Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Kuliner & Resto Ayudia Bing Slamet dan Ditto Peecussion Buka Kedai Kopi Eco-Friendly

Ayudia Bing Slamet dan Ditto Peecussion Buka Kedai Kopi Eco-Friendly

0
(Dok: instagram.com/ayudiac)

Ayudia Bing Slamet dan Ditto Peecussion Buka Kedai Kopi Eco-Friendly

Pasangan artis Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradhana Budiarto atau yang dikenal sebagai Ditto Percussion telah menikah selama hampir enam tahun.

Cerita cinta Ayu dan Ditto berawal dari persahabatan yang berujung pada pernikahan.

Kisah yang awalnya mereka tulis dalam buku itu pun telah diangkat menjadi seri film bertajuk Teman Tapi Menikah atau TTM.

Film Teman Tapi Menikah 1 yang dibintangi Adipati Dolken dan Vanesha Prescilla telah menjadi film box office setelah ditayangkapan pada 28 Maret 2018 lalu.

Sementara film sekuelnya pun telah beredar di bioksop pada 27 Februari 2020 lalu dengan Mawar De Jongh yang menggantikan posisi Vanesha memerankan tokoh Ayu.

Ditto Percussion mengungkapkan alasan langsung meminang Ayudia, setelah mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMP.

Ditto mengaku dia tidak pernah mengajak Ayu berpacaran.

Ditto menjelaskan, saat itu dia khawatir akan kehilangan Ayu bila hanya menjalin hubungan pacaran.

Ia pun memutuskan untuk memiliki Ayu seutuhnya dalam sebuah bahtera rumah tangga.

Ayu dan Ditto akhirnya menikah pada 13 September 2015. Kabar pernikahan mereka pun heboh ketika banyak orang mengetahui hubungan mereka diawali dengan persahabatan.

Kini mereka telah dikaruniai seorang putra bernama Sekala Bumi yang lahir pada 25 Mei 2016.

Kolaborasi Ayudia Bing Slamet dan Ditto bukan cuma di dunia hiburan. Pasangan artis ini juga berkongsi di dunia usaha. Keduanya merintis kedai kopi bertajuk Stuja Coffee akhir April lalu.

Persaingan bisnis yang sangat ketat di tengah usaha kedai kopi yang marak, Ayudia dan Ditto menawarkan konsep yang unik.

Suami istri ini mengusung konsep kedai kopi eco-friendly alias ramah lingkungan. “Stuja Coffee enggak pakai plastik. Minumnya pakai botol beling yang bisa reuse oleh pengunjung. Boleh juga pengunjung bawa tumbler sendiri. Sedotan juga bukan dari plastik,” kata Ayudia.

Dan, perempuan kelahiran Jakarta, 13 September 1990, ini menegaskan, konsep kedai kopinya tersebut bukan sekadar branding ataupun strategi pemasaran. Tapi, merupakan bentuk tanggungjawab dia dan sang suami sebagai pengusaha.

Sebelum membuka kedai kopi, Ayudia dan Ditto melakukan riset dan menemukan fakta: satu kedai kopi bisa menjual 300–500 cup per hari. “Bayangkan, kalau kami menjual segitu, selama sebulan ada berapa banyak plastik yang kami sumbangkan untuk Bumi? Sebagai pelaku usaha, kami ingin bisa berkontribusi membuat lingkungan, Bumi lebih baik,” papar Ayudia.

Soal rasa, Ayudia bilang, Stuja Coffee menyajikan kopi dengan cita rasa agak kuat. Dan, ini jadi karakteristik kedainya. “Kami tentu serius mengelola usaha ini. Karena keinginan kami, usaha ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan kelak saat kami sudah tidak produktif,” ujarnya yang bersama sang suami menulis buku dan menggarap film Teman Tapi Menikah ini.

Exit mobile version