POJOK BISNIS — Dalam industri kuliner yang semakin berkembang, tren makanan pedas semakin diminati oleh pecinta kuliner. Salah satu yang sedang digandrungi oleh masyarakat adalah hidangan ceker pedas. Untuk mengungkap lebih banyak tentang tren makanan pedas ini, berempat.com berkesempatan mewawancarai Mustofa, pemilik usaha kuliner Ceker Jontor Pedas di Kota Malang.
Sejarah Awal
Mustofa, atau yang akrab disapa Mupe, membagikan sejarah singkat berdirinya usaha kuliner ini. Awalnya, pada tahun 2014, sang istri yang saat itu sedang melahirkan nyidam akan hidangan ceker, namun sulit menemukan olahan ceker, karena saat itu olahan hidangan ceker di Kota Malang sangat jarang ditemui. Akhirnya, Mupe memutuskan untuk mencoba memasak sendiri ceker dengan bumbu khasnya. Karena sang istri saat itu menyukainya, membuat mereka memutuskan untuk menjual hidangan ceker tersebut
Awalnya Ceker Jontor Pedas ini berlokasi di Singosari, Kabupaten Malang namun hanya bertahan satu tahun hingga mereka memutuskan berpindah ke Jalan S.Supriadi Sukun Kota Malang, yang dikenal sebagai Daerah RST (Rumah Sakit Tentara) Soepraoen.
Konsep Bisnis
Ceker Jontor Pedas memiliki konsep bisnis yang unik, yaitu menggabungkan elemen street food, musik punk, dan sepak bola. Awalnya, ceker jontor pedas hanya dikenal di kalangan supporter sepakbola dan pecinta musik punk. Namun, seiring berjalannya waktu, warung ini semakin dikenal oleh masyarakat umum secara luas. Mustofa menjelaskan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan lingkaran pertemanan mereka, tetapi juga menggunakan strategi pemasaran yang lebih luas.
Warung Ceker Jontor Pedas buka mulai pukul 6 sore hingga tengah malam. Mereka memiliki beragam menu, antara lain ceker, sayap, kepala, usus, tahu, pentol beranak, kerang ijo, dan krengsengan bekicot. Menu andalan mereka adalah pentol beranak, ceker, dan sayap dengan bumbu khas ceker jontor. Dalam hal omzet, sebelum pandemi COVID-19, mereka dapat mencapai omzet harian hingga 2 juta rupiah per hari. Namun, setelah pandemi, omzet mereka menurun drastis menjadi rata-rata 750 ribu rupiah per hari.
Peran Media Sosial Terhadap Bisnis Kuliner
Ceker Jontor Pedas menggunakan kekuatan media sosial untuk mempromosikan bisnis mereka. Mereka berkolaborasi dengan konten kreator seperti food vlogger, yang membantu meningkatkan popularitas warung mereka. Selain itu, mereka rutin mengunggah konten di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, Facebook, SnackVideo, dan lainnya. Mereka juga meminta pelanggan untuk memberikan review di Google Maps dan memberikan testimoni sebagai upaya untuk memperluas jangkauan bisnis mereka.
Selama pandemi, Ceker Jontor Pedas mengalami penurunan omzet yang signifikan. Namun, mereka berhasil bertahan dengan melakukan inovasi, seperti menyediakan gratis ongkos kirim sampai ke rumah pelanggan dan melaksanakan berbagai promosi untuk mempertahankan bisnis mereka.
Potensi Bisnis Kuliner di tahun 2023
Melihat potensi bisnis kuliner di tahun 2023, Mustofa mengakui ada tantangan dengan banyaknya pesaing baru. Namun, mereka siap bersaing dengan sehat, memanfaatkan potensi media sosial dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.
Bagi para pebisnis yang ingin memulai bisnis kuliner, Mustofa memberikan saran untuk tidak pernah putus asa dan tetap konsisten. Meskipun dalam kondisi sepi, tetaplah berjualan, berusaha, berdoa, dan bersyukur kepada Tuhan.
Harapan Mustofa untuk bisnis Ceker Jontor Pedas di masa depan adalah tetap lancar dan berkembang. Mereka ingin tetap mempertahankan cabang yang ada, karena khawatir pembukaan cabang baru di tempat lain tidak cocok dengan selera pelanggan. Mereka akan terus berinovasi dan menjaga keaslian resep mereka.
Dengan konsep kuliner yang unik dan sentuhan musik punk serta sepak bola, Ceker Jontor Pedas memberikan pengalaman kuliner yang menarik bagi pecinta makanan pedas di Kota Malang. Meskipun menghadapi tantangan, mereka tetap optimis dan siap bersaing dalam industri kuliner yang semakin berkembang.