Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia disambut dengan semangat tinggi oleh masyarakat. Pemimpin umat Katolik dunia ini tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa, 3 September 2024, sekitar pukul 11.25 WIB.
Menariknya, Paus Fransiskus tidak turun dari pesawat dengan menggunakan tangga biasa, melainkan lift mobil, dan terlihat menggunakan kursi roda. Selama berada di Indonesia, Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan berbagai pertemuan penting, termasuk kunjungan kehormatan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Rabu, 4 September 2024.
Kunjungan dan Pertemuan Penting di Jakarta
Pada hari yang sama, beliau juga akan berpartisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan pemerintah, masyarakat sipil, serta korps diplomatik di Aula Istana Negara, Jakarta. Setelah itu, Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesus (SJ) di Kedutaan Besar Vatikan, dilanjutkan dengan pertemuan bersama uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Jakarta.
Paus Fransiskus juga direncanakan menghadiri dialog antaragama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, di Masjid Istiqlal pada Kamis, 5 September 2024. Selain itu, beliau juga akan bertemu dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Pusat KWI, serta memimpin misa kudus di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Sejarah dan Peningkatan Investasi Vatikan
Sebagai latar belakang, Paus Fransiskus diangkat menjadi pemimpin umat Katolik pada Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI. Pada masa awal kepausannya, ia memilih untuk mengangkat sejumlah kardinal internasional, termasuk Kardinal Seán P.
Dalam perkembangan lain, Vatikan mencatat peningkatan laba pada tahun 2023. Berdasarkan laporan National Catholic Reporter pada Selasa, 3 September 2024, Kantor Investasi Vatikan berhasil menghasilkan laba sebesar 45,9 juta euro (sekitar Rp.789,3 miliar) pada tahun 2023. Angka tersebut terdiri dari 37,9 juta euro (sekitar Rp.651,7 miliar) untuk anggaran operasional Vatikan dan 7,9 juta euro (sekitar Rp.135,8 miliar) untuk peningkatan asetnya, sebagaimana dinyatakan dalam laporan tahunan Administrasi Warisan Takhta Suci.
Laba ini meningkat sebesar 13,6 juta euro (sekitar Rp.233,8 miliar) dibandingkan tahun 2022, berkat hasil investasi yang lebih baik di Vatikan, yang juga mengimbangi penurunan laba dari kepemilikan properti real estat. Administrasi Warisan Takhta Suci, yang mengelola sebagian besar portofolio Vatikan, termasuk real estat, dikenal dengan akronim Italia-nya, APSA.
Menurut Uskup Agung Giordano Piccinotti, presiden APSA, hasil positif ini diraih berkat upaya untuk meningkatkan pendapatan dan mengendalikan pengeluaran tanpa merusak aset Tahta Suci atau menjual properti institusional. Setelah mengalami kerugian lebih dari 6 juta euro (sekitar Rp.103,1 miliar) pada tahun 2022, APSA mencatat surplus ekonomi sebesar 27,6 juta euro (sekitar Rp.474,6 miliar) pada tahun 2023 melalui investasinya dalam saham, obligasi, emas, dan mata uang.
Meskipun kepemilikan real estat Vatikan menghasilkan laba lebih dari 52 juta euro pada tahun 2022, terjadi penurunan signifikan dengan surplus sebesar 35 juta euro pada tahun 2023.