Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Ahok Ungkap Asal Usul Prinsip 4C di Balik Bisnis Pelat Merah Pertamina

Ahok Ungkap Asal Usul Prinsip 4C di Balik Bisnis Pelat Merah Pertamina

0
Ahok Ungkap Asal Usul Prinsip 4C di Balik Bisnis Pelat Merah Pertamina

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memaparkan prinsip bisnis perusahaan pelat merah tersebut yang didasarkan pada 4C, yaitu cengli, cuan, cincai, dan ciak.

Prinsip ini diungkapkannya saat peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama milik Pertamina di Indonesia, yang bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.

Ahok menyoroti pentingnya pabrikan kendaraan untuk menggali potensi pembuatan truk berbahan bakar hidrogen, bukan hanya mobil pribadi. Ini dianggap sebagai langkah positif untuk memanfaatkan truk milik Pertamina yang memiliki jumlah signifikan.

Dalam sambutannya di SPBG Jelambar, Jakarta Barat, Ahok mengajak untuk bersama-sama membangun infrastruktur SPBH, dengan fokus pada kerjasama (3C) yang melibatkan cengli, cuan, dan cincai.

Asal Usul Prinsip 4C

Ahok juga menekankan pentingnya harga yang adil dalam bisnis, dan dengan sinergi antara Pertamina dan pihak lain, ia yakin semua dapat dibangun dengan baik. Ahok memperkenalkan istilah-istilah seperti cengli, cuan, cincai, dan ciak, yang berasal dari bahasa Hokkian, sebagai dasar prinsip bisnis yang diusungnya.

Dalam konteks energi, Ahok menandaskan bahwa hidrogen akan menjadi sumber energi bersih bagi masa depan Indonesia. Dia membandingkannya dengan kendaraan listrik dan menyatakan keyakinannya bahwa Pertamina akan menjadi pionir dalam mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menambahkan bahwa fasilitas SPBH pertama akan selesai dalam enam bulan mendatang, dan masyarakat umum dengan mobil berbahan bakar hidrogen dapat memanfaatkannya.

Nicke menekankan kesiapan Pertamina dalam menghadapi ekosistem hidrogen di Indonesia, melihatnya sebagai opsi untuk mencapai target nol emisi karbon (NZE) pada tahun 2060.

Ahok juga memberikan informasi terkait lokasi-lokasi di Indonesia yang sudah memiliki sumber hidrogen yang dikuasai oleh Pertamina. Hal ini mencakup 4 lokasi di Sumatra, 4 di Jawa, 3 di Kalimantan, 1 di Nusa Tenggara, dan 2 titik lainnya di Papua.

Dengan ini, Pertamina menunjukkan komitmennya untuk memimpin dalam mengembangkan ekosistem hidrogen dan mendukung masa depan kendaraan berbahan bakar hidrogen di Indonesia.

Exit mobile version