Minggu, Juni 8, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 12

Ekspor Naik, Industri Alat Kesehatan Lokal Siap Bersaing di Pasar Global

Industri alat kesehatan nasional terus mendapatkan perhatian khusus seiring dengan komitmen pemerintah mendorong sektor ini melalui peta jalan Making Indonesia 4.0. Besarnya potensi pertumbuhan industri alat kesehatan dinilai mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional di masa depan.

“Industri alat kesehatan termasuk dalam kategori sektor dengan permintaan tinggi. Peluang ini harus dioptimalkan, agar Indonesia mampu berdiri mandiri di bidang tersebut,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, dalam keterangan resmi, Minggu (27/4).

Berdasarkan data SIINas, saat ini terdapat 393 perusahaan dalam negeri yang aktif memproduksi berbagai jenis alat kesehatan. Produk yang dihasilkan meliputi tempat tidur rumah sakit, alat suntik, tensimeter, hingga peralatan elektromedis seperti ventilator.

Dorongan Ekspor dan Penguatan Bahan Baku Lokal

Peningkatan penggunaan produk dalam negeri juga tercermin dari transaksi di e-Katalog yang mencapai 48% pada 2024. Tak hanya itu, ekspor alat kesehatan nasional pun mengalami lonjakan, dengan nilai ekspor lebih dari USD 273 juta pada tahun yang sama.

Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, menambahkan bahwa penguatan ekosistem industri terus dilakukan melalui pembentukan Hub Bahan Baku Alat Kesehatan. Inisiatif ini dirancang untuk mempertemukan kebutuhan produsen dengan penyedia bahan baku lokal, memperkuat rantai pasok dalam negeri, dan memperbesar daya saing nasional.

“Keberhasilan pembangunan ekosistem ini akan bergantung pada sinergi erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi,” jelasnya.

Sebagai bagian dari pengembangan sektor elektromedis, produksi alat ultrasonografi (USG) menjadi sorotan penting. USG berperan vital dalam dunia medis, mulai dari memantau perkembangan janin hingga mendeteksi kelainan organ.

Mengembangkan produk USG disebut Solehan bukan perkara mudah. Prosesnya membutuhkan kolaborasi multidisiplin, mulai dari teknik elektronika, mesin presisi, software, hingga sertifikasi medis. Selain itu, diperlukan pengujian intensif dari tahap desain awal hingga produksi massal dan pelatihan tenaga medis pengguna.

“Produk USG merupakan salah satu alat yang kompleks. Karena itu, kami mengapresiasi industri dalam negeri seperti GE Healthcare yang telah mampu menghadirkan USG secara mandiri,” ujarnya.

Transformasi Industri Menuju Era Digital

Untuk memperkuat posisi industri alat kesehatan di pasar global, Kemenperin juga mendorong penguatan industri komponen lokal dan adopsi teknologi digital. Penggunaan manufaktur cerdas diharapkan mampu meningkatkan kualitas sekaligus efisiensi produksi alat kesehatan di dalam negeri.

Selain memperkuat pasar domestik, perluasan ke pasar ekspor menjadi target berikutnya, dengan dukungan regulasi, insentif, dan promosi nasional. Kemenperin menegaskan pentingnya sinergi berkelanjutan dengan lembaga riset dan pendidikan tinggi, guna memastikan aliran inovasi tidak terhenti pada satu generasi produk saja.

“Berbicara soal alat kesehatan bukan hanya membahas soal industri. Ini adalah soal ketahanan nasional, kemandirian bangsa, dan kemampuan kita memenuhi kebutuhan rakyat sendiri,” tutup Solehan.

Mau Stabil Finansial? Coba Teknik Menabung Harian Ini!

Bicara soal menabung harian, banyak orang langsung merasa berat. Padahal, kalau dibiasakan dari hal kecil, menabung itu bisa jadi kegiatan yang ringan dan menyenangkan. Apalagi kalau kamu punya impian besar—entah itu liburan ke luar negeri, beli kendaraan, atau sekadar hidup lebih tenang tanpa dikejar tagihan.

Nah, supaya kamu bisa mencapai stabilitas finansial tanpa stres, coba deh mulai dari menabung harian. Kedengarannya simpel, tapi efeknya luar biasa kalau dijalani konsisten. Yuk, simak beberapa tips dari Berempat.com berikut ini.

1. Tetapkan Target Harian yang Realistis

Menabung itu kayak olahraga: kalau langsung berat, pasti cepat menyerah. Jadi, tentukan nominal harian yang masuk akal buat kamu. Nggak perlu maksa Rp100 ribu per hari kalau lagi berat, cukup Rp5 ribu atau Rp10 ribu asal konsisten. Percaya deh, yang kecil-kecil lama-lama jadi bukit.

2. Gunakan Metode “Uang Kembali”

Setiap kali kamu belanja dan ada kembalian, langsung sisihkan. Misalnya habis belanja dan dapat kembalian Rp7.000, jangan anggap receh itu hilang begitu saja. Masukkan ke dalam celengan atau dompet khusus tabungan harian. Ini teknik klasik yang diam-diam ampuh banget.

3. Pisahkan Tabungan dari Uang Belanja

Supaya nggak tergoda, sebaiknya punya tempat khusus untuk uang tabunganmu. Bisa pakai rekening berbeda, dompet digital terpisah, atau bahkan metode amplop di rumah. Intinya, jangan campur dengan uang kebutuhan sehari-hari.

4. Manfaatkan Aplikasi Tabungan Harian

Kalau kamu tipe orang yang mager ribet, aplikasi keuangan bisa jadi sahabat terbaik. Banyak banget aplikasi yang bisa otomatis menyisihkan saldo kecil setiap hari. Praktis, tinggal atur sekali, lalu biarkan jalan sendiri.

5. Bikin Menabung Jadi Challenge Seru

Supaya nggak bosan, kamu bisa bikin tantangan pribadi. Misal, minggu ini nabung Rp5 ribu per hari, minggu depan naik jadi Rp7 ribu. Atau bikin challenge “nabung berdasarkan tanggal”—tanggal 1 nabung Rp1.000, tanggal 2 nabung Rp2.000, dan seterusnya. Selain seru, ini juga melatih konsistensi.

  • Kenapa Menabung Harian Itu Penting?

Menabung harian bukan cuma soal uang, tapi juga soal membangun kebiasaan finansial yang sehat. Dengan disiplin dari hal kecil, kamu akan terbiasa mengatur uang, memprioritaskan kebutuhan, dan berpikir panjang soal masa depan. Ditambah lagi, kamu jadi lebih siap menghadapi keadaan darurat tanpa harus panik pinjam sana-sini.

Mimpi besar nggak harus diawali dengan langkah besar. Mulailah dari kecil, dari hari ini, dari receh-receh yang mungkin sering kamu sepelekan. Karena pada akhirnya, impian itu bukan soal siapa yang mulai paling cepat, tapi siapa yang mau bertahan paling konsisten.

Sukses Besar, Film Jumbo Jadi Simbol Kebangkitan Industri Animasi Nasional

Film animasi produksi Visinema Studios, Jumbo, mencatatkan prestasi luar biasa dengan meraih 7 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Keberhasilan ini membawa Jumbo menempati posisi ketiga dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Kini, Jumbo berdiri sejajar dengan KKN di Desa Penari (2022) dan Agak Laen (2024), memperlihatkan bahwa film animasi lokal semakin diminati oleh masyarakat. Pencapaian ini juga menjadi bukti bahwa industri animasi tanah air terus berkembang dan mampu memperkaya pilihan hiburan keluarga dan anak-anak.

Komitmen Visinema Studios untuk Terus Hadirkan Karya Berkualitas

CEO Visinema Studios, Herry B. Salim, mengungkapkan bahwa keberhasilan Jumbo lebih dari sekadar angka semata. Ia menilai ini sebagai bukti nyata bahwa karya animasi Indonesia mampu diterima luas dan menjadi kebanggaan nasional.

“Pencapaian film animasi Jumbo menjadi pemantik semangat baru bagi kami untuk terus konsisten melahirkan karya-karya berkualitas. Kami ingin menciptakan tontonan yang bisa dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia,” kata Herry. Ia juga menambahkan bahwa Jumbo kini sudah menjadi bagian dari kehidupan keluarga Indonesia, sejalan dengan tagline #JumboUntukSemua.

Energi Positif dari Penonton Menjadi Motivasi Baru

Penulis sekaligus sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy, turut berbagi rasa harunya atas pencapaian ini. Ia mengaku bangga sekaligus terharu melihat bagaimana Jumbo menjadi bagian dari keseharian banyak orang.

“Melihat potongan cerita dari Jumbo hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, itu sungguh luar biasa. Ini adalah doa-doa baik yang kini terwujud,” ujar Ryan. Ia pun berharap ke depan Visinema Studios tetap konsisten menghadirkan karya yang membawa dampak positif dan menjadi inspirasi.

Cerita Jumbo sendiri mengangkat tema persahabatan, keberanian, dan penerimaan diri, dibalut dengan visual animasi yang memikat dan karakter-karakter unik yang mudah dicintai anak-anak.

Keberhasilan Jumbo bukan hanya menandai pencapaian bagi Visinema Studios, tetapi juga menjadi tonggak baru bagi kemajuan industri animasi nasional. Dengan pencapaian ini, peluang lebih besar pun terbuka bagi kreator lokal untuk terus melahirkan karya animasi berkualitas yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

Kemasan Polos Tak Jamin Konsumsi Rokok Turun, Peredaran Ilegal Malah Naik!

Wacana penerapan kemasan polos pada produk tembakau kembali menjadi sorotan di Indonesia. Sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat menyulitkan konsumen dalam membedakan produk legal dan ilegal, serta berpotensi memperbesar peredaran rokok ilegal di pasaran.

Jika pengawasan di lapangan tidak diperkuat, kebijakan ini justru bisa berbalik arah dari tujuan utamanya, yaitu menekan angka konsumsi rokok. Pengalaman beberapa negara yang lebih dulu menerapkan aturan serupa memberikan pelajaran penting. Di Australia, misalnya, penerapan kemasan polos tidak secara signifikan mengurangi jumlah perokok muda. Sebaliknya, volume rokok ilegal melonjak dari 182 ton pada 2014 menjadi 381 ton pada 2017.

Fenomena serupa juga terlihat di Prancis, di mana penjualan rokok justru naik 3 persen pada tahun pertama penerapan aturan tersebut. Di Inggris, data dari Office for National Statistics (ONS) mencatat prevalensi perokok hanya turun 0,4 persen dalam tiga tahun, menunjukkan efektivitas kebijakan ini patut dipertanyakan.

Lonjakan Rokok Ilegal Ancam Penerimaan Negara!

Di Indonesia, tantangan terkait peredaran rokok ilegal sudah cukup berat bahkan sebelum adanya wacana kemasan polos. Data dari Indodata Research Center menunjukkan konsumsi rokok ilegal di 2024 mencapai 46,95 persen, dengan potensi kerugian penerimaan negara hingga Rp96 triliun setiap tahun.

Dalam konteks ini, kekhawatiran bahwa kemasan polos akan memperbesar ruang gerak rokok ilegal semakin menguat. Tanpa identitas merek yang jelas, konsumen akan kesulitan membedakan produk resmi dari produk tiruan, membuat pengawasan di tingkat distribusi menjadi lebih rumit.

Selain itu, di tengah tren konsumen yang semakin sensitif terhadap harga, pergeseran ke produk ilegal yang lebih murah dikhawatirkan akan semakin cepat. Rokok ilegal, yang beredar tanpa beban cukai dan pajak, menawarkan harga jauh lebih rendah dibandingkan produk legal, sehingga memperburuk persaingan tidak sehat di pasar.

Situasi ini juga berpotensi menekan pelaku usaha kecil dan menengah yang sangat bergantung pada kekuatan merek untuk mempertahankan pasar. Tanpa identitas visual, mereka akan kesulitan bersaing dengan produk ilegal yang lebih murah dan lebih bebas beredar.

Di sisi lain, industri tembakau legal merupakan salah satu kontributor besar bagi pendapatan negara. Sepanjang 2024, penerimaan dari Cukai Hasil Tembakau (CHT) tercatat mencapai Rp216,9 triliun. Jika pasar bergeser ke produk ilegal, negara bisa kehilangan sumber penerimaan penting ini.

Oleh karena itu, sejumlah kalangan menilai penerapan kebijakan kemasan polos perlu dikaji lebih matang. Tanpa langkah antisipasi yang kuat, upaya mengurangi konsumsi justru bisa berujung pada membanjirnya rokok ilegal di pasaran.

Pembayaran QRIS Diminati Masyarakat, Tapi Tuai Kritik dari Amerika!

Metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin melekat dalam keseharian masyarakat Indonesia. Kemudahan transaksi yang ditawarkan membuat penggunaan QRIS meluas, mulai dari pusat perbelanjaan modern hingga pedagang kecil di berbagai daerah.

Tidak hanya praktis, QRIS juga mengurangi kebutuhan masyarakat untuk membawa uang tunai. Melalui aplikasi di ponsel, berbagai transaksi bisa diselesaikan dalam hitungan detik, tanpa harus bolak-balik ke mesin ATM. Bagi para pelaku usaha kecil, metode ini menjadi solusi efektif untuk mempercepat transaksi sekaligus mengurangi kerepotan menyediakan uang kembalian.

Selain meningkatkan efisiensi, penggunaan QRIS juga memberikan rasa aman karena mengurangi risiko kehilangan uang tunai serta mendukung pencatatan transaksi secara otomatis. Hal ini menjadikan QRIS sebagai salah satu pendorong utama dalam transformasi digital sektor keuangan Indonesia.

AS Soroti Transparansi Pengembangan QRIS dan GPN

Namun di balik kesuksesan domestik ini, QRIS justru mendapat sorotan dari Amerika Serikat. Dalam laporan tahunan National Trade Estimate (NTE) 2023 yang diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), AS mengeluhkan kurangnya keterbukaan dalam pengembangan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).

Menurut laporan tersebut, perusahaan-perusahaan perbankan AS merasa tidak diberikan cukup informasi tentang perubahan kebijakan terkait QRIS dan GPN. Mereka juga mengkritik minimnya kesempatan untuk berpartisipasi atau menyampaikan masukan. Tak hanya itu, AS menilai kedua sistem ini tidak dirancang agar kompatibel dengan jaringan pembayaran global.

Sebagai informasi, QRIS merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk mengintegrasikan pembayaran digital menggunakan QR Code dari berbagai penyedia jasa pembayaran. Sementara itu, GPN berfungsi sebagai infrastruktur untuk menghubungkan berbagai kanal pembayaran domestik antarbank.

Pertumbuhan Pembayaran Digital Indonesia

Terlepas dari kritik tersebut, perkembangan sektor pembayaran digital Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif. Data Bank Indonesia mencatat, sepanjang tahun 2024, nilai transaksi digital meningkat 36,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Transaksi perbankan digital juga tumbuh 16,6% (yoy), sementara volume transaksi melonjak 35,3%.

Bank Indonesia pun memperluas kerja sama QRIS lintas negara, seperti QRIS antar-ASEAN yang sudah mulai diimplementasikan dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Upaya ini membuka peluang pembayaran lintas negara hanya dengan menggunakan QR Code, memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi digital Asia Tenggara.

Ke depan, BI berencana memperluas jaringan QRIS internasional hingga ke negara-negara lain di kawasan Asia dan Timur Tengah, memperluas akses pelaku usaha Indonesia ke pasar global.

Mau Konsisten Cuan? Kuasai Dulu Psikologi Bagi Trader Ini!

Banyak orang berpikir trading itu cuma soal hitungan angka, grafik, dan strategi. Padahal, faktor terbesar yang sering bikin trader gagal justru datang dari dalam diri sendiri: psikologi. Kalau mental nggak kuat, sehebat apapun strategimu, tetap bisa ambyar di tengah jalan. Jadi, sebelum sibuk utak-atik teknik, ada baiknya kamu paham dulu gimana caranya menguasai emosi saat trading.

1. Kenali Dulu Emosi yang Sering Muncul

Dalam dunia trading, dua musuh utama itu sebenarnya sederhana: serakah dan takut. Saat harga naik, rasa serakah bikin kita nggak mau ambil untung, berharap makin tinggi. Saat harga turun, rasa takut bikin kita buru-buru jual rugi, padahal mungkin harga bisa pulih.

Makanya, penting banget untuk sadar emosi apa yang muncul setiap kali ambil keputusan. Jangan buru-buru klik “buy” atau “sell” cuma karena panik atau ngikutin orang lain.

2. Trading Itu Maraton, Bukan Sprint

Banyak yang pengen cepat kaya lewat trading. Padahal, mindset ini malah bahaya. Trading yang sehat itu butuh kesabaran dan konsistensi, bukan main kejar-kejaran cuan dalam semalam.

Coba ubah targetmu: bukan fokus “berapa banyak profit hari ini”, tapi lebih ke “berapa konsisten aku menjalankan rencana tradingku hari ini”. Dengan cara ini, kamu lebih terkontrol dan nggak gampang emosian.

3. Punya Trading Plan Itu Wajib!

Bayangin kamu jalan ke hutan tanpa peta—kemungkinan besar bakal nyasar. Sama halnya di dunia trading. Trading plan adalah peta kamu: kapan masuk, kapan keluar, berapa risiko yang siap kamu tanggung.

Kalau sudah punya rencana, ikuti saja meski kondisi pasar bikin gatal pengen improvisasi. Disiplin itu kunci supaya kamu nggak jadi budak emosi.

4. Terima Kenyataan: Rugi Itu Biasa

Nggak ada trader, bahkan yang profesional sekalipun, yang 100% selalu untung. Kerugian itu bagian dari perjalanan. Yang membedakan trader sukses dan yang gagal, adalah bagaimana mereka menyikapi loss.

Daripada galau berlarut-larut, lebih baik analisa kenapa rugi, belajar dari kesalahan, lalu move on. Semakin cepat kamu berdamai dengan rugi, semakin stabil emosimu di pasar.

5. Jaga Mental Lewat Aktivitas Sehat

Percaya atau nggak, pola hidupmu di luar sebagai trader berpengaruh besar ke psikologi tradingmu. Kurang tidur, makan sembarangan, atau stres berat bisa bikin kamu lebih impulsif.

Luangkan waktu buat olahraga ringan, tidur cukup, meditasi, atau sekadar jalan-jalan santai. Pikiran yang segar bikin kamu lebih jernih saat harus ambil keputusan di market.

Trading nggak cuma soal strategi teknikal, tapi juga soal mengendalikan emosi. Dengan latihan kesabaran, disiplin, dan mindset yang sehat, kamu bisa bertahan lebih lama dan peluang suksesmu makin besar. Ingat, di dunia trading, yang kuat bukan yang paling pintar, tapi yang paling tahan banting.

Bingung Jual Produk Digital di Mana? Nih Rekomendasi Tempat yang Udah Terbukti!

Belakangan ini makin banyak orang yang tertarik jual produk digital. Mulai dari e-book, template desain, preset foto, sampai kelas online. Bukan cuma karena modalnya minim, tapi juga karena produk digital bisa dijual berkali-kali tanpa harus produksi ulang. Tapi muncul satu pertanyaan yang sering banget ditanyain: “Kalau nggak mau repot bikin website sendiri, terus jualannya di mana?”

Tenang, sekarang udah banyak platform yang bisa jadi tempat jual produk digital tanpa perlu kamu pusing mikirin domain, hosting, atau coding. Yang penting kamu punya produk, tinggal upload, kasih harga, dan mulai promosi.

1. Tokopedia Digital & Shopee

Iya, bener banget. Marketplace kayak Tokopedia dan Shopee nggak cuma buat jual barang fisik aja. Sekarang mereka udah punya kategori khusus buat produk digital kayak pulsa, e-book, jasa top up game, sampai template desain. Keuntungannya? Trafik di dua platform ini gede banget. Tinggal pintar-pintarnya aja kasih deskripsi produk yang menarik dan harga yang bersaing.

2. Gumroad

Kalau kamu punya produk digital yang menyasar pasar internasional, Gumroad bisa jadi pilihan oke. Platform ini gampang banget dipakai, bahkan buat pemula. Cukup daftar, upload produk digital kamu, dan langsung bisa dijual. Pembayaran pun bisa pakai kartu kredit atau PayPal. Banyak kreator dari seluruh dunia udah jualan di sini, jadi peluang pasarnya luas banget.

3. Etsy

Meski awalnya terkenal buat kerajinan tangan, Etsy sekarang juga jadi tempat favorit untuk jualan produk digital seperti planner, printable, dan desain undangan. Pasarnya udah terbentuk dan kebanyakan pembelinya memang cari produk-produk unik. Cocok buat kamu yang suka bikin produk digital dengan gaya visual yang artsy.

4. Kelas Online di Skillshare atau Udemy

Kalau kamu punya keahlian tertentu—entah itu desain, memasak, fotografi, atau coding—coba deh bikin kelas digital dan jual di platform seperti Skillshare atau Udemy. Kamu nggak perlu punya pengikut banyak dulu, karena platform ini sudah punya traffic sendiri. Yang penting kelas kamu jelas, menarik, dan punya nilai tambah buat yang belajar.

5. Google Play Books atau Gramedia Digital

Punya karya tulis sendiri? E-book kamu bisa banget dijual di Google Play Books atau Gramedia Digital. Kamu cukup daftar sebagai publisher, upload naskah, lalu tunggu proses approval. Kalau lolos, tinggal promosiin aja!

6. Karyakarsa

Kalau kamu kreator lokal dan ingin menjual produk digital seperti e-book, ilustrasi, audio, atau bahkan konten eksklusif, Karyakarsa bisa jadi pilihan yang tepat. Platform ini memudahkanmu membangun komunitas pendukung dan menawarkan produk digital dengan sistem langganan atau sekali beli. Banyak penulis, ilustrator, dan podcaster Indonesia yang udah pakai platform ini untuk monetisasi karya mereka.

Kamu nggak perlu jago bikin website atau ngerti dunia digital marketing yang rumit buat bisa jualan produk digital. Yang penting kamu tahu produk kamu cocok dijual di mana, dan mau nyoba pelan-pelan. Manfaatkan platform yang udah ada, dan jangan lupa promosiin lewat media sosial biar makin banyak yang tahu.

Intinya, sekarang zamannya serba simpel. Kamu bisa mulai dari apa yang kamu punya. Mau itu desain, tulisan, audio, video, atau skill ngajarmu—asal dikemas dengan baik, produk digital kamu bisa laku dan jadi sumber cuan yang nggak terduga.

Sinyal Positif dari Investor, BI Catat Modal Asing Terus Mengalir

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing bersih ke pasar keuangan domestik mencapai Rp2,36 triliun selama periode 21 hingga 24 April 2025. Angka ini menunjukkan adanya sentimen positif investor terhadap prospek ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa dana asing tersebut sebagian besar mengalir ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), yakni sebesar Rp11,13 triliun. Sementara itu, terjadi arus keluar modal asing dari pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp1,33 triliun dan Rp7,44 triliun.

“Secara keseluruhan, kita masih mencatat net inflow sebesar Rp2,36 triliun, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi domestik tetap terjaga,” ujar Ramdan dalam keterangannya, Jumat (25/4).

Rupiah Stabil, Risiko Investasi Menurun

BI juga mencatat adanya penguatan nilai tukar rupiah yang dibuka di level Rp16.800 per dolar AS pada Jumat (25/4), menguat dibandingkan hari sebelumnya yang ditutup di posisi Rp16.865. Penguatan ini ditopang oleh masuknya dana asing dan sentimen positif pasar keuangan.

Premi risiko investasi Indonesia, yang tercermin dalam Credit Default Swaps (CDS) tenor 5 tahun, juga menunjukkan perbaikan. CDS turun dari 104,87 basis poin (bps) pada 18 April menjadi 98,96 bps per 24 April, menandakan persepsi risiko investasi di Indonesia menurun.

Imbal hasil (yield) SBN 10 tahun juga mengalami penurunan dari 6,93 persen menjadi 6,91 persen. Hal serupa juga terjadi pada US Treasury Note 10 tahun yang turun ke level 4,315 persen, mencerminkan tren penurunan imbal hasil secara global di tengah proyeksi penurunan suku bunga acuan The Fed.

BI Terus Optimalkan Strategi Jaga Stabilitas Eksternal

Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi kebijakan antara fiskal dan moneter guna menjaga ketahanan ekonomi nasional. Dalam menghadapi dinamika global, BI mengandalkan strategi bauran kebijakan yang meliputi stabilisasi nilai tukar, penguatan cadangan devisa, serta pengelolaan arus modal secara hati-hati.

“Koordinasi terus kami tingkatkan dengan pemerintah dan otoritas lain. Kami juga memastikan bahwa instrumen-instrumen yang dimiliki BI siap digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendorong daya saing ekonomi nasional,” pungkas Ramdan.

Selain itu, BI juga tetap memantau perkembangan ekonomi global, termasuk arah kebijakan moneter Amerika Serikat, tensi geopolitik, serta dinamika harga komoditas yang dapat memengaruhi sentimen pasar keuangan domestik.

Bitcoin Lampaui Google dan Amazon, Masuk Daftar 5 Aset Termahal Dunia

Bitcoin kembali mencatatkan tonggak penting dalam sejarah keuangan global. Aset digital termahal di dunia ini kini berhasil masuk ke jajaran lima besar aset dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi di dunia, melampaui perusahaan teknologi raksasa seperti Alphabet (induk Google), Amazon, dan bahkan logam mulia seperti perak.

Berdasarkan data dari CompaniesMarketCap per Rabu (23/4), kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai USD 1,87 triliun. Angka ini membuatnya bertengger di posisi kelima setelah NVIDIA yang berada di peringkat keempat dengan kapitalisasi sebesar USD 2,41 triliun. Di bawah Bitcoin terdapat Alphabet dengan nilai USD 1,859 triliun, Silver di angka USD 1,849 triliun, dan Amazon di kisaran USD 1,837 triliun.

Pencapaian ini menegaskan posisi Bitcoin sebagai satu-satunya aset digital dalam daftar 10 besar aset termahal secara global—yang selama ini didominasi oleh saham perusahaan besar dan komoditas konvensional.

Kenaikan Tajam Harga dan Kepercayaan Investor Jadi Pemicu

Oscar Darmawan, CEO Indodax, menyambut capaian ini sebagai validasi nyata bahwa Bitcoin telah menjelma dari sekadar aset spekulatif menjadi instrumen investasi utama.

“Bitcoin kini menjadi aset digital paling bernilai di dunia. Bahkan berhasil melampaui perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Amazon, serta logam mulia sekelas perak,” ujar Oscar dalam pernyataannya, Jumat (25/4).

Menurutnya, lonjakan kapitalisasi pasar ini tak terjadi dalam semalam. Kenaikan harga Bitcoin yang kini berada di kisaran USD 94.000—atau naik lebih dari 16,5 persen dalam sebulan terakhir—merupakan cerminan dari semakin kuatnya kepercayaan investor global.

Empat besar aset global saat ini masih dipegang oleh emas (USD 22,34 triliun), Apple (USD 3 triliun), Microsoft (USD 2,73 triliun), dan NVIDIA. Namun, Bitcoin kini semakin mendekati level perusahaan teknologi papan atas tersebut.

“Gap kapitalisasi antara Bitcoin dan Alphabet hanya sekitar USD 11 miliar, dengan perak USD 21 miliar, serta Amazon USD 33 miliar. Ini menunjukkan bagaimana Bitcoin terus memperluas daya tariknya di mata investor,” tambah Oscar.

Ia juga mencatat bahwa tren positif tersebut turut terasa di pasar Indonesia. “Jumlah pengguna aktif Indodax terus meningkat. Transaksi pun menunjukkan tren naik. Bitcoin kini tidak hanya dilihat sebagai alat lindung nilai, tetapi juga sebagai bagian penting dari strategi diversifikasi aset,” jelasnya.

Lebih jauh, Oscar menilai bahwa kenaikan nilai Bitcoin juga menandakan semakin besarnya pemahaman masyarakat global terhadap peran Bitcoin sebagai penyimpan nilai jangka panjang. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya lembaga keuangan yang memasukkan BTC ke dalam portofolio investasinya.

Dedi Mulyadi: Masalah Pabrik BYD Bukan Premanisme, tapi Calo Tanah

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menepis anggapan bahwa pembangunan pabrik mobil listrik BYD asal Tiongkok di Subang terganggu oleh praktik premanisme. Ia menegaskan bahwa persoalan utama yang dihadapi saat ini adalah praktik percaloan tanah yang mempersulit proses pembebasan lahan.

“Masalah utama di Subang itu bukan premanisme, tapi calo tanah. Ada sejumlah pihak yang telah menerima uang muka dari investor, lalu menetapkan harga tanah jauh di atas kewajaran. Ada yang minta Rp20 juta per meter, ada yang Rp10 juta, bahkan ada juga yang minta Rp5 juta per meter,” ungkap Dedi saat ditemui di Bandung, Kamis (24/4).

Menurutnya, fenomena ini sangat merugikan karena menciptakan ketidakpastian bagi para investor. Padahal, kepastian harga dan kelancaran proses pembebasan lahan menjadi kebutuhan dasar dalam iklim investasi.

Premanisme Dinilai Sudah Tidak Relevan

Menanggapi isu premanisme yang sebelumnya ramai diberitakan, Dedi menilai kabar tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini. Ia menyebut bahwa situasi di Subang sudah kondusif dan jauh lebih aman dibanding sebelumnya.

“Itu cerita lama. Sekarang sudah sangat aman. Silakan dicek langsung ke lokasi. Aktivitas seperti penjualan minuman ringan oleh oknum pun sudah hampir tidak ada. Jadi, tidak ada lagi gangguan seperti itu,” kata Dedi menegaskan.

Ia menyatakan bahwa setiap kendala yang muncul sebaiknya langsung direspons dengan tindakan tegas agar tidak berlarut-larut. “Kalau ada masalah, ya langsung diambil tindakan. Jangan dibiarkan,” imbuhnya.

Progres Pembangunan Pabrik BYD Tetap Berjalan

Meski pembebasan lahan masih menghadapi tantangan di beberapa titik, Dedi memastikan bahwa progres pembangunan pabrik BYD tetap berjalan dengan baik. Bahkan, akses tol menuju kawasan industri sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat.

“Sekarang tinggal pihak BYD yang melanjutkan. Masih ada sedikit kendala soal pembebasan lahan, tapi itu sedang kita fasilitasi,” jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah, Dedi menyatakan akan segera mempertemukan pihak-pihak terkait, mulai dari perusahaan hingga warga, guna mempercepat proses pembebasan lahan. “Minggu depan saya jadwalkan pertemuan antara perusahaan dan warga. Mudah-mudahan selesai secepatnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno sempat menyerukan agar pemerintah bersikap tegas terkait dugaan gangguan dari ormas dalam pembangunan pabrik BYD. Menurutnya, investasi asing strategis seperti ini harus dilindungi dari segala bentuk gangguan.