Rabu, Juni 18, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 18

Dengan Dukungan Tepat, Perempuan Bisa Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam penggerak roda ekonomi dan perdagangan Indonesia. Namun, menurutnya, potensi besar tersebut belum sepenuhnya teroptimalkan karena masih adanya tantangan struktural dalam kepemimpinan serta budaya kerja yang belum sepenuhnya inklusif.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Women Empowerment Conference (WEC) 2025 yang digelar di The Westin Jakarta, Senin (14/4). Konferensi kali ini mengusung tema besar “Unlock Our Potential, Shaping Our Future of Indonesia”, dengan diskusi panel bertajuk “#UnlockOurPotential in Politics and Social: Women Lead, Nations Thrive”.

Tantangan dan Peluang Partisipasi Perempuan

Wamendag Roro mengungkapkan, meski perempuan mencakup hampir setengah dari populasi Indonesia, namun tingkat partisipasi mereka di dunia kerja masih tertinggal dari laki-laki. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan, pelibatan perempuan dalam sektor formal baru mencapai 22 persen, termasuk dalam bisnis skala besar maupun digital.

“Ini menunjukkan ruang besar yang bisa kita maksimalkan, khususnya dalam sektor perdagangan dan ekonomi digital,” ujarnya. Ia mencontohkan, di platform marketplace seperti Lazada, hanya sekitar sepertiga pelaku usaha yang berasal dari kalangan perempuan.

Menurut laporan McKinsey Global Institute, penutupan kesenjangan gender di bidang ekonomi global berpotensi menambah nilai PDB dunia hingga USD 28 triliun pada 2025. Roro menilai angka ini menjadi bukti bahwa inklusi perempuan bukan hanya keadilan sosial, tetapi juga investasi ekonomi strategis.

Perempuan di Panggung Kepemimpinan

Sementara itu, keterwakilan perempuan dalam jabatan publik juga masih jauh dari target. Berdasarkan data Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination, hanya kurang dari 20 persen posisi pimpinan tinggi (eselon II) di Indonesia yang ditempati perempuan. Padahal, UU No. 7 Tahun 1984 mendorong tercapainya minimal 30 persen keterwakilan perempuan di lembaga publik.

Roro menyebut stigma dan stereotip menjadi penghambat terbesar. “Masih banyak anggapan bahwa perempuan, terutama yang muda, tidak cukup tegas atau kurang berpengalaman. Kita harus ubah persepsi ini dengan pendidikan, aktualisasi, dan dukungan kebijakan yang tepat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan umumnya bersifat partisipatif, inklusif, dan berorientasi pada hasil dengan tingkat integritas yang tinggi.

Mendorong Keterlibatan Lewat Media dan Kebijakan

Peran media juga tak luput dari sorotan. Roro menilai media massa dan media sosial sama-sama penting dalam mendorong perempuan tampil di ruang publik dan menunjukkan kapasitasnya. “Media sosial bisa menjadi alat untuk perempuan mengaktualisasikan diri, sementara media konvensional membantu menyampaikan capaian dan program strategis secara luas,” jelasnya.

Roro juga menekankan pentingnya mendorong perempuan menjadi pelaku utama ekspor melalui sektor UMKM dan ekonomi digital. Kedua sektor ini telah terbukti menjadi tulang punggung kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan pertumbuhan ekspor.

Meski masih menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan akses pasar, pendanaan, serta literasi digital, Roro optimis peluang ke depan terbuka lebar berkat berbagai inisiatif yang telah digagas. Termasuk pelatihan ekspor, inkubasi bisnis, serta digitalisasi UMKM yang kini semakin mudah diakses oleh perempuan.

Komitmen Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan sendiri telah menyusun sejumlah langkah konkret untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, antara lain:

  1. Reformasi kebijakan perdagangan dengan melibatkan organisasi bisnis perempuan dalam perumusan kebijakan dan negosiasi perdagangan.

  2. Pelatihan dan inkubasi bagi pelaku UMKM perempuan, khususnya dalam kesiapan digital dan ekspor.

  3. Penguatan kepemimpinan perempuan, termasuk melalui program mentorship dan kolaborasi dengan organisasi seperti IWAPI dan KADIN.

  4. Penyediaan akses pembiayaan inklusif, termasuk pinjaman mikro tanpa agunan bagi perempuan berpenghasilan rendah.

“Dengan akses yang setara terhadap pelatihan, pembiayaan, teknologi, serta dukungan kebijakan jangka panjang, perempuan Indonesia berpotensi menjadi motor penggerak utama ekonomi masa depan,” ujar Roro.

Bisnis Masih Merangkak, Tapi Pingin Naik Haji? Ini Cara Nabungnya

Ngerintis bisnis itu memang nggak gampang. Duit kadang cuma numpang lewat, diputar terus buat stok, bayar pegawai, atau nutup operasional. Tapi di tengah sibuknya cari cuan, nggak sedikit juga yang punya mimpi besar: pingin bisa naik haji. Pertanyaannya, gimana caranya nabung kalau tiap bulan aja keuangan masih jungkir balik?

Tenang. Punya mimpi pingin naik haji bukan cuma milik mereka yang penghasilannya udah stabil. Kamu yang lagi bangun bisnis dari nol pun tetap bisa, asal pinter atur strategi dan sabar prosesnya.

Pisahkan Mimpi dari Operasional

Langkah pertama, pisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Ini penting banget biar kamu bisa lihat dengan jelas: berapa sebenarnya yang bisa disisihkan buat tabungan haji. Jangan campur aduk uang belanja, modal dagang, dan simpanan impian jadi satu rekening. Bikin satu rekening khusus tabungan haji. Biar kecil juga nggak apa-apa, yang penting konsisten.

Misalnya, dari hasil jualan tiap minggu kamu sisihkan Rp50.000. Sebulan bisa Rp200.000, setahun udah Rp2,4 juta. Tambah dari bonus lebaran, untung tambahan, atau tip dari pelanggan—lama-lama bisa juga ngumpul buat daftar haji.

Jangan Cuma Nabung di Celengan

Coba manfaatkan produk tabungan haji dari bank syariah. Banyak bank sekarang yang punya fitur nabung otomatis, jadi kamu nggak perlu repot transfer manual tiap bulan. Selain itu, tabungan ini juga udah di-setting sesuai target biaya haji, jadi kamu bisa lebih termotivasi karena lihat progress-nya.

Kalau bisa, hindari nyimpan duit haji dalam bentuk stok dagangan. Soalnya, duit bisa “nyangkut” dan susah ditarik sewaktu-waktu. Mending simpan di tempat yang aman dan nggak tergoda buat dipakai, kecuali memang darurat.

Tambah Penghasilan dari Sampingan

Lagi ngerintis usaha bukan berarti nggak bisa cari tambahan. Justru kadang dari usaha sampingan yang kecil bisa jadi jalan rezeki buat nabung haji. Coba jualan online barang pre-order, bikin jasa kecil-kecilan sesuai skill kamu (misalnya desain, bikin caption, atau jastip), atau kerja paruh waktu beberapa jam seminggu.

Setiap rupiah yang kamu sisihkan dari penghasilan tambahan ini bisa dialokasikan langsung buat tabungan haji. Nggak usah besar, yang penting rutin.

Ingat, Haji Itu Panggilan

Yang paling penting, tetap percaya kalau rezeki itu datangnya dari arah yang nggak disangka-sangka. Usaha terus, ikhtiar terus, dan jangan lupa doa. Banyak banget cerita orang yang bisa berangkat haji padahal penghasilannya pas-pasan. Kuncinya satu: niat yang kuat dan usaha yang konsisten.

Jadi, walaupun kamu lagi di fase ngerintis bisnis dan belum stabil 100%, bukan berarti harus menunda mimpi naik haji. Justru dari sekaranglah waktu yang tepat buat mulai. Mulai kecil, mulai dari yang kamu punya, dan nikmati prosesnya.

Siapa tahu, di tengah jalan kamu justru dikasih rezeki besar yang mempercepat jalanmu ke Tanah Suci.

Di World Expo Osaka 2025, Indonesia Pamerkan Pariwisata dan Wastra Nusantara

Indonesia kembali menunjukkan kiprahnya di panggung internasional melalui partisipasinya dalam ajang bergengsi World Expo 2025 Osaka yang resmi dibuka pada 13 April dan akan berlangsung hingga 13 Oktober 2025. Kehadiran Indonesia dalam perhelatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan jati diri bangsa, memperkuat daya saing global, memperluas jejaring mitra internasional, sekaligus mempromosikan potensi pariwisata Tanah Air ke dunia.

Dalam pameran berskala dunia ini, Indonesia menghadirkan Paviliun dengan tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”. Tema tersebut menekankan pentingnya membangun kehidupan yang seimbang antara manusia, alam, dan budaya sebagai fondasi menuju masa depan yang berkelanjutan.

Paviliun Indonesia: Perpaduan Estetika, Nilai Luhur, dan Kesadaran Lingkungan

Mengusung filosofi Tri Hita Karana, konsep Paviliun Indonesia dibangun atas prinsip harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, sebagai koordinator utama partisipasi Indonesia, menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga lain guna menghadirkan berbagai program pendukung seperti seminar, lokakarya, hingga forum bisnis.

“Melalui paviliun ini, kami ingin menghadirkan pengalaman imersif tentang Indonesia yang kaya akan budaya, keindahan alam, dan tradisi kesehatan yang telah diwariskan turun-temurun,” ujar Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana saat menghadiri Press Preview di Yumeshima Island, Osaka, pada Rabu (9/4/2025).

Lebih dari sekadar pameran, World Expo Osaka ini menjadi panggung untuk memamerkan keunggulan pariwisata Indonesia, terutama di sektor wellness tourism yang saat ini tengah berkembang pesat secara global. Partisipasi aktif Indonesia juga sejalan dengan program unggulan Kemenparekraf bertajuk “Pariwisata Naik Kelas”, yang bertujuan menciptakan destinasi wisata berkualitas dan berdaya saing internasional.

Pada partisipasinya di bulan Mei mendatang, Kemenparekraf akan membawa 15 pelaku industri dari sektor resort, spa, hingga konsultan wisata untuk mengikuti rangkaian business matching dan promosi.

Tak ketinggalan, sentuhan budaya turut dihadirkan melalui lantai khusus bertajuk “Traditional Textiles: Sailing Through Colors” yang menampilkan keindahan Wastra Nusantara. Pengunjung Paviliun Indonesia akan dimanjakan dengan ragam kain tradisional dari berbagai daerah, yang menjadi simbol kekayaan warisan budaya bangsa.

Ekspor Perikanan Tak Lagi Ribet, KKP Rilis Aplikasi Siap Mutu

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi meluncurkan aplikasi digital berbasis sistem nasional terintegrasi bernama Siap Mutu (Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan Mutu). Aplikasi ini dirancang untuk mempercepat proses ekspor serta memastikan produk perikanan Indonesia diterima di pasar internasional.

Berada di bawah kendali Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP), aplikasi ini mendukung proses pelayanan ekspor yang terhubung langsung dengan berbagai sistem seperti OSS (Online Single Submission) dan INSW (Indonesia National Single Window).

“Siap Mutu adalah alat bantu strategis bagi pelaku usaha untuk mempercepat layanan ekspor sekaligus menjamin keberterimaan produk kita di luar negeri. Otoritas negara tujuan bahkan dapat mengakses sertifikat mutu (SMKHP) secara elektronik dengan QR code,” ujar Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini.

Proses Cepat dan Transparan, Hanya 5 Menit

Dengan kehadiran Siap Mutu, proses penerbitan Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP) kini dapat dilakukan hanya dalam waktu lima menit. Seluruh tahapan, mulai dari evaluasi permohonan hingga pengecekan teknis, dilakukan secara digital. Proses verifikasi kapal, volume produk, hingga data komoditas pun diselesaikan secara daring.

Salah satu contoh penerapannya dapat dilihat di Kantor Badan Mutu Provinsi Jawa Barat, yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta. Di lokasi ini, pengguna jasa ekspor juga dapat mencetak bukti pembayaran PNBP secara langsung melalui sistem yang sudah terintegrasi.

“Seluruh proses bisa dimonitor secara online oleh pelaku usaha. Ini adalah bentuk pelayanan publik modern yang transparan dan efisien,” jelas Dede Suhendra, Plt. Kepala Kantor Badan Mutu Jakarta II.

Sinkronisasi Nasional dan Akses Global

Aplikasi Siap Mutu sudah terhubung penuh dengan sistem INSW, memungkinkan data yang diinput oleh pelaku usaha disinkronkan langsung dengan kementerian dan lembaga terkait. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mempercepat dan menyederhanakan birokrasi ekspor.

“Kami juga tengah menjajaki sertifikasi digital dengan negara seperti Norwegia, dan semuanya akan dikelola dalam satu pintu melalui sistem INSW,” tambah Ishartini.

Digitalisasi ini merupakan bagian dari instruksi langsung Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, untuk mentransformasikan sistem pelayanan di lingkungan KKP agar lebih modern, berbasis data, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Dengan peluncuran Siap Mutu, KKP berharap daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global semakin meningkat, sekaligus mendukung tata kelola ekspor yang cepat, efisien, dan terpercaya.

Mau Cuan Sekaligus Selamatkan Bumi? Coba Bangun Bisnis Ramah Lingkungan

Di era di mana isu lingkungan semakin mendesak, bisnis ramah lingkungan bukan hanya tentang “menyelamatkan bumi”, tapi juga peluang untuk menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Banyak yang masih berpikir bahwa bisnis hijau identik dengan biaya tinggi atau pasar terbatas. Namun, dengan pendekatan kreatif dan strategi yang tepat, bisnis ramah lingkungan justru bisa menjadi mesin keuntungan yang unggul.

Bayangkan jika bisnis Anda bisa mengurangi limbah, menghemat energi, dan sekaligus menarik hati pelanggan yang peduli lingkungan. Ini bukan mimpi. Ambil contoh merek fashion Ecoalf dari Spanyol. Mereka mengubah sampah plastik dari laut menjadi jaket dan tas berkualitas tinggi. Tidak hanya berhasil membersihkan laut, mereka juga mencatatkan omzet jutaan euro setiap tahun. Kisah seperti ini membuktikan bahwa keberlanjutan dan keuntungan bisa berjalan beriringan.

Inovasi dan Kolaborasi Jadi Kunci

Kunci pertama adalah memilih bahan baku yang ramah lingkungan. Daripada mengandalkan plastik sekali pakai, cobalah beralih ke kemasan daur ulang atau bahan alami seperti serat pisang atau jamur. Selain mengurangi dampak negatif, langkah ini bisa menjadi cerita unik yang menarik perhatian konsumen. Jangan lupa, bekerja sama dengan pemasok lokal juga membantu memangkas emisi karbon dari transportasi, sekaligus mendukung perekonomian daerah.

Salah satu prinsip yang patut diadopsi adalah ekonomi sirkular. Konsep ini mengajak kita untuk melihat limbah sebagai sumber daya baru. Misalnya, restoran Zero Waste Bistro di New York berinovasi dengan menyajikan menu dari sisa makanan yang masih layak konsumsi. Hasilnya? Mereka tidak hanya mengurangi sampah hingga 80%, tapi juga menghemat biaya operasional. Di sektor teknologi, perusahaan seperti Fairphone merancang ponsel modular yang mudah diperbaiki, sehingga mengurangi kebutuhan untuk membeli gadget baru setiap tahun.

Bangun Kepercayaan Lewat Transparansi dan Edukasi

Transparansi adalah senjata ampuh lainnya. Konsumen saat ini lebih cerdas dan ingin tahu proses di balik produk yang mereka beli. Ceritakan perjalanan bisnis Anda dengan jujur: dari mana bahan baku berasal, bagaimana produk dibuat, atau upaya mengurangi emisi. Sertifikasi seperti B Corp atau EcoCert bisa menjadi bukti konkret komitmen Anda. Jangan ragu membagikan kisah ini melalui media sosial atau konten blog. Pelanggan akan lebih menghargai kejujuran dan merasa terlibat dalam misi positif bisnis Anda.

Banyak yang mengira bisnis ramah lingkungan membutuhkan modal besar. Padahal, langkah kecil seperti mengganti lampu biasa dengan LED, memanfaatkan energi surya, atau mengurangi penggunaan kertas bisa menghemat biaya dalam jangka panjang. Pemerintah di berbagai negara juga sering memberikan insentif untuk bisnis hijau, seperti potongan pajak atau subsidi instalasi panel surya. Manfaatkan peluang ini untuk mengoptimalkan anggaran.

Tentu saja, tidak semua orang akan langsung tertarik dengan produk ramah lingkungan. Fokuslah pada segmen pasar yang memang peduli dengan nilai-nilai keberlanjutan. Edukasi pelanggan melalui konten yang informatif dan menarik. Kolaborasi dengan komunitas atau influencer lingkungan bisa memperluas jangkauan. Platform seperti Etsy atau Tokopedia Hijau juga menjadi tempat ideal untuk menemukan konsumen yang sudah memiliki minat terhadap produk hijau.

Industri Hotel dan Restoran Didorong Jadi Ujung Tombak Ekonomi Baru

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Teuku Riefky Harsya, menghadiri seremoni pengukuhan Pengurus Badan Pimpinan Pusat (BPP) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) periode 2025–2030 yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Dalam sambutannya, Teuku Riefky menyampaikan rasa terima kasih atas undangan yang diterimanya serta menekankan bahwa PHRI merupakan mitra penting bagi Kemenparekraf dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Ia menyebut, sinergi antara PHRI dan pemerintah sangat penting untuk memperkuat rantai nilai industri kreatif yang saling berkaitan dengan dunia perhotelan dan restoran.

“PHRI adalah bagian dari mitra strategis Kemenparekraf. Kolaborasi ini bukan sekadar slogan—kami telah menandatangani MoU pada 11 Februari lalu dan siap melangkah lebih jauh bersama dalam berbagai keterbatasan yang ada,” ujar Riefky.

Hadapi Tantangan Global, Kemenparekraf Ajak PHRI Berinovasi

Riefky juga menyinggung situasi global yang tengah diliputi ketegangan geopolitik dan isu efisiensi ekonomi yang turut memengaruhi sektor pariwisata dan perhotelan. Dalam kondisi ini, ia memastikan bahwa pemerintah tetap aktif mengedukasi dan menyosialisasikan pentingnya sektor ekonomi kreatif kepada pemerintah daerah.

“Kami sudah menjelaskan pentingnya ekraf kepada ratusan kepala daerah terpilih dalam forum di Akmil Malang. Tujuannya agar mereka benar-benar memahami bahwa ekonomi kreatif adalah mesin baru penggerak ekonomi di daerah,” ungkap Riefky.

Di sisi lain, Ketua Umum PHRI Hariyadi B. S. Sukamdani menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Menparekraf dalam momen penting tersebut. Ia menyoroti sejumlah tantangan yang kini dihadapi oleh pelaku usaha hotel dan restoran, salah satunya penurunan pendapatan yang cukup drastis.

“Selama ini pasar pemerintah menyumbang sekitar 40% pendapatan sektor ini. Namun, saat ini kontribusinya mulai tidak stabil. Oleh karena itu, kami mendorong pelaku industri untuk memperluas pasar serta meningkatkan kemitraan dengan pemerintah,” jelas Hariyadi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kamar hotel di Indonesia telah mencapai 800 ribu unit, dengan distribusi yang seimbang antara hotel berbintang dan non-berbintang. Hariyadi juga menekankan potensi besar dari fasilitas ruang pertemuan (meeting room) yang selama ini belum dimaksimalkan secara optimal.

“Industri ini punya daya ungkit tinggi untuk menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Turut mendampingi Menparekraf dalam kegiatan tersebut antara lain Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala, serta Direktur Kuliner Andi Ruswar.

Kemenparekraf di bawah kepemimpinan Teuku Riefky menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan, khususnya untuk generasi muda. Bersama Wakil Menteri Ekraf Irene Umar, Kemenparekraf berkomitmen mendorong 17 subsektor ekraf dalam rangka mewujudkan Asta Cita nomor 3 dari visi-misi Prabowo-Gibran, yakni memperluas akses lapangan kerja berkualitas, mendorong tumbuhnya wirausaha, dan memperkuat industri kreatif.

iPhone Tak Jadi Mahal? AS Bebaskan Perangkat Teknologi dari Tarif Ekspor

Amerika Serikat akhirnya memberikan kejelasan soal kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Donald Trump awal bulan ini. Melalui panduan terbaru dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, sejumlah perangkat teknologi seperti ponsel pintar dan komputer dinyatakan tidak termasuk dalam daftar barang yang dikenai tarif impor hingga 145 persen.

Panduan tersebut dirilis Jumat malam waktu setempat, menyusul kebijakan tarif tinggi terhadap produk asal China yang sempat menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pelaku industri teknologi. Keputusan ini menjadi angin segar, terutama bagi perusahaan seperti Apple yang selama ini mengandalkan pabrik di China untuk merakit sebagian besar perangkat mereka, mulai dari iPhone hingga MacBook.

Tak hanya ponsel dan komputer, beberapa komponen penting lain seperti chip semikonduktor, panel TV layar datar, flash drive, hingga sel surya juga termasuk dalam daftar barang yang sementara dibebaskan dari tarif tambahan. Meski ada kemungkinan tarif akan tetap dikenakan, nilainya diprediksi jauh lebih rendah dibanding tarif 145% yang berlaku untuk kategori produk lain.

Analis pasar menilai langkah ini sebagai bentuk kompromi politik dan ekonomi di tengah tekanan besar dari industri. “Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan bagi para investor teknologi,” ujar Dan Ives, Kepala Riset di Wedbush Securities kepada CNBC. Ia menekankan bahwa kebijakan tarif sebelumnya telah menjadi “awan hitam” yang membayangi sektor teknologi besar sejak awal diumumkan.

Tekanan Pasar dan Respon Gedung Putih

Sektor perangkat teknologi global sempat diguncang oleh pengumuman tarif impor Trump, dengan Apple dilaporkan kehilangan nilai pasar lebih dari USD 640 miliar. Harga iPhone bahkan diprediksi bisa meroket hingga USD 3.500 jika tarif diberlakukan penuh. Gejolak itu juga memicu penurunan tajam di bursa, dengan indeks S&P 500 anjlok lebih dari 5% hanya dalam hitungan hari.

Pasar obligasi pun tak luput dari dampak. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun melesat lebih dari 50 basis poin, salah satu lonjakan tertinggi yang pernah tercatat. Kondisi ini memaksa Gedung Putih mengambil langkah mundur, termasuk menunda pemberlakuan tarif tambahan terhadap beberapa negara selama 90 hari. Meski demikian, China tetap menjadi target utama tarif maksimal.

Tarif tambahan yang semula ditujukan kepada seluruh mitra dagang, kini lebih selektif. Barang-barang yang telah meninggalkan gudang sejak 5 April 2025 pun dikecualikan berdasarkan kebijakan baru, memberi ruang bernapas bagi eksportir AS dalam menghitung risiko dan biaya logistik.

China Balas Menyerang

Di sisi lain, China tak tinggal diam. Negeri Tirai Bambu itu merespons kebijakan Trump dengan menaikkan tarif balasan atas produk asal AS dari 84% menjadi 125%. Dalam pernyataan resminya, Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China bahkan menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “lelucon ekonomi” jika terus diberlakukan.

“Jika AS bersikeras menaikkan tarif lebih tinggi lagi, maka China tak akan peduli,” tulis pernyataan resmi tersebut. Pernyataan itu menegaskan sikap keras Beijing dalam perang dagang yang kembali memanas.

Dengan kebijakan saling balas ini, tensi perdagangan AS-China kembali mencapai titik kritis. Namun bagi perusahaan teknologi, pengecualian sementara ini memberikan waktu untuk menyusun strategi mitigasi dan menilai ulang ketergantungan mereka terhadap rantai pasok di China.

Pinjol Ilegal Masih Marak! OJK dan Satgas PASTI Blokir Ribuan Nomor Penagih

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) terus memperkuat pengawasan terhadap aktivitas keuangan ilegal yang meresahkan masyarakat. Selama periode Januari hingga 31 Maret 2025, sebanyak 1.123 entitas pinjol ilegal dan 209 penawaran investasi bodong berhasil ditindak dan dihentikan oleh OJK.

Tak hanya itu, Satgas PASTI bersama OJK juga menemukan ribuan nomor kontak yang digunakan oleh penagih utang (debt collector) dari layanan pinjol ilegal. Sebanyak 1.643 nomor telah diajukan untuk diblokir ke Kementerian Komunikasi dan Digital guna mencegah penyalahgunaan lebih lanjut.

“Langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat dari praktik-praktik penagihan yang tidak etis dan sering kali mengintimidasi,” ungkap Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, dalam konferensi pers virtual, Sabtu (12/4/2025).

Indonesia Anti-Scam Centre Terima Puluhan Ribu Laporan

Dalam upaya mempercepat penanganan kasus keuangan ilegal, OJK bersama industri jasa keuangan dan sistem pembayaran telah membentuk Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) sebagai pusat pelaporan dan pengawasan penipuan transaksi keuangan.

Hingga akhir Maret 2025, IASC telah menerima 79.969 laporan. Dari jumlah tersebut, 55.028 laporan berasal dari kanal perbankan dan penyedia sistem pembayaran, sementara 24.941 laporan disampaikan langsung oleh para korban.

Dari laporan-laporan itu, terdeteksi 82.336 rekening yang diduga terlibat dalam aktivitas penipuan, dan sebanyak 35.394 rekening telah diblokir. Jumlah kerugian yang tercatat mencapai Rp1,7 triliun, dengan Rp134,7 miliar dana korban telah berhasil dibekukan sebagai bagian dari langkah mitigasi.

Friderica, yang akrab disapa Kiki, menyatakan bahwa IASC akan terus mengembangkan kapasitasnya demi mempercepat proses pelaporan dan tindak lanjut terhadap berbagai kasus penipuan digital di sektor keuangan.

Ribuan Pengaduan Masuk Lewat APPK

Selama kurun waktu 1 Januari hingga 14 Maret 2025, OJK juga mencatat telah menerima 102.319 permintaan layanan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), termasuk 9.068 laporan pengaduan.

Sebagian besar pengaduan berasal dari sektor perbankan (3.383 laporan), disusul industri financial technology (3.303 laporan), perusahaan pembiayaan (1.941 laporan), serta sektor asuransi dan pasar modal.

Dengan terus meningkatnya aktivitas digital dan maraknya modus penipuan finansial, OJK menegaskan komitmennya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan memperkuat perlindungan terhadap konsumen sektor jasa keuangan.

Cari Kerja Susah, Usaha Nggak Gampang – Terus Harus Gimana?

Di luar sana, banyak yang merasa hidup itu seperti main game level sulit: cari kerja susah, tapi waktu niat usaha, eh… realitanya juga nggak gampang. Mau ngelamar kerja, syaratnya tinggi. Mau usaha sendiri, modalnya pas-pasan, belum lagi harus siap mental kalau dagangan nggak laku. Jadi, sebenarnya harus gimana?

Pertama-tama, penting banget untuk jujur sama diri sendiri: apa sih yang bener-bener kamu bisa dan kamu suka? Kadang kita terlalu fokus mikirin hasil, tapi lupa proses. Padahal, di zaman sekarang, skill dan kepekaan ngeliat peluang itu jauh lebih penting daripada sekadar punya modal gede.

Kalau cari kerja kantoran belum juga nemu yang cocok, coba alihkan tenaga ke hal-hal kecil yang bisa dikembangkan. Misalnya, punya keahlian desain? Mulai dulu dari jasa desain buat UMKM. Jago masak? Coba jualan kecil-kecilan dari rumah. Nggak harus langsung besar, yang penting mulai. Mulailah dari lingkaran kecil. Teman dekat, tetangga, keluarga—mereka bisa jadi pelanggan pertama yang bantu kamu latihan jualan.

Gabungkan Logika dan Kreativitas

Usaha bukan cuma soal jualan, tapi soal cara kita nyari celah. Banyak orang mikir semua peluang udah habis. Padahal, peluang itu nggak selalu datang dari hal baru — kadang dari hal lama yang dikemas ulang. Misalnya, orang tua jualan gorengan, kamu bisa bantu promosikan lewat TikTok biar lebih ramai.

Atau sebaliknya, kalau kamu tetap pengen kerja tapi saingannya banyak, kenapa nggak mulai dari magang, freelance, atau project kecil-kecilan dulu? Dari situ kamu bisa bangun portofolio, kenalan, dan nambah peluang kerja yang lebih besar. Jangan lupa juga untuk terus update skill. Banyak banget kelas online gratis sekarang, mulai dari belajar coding, desain, copywriting, sampai ke pengelolaan keuangan usaha.

Jadi Apa Solusinya?

Nggak ada jalan yang mudah. Tapi menyerah juga bukan pilihan. Kuncinya adalah fleksibel. Nggak kaku. Mau kerja? Usaha? Kenapa nggak dua-duanya dicoba pelan-pelan sambil terus belajar?

Jangan terlalu idealis di awal. Kadang, langkah pertama memang harus dijalani dengan kondisi yang jauh dari sempurna. Tapi dari situ, kamu bisa tahu medan, tahu strategi, dan tahu siapa target kamu sebenarnya. Yang penting, kamu gerak. Karena rezeki kadang datang bukan dari yang kita rencanakan, tapi dari yang kita berani lakukan.

Jadi, jangan terlalu stres kalau belum punya pekerjaan tetap atau usaha yang mapan. Banyak orang sukses justru memulai dari fase paling nggak nyaman dalam hidup mereka. Nikmati prosesnya, kembangkan potensi yang kamu punya, dan tetap buka mata sama peluang-peluang kecil yang mungkin selama ini terlewatkan.

Ekonomi ASEAN Terancam, Ini Seruan Sri Mulyani di Forum Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya sinergi antarnegara ASEAN dalam memperkokoh fondasi ekonomi kawasan, terutama di tengah ketidakpastian global yang kian meningkat. Hal itu disampaikannya dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN (AFMGM) yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 9-10 April lalu.

Dengan total Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$ 3 triliun dan jumlah penduduk lebih dari 650 juta jiwa, Sri Mulyani meyakini ASEAN memiliki kekuatan kolektif yang besar untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan.

Pertemuan ini digelar di tengah memanasnya tensi perdagangan dunia, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, menerapkan kebijakan tarif resiprokal bertajuk “Liberation Day”. Kebijakan tersebut menyasar lebih dari 60 negara yang dianggap menguntungkan diri secara sepihak dalam perdagangan dengan Amerika Serikat.

“Kebijakan ini menghancurkan sistem perdagangan global berbasis aturan yang sudah dibangun sejak era pasca Perang Dunia II, termasuk lembaga seperti WTO dan Bretton Woods yang notabene digagas sendiri oleh AS,” jelas Sri Mulyani.

Ia menambahkan, sistem tersebut dulunya dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, namun belakangan justru dianggap menjadi biang relokasi industri manufaktur dari AS ke negara lain serta meningkatnya angka pengangguran di dalam negeri mereka.

Ketidakpastian Global dan Respons ASEAN

Lebih jauh, Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan agresif AS memaksa banyak negara untuk melakukan perundingan dagang secara bilateral. China pun tak tinggal diam, merespons dengan tarif tandingan yang kemudian dibalas balik oleh AS melalui kenaikan tarif hingga mencapai 125 persen.

Kondisi ini memunculkan gelombang ketidakpastian besar di level global, dengan risiko tekanan inflasi dan perlambatan ekonomi yang mulai dirasakan banyak negara. Dalam forum tersebut, para menteri keuangan ASEAN menyampaikan kondisi ekonomi masing-masing yang turut terdampak oleh dinamika perdagangan global ini.

Diskusi pun mengerucut pada upaya bersama dalam meredam gejolak, termasuk merancang langkah mitigasi risiko serta pendekatan diplomatik yang bisa ditempuh dalam berhadapan dengan AS.

“ASEAN punya posisi strategis untuk saling menguatkan. Potensi kita sangat besar jika mampu bekerja sama menjaga kestabilan kawasan,” tegas Menkeu Sri Mulyani.

Menanggapi tantangan global tersebut, pemerintah Indonesia tengah mempercepat reformasi struktural melalui deregulasi serta pelonggaran aturan perdagangan dan investasi domestik. Tak hanya itu, diplomasi ekonomi juga terus diperkuat agar Indonesia bisa tetap kompetitif dan aman dari dampak turbulensi eksternal.

Presiden Prabowo Subianto pun telah menginstruksikan jajaran Kabinet Merah Putih untuk menyiapkan kebijakan-kebijakan responsif yang mampu menjaga daya tahan perekonomian nasional dalam menghadapi tekanan dari luar negeri.

“Langkah ini adalah bagian dari amanat konstitusi untuk menjaga ketertiban dunia, demi perdamaian dan keadilan sosial,” tutup Sri Mulyani.