Taylor Swift, bukan hanya sebatas ikon pop, melainkan merupakan industri pop itu sendiri. Wanita berusia 33 tahun ini bukan hanya seorang superstar, tetapi juga seorang superhero yang menjadi penggerak ekonomi di sekitarnya.
Keberhasilan dan ketenaran Taylor Swift tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan kejeniusannya dalam menciptakan lagu dan penampilan panggung yang memukau, Swift telah menjadi terkenal di seluruh dunia dan memperoleh kekayaan yang sangat besar.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Taylor Swift bergabung dengan daftar miliarder global versi Bloomberg Billionaires Index. Hartanya diperkirakan mencapai US$1,1 miliar atau setara dengan Rp16,9 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.550 per dolar AS). Bloomberg menyebut Swift sebagai salah satu entertainer yang jarang ada, yang meraih kesuksesan finansial berbasis pada karya musiknya.
Sebagai Salah Satu Miliarder Wanita
Bersama dengan Rihanna, Taylor Swift menjadi salah satu dari sedikit miliarder wanita AS yang meraih kekayaan melalui usaha mereka sendiri pada tahun 2021. Kedua musisi ini adalah contoh nyata dari kesuksesan yang didapatkan melalui kerja keras, bukan warisan.
Perbedaan mencolok terletak pada sumber kekayaan keduanya. Rihanna sebagian besar memperoleh kekayaannya melalui saham di bisnis kecantikannya, Fenty Beauty, sementara Taylor Swift mengandalkan musik sebagai sumber utama pendapatan.
Meskipun Rihanna masih menjadi musisi wanita terkaya dunia dari musik dan bisnis kecantikannya, Taylor Swift memegang predikat sebagai entertainer dengan pendapatan tertinggi pada tahun 2016 dan 2019 menurut Forbes.
Pada tahun 2022, peringkat kekayaan Swift turun menjadi urutan ke-9 dengan pendapatan sebesar US$92 juta. Pendapatan ini berasal dari penjualan fisik album, tiket konser, layanan streaming seperti Spotify, unduhan digital, dan lisensi.
Swift diprediksi akan melonjak kembali dalam peringkat kekayaan karena penjualan tiket konser tur Eras yang sangat sukses di seluruh dunia. Meskipun pada 2022 turun ke urutan ke-9, Swift tetap memiliki potensi untuk meraih peringkat yang lebih tinggi di masa depan.
Sebagai seorang artis, Taylor Swift telah mencatatkan berbagai prestasi gemilang. Ia adalah penyanyi wanita pertama dan satu-satunya yang tiga kali meraih Album of The Year dari Grammy Awards, untuk album Fearless (2009), 1989 (2015), dan Folklore (2020).
Profil Singkat Taylor Swift
Nama lengkap Taylor Swift adalah Taylor Alison Swift. Ia lahir di West Reading, Pennsylvania pada 13 Desember 1989. Sejak kecil, minatnya pada musik sudah terlihat jelas. Pada usia 9 tahun, Swift sudah terlibat dalam pertunjukan drama musikal di sekolah.
Sebelum dikenal sebagai bintang pop, Swift awalnya terjun ke dunia musik country. Lagu-lagu country dengan sentuhan gitar menjadi ciri khasnya. Lagu Love Story menjadi salah satu karya yang sangat populer di awal kariernya.
Swift kemudian menjelajahi berbagai genre musik dan akhirnya merambah ke musik pop. Meskipun keputusan ini disayangkan oleh sebagian penggemarnya yang menginginkan Swift tetap berada dalam jalur musik country, namun hal ini membuka peluang Swift untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas dan mendapatkan penggemar baru.
Selama dua dekade kariernya, Taylor Swift telah merilis 10 album. Semua karyanya dipromosikan melalui konser besar bertajuk The Eras Tour. Konser ini tidak hanya menjadi hiburan bagi para penggemar, tetapi juga menjadi pendorong ekonomi di berbagai kota di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Tour Eras, yang berlangsung dari Maret hingga Agustus 2023 di Amerika Serikat dan dilanjutkan ke seluruh dunia pada 2024, diproyeksikan menghasilkan pendapatan sebesar US$2,2 miliar atau sekitar Rp34 triliun hanya dari konser di Amerika.
Perlu diingat bahwa keuntungan tidak hanya diraih oleh Taylor Swift dan timnya. Para penggemar, yang dikenal sebagai Swifties, berkontribusi sekitar US$5 miliar untuk pengeluaran terkait The Eras Tour. Menurut Asosiasi Perjalanan Amerika Serikat, dampak ekonomi total dari konser ini mencapai US$10 miliar atau bahkan lebih.
Dampak Industri Musik dan Pariwisata
Dampak positif tidak hanya dirasakan dalam industri musik, tetapi juga dalam sektor pariwisata. The Eras Tour yang diusung oleh Taylor Swift berhasil meningkatkan ekonomi di beberapa kota di Amerika Serikat, bahkan melebihi PDB beberapa negara kecil.
Lighthouse, penyedia data untuk industri perjalanan dan perhotelan yang berbasis di Denver, menyebut tur ini sebagai fenomena perhotelan. Hotel di kota-kota tempat konser berlangsung melaporkan pencapaian rekor tingkat hunian, karena meningkatnya permintaan dari para penggemar yang datang dari berbagai tempat.
Dengan kesuksesan Taylor Swift sebagai entertainer dan dampak positif dari tur konsernya, dapat dikatakan bahwa ia bukan hanya seorang penyanyi pop, tetapi juga seorang penggerak ekonomi dan fenomena dalam industri hiburan.