengasah keterampilan, kamu bisa meningkatkan peluang keberhasilan dalam trading dan mengurangi risiko secara signifikan.

Trading Tidak Sama dengan Judi!

Penting untuk dipahami bahwa trading, jika dilakukan dengan benar, adalah aktivitas yang berbasis logika, data, dan strategi. Tidak seperti judi yang hanya bergantung pada nasib, trading membutuhkan waktu dan usaha untuk mempelajari pasar. Namun, jika seseorang terjun ke dunia trading tanpa persiapan atau hanya mengandalkan spekulasi, maka aktivitas tersebut bisa saja menjadi seperti judi.

Untuk itu, jika kamu ingin mencoba trading, pastikan untuk selalu belajar dan memahami risiko yang ada. Jangan terjebak pada janji-janji manis keuntungan instan yang sering ditawarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Trading bukanlah judi jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada penggunaan analisis, manajemen risiko, dan tujuan jangka panjang. Edukasi adalah kunci utama untuk berhasil di dunia trading. Dengan memahami bagaimana pasar bekerja dan melatih keterampilan trading, kamu bisa mengubah trading menjadi aktivitas yang produktif dan menguntungkan.

Percepat Industri 4.0, Indonesia dan Korea Selatan Kolaborasi Wujudkan Smart Factory

Kemenperin terus mendorong transformasi digital di sektor manufaktur dengan memanfaatkan konsep industri 4.0 guna meningkatkan produktivitas dan daya saing global. Transformasi ini mengandalkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Kolaborasi yang kuat di antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan agar Indonesia dapat mengambil posisi strategis di era digital ini,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Minggu (26/1).

Sebagai wujud konkret komitmen tersebut, pemerintah meluncurkan inisiatif nasional “Making Indonesia 4.0” untuk mempercepat penerapan teknologi digital di sektor manufaktur. Meski begitu, tantangan masih ada, seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga kerja terampil, dan kesenjangan digital di beberapa daerah.

Kerja Sama Strategis dengan Korea Selatan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kemenperin menjalin kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan melalui Ministry of Economy and Finance (MOEF). Kedua pihak resmi menandatangani Memorandum of Arrangement (MoA) pada 22 Januari 2025. Penandatanganan ini melibatkan Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (POPTIKJI), Priyadi Arie Nugroho, dan Choi Dong Il selaku Director of Trade Policy Coordination Division dari MOEF.

Kerja sama ini berfokus pada pengembangan ekosistem smart factory di Indonesia. Priyadi Arie Nugroho menjelaskan, penerapan konsep smart factory akan memberikan berbagai keuntungan seperti peningkatan efisiensi produksi, pengurangan biaya operasional, dan penguatan daya saing produk Indonesia di pasar global.

“Kami percaya, pengalaman Korea Selatan dalam membangun ekosistem smart factory akan menjadi referensi penting bagi Indonesia untuk mempercepat lompatan transformasi digital di sektor manufaktur,” ujar Priyadi.

Mendorong Kolaborasi Bisnis dan Rantai Suplai Global

Choi Dong Il dari MOEF mengapresiasi langkah Indonesia dalam mendigitalisasi sektor manufakturnya. Ia optimistis bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan efisiensi manufaktur tetapi juga membuka peluang kolaborasi baru antara perusahaan-perusahaan di kedua negara.

“Kami berharap kerja sama ini akan menjadi fondasi bagi proyek-proyek ekonomi lain yang dapat mempererat hubungan perdagangan antara Korea Selatan dan Indonesia,” tutur Choi.

Sementara itu, Direktur Akses Industri Internasional (AII), Dewi Muliana, menegaskan bahwa proyek ini menjadi bagian dari upaya strategis Kemenperin untuk meningkatkan daya saing industri domestik. Tujuan utamanya adalah memperkuat ekspor, menarik investasi, dan memastikan keterlibatan Indonesia dalam rantai suplai global.

“Penyusunan pedoman smart factory yang diinisiasi POPTIKJI ini akan mempercepat transformasi digital di sektor manufaktur, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat tercapai secara optimal,” pungkas Dewi.

Dengan kolaborasi strategis ini, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan peluang digitalisasi untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri 4.0 manufaktur.

Desakan Trump ke OPEC Picu Penurunan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah global mencatat tren penurunan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar OPEC menurunkan harga minyak. Pada perdagangan Senin (27/1/2025) pukul 09.33 WIB, harga minyak Brent tercatat turun 1,18% menjadi USD 77,57 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 1,2% ke posisi USD 73,76 per barel dibandingkan penutupan sebelumnya pada Jumat (24/1/2025).

Menurut laporan Reuters, pernyataan Trump mendorong langkah-langkah baru untuk meningkatkan produksi minyak dan gas domestik AS. Trump juga kembali menekan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas harga minyak guna menekan keuangan Rusia sekaligus mempercepat upaya mengakhiri konflik di Ukraina.

Seruan Trump untuk Menurunkan Harga Minyak

Dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa menurunkan harga minyak adalah salah satu cara efektif untuk menghentikan perang di Ukraina. “Jika OPEC berhenti menghasilkan keuntungan besar dan menurunkan harga minyak, perang ini akan segera berakhir,” ujar Trump. Selain itu, ia juga mengancam akan memberlakukan tarif dan sanksi tambahan terhadap Rusia dan negara-negara lain yang terlibat jika solusi perdamaian tidak segera tercapai.

Namun, OPEC+—yang melibatkan Rusia sebagai sekutu—belum memberikan respons atas tekanan tersebut. Sejumlah delegasi OPEC+ mengacu pada rencana yang telah dirancang sebelumnya untuk meningkatkan produksi minyak mulai April 2025.

Analisis dan Dampak Pasar

Analis dari Goldman Sachs menyebutkan bahwa dampak sanksi terhadap Rusia cenderung terbatas. Hal ini disebabkan tarif pengiriman yang tinggi telah mendorong penggunaan kapal non-sanksi untuk mengangkut minyak Rusia, sementara diskon harga minyak Rusia semakin menarik pembeli sensitif harga.

“Prioritas utama sanksi adalah menekan pendapatan minyak Rusia, bukan mengurangi volume produksi. Dengan demikian, kebijakan Barat kemungkinan akan memaksimalkan diskon pada minyak Rusia,” ungkap Goldman Sachs dalam catatannya.

Sementara itu, analis JP Morgan mengingatkan bahwa premi risiko tetap relevan, mengingat sekitar 20% armada Aframax global saat ini terpengaruh oleh sanksi. “Penerapan sanksi pada sektor energi Rusia dapat bergerak ke berbagai arah, sehingga risiko ini tidak bisa diabaikan,” tulis mereka.

Tantangan Baru dari Kolombia

Gangguan tambahan pada perdagangan minyak diprediksi setelah Trump mengumumkan langkah balasan terhadap Kolombia. Keputusan ini diambil menyusul penolakan Kolombia atas dua pesawat militer AS yang mengangkut migran yang dideportasi.

Kolombia merupakan salah satu eksportir minyak mentah terbesar ke AS, dengan pengiriman rata-rata 183.000 barel per hari pada 2024. Namun, langkah sanksi dan tarif yang direncanakan AS berpotensi mengganggu rantai pasokan, memperburuk kondisi pasar yang sudah tertekan.

Meski demikian, dinamika ini menegaskan peran penting strategi politik dalam memengaruhi harga energi global. Para analis dan pelaku pasar terus memantau perkembangan terbaru untuk menilai dampaknya terhadap pasokan dan harga minyak dunia.

Punya Mimpi Jadi Pengusaha? Jangan Terjebak Mitos Bisnis Ini

Dalam perjalanan membangun bisnis, sering kali kita mendengar banyak nasihat dan opini yang sebenarnya hanya sekadar mitos. Tanpa disadari, mitos-mitos ini bisa menjadi penghalang besar untuk mencapai kesuksesan. Sebagai calon entrepreneur atau bahkan yang sudah berkecimpung lama di dunia bisnis, penting untuk memisahkan fakta dari sekadar asumsi yang tidak benar. Yuk, kita bahas beberapa mitos bisnis yang harus dipatahkan agar kamu bisa maju tanpa ragu!

Mitos #1: Kamu Harus Punya Modal Besar untuk Memulai Bisnis

Banyak orang menganggap bahwa modal besar adalah syarat utama untuk memulai bisnis. Padahal, kenyataannya, modal besar tidak selalu menjadi penentu kesuksesan. Banyak entrepreneur sukses yang memulai bisnisnya dari modal kecil atau bahkan tanpa uang sama sekali. Contohnya, ada yang memulai dengan menjadi dropshipper, reseller, atau menggunakan keahlian mereka untuk menawarkan jasa.
Hal yang jauh lebih penting daripada modal uang adalah modal mental, ide kreatif, dan kemauan untuk bekerja keras. Kalau kamu bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar, peluang untuk memulai bisnis tetap terbuka lebar.

Mitos #2: Semua Harus Sempurna Sebelum Memulai

Siapa yang tidak ingin segala sesuatunya berjalan mulus saat memulai bisnis? Namun, berpikir bahwa segalanya harus sempurna sebelum kamu meluncurkan usaha adalah kesalahan besar. Kesempurnaan adalah mitos yang hanya akan membuat kamu terus menunda. Justru, langkah pertama yang penting adalah memulai, belajar dari proses, dan melakukan perbaikan seiring perjalanan.
Bisnis yang sukses tidak lahir dari awal yang sempurna, melainkan dari keberanian mencoba dan ketekunan untuk terus berkembang.

Mitos #3: Bisnis Hanya Untuk Mereka yang Punya Bakat Alami

Banyak orang percaya bahwa menjadi pebisnis sukses adalah soal bakat bawaan. Padahal, ini hanya mitos belaka. Kemampuan berbisnis sebenarnya bisa dipelajari oleh siapa saja, asalkan kamu punya kemauan untuk belajar dan terus mengasah keterampilan.
Bakat mungkin membantu, tapi yang paling penting adalah konsistensi, keberanian mengambil risiko, dan semangat untuk terus mencoba meskipun menghadapi kegagalan.

Mitos #4: Risiko Besar Selalu Berarti Untung Besar

Ada anggapan bahwa semakin besar risiko yang diambil, maka semakin besar keuntungan yang didapat. Kenyataannya, ini tidak selalu benar. Pebisnis yang bijak adalah mereka yang mampu menganalisis risiko dengan matang dan mengambil keputusan yang cerdas.
Memahami pasar, melakukan riset, dan mengambil langkah yang terukur jauh lebih penting daripada sekadar mengambil risiko besar tanpa perhitungan.

Mitos #5: Jika Produknya Bagus, Pasti Laku

Kamu mungkin pernah berpikir bahwa produk yang bagus akan otomatis menarik perhatian pembeli. Faktanya, produk berkualitas saja tidak cukup. Tanpa strategi pemasaran yang tepat, produk sebagus apa pun akan sulit dikenal orang.
Inilah sebabnya mengapa promosi, branding, dan membangun hubungan baik dengan pelanggan menjadi sangat penting. Bisnis bukan hanya soal apa yang dijual, tapi juga bagaimana kamu menjualnya.

Mitos #6: Kegagalan Berarti Akhir Segalanya

Mungkin ini adalah mitos yang paling sering membuat orang ragu memulai bisnis. Kegagalan sering dianggap sebagai tanda bahwa kamu tidak cocok menjadi pengusaha. Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Banyak pengusaha sukses yang justru bangkit setelah mengalami kegagalan besar. Kuncinya adalah belajar dari kesalahan, mengevaluasi apa yang salah, dan mencoba lagi dengan cara yang lebih baik.

Mengapa Mematahkan Mitos Itu Penting?

Mitos-mitos seperti di atas sering kali membuat orang takut untuk memulai atau bahkan melangkah lebih jauh dalam bisnis. Dengan mematahkan mitos-mitos ini, kamu bisa membuka pola pikir baru dan lebih percaya diri dalam menjalani perjalanan bisnis.

Jadi, daripada terjebak dalam asumsi-asumsi yang tidak berdasar, mulailah fokus pada fakta, pembelajaran, dan tindakan nyata. Bisnis bukan soal sempurna, tapi soal berproses. Yang penting, kamu terus bergerak maju tanpa membiarkan mitos-mitos ini membatasi langkahmu!