Senin, April 21, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 15

Starbucks Berbenah, PHK Ribuan Karyawan untuk Perbaiki Bisnis

Jaringan kedai kopi ternama asal Amerika Serikat, Starbucks, mengumumkan akan melakukan PHK sekitar 1.100 posisi korporat sebagai bagian dari strategi restrukturisasi bisnisnya.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (25/2/2025), kebijakan ini diambil di bawah kepemimpinan CEO Brian Niccol yang berupaya memperbaiki kinerja perusahaan setelah mengalami penurunan penjualan.

“Kami tengah menyederhanakan struktur organisasi dengan mengurangi lapisan birokrasi dan duplikasi tugas, sehingga dapat menciptakan tim yang lebih ringkas dan responsif,” ungkap Niccol dalam surat resminya kepada para karyawan.

Ia menambahkan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat akuntabilitas, serta menyederhanakan kompleksitas bisnis guna menciptakan integrasi yang lebih solid di seluruh jaringan Starbucks.

Pemulihan Starbucks di Tengah Tantangan Pasar

Niccol yang resmi menduduki posisi CEO pada tahun 2024, menghadapi tantangan berat setelah saham Starbucks mengalami penurunan sekitar 40 persen sejak puncaknya pada 2021. Kondisi ini dipicu oleh merosotnya permintaan di dua pasar utamanya, yakni Amerika Serikat dan China.

Dikenal atas keberhasilannya dalam menghidupkan kembali bisnis Chipotle Mexican Grill, Niccol kini menerapkan strategi bertajuk Back to Starbucks, yang mencakup perampingan struktur organisasi serta peningkatan pengalaman pelanggan di gerai-gerai AS.

Sejak enam bulan menjabat sebagai CEO, saham Starbucks telah menunjukkan pemulihan lebih dari 22 persen, bahkan naik hampir 2 persen dalam perdagangan saham pada Senin (24/2) sore.

“Kami tetap membuka rekrutmen untuk posisi prioritas yang sejalan dengan struktur baru ini serta memperkuat kapasitas yang dibutuhkan perusahaan ke depan,” lanjut Niccol.

Dampak PHK dan Proyeksi ke Depan

Niccol menegaskan bahwa kebijakan PHK ini tidak akan memengaruhi karyawan yang bekerja di gerai maupun investasi yang telah dilakukan untuk memperpanjang jam operasional toko.

Menurut laporan tahun 2024, Starbucks memiliki sekitar 211.000 karyawan di Amerika Serikat dan 150.000 tenaga kerja lainnya yang tersebar di berbagai negara.

Jim Sanderson, analis dari NorthCoast Research, menilai bahwa jumlah PHK kali ini tergolong signifikan dibandingkan dengan pemangkasan tenaga kerja terakhir yang dilakukan Starbucks pada tahun 2018, ketika sekitar 350 karyawan perusahaan diberhentikan di bawah kepemimpinan CEO sebelumnya, Kevin Johnson.

Namun, Sanderson menekankan bahwa masih perlu ditinjau lebih lanjut mengenai divisi mana yang terdampak serta bagaimana kebijakan ini selaras dengan strategi jangka panjang perusahaan dalam menjaga keberlanjutan bisnisnya di pasar global.

Perguruan Tinggi Berperan Krusial dalam Penguatan UMKM Nasional

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam pengembangan UMKM sebagai penggerak utama perekonomian nasional.

Dalam acara Pelantikan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Serang, Banten, Sabtu (22/2), Menteri Maman menyampaikan pentingnya kontribusi akademisi dan alumni dalam membangun ekosistem bisnis UMKM yang lebih kompetitif dan inovatif.

“Perguruan tinggi harus menjadi motor dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan memiliki daya saing. Sinergi antara Kementerian UMKM, perguruan tinggi, akademisi, dan alumni sangat penting untuk meningkatkan kapasitas serta inovasi para pengusaha UMKM,” ujar Menteri Maman.

Dukungan Pembiayaan dan Akses Kredit bagi UMKM

Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM saat ini adalah keterbatasan akses terhadap pembiayaan. Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah berencana memperluas jangkauan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak hanya melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), tetapi juga melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD).

“Pada tahun 2025, pemerintah mengalokasikan dana KUR sebesar Rp300 triliun dengan suku bunga 6 persen. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban para pengusaha UMKM dalam memperoleh modal usaha,” jelas Menteri Maman.

Dari ‘Pelaku’ ke ‘Pengusaha’ UMKM

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Maman mengusulkan perubahan diksi dari ‘pelaku UMKM’ menjadi ‘pengusaha UMKM’. Menurutnya, istilah tersebut lebih mencerminkan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan yang kuat.

Ia juga mendorong dunia usaha untuk tidak lagi menempatkan UMKM dalam skema Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan Corporate Business Responsibility (CBR).

“Dengan mengadopsi pendekatan CBR, UMKM dapat berkembang sebagai bagian dari rantai pasok industri nasional, bukan sekadar sebagai penerima bantuan sosial,” tegasnya.

Menteri Maman turut mengajak civitas akademika serta alumni Untirta untuk berperan aktif dalam riset dan kajian akademis yang dapat dijadikan referensi bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan strategis guna meningkatkan daya saing UMKM.

“Kerja sama antara akademisi, sektor usaha, dan pemerintah sangat penting agar UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum IKA Untirta, Lamhot Sinaga, menegaskan bahwa UMKM memiliki peran fundamental dalam menopang perekonomian Indonesia.

“UMKM merupakan pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 8 persen,” ujar Lamhot.

Mau Bisnis Tetap Aman? Terapkan Strategi Mengelola Cash Flow Ini!

Mengelola cash flow (arus kas) dengan baik adalah kunci utama agar bisnis tetap bertahan, terutama di masa krisis. Banyak bisnis yang sebenarnya memiliki potensi besar, tetapi akhirnya harus tutup hanya karena cash flow yang buruk. Tanpa arus kas yang stabil, operasional bisa terganggu, gaji karyawan terlambat, dan bisnis pun berisiko gulung tikar. Lalu, bagaimana cara mengatur cash flow agar bisnis tetap sehat meskipun dalam kondisi sulit? Simak strategi yang Berempat.com rangkum berikut ini.

1. Pantau dan Catat Semua Arus Kas

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mencatat semua pemasukan dan pengeluaran bisnis secara rinci. Dengan memiliki laporan cash flow yang jelas, kamu bisa melihat pola keuangan, mengetahui kapan bisnis menghasilkan uang, dan mengantisipasi periode sulit.

Gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet sederhana untuk mencatat transaksi harian, mingguan, dan bulanan. Semakin rapi catatan keuanganmu, semakin mudah kamu mengambil keputusan finansial.

2. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting

Di masa krisis, kamu perlu meninjau kembali semua pengeluaran dan memangkas biaya yang tidak terlalu mendesak. Misalnya, jika ada langganan software yang jarang digunakan, pertimbangkan untuk menghentikannya sementara. Jika memungkinkan, negosiasikan ulang biaya sewa tempat atau cari supplier dengan harga lebih kompetitif.

Fokuslah pada pengeluaran yang benar-benar mendukung keberlangsungan bisnis, seperti biaya produksi, pemasaran efektif, dan gaji karyawan.

3. Percepat Pemasukan dan Tunda Pengeluaran

Strategi ini bisa membantu bisnis tetap memiliki saldo kas yang cukup. Misalnya, dorong pelanggan untuk membayar lebih cepat dengan memberikan diskon untuk pembayaran di muka atau sistem cicilan yang tetap menguntungkan.

Di sisi lain, negosiasikan dengan supplier agar bisa menunda pembayaran tanpa terkena denda. Dengan cara ini, kamu bisa mengatur arus kas agar tidak mengalami kekurangan dana di saat yang tidak terduga.

4. Jaga Cadangan Dana Darurat

Bisnis juga perlu memiliki dana darurat, seperti halnya keuangan pribadi. Idealnya, simpan dana darurat setidaknya untuk 3-6 bulan operasional bisnis. Jika belum memiliki cadangan ini, mulailah menyisihkan sebagian keuntungan sebagai dana cadangan agar bisa digunakan saat kondisi tidak stabil.

5. Kelola Utang dengan Bijak

Jika bisnis memiliki utang, pastikan kamu memiliki strategi yang jelas untuk membayarnya. Prioritaskan pembayaran utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu. Jika memungkinkan, negosiasikan ulang jadwal pembayaran atau cari pinjaman dengan bunga lebih rendah agar beban finansial lebih ringan.

Hindari mengambil utang baru jika bisnis belum memiliki perencanaan yang matang untuk membayarnya.

6. Evaluasi dan Adaptasi Secara Berkala

Situasi bisnis bisa berubah kapan saja, terutama di masa krisis. Oleh karena itu, penting untuk terus mengevaluasi kondisi keuangan bisnis secara berkala. Tinjau kembali laporan cash flow setiap minggu atau bulan, identifikasi masalah yang muncul, dan segera lakukan penyesuaian jika diperlukan.

Dengan fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi, bisnis bisa tetap bertahan dan bahkan tumbuh di tengah tantangan yang ada.

Mengelola cash flow dengan baik adalah kunci agar bisnis tetap sehat meskipun dalam kondisi krisis. Dengan mencatat arus kas, memangkas pengeluaran yang tidak perlu, mempercepat pemasukan, menjaga dana darurat, dan terus beradaptasi, bisnis bisa tetap berjalan dengan stabil. Ingat, keuangan yang sehat bukan hanya tentang menghasilkan keuntungan besar, tetapi juga tentang bagaimana mengelola dan mengalokasikan uang dengan cerdas.

Nilai Transaksi Digital Sentuh USD90 Miliar, Indonesia Kian Perkuat Ekosistem 5G

Indonesia terus memperkuat posisi sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, nilai transaksi digital nasional mengalami lonjakan signifikan sebesar 13 persen, mencapai angka USD90 miliar. Potensi besar ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk semakin mengembangkan dan mengoptimalkan sektor ekonomi digital guna meningkatkan daya saing global serta mempercepat pemerataan ekonomi.

Sebagai upaya mendukung industri dalam negeri menuju era Industri 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk mengakselerasi penerapan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), machine learning, serta digitalisasi di berbagai sektor industri.

“Kami telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 sejak 2018, dengan tujuan utama meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing industri nasional,” ujar Staf Ahli Bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0 Kemenperin, Emmy Suryandari, dalam CNBC Tech and Telco Summit 2025 bertajuk “5G & AI: The Future is Now” di Jakarta, Jumat (21/2).

Dorongan Kesiapan Industri 4.0

Untuk mengukur kesiapan industri nasional dalam menghadapi era Industri 4.0, Kemenperin telah menerapkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Indeks ini menjadi acuan dalam menilai sejauh mana perusahaan di Indonesia telah mengadopsi teknologi AI, machine learning, dan digitalisasi agar mampu bersaing dalam lanskap industri global yang semakin kompetitif.

Selain itu, pemerintah juga fokus dalam mengembangkan ekosistem 5G di dalam negeri. Kemenperin mendorong industri lokal agar mampu memproduksi perangkat yang kompatibel dengan teknologi 5G. “Kami ingin agar industri Indonesia bisa memenuhi kebutuhan perangkat 5G dalam negeri, mulai dari ponsel, antena, hingga perangkat keras lainnya. Ini juga sebagai langkah untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” jelas Emmy.

Dalam upaya mempercepat implementasi jaringan 5G, Kemenperin menjalin kerja sama erat dengan kementerian lain dalam penyediaan infrastruktur dan perangkat pendukung. Beberapa perangkat jaringan seperti router, switch, serta antena 5G kini tengah dikembangkan untuk menunjang kecepatan serta kapasitas tinggi yang diperlukan dalam transaksi dan apapun di era digital.

Mendorong Produksi Perangkat 5G Dalam Negeri

Peluang besar juga terbuka bagi industri lokal untuk memproduksi perangkat pendukung 5G seperti radio unit, fronthaul, distributed unit, dan centralized unit. Dengan keberadaan industri Electronic Manufacturing Services (EMS) di Indonesia, manufaktur perangkat ini dapat dilakukan di dalam negeri, dimulai dari skema Semi Knocked Down (SKD) hingga ke tahap produksi penuh atau fully manufactured.

Seiring dengan meningkatnya investasi di sektor elektronika, dari Rp5,11 triliun pada 2023 menjadi proyeksi Rp8,29 triliun pada 2024, pemerintah menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku dan barang modal. Kemenperin berupaya memperkuat sektor hulu industri agar defisit neraca perdagangan semakin mengecil dan industri lokal lebih mandiri.

Untuk menunjang pertumbuhan industri komponen dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis, termasuk pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta pemberian insentif fiskal seperti tax holiday dan tax allowance. “Kami percaya bahwa kebijakan ini akan mempercepat perkembangan industri 5G dan AI di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk bersaing di tingkat global,” tutup Emmy.

Belanja ATK Dikurangi, Industri Plastik Bidik Pasar Kemasan Makanan

Pemerintah terus mendorong langkah efisiensi besar-besaran dengan target penghematan anggaran mencapai Rp306,69 triliun pada tahun 2025. Kebijakan ini berlaku di seluruh sektor, mencakup kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah. Sebagai bagian dari penghematan, belanja yang bersifat seremonial serta kegiatan seperti perjalanan dinas, kajian, studi banding, percetakan, publikasi, dan seminar akan dibatasi. Selain itu, belanja untuk alat tulis kantor (ATK), yang sebelumnya dikabarkan mencapai Rp44 triliun, juga menjadi fokus utama dalam efisiensi anggaran ini.

Namun, kebijakan tersebut membawa dampak pada sektor industri, khususnya industri plastik dalam negeri. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS), Fajar Budiyono, mengungkapkan bahwa penurunan permintaan ATK akan memperketat persaingan di industri plastik domestik.

Tantangan dan Peluang Baru bagi Industri Plastik

“Industri plastik harus segera beradaptasi dengan menciptakan pasar dan produk baru. Dampak digitalisasi dan efisiensi anggaran sudah mulai terasa, terutama dalam sektor ATK. Namun, masih ada permintaan pada Juni-Juli 2025 untuk kebutuhan sekolah, sehingga tantangan terbesar akan muncul mulai Agustus hingga akhir tahun,” ujar Fajar dalam keterangannya, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (24/2/2025).

Meski demikian, Fajar melihat adanya peluang baru yang bisa dimanfaatkan industri plastik, salah satunya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah. Program ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan kemasan plastik.

“Program MBG diharapkan bisa mengkompensasi penurunan permintaan di sektor ATK. Meskipun wadah makanan menggunakan stainless steel, tetap diperlukan plastik untuk kemasan susu dan makanan,” jelasnya.

Plastik Masih Dibutuhkan dalam Program MBG

Fajar menambahkan bahwa meskipun program MBG menggunakan wadah berbahan stainless steel, penggunaan plastik tetap tidak bisa dihindari.

“Stainless steel memang digunakan untuk wadah makanan, tetapi tutupnya masih berbahan plastik. Selain itu, kemasan minuman dalam program ini juga masih berbasis plastik. Seiring berjalannya program ini, permintaan plastik kemungkinan akan meningkat,” ungkapnya.

Secara keseluruhan, meskipun efisiensi anggaran menekan belanja ATK, industri plastik tetap optimistis. INAPLAS berharap pemerintah dapat mengatur keseimbangan dalam kebijakan penghematan ini agar tetap membuka peluang bagi industri dalam negeri.

“Pengetatan anggaran harus dibarengi dengan kebijakan yang menciptakan peluang baru. Pemerintah harus memastikan bahwa penghematan tidak mengorbankan keberlangsungan industri nasional,” tegas Fajar.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan bahwa belanja ATK menjadi salah satu fokus efisiensi. Ia menyoroti besarnya anggaran yang dialokasikan untuk ATK, yang mencapai Rp44,4 triliun, sebagai pengeluaran yang kurang efisien dan perlu dipangkas.

“Saya mengikuti laporan terkait pengeluaran ATK di seluruh kementerian dan lembaga, yang jumlahnya mencapai Rp44,4 triliun. Angka sebesar itu dinilai kurang efisien dan harus dikurangi,” ujar Dasco, dikutip dari Detik, Senin (24/2/2025).

Tanpa Budget Besar! Ini Rahasia Membuat Konten Viral untuk Marketing

Di era digital saat ini, konten viral adalah kunci untuk mendapatkan eksposur besar tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Bayangkan jika konten yang kamu buat bisa tersebar luas, dibagikan oleh banyak orang, dan mendapatkan engagement tinggi tanpa harus mengandalkan sponsor atau budget besar. Tapi, bagaimana cara menciptakan konten seperti itu? Simak beberapa strategi yang Berempat.com rangkum berikut ini.

1. Kenali Target Audiensmu

Sebelum membuat konten, pahami dulu siapa target audiensmu. Apa yang mereka suka? Masalah apa yang sering mereka hadapi? Dengan memahami audiens, kamu bisa menciptakan konten yang benar-benar relevan dan menarik bagi mereka.

2. Gunakan Cerita yang Mengundang Emosi

Konten yang memicu emosi—baik itu bahagia, haru, kagum, atau bahkan marah—lebih mudah viral. Gunakan storytelling yang kuat untuk membangun koneksi dengan audiens. Misalnya, kisah sukses dari nol, perjuangan seseorang, atau sesuatu yang relatable dengan kehidupan sehari-hari.

3. Buat Konten yang Mudah Dibagikan

Konten yang simpel, unik, dan mudah dipahami cenderung lebih sering dibagikan. Video pendek, infografis, meme, dan thread Twitter sering kali menjadi format yang cepat viral. Pastikan juga kontenmu relevan dengan tren yang sedang booming.

4. Manfaatkan Tren yang Sedang Viral

Jangan ragu untuk mengikuti tren! Cek platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter untuk melihat apa yang sedang ramai diperbincangkan. Namun, jangan sekadar ikut-ikutan—tambahkan sentuhan unik agar kontenmu tetap orisinal dan tidak terlihat seperti duplikasi.

5. Ajak Audiens untuk Berpartisipasi

Interaksi adalah kunci! Buat konten yang mengajak audiens untuk berkomentar, membagikan, atau bahkan membuat versi mereka sendiri. Challenge, kuis, atau polling adalah cara efektif untuk meningkatkan engagement.

6. Konsisten dan Eksperimen

Viral bukan soal keberuntungan, tapi soal konsistensi. Terus bereksperimen dengan berbagai format konten, analisis mana yang paling efektif, dan ulangi strategi yang berhasil. Semakin sering kamu mencoba, semakin besar peluang kontenmu untuk viral.

Membuat konten viral tanpa budget besar atau sponsor memang bukan hal yang instan, tapi sangat mungkin dilakukan dengan strategi yang tepat. Kenali audiens, gunakan storytelling yang kuat, manfaatkan tren dan buat konten yang mengundang interaksi. Dengan konsistensi dan kreativitas, kontenmu bisa mencapai audiens yang lebih luas dan mendukung strategi marketing tanpa biaya besar.

Sanken Indonesia Stop Produksi, Bagaimana Nasib Karyawan dan Pelanggannya?

PT Sanken Indonesia dipastikan akan menghentikan lini produksinya pada Juni 2025, sesuai dengan keputusan perusahaan induknya, Sanken Electric di Jepang. Kendati demikian, perusahaan yang bergerak di sektor komponen otomotif ini masih tetap beroperasi dengan tingkat utilitas sekitar 10 persen hingga waktu penghentian produksi tiba.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, mengungkapkan bahwa pihak perusahaan telah menginformasikan keputusan ini kepada karyawan serta pelanggan sejak Februari 2024. “Keputusan penghentian produksi ini berasal dari perusahaan induknya di Jepang dan telah disampaikan kepada pihak terkait,” ujarnya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (21/2).

Setelah pengumuman penutupan lini produksi, PT Sanken Indonesia mulai melakukan langkah-langkah transisi, salah satunya dengan memberikan dukungan desain kepada perusahaan lain agar pelanggan tetap mendapatkan suplai komponen yang dibutuhkan.

“Produk utama yang dihasilkan PT Sanken Indonesia meliputi switch mode power supply dengan kapasitas produksi 3,95 juta unit per tahun serta transformator dengan kapasitas produksi 4,32 juta unit per tahun,” jelas Setia. Komponen-komponen tersebut banyak digunakan dalam sektor otomotif dan elektronik.

Setia juga menegaskan bahwa PT Sanken Indonesia tidak memiliki hubungan dengan PT Sanken Argadwija, yang dikenal sebagai produsen perangkat elektronik rumah tangga dengan merek Sanken. “Kami ingin mengklarifikasi agar tidak ada kesalahpahaman, PT Sanken Indonesia berfokus pada produksi power supply dan transformator, bukan peralatan rumah tangga,” tambahnya.

Investasi dan Penyelesaian Hak Karyawan

PT Sanken Indonesia telah beroperasi sejak 1997 di kawasan industri MM 2100, Bekasi, Jawa Barat, dengan nilai investasi sebesar Rp49 miliar sebagai bagian dari penanaman modal asing (PMA). Perusahaan ini juga mempekerjakan sekitar 457 orang tenaga kerja.

Untuk memastikan hak karyawan terpenuhi, perusahaan telah melakukan negosiasi terkait pesangon serta hak-hak lainnya sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku. “Kami mendapat laporan bahwa perusahaan tengah menyelesaikan kewajiban kepada karyawannya, termasuk memberikan pelatihan kewirausahaan bagi yang berminat,” kata Setia.

Selain itu, PT Sanken Indonesia juga menjajaki peluang kerja bagi mantan karyawannya dengan menjalin komunikasi bersama perusahaan-perusahaan Jepang lain yang beroperasi di wilayah sekitarnya.

Alasan di Balik Penutupan Pabrik

Setia mengungkapkan bahwa penghentian produksi PT Sanken Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah tidak adanya dukungan pembaruan desain dan teknologi dari perusahaan induknya sejak divisi power supply dan transformator di Jepang dijual ke perusahaan lain pada 2017-2019. “Kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak ikut berpindah tangan, sehingga mereka tidak lagi menerima dukungan inovasi dari induk perusahaan,” paparnya.

Selain itu, kesulitan bersaing dengan produk-produk baru juga menjadi faktor penyebab. “Perusahaan mengalami kerugian terus-menerus dan produk mereka tidak lagi menjadi prioritas bisnis utama Sanken Electric, yang kini lebih fokus pada pengembangan semikonduktor,” ungkapnya.

Setia menekankan bahwa keputusan ini tidak terkait dengan kondisi iklim usaha di Indonesia, melainkan merupakan kebijakan internal dari manajemen Sanken Electric di Jepang. “Perusahaan ini sudah mengalami kerugian sejak 2019, sehingga keputusan penghentian produksi lebih disebabkan oleh strategi bisnis induk perusahaan,” jelasnya.

Sanken Argadwija Tegaskan Tidak Terkait dengan PT Sanken Indonesia

Menanggapi pemberitaan mengenai penutupan pabrik, Direktur Marketing PT Sanken Argadwija, Esmond H. Tirtajasa, menegaskan bahwa perusahaannya tidak ada kaitan dengan PT Sanken Indonesia. “Pabrik yang akan ditutup itu adalah produsen komponen otomotif dan elektronik, bukan bagian dari PT Sanken Argadwija yang memproduksi peralatan rumah tangga,” katanya.

Esmond menjelaskan bahwa PT Sanken Argadwija tetap beroperasi normal dan bahkan tengah merencanakan ekspansi ke Cirebon, Jawa Barat, guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. “Masyarakat tidak perlu khawatir, layanan purna jual dan jaringan servis kami di seluruh Indonesia tetap berjalan seperti biasa dan akan terus ditingkatkan,” pungkasnya.

Jelang Ramadan, BULOG Genjot Penyerapan Beras Demi Stabilitas Harga

Menjelang datangnya bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, permintaan komoditas pangan di pasar diperkirakan mengalami peningkatan seperti yang terjadi setiap tahunnya. Meski demikian, pergerakan harga masih terpantau terkendali. Untuk menjaga kestabilan harga, khususnya beras, pemerintah bersiap menggelar operasi pasar dan penyerapan gabah dari petani guna memastikan pasokan bahan pangan pokok tetap terjaga.

Seiring dengan dimulainya musim panen, Perum BULOG tengah melakukan penyerapan gabah dan beras sesuai dengan kebijakan pemerintah, dengan harga pembelian yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Pemerintah menargetkan penyerapan setara 3 juta ton beras sebagai langkah strategis guna memberikan kepastian harga yang menguntungkan bagi petani di tengah proyeksi surplus panen yang diperkirakan mencapai 4,9 juta ton hingga Mei 2025. Proyeksi ini merujuk pada data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Kementerian Pertanian.

Dukungan Pemerintah untuk Penyerapan Maksimal

Guna mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras, pemerintah mengalokasikan tambahan dana sebesar Rp16,5 triliun melalui mekanisme Operator Investasi Pemerintah (OIP). Dana ini akan digunakan untuk memperkuat kapasitas BULOG dalam menyerap hasil panen petani. Hingga saat ini, BULOG telah berhasil menyerap lebih dari 140 ribu ton setara beras dengan capaian harian yang melebihi 8 ribu ton.

Kepala Humas Perum BULOG, Andrew R. Shahab, mengungkapkan strategi yang diterapkan BULOG dalam mencapai target penyerapan beras guna mendukung swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Langkah awal yang kami lakukan adalah memperkuat sosialisasi kepada petani terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Harga ini kami yakini cukup kompetitif dan menguntungkan petani di tengah musim panen yang berlangsung saat ini,” ujar Andrew.

Strategi Jemput Bola dan Sinergi dengan Berbagai Pihak

Selain sosialisasi harga pembelian, BULOG juga membentuk “Tim Jemput Gabah” di tingkat wilayah hingga cabang guna memastikan pembelian gabah langsung dari petani. BULOG juga mendirikan posko pengadaan di setiap gudang untuk memudahkan proses penyerapan hasil panen.

Tak hanya itu, BULOG menjalin koordinasi erat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pertanian setempat, kelompok tani, gabungan kelompok tani, serta penyuluh pertanian. Sinergi ini diperkuat dengan keterlibatan aparat TNI-Polri, termasuk Babinsa di berbagai daerah. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian BUMN dan TNI terkait kerja sama strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional.

“Babinsa TNI AD memiliki peran penting dalam mendampingi proses pembelian gabah dari petani serta menjembatani kerja sama antara BULOG dan penggilingan padi. Dengan jaringan luas yang dimiliki TNI-Polri hingga ke pelosok desa, proses pemantauan panen di daerah-daerah produksi dapat dilakukan lebih akurat dan efisien,” tambah Andrew.

Selain dukungan dari pemerintah dan aparat keamanan, BULOG juga menggandeng penggilingan padi di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan serapan gabah dan beras. BULOG bersama Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) telah menjalin komitmen dengan pendampingan dari Kementerian Pertanian guna mencapai target penyerapan sebesar 3 juta ton.

“Kesepakatan bersama ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat cadangan beras nasional dan mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” pungkas Andrew.

7 Tips Membangun Kebiasaan Produktif yang Bertahan Seumur Hidup

Kita semua pernah merasa semangat di awal saat ingin membangun kebiasaan baru—entah itu bangun lebih pagi, rutin olahraga, membaca buku setiap hari, atau lebih disiplin dalam bekerja. Tapi setelah beberapa hari atau minggu, semangat itu memudar, dan akhirnya kita kembali ke kebiasaan lama. Kenapa bisa begitu? Dan yang lebih penting, bagaimana cara membangun kebiasaan produktif yang bisa bertahan dalam jangka panjang? Simak penjelasan dari Berempat.com berikut ini.

1. Mulai dari Kebiasaan Kecil

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah mencoba mengubah banyak hal sekaligus. Misalnya, kalau ingin mulai bangun pagi, jangan langsung paksa diri untuk bangun jam 4 subuh kalau biasanya baru tidur tengah malam. Mulailah dengan perubahan kecil, seperti tidur 15 menit lebih awal setiap hari. Kebiasaan kecil lebih mudah dilakukan dan lebih sulit untuk gagal.

2. Buat Kebiasaan Mudah Dilakukan

Kalau kebiasaan baru terasa berat, kemungkinan besar kamu akan menyerah di tengah jalan. Misalnya, kalau ingin membaca buku lebih sering, jangan langsung targetkan satu buku dalam seminggu. Mulai dengan membaca 5-10 halaman sehari. Semakin mudah kebiasaan itu dilakukan, semakin besar peluang kamu untuk konsisten.

3. Konsistensi Lebih Penting daripada Kesempurnaan

Yang bikin kebiasaan bertahan lama bukan seberapa sempurna kamu melakukannya, tapi seberapa sering kamu melakukannya. Daripada olahraga berat sekali seminggu, lebih baik olahraga ringan setiap hari. Ingat, membangun kebiasaan bukan soal cepat, tapi soal keberlanjutan.

4. Gunakan Metode Habit Stacking

Habit stacking adalah teknik menghubungkan kebiasaan baru dengan kebiasaan lama yang sudah ada. Misalnya, kalau kamu ingin mulai meditasi setiap pagi, coba lakukan setelah menyikat gigi. Dengan begitu, kamu nggak perlu ‘mengingat’ untuk melakukannya, karena sudah menjadi bagian dari rutinitas harianmu.

5. Beri Diri Sendiri Reward

Otak kita suka hadiah. Jika kamu memberi diri sendiri sedikit penghargaan setelah menyelesaikan kebiasaan baru, otak akan lebih termotivasi untuk mengulanginya. Misalnya, setelah menyelesaikan pekerjaan lebih awal, beri diri sendiri waktu untuk menonton film favorit atau menikmati makanan kesukaan.

6. Jangan Takut untuk Gagal

Ada saatnya kamu mungkin melewatkan satu hari tanpa melakukan kebiasaan yang sedang dibangun, dan itu wajar. Yang penting adalah jangan sampai satu hari libur berubah menjadi kebiasaan malas. Kalau terlewat satu kali, pastikan untuk kembali ke jalur esok harinya.

7. Kelilingi Diri dengan Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan punya peran besar dalam membentuk kebiasaan. Kalau ingin lebih produktif, coba kurangi gangguan seperti media sosial atau notifikasi HP saat bekerja. Kalau ingin hidup lebih sehat, kelilingi diri dengan orang-orang yang juga punya gaya hidup sehat.

Membangun kebiasaan produktif yang bertahan lama itu bukan soal niat semata, tapi soal strategi. Mulai dari langkah kecil, buat kebiasaan jadi mudah, konsisten, gunakan habit stacking, beri reward, jangan takut gagal, dan ciptakan lingkungan yang mendukung. Dengan cara ini, kebiasaan baru nggak cuma bertahan sebentar, tapi bisa jadi bagian dari gaya hidupmu selamanya.

Peluang Baru bagi Pengusaha Mikro, Holding UMi Perluas Jangkauan Layanan

Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) terus memperluas akses keuangan bagi pengusaha mikro dan ultra mikro di Indonesia. Sinergi ini membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan keuangan yang lebih inklusif, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengungkapkan bahwa hingga akhir Desember 2024, Holding UMi telah melayani 183 juta nasabah simpanan serta 35,9 juta nasabah pinjaman. Total penyaluran kredit tercatat mencapai Rp626,6 triliun. Guna memperluas jangkauan layanan, Holding UMi kini telah menghadirkan 1.032 outlet Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

“Holding UMi bukan hanya berfokus pada penyaluran pembiayaan bagi pelaku UMKM, tetapi juga aktif dalam meningkatkan literasi keuangan dan mendorong inklusi keuangan bagi segmen ultra mikro. Melalui inovasi layanan dan sinergi ekosistem, kami optimistis mampu terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberdayakan usaha kecil,” ujar Supari.

Tiga Tahapan Pemberdayaan Nasabah UMi

Lebih lanjut, Supari menjelaskan bahwa BRI menerapkan strategi bertahap dalam pemberdayaan serta peningkatan kapasitas nasabah ultra mikro. Strategi ini terbagi dalam tiga tahapan utama, yaitu empower, integrate, dan upgrade.

Pada tahap empower, PNM berperan dalam mendukung kelompok masyarakat pra-sejahtera agar mampu menjadi pengusaha mandiri. Proses ini mencakup edukasi literasi keuangan dan pengenalan produk perbankan guna meningkatkan inklusi keuangan.

Ketika usaha mulai berkembang, nasabah memasuki tahap integrate, di mana mereka mendapatkan akses ke produk perbankan lainnya, seperti layanan asuransi dari BRI maupun produk gadai dari Pegadaian, yang semakin memperkuat stabilitas usaha mereka.

Jika usaha semakin maju dan berkembang ke level mikro, nasabah masuk ke tahap upgrade. Pada tahap ini, mereka memiliki kesempatan untuk mengakses produk kredit komersial BRI, seperti Kupedes, guna memperbesar skala bisnis mereka lebih lanjut.

Dorongan bagi Ekonomi Kerakyatan

Ke depan, BRI akan terus memperkuat kolaborasi untuk menghadirkan layanan keuangan yang lebih inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan. Inisiatif ini diharapkan dapat semakin memperkuat perekonomian berbasis kerakyatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Komitmen ini selaras dengan peran BRI sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan. Hal ini terlihat dari capaian kinerja BRI dalam penyaluran kredit UMKM. Hingga akhir 2024, total kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp1.354,64 triliun, mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 6,97 persen. Semua segmen pinjaman mencatatkan pertumbuhan positif, dengan kredit UMKM mendominasi sebesar 81,97 persen dari total kredit, atau setara dengan Rp1.110,37 triliun.