Bandrek dan Pislong Djatiluhur Laris Manis Ditengah Pandemi

0
359
Pojok Bisnis

Selama pandemi, beragam produk herbal dan kesehatan pendukung imunitas tubuh permintaannya melonjak tajam. Pandemi juga membuka gerbang bisnis online. Ramai-ramai masyarakat dan pelaku UMKM going online. Maklum selama pandemi berbagai aktivitas belajar, kerja, bisnis, ibadah hingga berbelanja dilakukan dari rumah.

Peluang inilah yang ditangkap Ibnu Djula yang mulai memasarkan herbal Jahe Merah dan Olahan Pisang yang cocok menemani aktivitas #dirumahaja yang menjadi pendongkrak daya tahan tubuh pencegah virus corona.

“Karena saya mendapat kesempatan berjejaring di bidang kehutanan, saya mendapat pembinaan dan permodalan untuk mengembangkan usaha ini. Sejak Maret 2020, usaha ini dibina oleh alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB yang tergabung dalam kemitraan 4 pihak antara akademisi, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dengan skema perhutanan sosial di Jatiluhur, Purwakarta.” ujarnya

Top Mortar gak takut hujan reels

Ragam produk yang dipasarkan Olahan Jahe Merah dan Pisang dengan harga mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 140 ribu. Keunggulannya timbul dari semangat kemitraan yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat hutan. Sebagai IKM, usaha ini berorientasi patuh pada good practices yang terstandar. “Ada Bandrek Jahe Merah, Bandrek Jahe Merah + Kelor dan Keripik Pisang Bolong. Seluruh produk terdaftar PIRT dan sedang proses Nutrition Facts dan sertifikasi Halal,” ujarnya.

Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB angkatan 46 ini mengatakan dengan semangat kemitraan tersebut produk yang diberi merek Djatiluhur ini sudah bekerja sama pemasaran dengan Kopkarhutan, Dakara Mart, Dinkes Kota Bogor, AB Mart, serta agen-agen, reseler di Jabodetabek dan Bandung, Jawa Barat.

“Selama pandemi ini pemasaran lebih banyak melalui online shop, sosial media, pengelolaan data konsumen langsung. Sedangkan rumah produksi ada di Bubulak, Jln Bubulak No 1 RT 2 RW 11 Bubulak, Bogor Barat Kota Bogor buka Senin-Jumat pukul 9-15,” papar pria kelahiran Ujung Pandang tahun 1992 ini.

Hal yang utama dilakukan adalah memastikan mutu produk, kecepatan pengiriman dan layanan purnajual yang adaptif terhadap masukan. Sementara itu bahan baku diperoleh dari mitra dengan  petani/pedagang . Selain itu, antisipasi terus meningkatnya permintaan Djula mengatakan sudah terlaksana penanaman di area yang rencananya akan diserap oleh Rumah Produksi Djatiluhur.

Alhamdulillah selama pandemi permintaan sangat bagus omset pernah sampai Rp 2,5 juta sehari dengan keuntungan bersih 10-20%,” pungkas pria yang mengidolakan Nabi Muhammad SAW itu.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan