Sabtu, Juni 7, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 6

Industri Pengolahan Kopi Indonesia Mendunia, Produksi Tembus 1 Juta Ton!

Industri pengolahan kopi di Tanah Air terus menunjukkan performa yang menggembirakan dan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor agroindustri. Sebagai negara produsen kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia menyimpan potensi besar untuk mengembangkan ekosistem kopi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Sepanjang 2024, produksi kopi olahan dalam negeri tercatat mencapai 1,04 juta ton dengan tingkat utilisasi pabrik mencapai 77 persen. Sementara itu, nilai ekspor produk kopi olahan berhasil menyentuh angka USD 661,9 juta dengan volume sebesar 196,8 ribu ton, mencerminkan daya saing industri pengolahan kopi Indonesia di pasar global.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan, meskipun performa industri kopi terus membaik, pangsa pasar kopi Indonesia di tingkat internasional masih tergolong kecil.

“Saya sering mendapat laporan bahwa ekspor, produksi, dan kualitas kopi Indonesia meningkat pesat. Tapi kenyataannya, dominasi kita di pasar global masih belum signifikan,” ujarnya di Jakarta, Senin (19/5).

Ragam Kopi Nusantara Jadi Senjata Utama

Menurut Faisol, kekayaan cita rasa kopi Indonesia yang berasal dari berbagai daerah dengan karakter tanah dan ketinggian yang beragam menjadi modal besar bagi pelaku industri. Keanekaragaman ini memungkinkan terciptanya produk-produk kopi khas yang mampu bersaing di pasar global.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan kualitas, tapi juga inovasi. Dunia kopi penuh persaingan. Maka pelaku industri harus terus belajar, terbuka terhadap teknologi baru, dan memahami selera pasar,” tegasnya.

Indonesia kini memiliki 54 jenis kopi yang telah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Sertifikasi ini dinilai sangat penting untuk memperkuat merek kopi nasional sekaligus mendorong produk lokal masuk ke segmen premium internasional.

Di sisi konsumsi, data Kemenperin menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi kopi dalam negeri mencapai 1,03 kg per kapita, atau setara dengan total konsumsi nasional sebanyak 288 ribu ton. Adapun proyeksi pertumbuhan pasar kopi nasional hingga 2029 diperkirakan mencapai 3,61 persen.

Peluang investasi pun terbuka lebar, terutama untuk segmen kopi kekinian seperti specialty coffee, kopi kapsul, kopi celup, kopi siap minum (RTD), hingga turunan lainnya seperti sirup, permen kopi, dan flavor.

Generasi Muda Jadi Motor Tren Kopi Modern

Pertumbuhan pesat kedai kopi di berbagai kota juga mencerminkan besarnya minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap budaya minum kopi. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah kedai kopi meningkat hampir tiga kali lipat. Berdasarkan data BPS, sejak 2020, lebih dari separuh penduduk Indonesia berasal dari kalangan Gen-Z dan milenial—kelompok yang menjadi pendorong utama tren kopi kekinian.

Tren ini bukan hanya memperkuat pasar domestik, tetapi juga memberi peluang besar bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) serta roastery lokal untuk naik kelas dan masuk dalam rantai pasok industri kopi nasional maupun global.

Salah satu momen penting dalam pengembangan industri ini adalah penyelenggaraan World of Coffee 2025 yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia, tepatnya di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 15–17 Mei 2025. Pameran skala internasional ini menghadirkan lebih dari 400 jenama kopi dan pelaku industri dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Vietnam, India, dan Timor Leste.

“Ini momentum penting. Dari ajang ini, saya harap industri kopi Indonesia bisa semakin bersaing dan mampu merebut pangsa pasar kopi dunia,” kata Faisol.

Kemenperin Dorong Ekosistem Kopi Terintegrasi

Untuk memperkuat daya saing industri kopi nasional, Kementerian Perindustrian menggulirkan sejumlah program strategis. Di antaranya pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), pendampingan transformasi menuju industri 4.0, serta pemberian insentif fiskal seperti super deduction tax untuk industri yang berinvestasi dalam litbang dan pelatihan vokasi.

Tak hanya itu, program restrukturisasi mesin dan peralatan industri juga telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi produksi hingga 30 persen dan meningkatkan mutu produk hingga 25 persen.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah dalam membangun ekosistem industri kopi yang tangguh dan berkelanjutan, dari petani hingga produk jadi, demi menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan ekspor secara konsisten.

Coinbase Dibobol Hacker, Potensi Kerugian Capai Rp6,5 Triliun

Platform perdagangan kripto global, Coinbase, dilaporkan mengalami insiden keamanan siber (serangan hacker) yang berpotensi menimbulkan kerugian antara USD 180 juta hingga USD 400 juta, atau setara sekitar Rp6,5 triliun.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (19/5/2025), serangan hacker ini pertama kali diketahui saat pihak Coinbase menerima email dari pelaku yang tidak dikenal pada 11 Mei 2025. Email tersebut menjadi awal dari terungkapnya upaya peretasan yang berhasil mencuri sebagian data pengguna.

Pihak Coinbase mengungkapkan bahwa informasi seperti nama, alamat, dan alamat email sejumlah pelanggan telah diakses tanpa izin. Namun, perusahaan menegaskan bahwa para pelaku tidak berhasil membobol kredensial login atau kata sandi akun pengguna.

Meski begitu, sebagai bentuk tanggung jawab, Coinbase berjanji akan mengganti kerugian pelanggan yang secara tidak sadar telah mentransfer dana kepada pelaku lewat skema penipuan yang digunakan dalam serangan tersebut.

Karyawan Terlibat dan Investigasi Regulator

Dalam laporan yang sama, terungkap bahwa sejumlah kontraktor dan staf Coinbase di luar Amerika Serikat juga turut dimanfaatkan oleh para peretas. Mereka diduga telah membantu mengumpulkan informasi sensitif. Coinbase mengonfirmasi bahwa karyawan yang terbukti terlibat langsung telah diberhentikan.

Sementara itu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) juga tengah menyelidiki apakah Coinbase pernah menyampaikan data jumlah pengguna secara tidak akurat. Menurut dua sumber yang mengetahui hal ini, penyelidikan difokuskan pada kemungkinan lemahnya penerapan prinsip Know Your Customer (KYC) yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan publik.

Namun, juru bicara Coinbase membantah adanya investigasi yang berkaitan dengan pelanggaran prinsip KYC atau aturan yang diatur dalam Undang-Undang Kerahasiaan Bank. Sumber lain juga menyatakan bahwa SEC belum secara langsung menyinggung isu kepatuhan tersebut dalam penyelidikannya.

Meski SEC telah menghentikan sejumlah tuntutan hukum sebelumnya terhadap Coinbase, penyelidikan atas data pengguna “terverifikasi” masih terus berlanjut. Saham Coinbase pun ikut terdampak, tercatat mengalami penurunan hingga 6,5 persen usai kabar ini mencuat.

Kepala Divisi Hukum Coinbase, Paul Grewal, menyatakan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya terkait metrik yang tidak lagi dilaporkan perusahaan sejak lebih dari dua tahun lalu.

“Walau kami percaya bahwa penyelidikan ini seharusnya sudah tidak relevan, Coinbase tetap berkomitmen bekerja sama dengan SEC agar masalah ini segera terselesaikan,” ujar Grewal.

Bisnis Laundry Rumahan, Kecil-kecilan Tapi Nggak Kalah Cuan

Bisnis laundry memang identik dengan daerah kos-kosan atau perkantoran. Tapi, gimana kalau dijalankan di perkampungan? Masih bisa cuan nggak, ya? Banyak yang ragu, padahal kalau jeli melihat peluang, usaha laundry di kampung juga bisa menghasilkan, lho! Yuk, ikut Berempat.com membahas kenapa bisnis laundry rumahan yang ada di perkampungan masih punya prospek yang menjanjikan.

1. Gaya Hidup Masyarakat yang Semakin Praktis

Jaman sekarang, kesibukan bukan cuma milik orang kota. Warga kampung juga banyak yang kerja dari pagi sampai sore, bahkan ada yang kerja shift. Belum lagi ibu-ibu yang sibuk ngurus rumah, anak, dan aktivitas lain. Nah, laundry jadi solusi praktis buat mereka yang nggak sempat nyuci atau setrika baju sendiri.

2. Minim Kompetitor

Kalau di daerah kota usaha laundry rumahan sudah menjamur, beda cerita di perkampungan. Justru karena belum banyak pesaing, peluang untuk mendapatkan pelanggan tetap terbuka lebar. Asal pelayanan oke dan harga bersahabat, pelanggan bisa datang terus.

3. Biaya Operasional Lebih Murah

Keuntungan lain kalau buka usaha di kampung adalah biaya sewa tempat dan operasional yang jauh lebih murah dibandingkan di kota. Jadi, kamu bisa lebih fleksibel dalam menentukan harga layanan tanpa harus takut rugi.

4. Peluang Pasar dari Warung Makan dan Penjahit

Bukan cuma rumah tangga, kamu juga bisa menyasar usaha kecil seperti warung makan, usaha katering rumahan, sampai penjahit lokal. Mereka biasanya butuh jasa laundry untuk seragam, taplak meja, atau stok kain. Ini bisa jadi pelanggan tetap yang menguntungkan.

5. Harga Terjangkau, Tetap Untung

Banyak yang takut bisnis laundry di kampung karena harga harus murah. Tapi jangan salah, meski per kilo-nya lebih murah, kalau pelanggan rutin dan banyak, omzet tetap bisa stabil. Apalagi kalau pakai sistem langganan, kamu bisa dapat pemasukan bulanan yang pasti.

6. Bisa Mulai dari Skala Kecil

Modal terbatas? Tenang, usaha laundry bisa dimulai dari rumah sendiri dengan satu mesin cuci dan setrika. Pelan-pelan kembangkan, seiring bertambahnya pelanggan. Yang penting konsisten dan menjaga kualitas layanan.

Jadi, apakah bisnis laundry di perkampungan masih menjanjikan? Jawabannya: YA, masih sangat prospektif!
Kuncinya adalah memahami kebutuhan warga sekitar, harga bersahabat, dan menjaga kepercayaan pelanggan.

Kalau kamu serius, peluang cuan dari bisnis laundry rumahan ini nggak main-main.

Industri Game Lokal Diincar Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi 8%

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menargetkan industri game lokal sebagai sektor strategis baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan potensi pasar yang besar, sektor ini diyakini dapat menjadi salah satu motor utama menuju kemandirian digital Indonesia yang berdaya saing tinggi di kancah global.

“Industri game lokal ini punya perkembangan yang luar biasa dan menunjukkan tren pertumbuhan yang terus meningkat. Kami optimis, sektor ini bisa berkontribusi nyata dalam mendorong laju ekonomi nasional menuju angka pertumbuhan delapan persen,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam pertemuan bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) di kantor Kemkomdigi, Jakarta, Jumat (16/5).

Meutya menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya melihat sektor gim dari sisi ekonomi semata, tetapi juga fokus membangun ekosistem kebijakan yang tepat. Untuk itu, pihaknya secara aktif menggali kebutuhan langsung dari pelaku industri.

“Pendekatan berbasis dialog langsung sangat penting agar regulasi yang dihasilkan betul-betul menjawab tantangan dan kebutuhan industri, khususnya pengembang gim lokal,” tambah Meutya.

Pemerintah Siapkan Innovation Hub dan Dukung IGDX Bali 2025

Sebagai bentuk dukungan konkret, Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, menyampaikan bahwa Kemkomdigi akan meluncurkan program Innovation Hub di tiga kota: Jakarta, Medan, dan Surabaya. Program ini bertujuan mempercepat lahirnya studio-studio gim baru sekaligus memperkuat pelatihan talenta lokal.

“Kami ingin menciptakan ruang berkembang bagi pengembang lokal, baik dari sisi penguatan talenta maupun pendirian perusahaan baru,” jelas Edwin.

Sementara itu, Ketua Umum AGI, Shafiq Husein, memaparkan bahwa nilai pasar industri gim global saat ini telah mencapai USD 187 miliar—melampaui gabungan industri film dan musik. Indonesia sendiri menyumbang Rp30 triliun dalam pasar Asia Tenggara, menempatkan Indonesia di urutan ke-15 dunia. Namun, ironisnya, pengembang lokal hanya menguasai 2,5 persen dari nilai tersebut.

“Penghasilan dari pengembang lokal masih minim, sekitar Rp750 miliar per tahun. Ini memperlihatkan bahwa sebagian besar keuntungan industri gim nasional masih didominasi produk luar negeri,” ujar Shafiq. Ia juga menyoroti sulitnya akses pendanaan bagi studio lokal yang ingin bersaing di pasar domestik.

Puncak konsolidasi ekosistem industri gim nasional direncanakan akan berlangsung dalam ajang Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) pada 9–11 Oktober di Bali. Acara ini akan menjadi pusat perhatian pelaku industri global, dengan kehadiran raksasa seperti Sony PlayStation dan Steam yang untuk pertama kalinya akan hadir secara langsung di Indonesia.

“IGDX telah menjadi agenda penting dunia. Tahun ini, Sony akan hadir dengan tema besar ‘PlayStation’. Ini langkah besar bagi industri gim kita,” kata Shafiq.

Menanggapi hal tersebut, Meutya menginstruksikan timnya untuk segera mengidentifikasi peluang kolaborasi konkret yang bisa ditindaklanjuti pasca-dialog.

“Waktunya belum habis. Jadi silakan dipetakan dulu kolaborasi apa saja yang realistis dan berdampak, minggu depan saya tunggu laporannya. Kami akan lihat mana yang bisa langsung kita bantu dengan sumber daya yang ada,” tutup Meutya.

Industri Tekstil Nasional Digenjot, OJK Siapkan Skema Pembiayaan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung sektor riil, khususnya industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), yang selama ini dikenal sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Dukungan ini dilakukan melalui penguatan skema pembiayaan berkelanjutan.

Langkah konkret OJK ini diwujudkan dalam kegiatan konsinyering yang digelar di Jakarta, Jumat (16/5). Kegiatan ini melibatkan lintas kementerian dan lembaga seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Investasi, serta Badan Kebijakan Fiskal. Tak ketinggalan, pelaku industri TPT dan sektor perbankan juga turut hadir dalam forum tersebut.

Forum tersebut bertujuan membahas berbagai tantangan yang dihadapi industri tekstil nasional, serta merumuskan strategi pembiayaan yang lebih efektif guna memperkuat ekosistem sektor ini. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari tindak lanjut arahan Presiden RI dalam Sarasehan Ekonomi Nasional, serta implementasi RPJPN 2025–2045 yang menempatkan sektor TPT sebagai salah satu motor transformasi ekonomi.

Perlu Kolaborasi Nyata dan Strategi Komprehensif

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor guna menciptakan industri TPT yang sehat dan berdaya saing. Ia menyebut, meskipun TPT memiliki potensi besar baik di pasar domestik maupun ekspor, ada sejumlah kendala yang harus diatasi, mulai dari logistik mahal hingga ketergantungan terhadap pasar tertentu.

“Kita butuh pendekatan Indonesia Incorporated. Sinergi antara industri, perbankan, BUMN, dan pemerintah menjadi kunci untuk menyelesaikan tantangan struktural ini,” ujar Dian.

Dian juga menyoroti perlunya perluasan akses pasar ekspor, yang saat ini masih bergantung pada negara-negara seperti AS, Turki, dan China. Diversifikasi pasar dinilai penting di tengah tren deglobalisasi dan ketidakpastian perdagangan global.

Sektor perbankan sendiri, menurut Dian, memegang peran penting sebagai pendorong utama pembiayaan industri. Hingga Maret 2025, penyaluran kredit ke sektor TPT dan alas kaki tercatat sebesar Rp160,41 triliun, setara 2,03 persen dari total kredit perbankan.

Kontribusi industri tekstil nasional juga tak bisa dianggap remeh. Sepanjang 2024, sektor ini menyerap 4 juta tenaga kerja—hampir sepertiga dari total pekerja industri padat karya. Pada Maret 2025, pertumbuhan tahunan sektor ini mencapai 4,64 persen, meningkat dari tahun sebelumnya dan menyumbang 1,02 persen terhadap PDB.

Kebijakan Terpadu untuk Daya Saing Industri

Diskusi tersebut juga mengungkap bahwa minat investasi asing terhadap industri TPT di Indonesia masih tinggi. Hal ini tercermin dari meningkatnya nilai Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor tersebut setiap tahunnya.

Untuk memperkuat sektor ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, mulai dari program restrukturisasi mesin, dukungan bahan baku, hingga stimulus fiskal berupa bea masuk, pajak untuk industri padat karya, subsidi listrik, serta penguatan industri petrokimia.

Pelaku industri juga berharap adanya kebijakan terintegrasi yang mendukung efisiensi rantai pasok, pemanfaatan energi bersih, pelatihan tenaga kerja, serta peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tujuannya, agar industri TPT Indonesia mampu bertransformasi menjadi industri yang ramah lingkungan, inklusif, dan tangguh di pasar global.

OJK berharap hasil dari forum ini dapat menjadi pijakan dalam merumuskan rekomendasi kebijakan yang konkret untuk memperkuat posisi industri TPT sebagai salah satu sektor strategis nasional yang mampu bersaing di tingkat dunia.

Pasar Domestik Luas, Waralaba Diminta Jadi Mitra Strategis UMKM

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mengajak pelaku usaha waralaba untuk aktif terlibat dalam memajukan sektor UMKM nasional melalui pola kemitraan strategis. Menurutnya, kolaborasi ini penting guna memperluas lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Pasar domestik kita sangat besar, dan itu menjadi peluang besar bagi para pelaku UMKM. Kita butuh lebih banyak pencipta pasar (market creator), bukan sekadar pengikut tren. Dengan begitu, kita bisa menjadi pemimpin di pasar sendiri dan menyerap lebih banyak tenaga kerja,” ujar Maman dalam pembukaan The Premier Business Expo – Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) edisi ke-24 di Jakarta, Jumat (16/5).

Dorongan untuk Tingkatkan Rasio Wirausaha

Maman menyoroti rendahnya rasio kewirausahaan di Indonesia yang saat ini baru mencapai 3,1 persen dari total angkatan kerja. Angka tersebut masih tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang sudah di atas 4 persen, bahkan jauh dari Singapura (8,7 persen) dan Amerika Serikat (12 persen).

Ia menegaskan, peningkatan rasio wirausaha menjadi salah satu kunci penting untuk membawa Indonesia naik kelas menjadi negara maju. Oleh karena itu, upaya kolaboratif dengan industri waralaba sangat dibutuhkan untuk mempercepat target ini.

“Waralaba berperan penting dalam membantu UMKM naik kelas karena menawarkan sistem yang sudah terbukti dan dukungan yang berkelanjutan,” jelasnya.

Berdasarkan data dari Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), sektor waralaba tumbuh signifikan pada 2023 dengan total omzet mencapai Rp200 triliun, didukung oleh 60 ribu gerai dan menciptakan lapangan kerja bagi 30 juta orang.

Komitmen Regulasi dan Perlindungan UMKM

Maman juga menekankan pentingnya kepatuhan pada regulasi, khususnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2024 tentang Waralaba. Ia mengingatkan para franchisor dan franchisee agar tidak menyalahgunakan model bisnis waralaba untuk keuntungan pribadi yang merugikan kepercayaan publik.

Ia menambahkan bahwa dalam PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, waralaba sudah diakui sebagai bentuk kemitraan resmi antara usaha kecil dengan pelaku usaha menengah maupun besar.

“Dengan perkembangan usaha waralaba yang begitu cepat dan dinamis, regulasi yang adil dan memberikan kepastian hukum mutlak diperlukan agar kemitraan berjalan sehat dan saling menguntungkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengimbau agar peluang waralaba juga bisa menjadi pintu masuk bagi UMKM lokal yang memiliki kapasitas dan kelayakan, sehingga mereka bisa berkembang bersama dalam ekosistem bisnis yang inklusif.

Belanja Online Tak Lagi Murah? Gratis Ongkir Kini Hanya 3 Hari!

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi mengumumkan pembatasan promo gratis ongkos kirim (ongkir) di platform belanja e-commerce menjadi maksimal tiga hari dalam sebulan. Kebijakan ini tertuang dalam aturan baru terkait layanan pos komersial yang disahkan pada pekan ketiga Mei 2025, dan langsung memicu perdebatan di kalangan pelaku usaha digital, kurir, serta konsumen.

Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran pemerintah terhadap ketimpangan kompetisi di sektor perdagangan digital, terutama terkait kekuatan modal antara pelaku besar dan usaha kecil menengah (UMKM). Komdigi menilai, promo gratis ongkir yang terlalu sering justru merugikan pelaku usaha skala kecil dan memperburuk struktur biaya logistik nasional.

Dampak ke Industri dan Konsumen

Pelaku e-commerce menyambut kebijakan ini dengan waspada. Beberapa platform belanja besar mengakui bahwa gratis ongkir merupakan salah satu magnet utama yang mendorong volume transaksi. Pembatasan dinilai dapat menurunkan daya beli konsumen dan memengaruhi jumlah pengiriman harian.

Di sisi lain, kalangan kurir merespons dengan pandangan yang beragam. Sebagian besar mengkhawatirkan penurunan pendapatan jika volume paket yang dijual menurun. Namun ada juga yang menyambut baik kebijakan ini karena bisa mengurangi beban kerja yang meningkat tajam saat masa promo berlangsung.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Bima Laga, menyatakan pihaknya akan berdialog dengan Komdigi agar implementasi kebijakan ini dilakukan secara bertahap. “Kami tidak menolak regulasi, tapi transisi harus diatur agar tidak menimbulkan guncangan pada sistem yang sudah berjalan,” katanya.

Sementara itu, pengamat ekonomi digital dari INDEF, Nailul Huda, menilai langkah ini bisa menjadi momentum untuk memperbaiki struktur biaya logistik nasional yang selama ini belum efisien. Ia menegaskan bahwa Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keadilan bagi seluruh pelaku usaha.

Hingga kini, Pemerintah melalui Komdigi masih membuka ruang dialog dan akan terus mengevaluasi dampak kebijakan tersebut ke depannya. Pemerintah juga mendorong perusahaan e-commerce untuk berinovasi dalam memberikan insentif lain yang tetap menarik bagi konsumen, namun tidak membebani ekosistem logistik.

Bisnis Billiard di Indonesia, Gaya Hidup Baru yang Menguntungkan

Beberapa tahun belakangan ini, tren hiburan di Indonesia mulai bergeser. Kalau dulu kafe dan tempat karaoke jadi pilihan utama buat nongkrong, sekarang tempat billiard mulai mencuri perhatian. Banyak anak muda hingga orang dewasa di Indonesia yang melirik tempat billiard bukan cuma sebagai tempat main, tapi juga sebagai spot hangout yang seru dan stylish.

Lalu, kenapa sih bisnis billiard bisa jadi ramai dan dianggap menjanjikan?

1. Gaya Hidup Anak Muda yang Berubah

Generasi sekarang lebih suka nongkrong sambil ngelakuin aktivitas. Main billiard jadi salah satu pilihan karena bisa seru-seruan bareng teman sambil tetap ngobrol santai. Apalagi kalau tempatnya cozy, ada kopi atau makanan ringan, makin betah deh!

2. DI Indonesia saat ini Billiard Nggak Lagi Dipandang Sebelah Mata!

Dulu, main billiard sering dikaitkan dengan hal negatif. Tapi sekarang, citra itu sudah berubah. Banyak tempat billiard kekinian yang rapi, bersih, dan terbuka untuk semua kalangan. Bahkan banyak keluarga dan pasangan yang main bareng di akhir pekan.

3. Biaya Operasional Relatif Stabil

Dibandingkan bisnis hiburan lain seperti karaoke atau bioskop mini, bisnis billiard lebih ringan dari segi biaya operasional. Perawatan meja dan stik memang penting, tapi tidak seintensif peralatan elektronik. Selama lokasi strategis dan atmosfer nyaman, pelanggan pasti datang sendiri.

4. Peluang Kolaborasi dengan Bisnis Lain

Banyak pengusaha billiard yang menggabungkan konsep ini dengan kafe, bar, atau tempat live music. Ini bikin pengunjung punya lebih banyak alasan buat datang dan berlama-lama. Bahkan beberapa tempat bikin turnamen kecil-kecilan yang bisa menarik komunitas billiard lokal.

5. Potensi Untung Jangka Panjang

Harga sewa per jam untuk meja billiard cukup menguntungkan, apalagi kalau pengunjung datang rombongan. Ditambah penjualan makanan dan minuman, omzet bisa lumayan stabil setiap bulan. Dengan manajemen yang baik, modal bisa balik dalam waktu relatif cepat.

Bisnis billiard bukan cuma soal meja dan bola saja, tapi juga soal menciptakan tempat nongkrong yang nyaman dan seru. Di tengah tren gaya hidup yang terus berubah, tempat seperti ini punya peluang besar untuk berkembang. Jadi, kalau kamu lagi mikir buat buka usaha yang seru tapi tetap menguntungkan, mungkin saatnya lirik bisnis billiard!

Rupiah Menguat di Tengah Redanya Perang Dagang dan Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan tren positif pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (16/5/2025). Berita Rupiah yang menguat ini menjadi lanjutan dari tren optimistis yang telah tercermin sejak awal sesi pagi.

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.444,5 per dolar AS, naik sebesar 84 poin atau sekitar 0,51 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di angka Rp16.528,5 per dolar Amerika Serikat.

Senada dengan itu, Yahoo Finance mencatat penguatan rupiah hingga 74 poin. Rupiah tercatat di level Rp16.435 per dolar AS, naik dari posisi Rp16.509 pada hari perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan signifikan. Hari ini rupiah berada di level Rp16.424 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.535.

Sentimen Perdagangan Global Dorong Penguatan Rupiah

Penguatan rupiah kali ini didorong oleh perkembangan positif di kancah perdagangan global, khususnya setelah Amerika Serikat dan Tiongkok menyepakati penurunan tarif secara timbal balik. Langkah ini disambut baik oleh pelaku pasar, yang melihatnya sebagai sinyal mencairnya tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa ekspektasi terhadap kelanjutan pemangkasan tarif dan kelanjutan pembicaraan dagang menjadi faktor utama yang memperkuat rupiah hari ini. “Investor kini mencermati kemungkinan penarikan tarif lanjutan dan potensi pembukaan dialog dagang dengan negara-negara lain,” jelasnya.

Di sisi lain, pelaku pasar juga tengah menanti sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan menjadi petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya. Data inflasi produsen (PPI) untuk April dan penjualan ritel menjadi perhatian utama, menyusul rilis data inflasi konsumen (CPI) yang lebih rendah dari perkiraan beberapa hari lalu.

Jika tren penurunan inflasi berlanjut, para analis memperkirakan Federal Reserve (The Fed) bisa mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga tahun ini, yang tentu akan memberi angin segar bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lawson Diambil Alih Alfamart, Fokus Alfamidi Kini Berubah

Perusahaan ritel ternama PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, yang menaungi jaringan minimarket Alfamart, resmi mengakuisisi seluruh saham Lawson Indonesia dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi). Nilai transaksi pembelian mencapai Rp200,4 miliar dan diselesaikan pada 14 Mei 2025.

Langkah strategis ini menandai babak baru dalam peta persaingan ritel modern di Indonesia. Dengan akuisisi ini, seluruh gerai Lawson yang sebelumnya berada di bawah kendali Alfamidi, kini sepenuhnya menjadi milik Alfamart. Akuisisi tersebut dilakukan melalui anak usaha Alfamart, yakni PT Sumber Indah Lestari.

Diketahui, PT Midi Utama Indonesia sebelumnya mengelola waralaba Lawson di Indonesia sejak 2011. Namun, perusahaan memilih melepas unit bisnis ini agar dapat lebih fokus pada pengembangan jaringan Alfamidi dan Alfamidi Super. Dana hasil penjualan pun akan digunakan untuk ekspansi gerai dan peningkatan infrastruktur logistik.

Alfamart Bidik Segmen Lifestyle Lewat Akuisisi ini

Langkah Alfamart mengambil alih Lawson dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk memperluas segmen pasar. Berbeda dengan Alfamart yang mengusung konsep minimarket umum, Lawson dikenal menyasar kalangan urban dengan produk makanan cepat saji dan atmosfer khas minimarket Jepang.

Dengan akuisisi ini, Alfamart dapat memperluas cakupan bisnis ritel ke segmen lifestyle dan convenience store yang tengah berkembang di kawasan perkotaan. Para analis menilai bahwa Alfamart tidak hanya mengejar pertumbuhan jumlah gerai, tetapi juga memperkaya portofolio konsep toko untuk mengakomodasi perubahan perilaku belanja konsumen.

Sementara itu, sosok di balik ekspansi besar ini adalah Djoko Susanto, pemilik dan pendiri Alfamart Group. Djoko dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan yang sebagian besar bersumber dari bisnis ritel modern. Dengan langkah terbaru ini, Djoko semakin memperkuat posisi bisnisnya di tengah persaingan industri ritel yang kian ketat.

Akuisisi ini juga mendapat sorotan dari investor, mengingat potensi sinergi antara Alfamart dan Lawson yang dapat menghasilkan efisiensi operasional dan peningkatan laba. Pihak Alfamart menyatakan optimistis bahwa integrasi Lawson akan berjalan mulus dan memperkuat jaringan distribusi serta penetrasi pasar mereka secara nasional.