Berempat.com – Salah satu perusahaan peer to peer (P2P) lending di Indonesia, PT Amartha Mikro Fintek ikut andil dalam memperkenalkan jasa teknologi finansial (finansial technology/fintech) kepada pengusaha UKM perempuan di Manado. Sosialisasi tersebut dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Ballroom Four Points Hotel, Manado, Rabu (8/8).
Sebelumnya, Amartha juga melakukan hal yang sama pada Maret 2018 lalu di Medan. Dan sama seperti sebelumnya, kali ini Amartha memperkenalkan tentang platform P2P lending sebagai salah satu penghubung antara pendana dengan peminjam secara daring.
Amartha sendiri telah berdiri sejak 2010 sebagai microfinance yang fokus mendanai dan memberikan pelatihan bisnis kepada pengusaha mikro perempuan. Seiring dengan perkembangan teknologi keuangan, Amartha menjelma menjadi teknologi finansial pada 2016.
Vice President of Amartha Aria Widyanto mengatakan, pada 2016 Amartha bertransformasi menjadi teknologi finansial (tekfin) dan mulai menggunakan platform P2P lending. Dengan platform P2P ini, rata-rata penghasilan mitra Amartha naik dari Rp 2,5 juta di tahun 2016 menjadi Rp 3,5 juta di tahun 2017. Pada 2017, Aria mengklaim bahwa 5 dari 10 mitra berada di atas garis kemiskinan.
“Amartha terus berkomitmen terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan warga di pelosok desa. Meskipun, bukanlah hal yang sederhana dan mudah. Namun, itulah yang justru menjadi semangat tim Amartha menjalankan aktivitasnya sehari-hari,” ungkap Aria di Manado, Rabu (8/8).
Saat ini, Amartha terus membuka kolaborasi dengan lembaga keuangan maupun perbankan. Amartha sendiri sudah bekerja sama dengan Bank Permata, Bank Mandiri, dan Mandiri Tunas Finance. Baru-baru ini, perusahaan yang didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra ini pun telah menandatangani nota kesepakatan dengan beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Timur.
“Sinergi ini dapat membantu kita dalam pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan,” klaim Aria.
Aria pun menerangkan, sebagian besar para pengusaha UKM perempuan yang berusia 21-60 tahun memerlukan pemodalan untuk memulai atau mengembangkan usaha rumahan. Amartha sendiri tidak hanya menyalurkan pinjaman, tetapi juga pelatihan literasi keuangan.
“Mitra Amartha ini di pelosok desa dan untuk menjangkau mereka, Amartha memiliki jaringan tim lapangan yang akan berkeliling mengendarai sepeda motor dan memberikan pelayanan serta pelatihan kepada kelompok-kelompok di wilayah kerjanya,” ungkap Aria.
Seiring dengan berkembangnya jangkauan Amartha di pulau Jawa. Pertumbuhan mitra Amartha terus berkembang. Pada 2010 Amarta hanya mampu menyalurkan pinjaman kepada 190 mitranya, namun pada 2015 Amartha mampu menyalurkan kepada lebih dari 17.733 mitra. Pertumbuhan mitra pun terus merangkak naik hingga 70.446 mitra pada 2017. Pada awal Agustus 2018, Amartha telah menyalurkan pinjaman kepada 117.857 mitra.