Senin, April 21, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 16

Perbankan Syariah Cetak Kinerja Positif, OJK Perkuat Strategi Pengembangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung pertumbuhan perbankan syariah nasional guna menciptakan sektor keuangan yang tangguh dan berkelanjutan. Komitmen ini diimplementasikan melalui berbagai kebijakan strategis demi meningkatkan daya saing industri bank syariah di tingkat nasional maupun global.

Pada akhir tahun 2024, perbankan syariah mencatatkan kinerja yang solid dengan total aset mencapai Rp980,30 triliun, meningkat 9,88 persen secara tahunan (yoy). Pangsa pasar juga mengalami pertumbuhan menjadi 7,72 persen dibandingkan Desember 2023 yang tercatat sebesar 7,44 persen.

Kinerja Intermediasi dan Likuiditas Tetap Kuat

Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan tumbuh 9,92 persen yoy dengan total mencapai Rp643,55 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencatat pertumbuhan sekitar 10 persen yoy menjadi Rp753,60 triliun, jauh melampaui pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada di kisaran 4-5 persen.

Pembiayaan sektor perumahan (KPR) masih mendominasi dengan porsi sekitar 23 persen, sementara pembiayaan bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkontribusi sekitar 16-17 persen dari total pembiayaan.

Dari sisi permodalan, perbankan syariah tetap memiliki fondasi yang kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 25,4 persen, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan. Rasio likuiditas juga tetap terjaga dengan Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 154,52 persen dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) di angka 32,09 persen.

Strategi OJK dalam Akselerasi Perbankan Syariah

Sebagai bagian dari upaya memperkuat industri ini, OJK menerapkan strategi yang tertuang dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan bank Syariah (RP3SI) 2023-2027. Dalam pertemuan tahunan bank syariah tahun 2024, OJK meluncurkan sejumlah pedoman baru guna memperkaya variasi produk syariah, seperti Pedoman Produk Pembiayaan Mudarabah, Pedoman Implementasi Shariah Restricted Investment Account (SRIA) dengan Akad Mudharabah Muqayyadah, serta Pedoman Implementasi Cash Waqf Linked Deposit (CWLD).

Pada tahun 2025, OJK menetapkan lima kebijakan utama untuk meningkatkan skala ekonomi perbankan syariah dan memperkuat daya saingnya:

  1. Konsolidasi dan Penguatan Bank Syariah
    OJK mendorong proses spin-off unit usaha syariah (UUS) serta mendukung sinergi antara bank hasil spin-off dengan induk usaha untuk memperbesar kapasitas bisnis.
  2. Pembentukan Komite Pengembangan Keuangan Syariah (KPKS)
    OJK memperkuat tata kelola syariah dengan membentuk KPKS guna mengawasi dan mengembangkan sektor keuangan syariah nasional.
  3. Penyusunan Pedoman Produk Perbankan Syariah
    Dalam rangka menyelaraskan implementasi produk syariah, OJK terus menyusun pedoman bank syariah, termasuk untuk pembiayaan Salam, Istishna’, dan Multijasa.
  4. Penguatan Peran bank Syariah dalam Ekosistem Ekonomi Syariah
    Perluasan akses layanan syariah dilakukan melalui kolaborasi dengan Lembaga Jasa Keuangan Syariah lainnya, instansi pemerintah, dan industri halal.
  5. Peningkatan Peran Perbankan Syariah untuk UMKM
    OJK berupaya meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM unbankable melalui instrumen keuangan sosial syariah.

Prospek Perbankan Syariah di Tengah Tantangan Ekonomi

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa meskipun tantangan ekonomi global dan domestik masih kuat, perbankan syariah tetap memiliki peluang besar untuk berkembang. Dengan memanfaatkan niche market dan mengembangkan produk keuangan alternatif berbasis syariah, sektor ini diharapkan dapat bersaing dengan perbankan konvensional.

“OJK akan terus mendorong pertumbuhan organik dan anorganik perbankan syariah dengan pendekatan yang terkoordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan. Dengan strategi yang tepat, pangsa pasar bank syariah dapat meningkat secara signifikan,” ujar Dian.

Dengan arah kebijakan yang jelas dan dukungan regulasi yang kuat, bank syariah nasional diharapkan dapat semakin berkembang serta berkontribusi dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.

Banyak yang Salah Paham! Ini Peran Koneksi dalam Dunia Bisnis

Ketika mau mulai bisnis, kebanyakan orang langsung kepikiran modal. “Gimana bisa mulai usaha kalau nggak ada duit?” Padahal, ada satu hal lain yang nggak kalah penting, bahkan bisa jadi lebih berharga dari modal uang: koneksi. Pertanyaannya, mana yang lebih utama, koneksi atau modal bisnis? Yuk, simak penjelasan dari Berempat.com berikut ini.

1. Modal Itu Penting, Tapi Koneksi Bisa Buka Lebih Banyak Peluang

Modal jelas penting buat operasional bisnis—mulai dari produksi, pemasaran, sampai ekspansi. Tapi kalau punya modal besar tanpa koneksi, perjalanan bisnis bisa lebih berat. Misalnya, tanpa jaringan yang kuat, kamu bakal kesulitan cari supplier murah, pelanggan potensial, atau bahkan mentor yang bisa kasih arahan biar usahamu berkembang.

Sebaliknya, kalau punya koneksi yang baik, kamu bisa dapat banyak kemudahan. Ada investor yang mau tanam modal? Ada supplier yang kasih harga khusus? Atau ada mentor yang ngajarin strategi bisnis? Semua itu bisa bikin perjalanan bisnis jadi lebih lancar.

2. Koneksi Bisa Jadi Jalan Pintas Sukses

Banyak pengusaha sukses yang awalnya bukan dari keluarga kaya atau punya modal besar, tapi mereka tahu cara membangun dan memanfaatkan koneksi dengan baik. Contoh nyatanya?

  • Jack Ma (Alibaba): Nggak punya modal besar saat mulai bisnis, tapi dia punya jaringan yang kuat dan akhirnya bisa membangun kerajaan bisnisnya.
  • Elon Musk: Sebelum sukses dengan Tesla dan SpaceX, dia membangun koneksi dengan investor dan para ahli di industri teknologi.
  • Bob Sadino: Memulai bisnis dari nol, tapi bisa sukses karena tahu cara berjejaring dengan orang-orang yang tepat.

Dengan koneksi yang tepat, kamu bisa dapat investor, peluang bisnis, atau bahkan kemudahan dalam regulasi dan perizinan.

3. Bisa Nggak Sih, Bisnis Jalan Hanya dengan Koneksi Tanpa Modal?

Bisa! Ada beberapa model bisnis yang bisa berjalan hanya dengan koneksi, tanpa harus keluar modal besar:

  • Dropshipping: Kamu bisa jualan tanpa harus stok barang, cukup koneksi ke supplier yang bisa langsung kirim ke pelanggan.
  • Jasa Konsultan/Freelance: Kalau punya keahlian tertentu, kamu bisa langsung tawarkan jasa tanpa perlu modal besar.
  • Affiliate Marketing: Kamu tinggal promosiin produk orang lain dan dapet komisi dari setiap penjualan.
  • Event Organizer: Modalnya lebih ke jaringan vendor dan klien, bukan uang pribadi.

4. Modal Uang vs. Modal Koneksi: Mana yang Lebih Penting?

Keduanya penting, tapi kalau harus memilih, koneksi bisa jadi lebih berharga karena:

  • Modal bisa dicari, koneksi butuh dibangun. Banyak cara buat cari modal: pinjaman, investor, crowdfunding, atau bahkan bootstrap dari keuntungan bisnis kecil-kecilan. Tapi koneksi butuh waktu dan usaha buat dibangun.
  • Koneksi bisa mendatangkan modal. Dengan koneksi yang tepat, kamu bisa dapetin investor atau partner bisnis yang mau ikut mendanai ide usahamu.
  • Koneksi bisa kasih peluang lebih luas. Selain dana, bisnis juga butuh mentor, pelanggan, dan mitra yang bisa mendukung pertumbuhan bisnis.

5. Cara Membangun Koneksi yang Kuat

Kalau modal uang bisa dicari, gimana cara membangun modal koneksi? Ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  • Ikut Komunitas Bisnis: Gabung ke komunitas atau forum yang sesuai dengan bidang bisnismu.
  • Aktif di Media Sosial Profesional: LinkedIn bisa jadi tempat yang bagus buat memperluas jaringan.
  • Datang ke Acara Networking: Seminar, workshop, atau event bisnis bisa jadi tempat bertemu calon partner atau mentor.
  • Jangan Takut Bertanya dan Belajar: Minta pendapat atau berbagi ide ke orang yang lebih berpengalaman bisa membuka banyak pintu kesempatan.

Jadi, koneksi atau modal, mana yang lebih penting? Jawabannya tergantung situasi. Kalau bisa punya dua-duanya, tentu lebih baik. Tapi kalau harus memilih, koneksi sering kali lebih berharga karena bisa membuka lebih banyak peluang dibandingkan sekadar modal uang.

Buat kamu yang mau mulai bisnis tapi terkendala modal, jangan menyerah. Fokuslah membangun jaringan dan relasi yang kuat. Siapa tahu, dari koneksi yang tepat, modal dan peluang bisnis justru datang dengan sendirinya.

Danantara, Pengelola Dana Investasi Triliunan Rupiah Resmi Beroperasi

Pemerintah akan meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari 2025. Danantara dipersiapkan untuk menjadi pengelola dana investasi strategis dengan modal awal minimal Rp1.000 triliun, sebagaimana tertuang dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa (4/2).

Pasal 3G ayat (3) dalam regulasi tersebut secara eksplisit menetapkan bahwa modal awal Danantara berasal dari berbagai sumber, termasuk penyertaan modal negara (PMN), aset negara, serta saham milik pemerintah di perusahaan BUMN.

Danantara Berwenang Mengelola Investasi Besar

Danantara akan memiliki mandat untuk melakukan investasi secara langsung maupun tidak langsung guna meningkatkan nilai aset negara. Dalam praktiknya, badan ini akan bekerja sama dengan berbagai entitas, seperti holding investasi, holding operasional, serta mitra swasta lainnya.

Setiap keuntungan atau kerugian yang diperoleh Danantara akan sepenuhnya menjadi bagian dari neraca badan tersebut. Sebagian dari keuntungan yang dihasilkan nantinya akan disetorkan ke kas negara setelah dilakukan pencadangan guna mengantisipasi potensi risiko investasi serta penguatan modal di masa depan.

Fokus Investasi di Sektor Strategis

Presiden Prabowo Subianto, sebagai penggagas utama Danantara, menegaskan bahwa badan ini bertanggung jawab atas pengelolaan dividen BUMN. Ke depan, Danantara akan menangani dividen yang berasal dari berbagai holding, termasuk holding investasi, operasional, dan dividen perusahaan-perusahaan BUMN.

Prabowo sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa dana yang akan dikelola Danantara dapat mencapai angka fantastis, yakni sekitar USD 900 miliar atau setara Rp14.715 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.350 per USD). Dana tersebut akan difokuskan untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, serta ketahanan pangan.

“Pemerintah akan meluncurkan Danantara Indonesia sebagai sovereign wealth fund baru dengan total aset kelolaan yang diproyeksikan melebihi USD 900 miliar,” ujar Prabowo dalam pernyataan resmi, Kamis (13/2).

Dengan skema investasi yang telah dirancang, kehadiran Danantara diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta investasi global.

Ekspor UMKM Meningkat, 22 Produk Indonesia Kini Hadir di Filipina

Upaya ekspansi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia ke pasar internasional kembali menunjukkan hasil positif. Sebanyak 22 produk UMKM secara resmi dilepas untuk ekspor ke Filipina dalam sebuah seremoni yang dihadiri oleh Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, di SMESCO, Jakarta, pada Kamis (20/2).

Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari program Capacity Building yang dijalankan sepanjang 2024 melalui platform KAMPUS UKM, dengan pendekatan berbasis ekosistem dan rantai pasok global. “Hari ini kita menyaksikan keberangkatan ekspor pertama dari 22 UMKM Indonesia ke Filipina. Produk-produk yang dikirim mencakup sektor makanan, fesyen, serta kerajinan tangan, dengan total transaksi mencapai Rp961 juta,” ungkap Wamen Helvi dalam sambutannya.

Dukungan Pembiayaan dan Perjalanan Ekspor

Keberhasilan ekspor ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang memberikan fasilitas pembiayaan pengiriman. Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menjelaskan bahwa kontainer berisi produk ekspor dijadwalkan berangkat pada 22 Februari 2025 dan diperkirakan tiba di Filipina dalam waktu 12 hari.

“Proses pengiriman ini merupakan langkah awal dari kerja sama yang lebih besar untuk memperluas pasar UMKM Indonesia ke luar negeri. LPEI turut berperan dalam memastikan kelancaran pembiayaan ekspor agar pelaku UMKM dapat terus meningkatkan daya saingnya di pasar global,” jelas Temmy.

Melalui KAMPUS UKM, pemerintah berupaya meningkatkan kompetensi serta kapasitas pelaku UMKM dalam menyesuaikan standar internasional. Dengan tagline Go Standar, Go Digital, Go Ekspor, program ini berfokus pada pelatihan, bimbingan teknis, asistensi sertifikasi, serta studi kasus bagi peserta.

“Setiap jenjang program dalam KAMPUS UKM telah melalui proses kurasi ketat untuk memastikan komitmen peserta. Hal ini bertujuan agar UMKM yang terlibat benar-benar siap bersaing di tingkat global,” tambah Helvi.

Untuk memperluas akses pasar, pelaku UMKM juga diperkenalkan dengan calon pembeli melalui Onsite Business Matching (OBM), yang telah berlangsung dua kali sepanjang 2024.

Keberhasilan Onsite Business Matching (OBM) 2024

OBM pertama yang diadakan pada September 2024 menghadirkan 34 pelaku UMKM dan mempertemukan mereka dengan 9 buyer dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Jerman, dan Arab Saudi. Sementara OBM tahap kedua yang berlangsung pada Desember 2024 melibatkan 30 UMKM dan 12 buyer dari Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, Hongkong, serta Uni Emirat Arab.

Dari hasil pertemuan tersebut, transaksi yang berhasil dikonversi ke dalam bentuk Sales Contract (SC) mencapai nilai signifikan. Pada OBM tahap pertama, tercatat 29 kontrak dengan total nilai 41.800 dolar AS. Sementara pada OBM tahap kedua, transaksi yang terjalin mencapai 570.360 dolar AS dengan total 24 kontrak. Dengan demikian, total keseluruhan transaksi dari OBM 2024 mencapai 612.160 dolar AS atau lebih dari Rp9,79 miliar.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa produk UMKM Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional. Dengan dukungan pembiayaan, digitalisasi, serta standarisasi, UMKM Indonesia kini semakin siap untuk bersaing dan memperluas jangkauan ekspor ke berbagai negara.

Menepis Isu Deindustrialisasi, Sektor Manufaktur RI Justru Makin Berkibar

Ketidakpastian ekonomi global akibat ketegangan geopolitik dan dinamika perdagangan internasional memberi dampak signifikan terhadap berbagai sektor usaha, termasuk industri manufaktur RI. Namun, di tengah berbagai tekanan tersebut, sektor pengolahan nonmigas justru menunjukkan daya tahan yang kuat dan tetap berperan sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.

Data terbaru menunjukkan bahwa industri manufaktur tumbuh stabil dengan capaian 4,75 persen sepanjang 2024. Secara keseluruhan, perekonomian RI mencatat pertumbuhan 5,03 persen pada tahun yang sama, dan kontribusi sektor manufaktur menjadi yang tertinggi terhadap PDB, yakni sebesar 0,90 persen.

“Hampir seperlima dari pertumbuhan ekonomi nasional bersumber dari sektor manufaktur, menjadikannya sektor kunci setelah perdagangan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberi keterangan di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.

Kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Pada 2022, sektor ini menyumbang 18,34 persen, kemudian naik menjadi 18,67 persen di 2023, dan meningkat lagi menjadi 18,98 persen pada tahun 2024.

Momentum Positif di Ekspor dan Investasi

Tidak hanya di pasar domestik, sektor manufaktur juga memperlihatkan performa kuat dalam perdagangan internasional. Sepanjang 2024, ekspor hasil industri pengolahan nonmigas mencapai USD196,54 miliar atau menyumbang 74,3 persen dari total ekspor nasional. Di sisi investasi, sektor ini menyerap dana sebesar Rp721,3 triliun atau 42,1 persen dari total investasi nasional.

Keunggulan manufaktur Indonesia juga terlihat di kancah global. Berdasarkan data Bank Dunia, nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) Indonesia pada 2023 mencapai USD255 miliar, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dalam kategori negara dengan nilai tambah industri tertinggi. Pencapaian ini jauh melampaui negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand (USD128 miliar) dan Vietnam (USD102 miliar).

Performa cemerlang sektor manufaktur turut menciptakan peluang kerja yang lebih luas. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan nonmigas meningkat dari 17,43 juta orang pada 2020 menjadi 19,96 juta orang pada 2024.

Indikator optimisme pelaku usaha pun turut menguat. Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 51,9, sedangkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 53,1 pada Januari 2025. Angka di atas ambang batas 50 itu mengindikasikan sektor manufaktur sedang berada dalam fase ekspansi.

Menepis Isu Deindustrialisasi

Menanggapi isu yang menyebutkan Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi, Menperin Agus Gumiwang menegaskan bahwa data-data tersebut justru membuktikan hal sebaliknya. “Fakta pertumbuhan positif ini menjadi bukti konkret bahwa industri manufaktur kita tetap berkembang dan terus menciptakan nilai tambah bagi perekonomian,” tegasnya.

Untuk mempertahankan momentum ini, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang mendukung penguatan sektor manufaktur. Menperin mengajak seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk merancang regulasi yang ramah investasi serta mampu menciptakan kondisi kondusif bagi pertumbuhan industri.

“Kita semua harus bergandengan tangan menciptakan ekosistem industri yang tangguh, inovatif, dan adaptif agar manufaktur Indonesia semakin berdaya saing di tingkat global,” pungkasnya.

Melonjak 77 Persen, Usaha Kosmetik Lokal Jadi Pilar Baru Ekonomi Indonesia

Sektor kosmetik lokal semakin menegaskan perannya sebagai penopang perekonomian nasional. Produk kecantikan buatan Indonesia kian diminati, seiring dengan bertumbuhnya jenama lokal yang mampu bersaing di pasar domestik dan mulai merambah pasar global.

Merespons perkembangan tersebut, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan memperkuat daya saing pelaku usaha kosmetik. Kemenperin juga menyampaikan apresiasi atas ketangguhan industri kosmetik lokal yang berhasil bertahan dan bahkan berkembang di tengah tekanan situasi ekonomi global.

“Pasca-pandemi, kita menyaksikan pertumbuhan luar biasa di sektor ini. Pelaku usaha kosmetik meningkat lebih dari 77 persen dalam tiga tahun terakhir, dari 726 unit usaha pada 2020 menjadi 1.292 unit di 2024. Sebagian besar, yakni 83 persen, merupakan usaha mikro dan kecil, sementara 17 persen sisanya terdiri atas industri menengah dan besar,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.

Reni menilai tren ini mengisyaratkan besarnya potensi industri kosmetik nasional yang harus terus didukung agar bisa menjadi motor penggerak ekonomi. Untuk itu, Kemenperin turut mendukung penyelenggaraan ajang Female Daily Future of Beauty Summit 2025 yang berlangsung di Jakarta.

Momentum Pertumbuhan Industri Kosmetik Lokal

Reni menyebutkan acara tersebut menjadi sarana penting bagi para pelaku industri kecantikan untuk bertukar wawasan dan merancang langkah strategis guna mengembangkan industri kosmetik nasional di masa depan.

“Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan lainnya akan menjadi kunci agar Indonesia mampu tampil sebagai pemain penting di kancah global,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Reni mengutip data Statista yang memperkirakan nilai pasar kosmetik Indonesia akan mencapai USD9,7 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan rata-rata 4,33 persen per tahun hingga 2030. Menurutnya, data ini mengindikasikan tingginya permintaan produk kecantikan lokal, sekaligus membuktikan bahwa industri ini berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekonomi masyarakat.

Peluang di Pasar Halal dan Bahan Alami

Lebih luas, Reni menjelaskan bahwa secara global, industri kosmetik diproyeksikan bernilai USD677,2 miliar pada 2025 dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 3,37 persen. Indonesia memiliki peluang besar menggarap pangsa pasar ini, didukung populasi perempuan lebih dari 141 juta jiwa dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan diri.

Selain itu, tren kosmetik halal juga semakin menguat. Berdasarkan laporan State of Global Islamic Economy 2023/24, Indonesia menjadi konsumen kosmetik halal terbesar kedua di dunia dengan nilai konsumsi mencapai USD5,4 miliar pada 2022.

“Tren ini sejalan dengan preferensi masyarakat yang kini lebih memilih produk ramah lingkungan dan berbahan alami. Indonesia sangat diuntungkan karena memiliki kekayaan biodiversitas dengan lebih dari 30.000 spesies tanaman berkhasiat,” kata Reni.

Data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) menunjukkan industri kosmetik, yang tergolong dalam kelompok industri kimia (KBLI 20), mengalami ekspansi selama 23 bulan berturut-turut. Hal ini menegaskan ketangguhan sektor kosmetik nasional menghadapi tantangan ekonomi global.

Untuk menjaga momentum positif ini, Kemenperin terus memperkuat ekosistem industri kosmetik agar semakin kompetitif. Langkah yang diambil meliputi peningkatan akses terhadap bahan baku, modernisasi teknologi produksi, hingga pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni.

Selain itu, pemerintah mendorong riset dan pengembangan bahan baku lokal di fasilitas House of Wellness yang dikelola Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan di Jakarta. Upaya tersebut diperkuat dengan fasilitasi pelaku industri kosmetik untuk menembus pasar internasional melalui partisipasi di berbagai pameran global seperti Turkey Halal Expo, Almaty Kazakhstan Halal Expo, Kazan Halal Forum, dan Indonesia Halal Expo.

“Dengan kolaborasi yang solid dan dukungan penuh dari seluruh pihak, kita optimistis industri kosmetik Indonesia mampu menjadi kekuatan besar di pentas dunia,” tutup Reni.

Apple Perkenalkan iPhone 16e, Performa Gahar dengan Harga Bersahabat!

Raksasa teknologi Apple kembali membuat gebrakan dengan memperkenalkan iPhone 16e, varian terbaru dalam lini iPhone 16 yang dirancang untuk menghadirkan performa tinggi dengan harga lebih ramah di kantong. Perangkat ini dipersenjatai dengan cip A18 yang terkenal akan efisiensinya, serta modem C1 hasil rancangan Apple sendiri, yang menjadi modem seluler perdana buatan perusahaan tersebut.

Mengusung kemampuan Apple Intelligence, iPhone 16e menawarkan pengalaman kecerdasan personal yang intuitif, sekaligus tetap mengedepankan privasi pengguna. Sektor fotografi juga mendapat peningkatan signifikan melalui kamera utama 48MP dengan teknologi Fusion serta lensa Telephoto 2x terintegrasi, memungkinkan pengguna memperoleh hasil jepretan berkualitas optik tanpa perlu tambahan lensa.

Tidak hanya itu, fitur konektivitas satelit yang mencakup SOS Darurat, Bantuan Jalan Raya, Pesan via Satelit, dan pencarian perangkat melalui Find My turut disematkan, memberikan rasa aman bagi pengguna yang berada di luar jangkauan sinyal seluler maupun Wi-Fi.

“iPhone 16e menghadirkan berbagai fitur unggulan yang disukai pengguna pada lini iPhone 16, mulai dari ketahanan baterai luar biasa, kinerja cepat berkat cip A18 generasi terbaru, sistem kamera inovatif 2-in-1, hingga integrasi Apple Intelligence,” ujar Kaiann Drance, Wakil Presiden Pemasaran Produk iPhone Global Apple.

Keunggulan Spesifikasi dan Fitur iPhone 16e

Ponsel ini hadir dengan layar Super Retina XDR berukuran 6,1 inci berteknologi OLED, yang menampilkan visual tajam dan warna cerah, cocok untuk menonton konten HDR, bermain gim, hingga membaca teks. Daya tahan baterainya diklaim sebagai yang terbaik di kelas iPhone 6,1 inci, dengan kemampuan bertahan hingga enam jam lebih lama dibanding iPhone 11, dan 12 jam lebih awet dibanding seluruh generasi iPhone SE.

Dari sisi ketahanan fisik, iPhone 16e dilengkapi sertifikasi IP68 yang tahan percikan air, debu, serta memiliki lapisan Ceramic Shield di bagian depan dan kaca belakang yang disebut sebagai yang terkuat di industri smartphone.

Pengguna juga dimanjakan dengan kemudahan pengisian daya nirkabel serta port USB-C yang kompatibel dengan berbagai aksesori. Sistem keamanan Face ID yang ditenagai kamera TrueDepth turut hadir untuk membuka ponsel, otorisasi pembayaran, dan akses aplikasi secara praktis dan aman.

Kemampuan Mesin Pacu iPhone 16e

Performa iPhone 16e kian optimal berkat CPU enam inti yang 80 persen lebih cepat dibanding cip A13 Bionic pada iPhone 11, serta GPU empat inti yang menghadirkan grafis memukau. Ponsel ini mampu menjalankan gim AAA dengan teknologi ray tracing untuk pencahayaan realistis. Neural Engine 16 inti yang dibenamkan diklaim mampu menjalankan model kecerdasan buatan hingga enam kali lebih cepat dibanding generasi cip A13.

Modem C1 yang dikembangkan langsung oleh Apple menjadi sorotan karena diklaim sebagai modem paling efisien dalam sejarah iPhone. Ditambah dengan desain internal terbaru serta manajemen daya canggih dari iOS 18, daya tahan baterai iPhone 16e mampu mencapai level yang luar biasa.

Menunjukkan komitmen Apple terhadap keberlanjutan lingkungan, iPhone 16e diproduksi dengan energi terbarukan sebagai bagian dari misi Apple 2030 untuk mencapai netral karbon di seluruh rantai pasok dan siklus produk.

iPhone 16e tersedia dalam dua pilihan warna elegan, hitam dan putih, dengan opsi kapasitas penyimpanan 128GB, 256GB, dan 512GB. Perangkat ini dibanderol mulai dari 599 dolar AS atau sekitar Rp9,3 juta.

Pemesanan awal dimulai pada Jumat, 21 Februari 2025 pukul 5 pagi Waktu Pasifik, sementara distribusi resmi akan dimulai Jumat, 28 Februari 2025. Peluncuran awal mencakup 59 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, India, hingga Malaysia.

Sinergi Pelaku Usaha Kecil dan Perusahaan Besar, UMKM Siap Naik Kelas

Pemerintah menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha kecil dan perusahaan besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis UMKM. Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyoroti bahwa sinergi yang berlandaskan prinsip kemitraan merupakan kunci utama agar sektor UMKM bisa berkembang lebih pesat dan berdaya saing.

“Ketika perusahaan-perusahaan besar sempat goyah dihantam pandemi COVID-19, UMKM justru tampil sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Para pelaku UMKM tidak mencari belas kasih, yang mereka butuhkan adalah kolaborasi yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Maman saat berbicara dalam forum ekonomi Kumparan The Economic Insight 2025 di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.

Maman menekankan bahwa pendekatan yang diperlukan untuk mendorong UMKM bukan sekadar program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), melainkan harus mengarah pada tanggung jawab bisnis perusahaan (Corporate Business Responsibility/CBR).

“Selama UMKM dipandang semata sebagai bagian dari program sosial, kemajuannya akan terbatas. Namun, jika UMKM dilibatkan dalam strategi bisnis perusahaan besar sebagai mitra sejajar, saya yakin sektor ini akan tumbuh lebih kuat,” kata Maman.

Pentingnya Pendekatan Ekonomi Pasar

Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis ekonomi pasar dengan hubungan saling menguntungkan antara pelaku usaha menjadi langkah yang paling tepat. Profesionalisme dan prinsip untung-rugi harus menjadi landasan dalam membangun relasi antara UMKM dan korporasi besar.

“Saya mengajak semua pihak untuk mulai melibatkan UMKM dengan pola kemitraan yang setara, melalui pendekatan business to business (B2B),” serunya.

Di sisi lain, Maman menilai kebijakan pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) kepada pelaku usaha kecil dan menengah sebagai langkah progresif yang dapat membuka peluang baru.

“Semangat yang melandasi regulasi baru dalam Undang-Undang Minerba ini sangat positif, karena memberi ruang bagi UMKM untuk naik kelas. Kita berharap sektor UMKM mampu menjadi pilar utama ekonomi nasional, seperti yang terjadi di negara-negara maju seperti China, Korea Selatan, dan Jepang,” paparnya.

Tantangan berikutnya, menurut Maman, adalah membangun keterhubungan antara UMKM dan industri skala besar agar tercipta ekosistem usaha yang saling menopang.

“Fakta di lapangan menunjukkan bahwa keterhubungan ini masih menjadi pekerjaan rumah. Oleh karena itu, kami di kementerian berkomitmen untuk menjadikan pembangunan rantai pasok antara UMKM dan perusahaan besar sebagai prioritas. Kami juga akan mensyaratkan sinergi dengan UMKM dalam pemberian IUP kepada usaha kecil,” ungkapnya.

Memasuki 2025, Indonesia memasuki babak baru dalam pemulihan ekonomi dengan menitikberatkan pada investasi dan penguatan sektor riil. Presiden Prabowo Subianto bahkan menargetkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

Dua sektor strategis yang dinilai berperan vital dalam mendongkrak ekonomi nasional adalah UMKM dan pariwisata. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sektor UMKM menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional serta menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja, dengan lebih dari 64 juta unit usaha yang menopang perekonomian rakyat.

Jelang Panen Raya, Pemerintah Pastikan Ketersediaan Stok Beras Terkendali!

Pemerintah Indonesia memastikan ketersediaan stok beras nasional tetap dalam kondisi stabil memasuki tahun 2025. Upaya antisipasi telah dilakukan sejak tahun sebelumnya, di mana Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog disiapkan dalam jumlah memadai untuk menghadapi berbagai tantangan pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah strategis agar pasokan beras untuk masyarakat tetap aman, meskipun terjadi fluktuasi harga maupun potensi gangguan pangan.

“Kami telah menyusun perencanaan sejak dini, dengan memastikan ketersediaan stok CBP sebanyak 2 juta ton sejak 2024. Ini menjadi cadangan penting guna menjamin kebutuhan masyarakat, terutama saat memasuki awal tahun dan masa panen yang belum merata,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.

Persiapan Matang Menyongsong Periode Rawan Pangan

Pada awal tahun 2025, data menunjukkan stok CBP yang tersimpan di Bulog mencapai rekor tertinggi, yakni 2 juta ton. Sementara itu, proyeksi neraca pangan nasional mencatat total ketersediaan beras secara nasional mencapai 8,148 juta ton.

“Dengan angka tersebut, kami yakin menghadapi Ramadan dan Idulfitri tahun ini dengan optimisme tinggi. Apalagi, periode itu juga bertepatan dengan musim panen raya padi, sehingga kestabilan harga diharapkan tetap terjaga,” jelas Arief.

Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap dinamika pangan di kawasan Asia Tenggara, menyusul pengumuman keadaan darurat pangan yang dikeluarkan Filipina pada awal Februari 2025. Pemerintah Filipina terpaksa melepas cadangan beras guna menekan lonjakan harga akibat defisit pasokan di negara tersebut.

Sebagai perbandingan, data dari Philippine News Agency menyebutkan bahwa Filipina mengalami deflasi harga beras sebesar 2,3 persen pada Januari 2025, setelah sebelumnya mencatat inflasi 0,08 persen pada Desember 2024.

“Kita bersyukur kondisi beras di Indonesia relatif stabil. Kami turut mendoakan agar situasi di Filipina segera pulih, karena ketahanan pangan adalah kepentingan bersama di kawasan ini,” tutur Arief.

Penguatan Peran Bulog Sesuai Amanat Regulasi

Sebagai bagian dari amanat Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021, Bapanas memiliki kewenangan untuk menugaskan Perum Bulog dalam mengelola CBP. Tugas ini meliputi penyaluran bantuan pangan, stabilisasi harga, serta distribusi beras dalam situasi darurat, seperti bencana alam.

Selain menjamin kecukupan stok, pemerintah juga terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, guna memastikan distribusi beras berjalan efisien hingga ke pelosok negeri. Langkah ini bertujuan menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, khususnya di tengah situasi global yang kerap berpengaruh pada sektor pangan.

“Kami ingin memastikan bahwa beras yang tersedia saat ini mencukupi kebutuhan nasional, sekaligus sebagai jaring pengaman saat diperlukan intervensi pasar,” tegas Arief.

Langkah pemerintah ini merupakan bagian dari strategi ketahanan pangan jangka panjang, dengan menitikberatkan pada penguatan produksi dalam negeri dan upaya mencapai swasembada beras. Panen raya yang diprediksi berlangsung mulai Maret hingga Mei 2025 diharapkan menjadi momentum optimal untuk meningkatkan serapan gabah petani dan memperkuat stok beras nasional.

Dengan stok yang telah dipersiapkan secara matang sejak tahun sebelumnya, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak khawatir terhadap ketersediaan beras sepanjang 2025. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas pangan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

MLM Itu Bisnis Beneran atau Penipuan? Ini Fakta yang Harus Kamu Tahu!

Kayaknya hampir semua orang pernah denger soal bisnis MLM, kan? Biasanya mulai dari teman lama tiba-tiba ngehubungin ngajak ketemuan, eh ujung-ujungnya nawarin peluang bisnis. Katanya sih bisa dapet penghasilan gede, tinggal rekrut orang, terus duit ngalir terus. Tapi, nggak sedikit juga yang bilang MLM itu penipuan. Jadi, yang bener yang mana, nih?

Biar kamu nggak salah paham, yuk ikut Berempat.com membahas tuntas soal bisnis MLM. Apa itu beneran peluang usaha yang bagus, atau cuma kedok tipu-tipu doang?

Apa Sih MLM Itu?

MLM alias Multi Level Marketing itu sistem pemasaran berjenjang. Intinya, kamu nggak cuma jual produk, tapi juga ngajak orang lain buat gabung jadi member atau mitra. Nah, nanti kamu dapet komisi dari hasil penjualan produk dan dari orang-orang yang kamu rekrut (biasa disebut downline).

Contohnya gini: Kamu jual produk A, dapet untung. Terus, kamu ngajak teman kamu, sebut aja B, buat jadi member. B jualan juga, kamu dapet komisi dari hasil penjualan B. Kalau B ngajak lagi orang lain, misalnya C, kamu masih kecipratan komisi juga. Begitu seterusnya.

Kenapa Banyak yang Bilang MLM Itu Penipuan?

Banyak orang skeptis sama MLM karena beberapa alasan ini:

  1. Fokusnya Bukan di Produk, Tapi Rekrut Orang Kalau kamu gabung MLM, tapi lebih sering disuruh cari anggota baru daripada jualan produk, ini tanda-tanda bahaya. Bisnis yang sehat itu ya fokus jualan produk, bukan cuma ngejar rekrut anggota.
  2. Modal Awal Besar, Tapi Hasil Nggak Jelas Ada MLM yang nyuruh anggotanya beli paket produk jutaan rupiah buat gabung. Katanya sih nanti bakal balik modal, tapi kenyataannya banyak yang zonk. Produk numpuk di rumah, nggak laku dijual.
  3. Janji Kaya Instan Kalau ada yang bilang gabung MLM bisa langsung kaya dalam waktu singkat, mending kamu pikir-pikir lagi. Bisnis apapun butuh usaha dan proses. Kalau terkesan terlalu gampang, bisa jadi itu cuma manis di awal.
  4. Skema Piramida Ini yang sering bikin MLM dicap penipuan. Skema piramida itu sistemnya mirip MLM, tapi yang diutamakan cuma rekrut anggota baru, tanpa produk yang jelas. Ujung-ujungnya, yang di atas doang yang dapet untung, yang di bawah cuma keluar duit doang.

MLM yang Bener Itu Kayak Apa?

Biar nggak salah kaprah, ini ciri-ciri MLM yang bener dan bisa jadi bisnis yang sehat:

  • Produknya Jelas dan Berkualitas: Ada barang nyata yang bisa kamu jual, dan emang bermanfaat buat orang lain.
  • Pendapatan Utama dari Penjualan Produk: Komisi kamu lebih banyak dari hasil jualan produk, bukan cuma dari rekrut orang.
  • Nggak Maksa Rekrut Orang: Gabung atau nggaknya orang lain nggak jadi tekanan buat kamu. Fokusnya tetap jualan produk.
  • Nggak Ada Biaya Keanggotaan yang Nggak Masuk Akal: Modal awal wajar buat beli produk, bukan sampai jutaan cuma buat daftar.
  • Ada Izin Resmi: Perusahaan MLM yang legal biasanya udah terdaftar di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan punya izin usaha.

Jadi, MLM Penipuan atau Bukan?

Jawabannya: Tergantung MLM-nya. Nggak semua MLM itu penipuan, tapi emang banyak juga yang nyamar pakai sistem MLM buat nutupin skema piramida atau money game. Makanya, sebelum gabung, kamu harus kritis dan teliti.

Tips Biar Nggak Ketipu MLM Abal-Abal

  1. Cari Tahu Perusahaannya: Googling nama perusahaan MLM-nya. Cek di situs resmi APLI (www.apli.or.id) buat lihat apakah terdaftar.
  2. Tanya Detail Sistem Komisi: Lebih banyak dapat uang dari jual produk atau rekrut orang? Kalau lebih banyak rekrut orang, hati-hati.
  3. Jangan Mudah Percaya Janji Manis: Kalau ada yang bilang gabung bisa langsung kaya, mending mundur pelan-pelan.
  4. Ikut Karena Mau, Bukan Karena Terpaksa: Jangan gabung cuma karena nggak enak nolak teman atau saudara. Bisnis harus dijalani dengan hati, bukan karena paksaan.

Bisnis MLM bisa jadi peluang yang bagus, asal beneran jual produk dan dijalankan dengan sistem yang sehat. Tapi, kamu juga harus hati-hati karena banyak juga yang bawa nama MLM buat nipu. Jadi, sebelum gabung, riset dulu, jangan buru-buru. Ingat, yang namanya usaha itu butuh kerja keras, nggak ada yang instan. Kalau niatnya bener, usaha apa pun pasti bisa sukses.