Jumat, Juni 20, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 29

Menang Tanpa Menjatuhkan, Bagaimana Menghadapi Persaingan Bisnis yang Etis?

Dalam dunia bisnis, persaingan adalah hal yang tak terhindarkan. Setiap pelaku usaha tentu ingin menjadi yang terbaik dan memenangkan hati pelanggan. Namun, bagaimana cara bersaing tanpa harus menjatuhkan kompetitor atau melakukan praktik yang tidak sehat? Kunci utamanya adalah menerapkan strategi persaingan yang etis, di mana bisnis tetap berkembang tanpa merugikan pihak lain.

1. Fokus pada Kualitas dan Inovasi

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi persaingan secara sehat adalah dengan terus meningkatkan kualitas produk atau layanan. Konsumen selalu mencari yang terbaik, jadi jika bisnis Anda mampu memberikan nilai lebih dibandingkan kompetitor, pelanggan akan datang dengan sendirinya. Selain itu, inovasi juga menjadi faktor penting. Bisnis yang selalu beradaptasi dengan tren dan kebutuhan pasar akan lebih unggul daripada mereka yang hanya mengikuti arus.

2. Jujur dalam Pemasaran dan Promosi

Kejujuran dalam strategi pemasaran adalah prinsip yang harus dipegang teguh. Hindari membuat klaim berlebihan atau menyesatkan hanya demi menarik pelanggan. Sebagai contoh, jika Anda menjalankan bisnis makanan, jangan mengklaim bahan organik jika sebenarnya tidak demikian. Transparansi dalam berbisnis akan membangun kepercayaan pelanggan dan menciptakan loyalitas jangka panjang.

3. Menjaga Etika dalam Hubungan dengan Kompetitor

Menghormati pesaing adalah bagian dari persaingan bisnis yang sehat. Hindari menyebarkan informasi negatif atau hoaks tentang kompetitor hanya untuk menjatuhkan mereka. Sebaliknya, jadikan mereka sebagai pemacu semangat untuk terus berkembang. Bahkan, tidak jarang bisnis bisa berkolaborasi dengan pesaing untuk menciptakan sesuatu yang lebih besar dan menguntungkan kedua belah pihak.

4. Memberikan Layanan Terbaik kepada Pelanggan

Dalam bisnis, kepuasan pelanggan adalah kunci utama. Salah satu strategi bersaing yang paling efektif adalah memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan kompetitor. Mulai dari respons cepat terhadap pertanyaan pelanggan, menyediakan layanan purna jual yang berkualitas, hingga menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.

5. Mengutamakan Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial

Bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial akan lebih dihargai oleh pelanggan. Di era modern ini, banyak konsumen yang lebih memilih brand yang peduli terhadap keberlanjutan dan memiliki nilai sosial yang kuat. Misalnya, menggunakan bahan ramah lingkungan, mendukung komunitas lokal, atau menerapkan praktik bisnis yang adil terhadap karyawan.

6. Menerapkan Persaingan yang Adil

Menetapkan harga yang wajar dan bersaing dengan sehat adalah bagian dari etika bisnis yang baik. Jangan terjebak dalam perang harga yang merugikan semua pihak, termasuk industri secara keseluruhan. Sebaliknya, temukan keunggulan bisnis Anda yang membuat pelanggan tetap memilih produk atau layanan Anda, meskipun harganya sedikit lebih tinggi.

7. Terus Belajar dan Beradaptasi

Dunia bisnis selalu berubah, dan mereka yang mampu beradaptasi akan tetap bertahan. Selalu pelajari tren pasar, dengarkan feedback pelanggan, dan pelajari strategi kompetitor tanpa harus meniru secara langsung. Dengan begitu, bisnis Anda akan tetap berkembang tanpa perlu melakukan praktik yang tidak etis.

Persaingan bisnis yang sehat tidak hanya menguntungkan bisnis Anda, tetapi juga industri secara keseluruhan. Dengan berfokus pada kualitas, inovasi, transparansi, serta tanggung jawab sosial, Anda bisa memenangkan hati pelanggan tanpa harus mengorbankan etika bisnis. Ingat, reputasi yang baik akan membawa keberlanjutan dalam jangka panjang, jauh lebih berharga dibandingkan kemenangan instan yang didapat dengan cara yang tidak sehat.

Industri Perasuransian dalam Sorotan, OJK Awasi 6 Perusahaan Bermasalah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperketat pengawasan terhadap industri perasuransian guna menjaga stabilitas sektor keuangan dan melindungi hak pemegang polis.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengungkapkan bahwa hingga 25 Februari 2025, terdapat enam perusahaan asuransi dan reasuransi yang berada dalam pengawasan khusus untuk memperbaiki kondisi keuangannya.

“Kami melakukan pengawasan khusus untuk memastikan perusahaan-perusahaan ini dapat memperbaiki kondisi keuangannya demi kepentingan pemegang polis. Selain itu, pengawasan serupa juga diterapkan terhadap 11 dana pensiun,” ujar Ogi dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK, Selasa (4/3/2025).

OJK Susun Regulasi Baru di Sektor Asuransi dan Dana Pensiun

Dalam rangka memperkuat regulasi, OJK tengah menyusun Rancangan Peraturan OJK (RP OJK) yang mengatur kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi. Selain itu, OJK juga menyiapkan regulasi serupa untuk perusahaan asuransi dan reasuransi berbasis syariah.

Aturan yang dirancang ini akan mencakup penyesuaian batasan investasi pada pihak yang berkaitan bagi subdana PAYDI serta pengelolaan aset non-PAYDI. Selain itu, regulasi baru terkait tata kelola asuransi kesehatan juga tengah disiapkan melalui Rancangan Surat Edaran OJK.

“Regulasi ini akan memperkuat tata kelola industri perasuransian kesehatan, memastikan perlindungan bagi masyarakat, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggara asuransi,” tambah Ogi.

Pasar Saham Tertekan, Investor Asing Lakukan Aksi Jual

Di sisi lain, OJK mencatat penurunan signifikan di pasar saham domestik sepanjang Februari 2025. Indeks saham terkoreksi ke level 6.270,60 atau turun sebesar 11,8% secara month-to-date (MtD) dan 11,43% year-to-date (YtD). Penurunan ini juga berimbas pada nilai kapitalisasi pasar yang susut 11,68% menjadi Rp 10.879,86 triliun.

“Sentimen global masih memberi tekanan pada pasar saham domestik, tercermin dari pelemahan indeks dan meningkatnya aksi jual oleh investor asing,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi.

Investor non-residen tercatat melakukan net sell sebesar Rp 18,19 triliun secara MtD atau Rp 21,9 triliun secara YtD. Sebaliknya, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi (ICBI) justru menguat sebesar 1,14% MtD dan 1,92% YtD, dengan investor asing mencatatkan net buy Rp 8,86 triliun MtD dan Rp 13,51 triliun YtD.

Di sektor pengelolaan investasi, total nilai aset under management (AUM) per 28 Februari 2025 tercatat Rp 822,65 triliun, turun 0,78% secara MtD dan 2,16% YtD. Meski demikian, reksa dana mencatat net subscription Rp 3,03 triliun secara MtD dan Rp 0,44 triliun secara YtD.

Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal tetap menunjukkan tren positif. Sepanjang 2025, total nilai penawaran umum telah mencapai Rp 20,74 triliun yang terdiri dari satu penawaran umum terbatas dan 11 penawaran umum berkelanjutan. Saat ini, terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif sekitar Rp 42,56 triliun.

Pada sektor securities crowdfunding (SCF), hingga 25 Februari 2025, terdapat 18 penyelenggara berizin dengan total 759 penerbitan efek dari 492 penerbit, serta 176.119 pemodal.

Bulan Ramadan Jadi Momen Emas UMKM untuk Raup Keuntungan Besar

Bulan Ramadan kembali menjadi momentum strategis bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama di sektor kuliner, untuk meningkatkan pendapatan. Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, menegaskan bahwa bulan suci ini selalu membawa peluang besar bagi para pengusaha makanan dan minuman.

“Kita bisa melihat bagaimana tahun lalu fenomena ‘war takjil’ yang viral di media sosial berhasil mendongkrak penjualan UMKM di sektor kuliner. Harapannya, tren ini kembali terjadi tahun ini,” ujar Arif dalam sebuah konferensi pers, Senin (3/3/2025).

Menurut Arif, pemerintah terus berupaya memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku UMKM agar mereka dapat memaksimalkan potensi yang ada. Fasilitas yang disediakan mencakup kemudahan perizinan usaha, penyediaan ruang dagang di area publik, pengawasan kualitas produk, hingga dukungan pendanaan.

“Melalui berbagai kebijakan ini, pemerintah ingin memastikan para pelaku UMKM bisa berjualan dengan aman dan nyaman. Selain itu, kami juga melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang dijual, agar tetap memenuhi standar keamanan pangan,” tambahnya.

Berbagai kemudahan tersebut diharapkan dapat membantu UMKM meningkatkan daya saing dan memperbesar peluang keuntungan mereka sepanjang bulan Ramadan.

Indeks Keyakinan Konsumen Semakin Meningkat

Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan setiap menjelang Ramadan dalam periode 2020–2023. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan transaksi di sektor UMKM.

Di subsektor kuliner, Kementerian UMKM mencatat bahwa sekitar 2,9 juta pelaku usaha bergerak di bidang ini. Sementara itu, data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa pada triwulan III tahun 2024, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,82 persen, melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang sebesar 4,95 persen.

Kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pun mencapai 40,17 persen, menjadikannya subsektor dengan sumbangan terbesar terhadap perekonomian nasional.

Ramadan, Momen Emas UMKM Kuliner

Hasil penelitian dari Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) yang dilakukan oleh Zahra Kemala Nindita Murad mengungkapkan bahwa momen buka puasa menjadi pendorong utama perputaran uang di sektor UMKM selama Ramadan. Tradisi berbuka bersama yang melibatkan keluarga, teman, hingga rekan bisnis menjadi faktor utama peningkatan transaksi di sektor ini.

Salah satu pelaku UMKM kuliner yang merasakan manfaat besar dari Ramadan adalah Farida, pemilik usaha Pempek Nyai di Kota Sukabumi. Sejak merintis bisnisnya pada akhir 2019, setiap Ramadan ia mengalami lonjakan omzet yang signifikan.

“Saat bulan puasa, pendapatan saya bisa meningkat tiga kali lipat dari biasanya, yang berkisar antara Rp30 juta hingga Rp40 juta per bulan,” ungkap Farida.

Meskipun pempek bukan makanan pokok dan bukan kuliner khas Sukabumi, menu ini tetap banyak diminati saat berbuka puasa. Selain itu, Pempek Nyai juga menawarkan paket hampers Lebaran yang semakin diminati masyarakat.

“Saat Lebaran, orang mulai mencari makanan segar. Cuko khas pempek kami menjadi pilihan favorit untuk melengkapi hidangan mereka,” tambahnya.

Bisnis Kuliner Urban Juga Ikut Mendulang Cuan

Tak hanya UMKM tradisional, bisnis kuliner modern yang telah menjadi bagian dari gaya hidup urban juga merasakan lonjakan penjualan selama Ramadan. Sammy, CEO Lawless Burgerbar Asia, mengungkapkan bahwa Ramadan selalu membawa peningkatan permintaan bagi bisnisnya, terutama di pekan kedua hingga akhir bulan puasa.

“Pada minggu pertama Ramadan, biasanya orang lebih banyak berbuka di rumah atau dengan keluarga. Namun, menjelang akhir bulan puasa, penjualan kami mulai meningkat,” jelas Sammy.

Menariknya, lonjakan penjualan terbesar justru terjadi setelah Idulfitri. Menurut Sammy, setelah sebulan berpuasa, masyarakat cenderung ingin menikmati makanan favorit mereka di luar rumah.

“Setelah Lebaran, penjualan kami melonjak drastis. Kami bahkan harus merekrut pekerja tambahan untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ungkap Sammy, yang juga dikenal sebagai bassist band metal Seringai.

Sebagai bisnis kuliner yang telah beroperasi sejak 2017 dan memiliki omzet di atas Rp15 miliar per tahun, Lawless Burgerbar sudah memiliki strategi matang dalam menyambut Ramadan.

“Tahun ini kami menyiapkan menu spesial Ramadan, paket berbuka puasa, serta pilihan menu untuk acara kumpul bersama. Selain itu, kami juga memastikan kesiapan operasional di seluruh outlet kami,” tutup Sammy.

Luas Panen Padi Meningkat Tajam, Produksi Beras 2025 Siap Pecahkan Rekor

Produksi gabah sepanjang periode panen subround I pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa produksi beras pada periode ini diproyeksikan mencapai 13,95 juta ton. Namun, angka tersebut masih bersifat sementara (ASEM) dan dapat mengalami perubahan.

Menurut Amalia, peningkatan produksi beras di awal 2025 menjadi yang terbesar sejak 2019, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Produksi beras sepanjang Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton, mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,88 juta ton atau sekitar 25,99% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024,” ujarnya dalam konferensi pers pada Senin (3/3/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa jika dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun-tahun sebelumnya, angka potensi produksi beras sepanjang awal 2025 ini menjadi yang tertinggi sejak 2019.

Luas Panen Padi Meningkat Signifikan

Kondisi panen yang lebih baik di awal tahun 2025 dibandingkan Januari 2024 turut mendukung proyeksi tersebut. Data menunjukkan bahwa luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 0,42 juta hektare (ha), meningkat sebesar 41,84% dibandingkan dengan 0,29 juta ha di periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, potensi luas panen padi pada Februari-April 2025 diprediksi mencapai 4,14 juta ha, atau mengalami peningkatan sebesar 0,87 juta ha (26,24%) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Dengan demikian, total luas panen padi sepanjang Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 4,56 juta hektare, mengalami kenaikan 0,99 juta hektare atau 27,69% dibandingkan dengan tahun 2024. Namun, angka realisasi ini bisa lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung kondisi pertanaman padi hingga April mendatang,” tambah Amalia.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, luas panen padi pada periode ini juga diperkirakan menjadi yang tertinggi sejak 2019.

Produksi Padi Nasional Berpotensi Cetak Rekor

Dari sisi produksi, pada Januari 2025, padi diperkirakan mencapai 2,16 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sebesar 42,32% dibandingkan dengan Januari 2024. Sementara itu, produksi sepanjang Februari-April 2025 diproyeksikan mencapai 22,06 juta ton GKG, meningkat 24,63% atau setara dengan tambahan 4,36 juta ton GKG dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Secara keseluruhan, produksi padi nasional sepanjang Januari-April 2025 diprediksi mencapai 24,22 juta ton GKG, naik 5 juta ton GKG atau 26,02% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024.

“Jika melihat tren ini, produksi padi pada awal 2025 berpotensi mencetak rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir sejak 2019,” pungkas Amalia.

IKM Indonesia Makin Tangguh! Gula Aren Pacitan Lolos Standar Ekspor Global

Dalam upaya memperluas jangkauan produk industri kecil dan menengah (IKM) ke pasar internasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan daya saing pelaku usaha di sektor ini. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah membekali IKM dengan pemahaman terkait standar dan kebutuhan pasar ekspor.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, mengungkapkan bahwa pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem ekspor bagi IKM. “Kami menjalin kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), melalui inisiatif Sentra IKM Desa Devisa,” ujar Reni dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin (3/3).

Program Desa Devisa sendiri merupakan inisiatif LPEI yang berorientasi pada pengembangan komunitas lokal dengan tujuan meningkatkan kapasitas serta daya saing produk unggulan desa agar siap menembus pasar global.

Desa Temon, Sentra Gula Aren Berorientasi Ekspor

Salah satu daerah yang telah ditetapkan sebagai bagian dari program ini adalah Desa Temon di Kabupaten Pacitan. Desa ini dikenal sebagai sentra produksi gula aren yang memiliki potensi besar di pasar ekspor. CV. Agro Temon Lestari menjadi pelaku utama dalam inisiatif ini dengan menggandeng lebih dari 100 perajin lokal yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Aren Lestari. Sejak 2021, jumlah perajin yang bermitra dengan CV. Agro Temon Lestari terus meningkat, dari awalnya hanya 20 orang.

Untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing gula aren asal Desa Temon, Ditjen IKMA bersama LPEI memberikan berbagai fasilitas, termasuk pelatihan teknis, peningkatan sistem keamanan pangan, serta penyediaan peralatan produksi seperti oven, meja sortasi, meja preparasi stainless steel, mesin kristalisator, dan wajan aluminium. Pemerintah juga membangun dapur bersih berbasis keramik untuk mendukung proses produksi yang lebih higienis.

“Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk gula aren dari Desa Temon agar mampu memenuhi standar ekspor,” jelas Reni.

Gula Aren Tembus Pasar Internasional

Upaya ini mulai menunjukkan hasil nyata dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap gula aren asal Pacitan. CV. Agro Temon Lestari telah mengikuti berbagai pameran internasional, seperti Trade Expo Indonesia 2024 serta beberapa event di Jepang.

Pada 2025, perusahaan ini berhasil mengekspor produk pertamanya ke Belanda dengan jumlah 5.000 kemasan pouch berukuran 200 gram yang diberi label “Gula Aren Temon.” Permintaan dari pasar Eropa terus bertambah, menandakan adanya prospek ekspor yang semakin cerah.

Selain itu, guna memperluas pangsa pasar, CV. Agro Temon Lestari tengah mengajukan sertifikasi General Administration of Customs of China (GACC) sebagai langkah awal untuk memasuki pasar Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Sertifikasi ini merupakan syarat utama bagi produk pangan yang ingin masuk ke pasar Tiongkok.

Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugoroho, menegaskan bahwa sinergi antara Ditjen IKMA, LPEI, serta pemerintah daerah berperan penting dalam pengembangan IKM berbasis ekspor.

Keberhasilan pembinaan di Desa Temon diharapkan menjadi model bagi daerah lain yang memiliki potensi serupa. “Ke depan, kami akan terus mengidentifikasi desa-desa yang memiliki potensi produk ekspor agar program Sentra IKM Desa Devisa dapat diperluas dan memberikan manfaat lebih luas,” tutup Bayu.

Strategi UMKM untuk Menaklukkan Target Pasar Gen Z di Era Digital

Generasi Z (Gen Z) menjadi target pasar yang semakin dominan saat ini. Mereka dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, dan sangat peduli terhadap nilai-nilai seperti keberlanjutan dan keunikan. Oleh karena itu, UMKM perlu melakukan inovasi produk agar tetap relevan dan menarik perhatian Gen Z.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menghadirkan produk dengan nilai keberlanjutan. Gen Z memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan, sehingga mereka lebih tertarik pada produk yang ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan bahan daur ulang atau biodegradable, konsep zero waste dalam proses produksi, atau mengurangi penggunaan plastik dengan kemasan ramah lingkungan. Banyak bisnis fesyen lokal yang sudah sukses menerapkan ini, seperti menggunakan bahan alami dan pewarna organik, atau produk skincare dengan kemasan refillable.

Personalisasi Produk sebagai Daya Tarik Utama

Selain itu, produk yang bisa dipersonalisasi juga memiliki daya tarik tersendiri bagi Gen Z. Mereka menyukai sesuatu yang bisa mencerminkan identitas mereka, seperti nama atau inisial yang bisa dicetak pada produk, pilihan warna dan desain yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing, atau produk edisi terbatas yang dibuat berdasarkan tren terbaru. Contohnya, bisnis aksesoris yang memungkinkan pelanggan memilih warna dan bentuk sendiri menjadi lebih menarik di mata Gen Z.

Teknologi juga berperan penting dalam pengalaman belanja mereka. UMKM harus bisa memanfaatkannya dengan baik, seperti menggunakan Augmented Reality (AR) untuk mencoba produk secara virtual, menyediakan opsi pembayaran digital yang praktis, atau membangun website dan aplikasi yang user-friendly. Misalnya, bisnis kosmetik yang menyediakan fitur virtual try-on untuk mencoba warna lipstik sebelum membeli tentu akan lebih menarik bagi mereka.

Daya tarik visual juga menjadi faktor utama dalam menarik minat Gen Z. Produk dengan desain yang unik dan estetik akan lebih mudah viral di media sosial. Warna-warna menarik, kemasan yang kreatif, atau konsep yang unik bisa membuat produk lebih ‘Instagramable’. Tak heran jika banyak kafe atau restoran yang menawarkan menu dengan tampilan menarik, sehingga pelanggan terdorong untuk membagikannya di media sosial mereka.

Memanfaatkan Media Sosial dan Tren Digital

Karena Gen Z sangat aktif di media sosial, UMKM juga harus jeli dalam mengikuti tren dan memanfaatkannya sebagai strategi pemasaran. Berkolaborasi dengan influencer atau content creator, menggunakan platform seperti TikTok dan Instagram untuk promosi, hingga menciptakan challenge atau campaign interaktif bisa menjadi strategi yang efektif. Brand lokal yang sukses dengan tren “unboxing experience” misalnya, bisa mendapatkan lebih banyak exposure secara organik hanya dengan mengandalkan media sosial.

Selain itu, Gen Z mengutamakan kenyamanan dan fleksibilitas dalam gaya hidup mereka. Produk yang mendukung kebutuhan ini tentu akan lebih menarik, seperti makanan sehat siap saji bagi mereka yang sibuk, fashion multifungsi yang bisa digunakan dalam berbagai kesempatan, atau layanan subscription yang memberikan kemudahan akses terhadap produk favorit mereka. Misalnya, bisnis kuliner yang menawarkan meal plan sehat berbasis langganan bisa menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin hidup lebih praktis.

Di sisi lain, kecepatan dan kemudahan dalam layanan juga sangat penting. Proses pembelian yang tidak berbelit-belit, customer service yang responsif melalui chat atau media sosial, serta opsi pengiriman cepat dengan berbagai metode pembayaran akan membuat Gen Z lebih nyaman dan loyal terhadap sebuah brand.

Dengan inovasi yang tepat, UMKM bisa lebih mudah menarik mendapatkan target pasar Gen Z dan meningkatkan penjualan dari golongan ini. Kuncinya adalah selalu mengikuti tren, memahami kebutuhan mereka.

Harga Gas Bumi Bersubsidi Berlanjut, 253 Industri Dapat Kepastian Usaha

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dengan mekanisme baru yang diperuntukkan bagi tujuh sektor industri utama. Kebijakan ini mencakup industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, serta sarung tangan karet, yang secara keseluruhan melibatkan 253 pengguna industri.

Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 76.K/MG.01/MEM.M/2025 yang merupakan revisi kedua dari aturan sebelumnya, yaitu Keputusan Menteri ESDM Nomor 91.K/MG.01/MEM.M/2023. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menandatangani aturan ini pada Rabu (26/2) sebagai bentuk implementasi dari arahan Presiden Prabowo Subianto.

Dua Skema Harga Gas Bumi

Dalam aturan terbaru ini, pemerintah menetapkan perbedaan harga berdasarkan pemanfaatannya. Gas bumi yang digunakan sebagai bahan bakar dipatok seharga US$7 per MMBTU, sementara yang dimanfaatkan sebagai bahan baku diberlakukan tarif US$6,5 per MMBTU.

Kebijakan ini disambut baik oleh kalangan industri. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Saleh Husin, menyatakan bahwa keputusan tersebut memberikan kepastian usaha serta meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global.

“Kami mengapresiasi langkah pemerintah dalam menetapkan kebijakan HGBT ini. Keputusan ini tidak hanya memberikan kepastian bagi industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat daya saing nasional,” ujar Saleh.

Menurutnya, sektor industri yang sangat bergantung pada gas bumi akan mendapatkan manfaat besar dari kebijakan ini, baik dalam menekan biaya produksi maupun meningkatkan efisiensi.

Dampak pada Industri dan Harapan Perluasan Kebijakan

Lebih lanjut, Saleh menekankan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya transisi energi menuju penggunaan sumber daya yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, langkah ini juga dinilai krusial dalam menjaga daya saing produk dalam negeri di tengah ketatnya persaingan global, khususnya dengan negara-negara ASEAN yang menjadi kompetitor utama Indonesia.

Namun, Saleh juga berharap pemerintah dapat memperluas penerapan HGBT ke sektor industri lain yang masih menghadapi beban biaya energi tinggi. Selain itu, ia menyoroti pentingnya pengendalian impor barang jadi melalui mekanisme Neraca Komoditas dan Trade Remedies untuk melindungi industri dalam negeri dari banjirnya produk impor murah.

“Kami mendukung penuh visi Presiden Prabowo dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Untuk mewujudkan target tersebut, industri manufaktur nasional perlu berkembang dengan pesat dan berkontribusi lebih dari 29% terhadap PDB, bukan hanya di angka 19% seperti saat ini. Oleh karena itu, kami berharap cakupan penerima manfaat HGBT bisa diperluas agar industri nasional semakin kompetitif,” pungkasnya.

Dengan perpanjangan kebijakan ini, pemerintah berharap sektor industri dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional, sekaligus menciptakan ekosistem industri yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Harga Tiket Pesawat Turun Saat Mudik Lebaran, Apa Benar?

Dalam rangka menyambut arus mudik Lebaran 2025, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna memastikan kelancaran dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan perjalanan. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, langkah-langkah ini mencakup penguatan infrastruktur, optimalisasi layanan transportasi, serta koordinasi lintas kementerian dan lembaga (K/L) untuk mengatasi potensi kepadatan lalu lintas di berbagai titik krusial.

Musim mudik Lebaran selalu menjadi periode dengan lonjakan mobilitas tertinggi dibandingkan dengan perayaan lainnya, seperti Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, berbagai kebijakan telah disusun untuk mendukung kelancaran arus mudik, termasuk penyediaan posko terpadu guna meningkatkan koordinasi antara instansi terkait.

Selain itu, pemerintah juga menghadirkan berbagai insentif bagi masyarakat, seperti pemberian diskon tarif tol di sejumlah ruas jalan serta program mudik gratis yang mencakup moda transportasi darat, laut, dan kereta api bagi 100.000 pemudik. Kementerian Pariwisata turut berkontribusi dalam memastikan pengalaman perjalanan yang lebih baik dengan meningkatkan layanan sektor pariwisata di berbagai destinasi selama masa libur Lebaran.

Diskon Tiket Pesawat untuk Dukung Mobilitas Masyarakat

Sebagai upaya mendukung mobilitas dan mengurangi beban ekonomi masyarakat, pemerintah mengumumkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 13–14% untuk kelas ekonomi selama periode mudik Lebaran 2025. Kebijakan ini berlaku secara nasional mulai 24 Maret hingga 7 April 2025, dengan tiket yang dapat dibeli sejak 1 Maret 2025. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam merencanakan perjalanan mudik atau berwisata dengan biaya yang lebih terjangkau.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri menyambut baik kebijakan ini dan menegaskan bahwa langkah tersebut akan berkontribusi terhadap peningkatan pergerakan wisatawan nusantara selama musim libur Lebaran.

“Kami sangat mengapresiasi sinergi yang dilakukan untuk mendukung mobilitas masyarakat. Penyesuaian harga tiket pesawat ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk melakukan perjalanan mudik serta berwisata ke berbagai destinasi dalam negeri,” ujar Widiyanti.

Kampanye #MudikYuk dan #LebarandiJakartaAja untuk Dorong Wisata Domestik

Sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan jumlah perjalanan wisatawan dalam negeri, Kementerian Pariwisata meluncurkan kampanye #MudikYuk dan #LebarandiJakartaAja. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat menjelajahi berbagai destinasi wisata, baik di kampung halaman maupun di ibu kota bagi mereka yang tidak mudik.

Kampanye #MudikYuk difokuskan pada eksplorasi destinasi wisata di berbagai daerah, memanfaatkan momentum mudik sebagai kesempatan untuk berlibur. Sementara itu, #LebarandiJakartaAja dirancang untuk menarik minat masyarakat yang tetap berada di Jakarta agar memanfaatkan libur Lebaran dengan mengeksplorasi berbagai atraksi wisata di ibu kota.

Melalui strategi ini, pemerintah menargetkan 1,08 miliar perjalanan wisatawan nusantara sepanjang 2025, sekaligus mendukung program #DiIndonesiaAja dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI). Selain promosi wisata, program ini juga berkolaborasi dengan berbagai mitra industri pariwisata guna menghadirkan paket perjalanan menarik selama musim liburan.

Kunci Keberhasilan ‘Entrepreneur Wanita’ di Dunia Bisnis yang Penuh Tantangan

Dunia bisnis sering kali dianggap sebagai arena yang lebih ramah bagi kaum pria. Banyak industri masih didominasi oleh laki-laki, baik dalam posisi kepemimpinan maupun pengaruhnya di pasar. Namun, semakin banyak wanita yang membuktikan bahwa mereka juga mampu bersaing dan sukses dalam dunia bisnis. Meskipun tantangannya besar, dengan strategi yang tepat, entrepreneur wanita bisa berkembang dan bahkan mengubah wajah industri yang selama ini dikuasai pria.

1. Percaya Diri dengan Kemampuan Diri Sendiri

Tantangan terbesar yang sering dihadapi wanita dalam bisnis adalah kurangnya kepercayaan diri akibat stereotip yang mengakar di masyarakat. Jangan biarkan anggapan bahwa “bisnis lebih cocok untuk pria” menghambat langkahmu. Percayalah pada kemampuanmu, tingkatkan keahlian, dan terus belajar agar bisa bersaing dengan siapa pun.

2. Bangun Jaringan yang Kuat

Networking adalah salah satu kunci keberhasilan dalam dunia bisnis. Bergabunglah dengan komunitas bisnis, hadiri seminar atau forum entrepreneur, dan jalin hubungan dengan mentor atau sesama pengusaha. Dengan jaringan yang kuat, kamu akan mendapatkan dukungan, peluang bisnis baru, serta wawasan yang lebih luas untuk mengembangkan usahamu.

3. Kelola Waktu dengan Efektif

Banyak entrepreneur wanita juga berperan sebagai ibu atau memiliki tanggung jawab rumah tangga. Oleh karena itu, kemampuan mengatur waktu sangat penting agar bisnis tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kehidupan pribadi. Gunakan teknologi dan delegasikan tugas yang bisa dikerjakan oleh orang lain agar lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam bisnismu.

4. Hadapi Tantangan dengan Mental Tangguh

Saat berkarier di industri yang didominasi pria, kamu mungkin akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari diskriminasi, diremehkan, hingga sulit mendapatkan kesempatan yang sama. Kunci utamanya adalah memiliki mental yang kuat dan tidak mudah menyerah. Jika ada hambatan, cari solusi dan tetap maju dengan penuh keyakinan.

5. Jadilah Role Model bagi Wanita Lain

Sebagai entrepreneur wanita, kamu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bagikan pengalaman dan pelajaran yang kamu dapatkan selama berbisnis, serta dukung sesama wanita untuk berani memulai usaha mereka sendiri. Dengan semakin banyak wanita sukses di dunia bisnis, maka industri yang sebelumnya didominasi pria akan semakin inklusif.

Menjadi entrepreneur wanita di industri yang didominasi pria bukanlah hal yang mustahil. Dengan percaya diri, membangun jaringan, mengelola waktu dengan baik, memiliki mental tangguh, serta memanfaatkan teknologi, kamu bisa meraih kesuksesan dalam bisnismu.

Hasil Uji Lemigas, BBM di SPBU Memenuhi Standar

Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) mengonfirmasi bahwa seluruh sampel bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin yang melewati uji dari berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah.

Hasil ini diperoleh melalui serangkaian pengujian laboratorium setelah Lemigas mengambil sampel dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang serta sejumlah SPBU di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan. Sampel uji juga termasuk yang diperoleh saat kunjungan Komisi XII DPR RI ke salah satu SPBU di kawasan Cibubur, Depok.

Pengujian Laboratorium Lemigas

Kepala Balai Besar Pengujian Migas/Lemigas, Mustafid Gunawan, menyatakan bahwa seluruh sampel BBM yang diperiksa berada dalam batasan mutu yang dipersyaratkan. “Uji laboratorium menunjukkan bahwa seluruh parameter kualitas BBM yang diuji masih dalam spesifikasi yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (1/3/2025).

Lebih lanjut, Mustafid menjelaskan bahwa pengujian kualitas bahan bakar ini dilakukan melalui metode ASTM D4057, yang merupakan standar dalam pengambilan sampel bahan bakar minyak. Pengujian dilakukan terhadap sejumlah parameter utama, termasuk angka oktan atau Research Octane Number (RON), massa jenis, kandungan sulfur, tekanan uap, dan distilasi.

“Hasil pengujian menunjukkan nilai RON pada setiap sampel tetap stabil dan tidak menyimpang dari standar yang berlaku,” tambahnya.

Pentingnya Angka Oktan dalam Kualitas BBM

RON merupakan indikator utama dalam menilai kualitas bahan bakar, khususnya terkait ketahanan terhadap knocking pada mesin. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik kemampuan bahan bakar dalam mencegah knocking saat proses pembakaran. Lemigas menggunakan mesin CFR F-1 dengan metode ASTM D2699 untuk menguji parameter ini.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi memastikan pengawasan mutu BBM akan terus dilakukan secara berkala guna menjamin konsistensi kualitas bahan bakar yang digunakan oleh masyarakat.

“Kami memahami pentingnya transparansi dalam pengawasan BBM. Oleh karena itu, hasil pengujian ini kami sampaikan agar masyarakat yakin bahwa bahan bakar yang mereka gunakan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan,” ujar Mustafid.

Sebagai tambahan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah melakukan pengambilan sampel BBM pada 27 Februari 2025. Sebanyak 75 sampel bensin dengan berbagai angka oktan—termasuk RON 90, RON 92, RON 95, dan RON 98—dikumpulkan dari TBBM Pertamina Plumpang serta 33 SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan.