Kasus yang sempat menggemparkan masyarakat Indonesia terkait masalah kopi sianida yang menewaskan sosok Mirna baru-baru ini kembali ramai menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, kasus yang terjadi pada beberapa tahun silam ini kembali diangkat menjadi sebuah film dokumenter berjudul “Ice Cold.”
Diangkatnya film dokumenter “Ice Cold” ini yang menampilkan kasus kontroversial yang menyeret Jesicca Wongso sebagai tersangka pembunuh Mirna dengan kopi sianida telah mencuri perhatian banyak orang. Kendati demikian, sejak film ini dirilis, netizen mulai mempertanyakan tersangka kasus tersebut karena menemukan sejumlah kejanggalan.
Untuk menjawab pertanyaan yang muncul, dr. Richard memutuskan untuk mengundang dr. Djaja, seorang dokter yang pernah menangani kasus pembunuhan Mirna. dr. Djaja mengungkapkan sejumlah kejanggalan yang ditemuinya saat menangani mayat Mirna.
Sebagai seorang dokter, dr. Djaja sudah sejak awal menyarankan agar dilakukan otopsi karena kematian Mirna dianggap tidak wajar. Namun, sang ayah dari Mirna justru menolak.
“Kalau mati tidak wajar harus diotopsi. Itu kan potensi jika dia dibunuh oleh seseorang, maka bisa diungkap lebih lanjut. Makanya saya bilang harus otopsi. Nah, disitulah saya bertemu dengan bapaknya Mirna, dan dia bilang dia tidak mau otopsi,” ungkap dr. Djaja dalam wawancara yang disiarkan di kanal Youtube dr. Richard Lee pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Meskipun dr. Djaja bukanlah dokter yang bertugas sebagai dokter otopsi dan hanya bertugas untuk mengawetkan mayat Mirna kala itu, ia berhasil mengambil sampel isi lambung, jaringan hati, darah, dan urine. Hasil otopsi tersebut mengungkap adanya sianida dalam lambung Mirna sejumlah 0,2 miligram, sementara tes lainnya menunjukkan hasil negatif sianida di bagian lain tubuh.
Menurut penjelasan dr. Djaja, kadar sianida yang ditemukan sangat kecil, dan sianida bisa membunuh seseorang ketika telah masuk ke dalam pembuluh darah.
“Maka salah satu tanda bahwa dia sudah terpapar sianida adalah kadar tiosianat dalam hati, darah, dan urine. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tiosianat tidak terdeteksi,” ungkapnya.
Sebagai seorang dokter forensik, dr. Djaja menegaskan bahwa jika dalam tubuh mayat tidak ditemukan sianida, maka kematian Mirna tidak dapat dikaitkan dengan sianida. “Dari perspektif forensik, tidak mungkin sianida yang menyebabkan kematian, tetapi saya tidak bisa memastikan karena tidak ada otopsi yang dilakukan,” tambahnya.