Selasa, Juni 3, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog

Mau Kurban Tiap Tahun Tapi Gaji Pas-Pasan? Coba Cara Ini!

Setiap Idul Adha datang, semangat berkurban selalu terasa. Tapi nggak bisa dipungkiri, banyak yang akhirnya cuma bisa niat tanpa realisasi karena persoalan keuangan. Padahal, kalau tahu cara ngatur gaji dengan bijak, bukan hal mustahil kok untuk kurban tiap tahun. Kuncinya ada di perencanaan dan komitmen sejak awal.

Buat kamu yang pengen kurban tiap tahun tanpa nunggu rezeki “dadakan”, yuk intip tips-tips dari Berempat.com berikut ini biar niat baik kamu bisa terus terlaksana.

1. Tentukan Target dari Sekarang

Langkah pertama: cari tahu harga hewan kurban yang kamu incar. Misal, harga kambing sekarang di kisaran Rp2,5–3 juta. Dari situ, kamu bisa tentukan target tabungan. Lebih cepat tahu targetnya, makin ringan kamu nyicilnya tiap bulan.

2. Pisahkan Dana Khusus Kurban

Anggap dana kurban ini kayak bayar cicilan motor—wajib dan rutin. Setiap terima gaji, langsung sisihkan. Kamu bisa pakai metode amplop fisik atau buka rekening khusus biar nggak tercampur sama uang kebutuhan sehari-hari.

3. Gunakan Skema Nabung Bulanan

Kalau gaji kamu pas-pasan, jangan khawatir. Nabung Rp250 ribu per bulan aja udah cukup buat beli kambing tahun depan. Konsistensi jauh lebih penting daripada nominal besar di awal.

4. Potong Pengeluaran Nggak Penting

Coba cek lagi: beneran butuh kopi kekinian tiap hari? Atau langganan streaming yang nggak kepake? Potong pengeluaran yang bisa ditunda, dan alihkan ke tabungan kurban. Kamu bakal kaget lihat berapa banyak yang bisa dihemat!

5. Gabung Program Arisan Kurban atau Tabungan Syariah

Sekarang banyak lembaga yang nawarin arisan kurban atau tabungan syariah khusus Idul Adha. Sistemnya ringan, teratur, dan kamu punya komunitas yang saling support. Ini bisa jadi cara efektif biar kamu tetap disiplin.

6. Tanamkan Niat, Biar Nggak Setengah-Setengah

Kuncinya di niat. Kalau kamu niat berkurban karena Allah, pasti lebih semangat nyisihin uang tiap bulan. Gaji besar atau kecil nggak jadi soal, yang penting usaha dan istiqomah.

Berkurban bukan soal mampu atau tidak, tapi soal mau atau tidak menyisihkan rezeki secara konsisten. Dengan perencanaan yang tepat, kamu bisa banget kurban tiap tahun tanpa harus nunggu “rezeki nomplok”.

Swasembada Beras di Depan Mata, Mentan Pastikan Ketahanan Pangan Aman

JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong ketahanan pangan nasional, dengan menargetkan tercapainya Swasembada Beras pada tahun ini tanpa perlu mengandalkan impor. Hal tersebut diungkapkan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/6).

“Awalnya target swasembada empat tahun, lalu dipangkas jadi tiga tahun. Tapi jika melihat kondisi sekarang, kita berharap tahun ini tak ada impor lagi,” kata Amran optimistis. Ia menambahkan, persediaan beras nasional telah menembus angka 4 juta ton—tertinggi dalam lebih dari setengah abad terakhir. Sebagai perbandingan, pencapaian serupa terakhir kali terjadi pada 1984 dengan cadangan 3 juta ton.

Lebih lanjut, Amran menyebutkan bahwa indikator ekonomi petani turut mengalami penguatan. Nilai Tukar Petani (NTP) per Mei 2025 tercatat di angka 121, naik dibandingkan bulan yang sama tahun lalu yang berada di posisi 116. “Dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan kita arahkan untuk mendorong NTP hingga ke level 110, dan ternyata bisa melampaui,” ujarnya.

Bantuan Sosial dan Strategi Harga untuk Lindungi Petani

Untuk menjaga daya beli masyarakat serta kestabilan harga, pemerintah menyiapkan bantuan sosial berupa distribusi beras sebesar 180 ribu ton per bulan selama dua bulan. Total bantuan sebanyak 360 ribu ton ini akan menyasar daerah-daerah non-penghasil seperti Papua dan Maluku, serta wilayah perkotaan yang tidak memproduksi beras secara signifikan.

“Distribusinya bisa dilakukan sekaligus dua bulan untuk efisiensi. Kita fokuskan ke wilayah-wilayah yang memang tidak memiliki produksi beras sendiri,” jelas Amran.

Sementara itu, bagi daerah sentra produksi beras seperti Pulau Jawa, pemerintah tetap mengutamakan perlindungan harga agar petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak tanpa membebani konsumen. “Kuncinya ada di keseimbangan harga, supaya petani untung tapi masyarakat juga tidak terbebani,” tegasnya.

Amran menutup keterangannya dengan menekankan bahwa kondisi pangan nasional saat ini terjaga dengan baik. Bahkan, proses penyerapan gabah dari petani diprediksi bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton dalam waktu dekat. “Yang akan kita keluarkan hanya 360 ribu ton, sedangkan serapan bulan ini diperkirakan bisa lebih besar. Ini bagian dari strategi kita menuju Swasembada Beras,” pungkasnya.

PMI Masih Kontraksi, Manufaktur dalam Negeri Tetap Rekrut Ribuan Pekerja

Industri manufaktur dalam negeri tengah menghadapi tantangan serius akibat dinamika ekonomi global dan membludaknya produk impor di pasar lokal. Salah satu indikatornya terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada Mei 2025 masih terjebak di zona kontraksi, meski mencatat sedikit perbaikan menjadi 47,4 dari sebelumnya 46,7 di April. Kondisi ini mencerminkan tekanan nyata yang dirasakan pelaku industri manufaktur dalam negeri.

Tak hanya Indonesia, sejumlah negara juga mengalami kontraksi di sektor manufaktur pada bulan yang sama, seperti Vietnam (49,8), Prancis (49,5), Jepang (49,0), Jerman (48,8), Taiwan (48,6), Korea Selatan (47,7), Myanmar (47,6), hingga Inggris (45,1).

Pesanan Baru Lesu, Biaya Produksi Naik

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief menjelaskan bahwa survei terbaru menunjukkan penurunan permintaan terhadap pesanan baru, termasuk dari pasar ekspor. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh kebijakan tarif dari Amerika Serikat yang memengaruhi permintaan pasar tujuan ekspor. Di sisi lain, pelaku usaha juga menghadapi hambatan logistik, seperti sulitnya mendapatkan kapal pengangkut serta gangguan cuaca.

“Naiknya harga bahan baku yang tidak diimbangi kenaikan harga jual membuat pelaku industri dalam negeri kesulitan bersaing, terutama dengan produk luar yang lebih efisien,” ujar Febri.

Meski demikian, laporan S&P Global menunjukkan ada sinyal optimisme dari pelaku industri yang masih aktif merekrut tenaga kerja. Dalam enam bulan terakhir, industri tetap membuka lapangan pekerjaan sebagai bentuk persiapan menghadapi pemulihan permintaan pasar.

Optimisme Tetap Ada, Serapan Tenaga Kerja Naik

Febri juga menambahkan bahwa hingga kuartal pertama 2025, terdapat 359 perusahaan yang tengah membangun fasilitas produksi baru dengan penyerapan tenaga kerja mencapai hampir 98 ribu orang. Angka ini lebih tinggi dibanding data pemutusan hubungan kerja (PHK) yang selama ini beredar di publik.

“Kami turut prihatin terhadap perusahaan yang harus tutup dan pekerja yang terkena PHK, namun data serapan ini menunjukkan bahwa masih ada harapan dan optimisme untuk industri kita ke depan,” ucapnya.

Pemerintah pun menyiapkan sejumlah program untuk para pekerja terdampak, mulai dari pelatihan peningkatan keterampilan (upskilling), peluang menjadi wirausaha industri, hingga bantuan untuk penempatan kerja baru.

Kebijakan Afirmasi untuk Dukung Produk Lokal

Salah satu langkah konkret pemerintah dalam mendukung industri adalah pemberlakuan insentif PPh 21 sebesar 3 persen untuk pekerja di sektor industri padat karya. Selain itu, regulasi baru yang pro-industri juga telah diterbitkan, yakni Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Kebijakan ini mewajibkan prioritas pembelian produk manufaktur dalam negeri dalam belanja pemerintah, dengan produk impor ditempatkan sebagai opsi terakhir.

Di sisi lain, reformasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga terus didorong agar proses perhitungan menjadi lebih cepat, efisien, dan terjangkau. Harapannya, semakin banyak produk dalam negeri yang memiliki sertifikat TKDN dan masuk dalam daftar belanja pemerintah pusat maupun daerah serta BUMN dan BUMD.

Menurut data, ada lebih dari 14 ribu perusahaan yang telah memproduksi barang dengan sertifikasi TKDN dan menyerap hingga 1,7 juta tenaga kerja. “Kebijakan ini menjadi langkah penting untuk menjaga tingkat utilisasi industri agar tidak turun, mencegah penutupan pabrik, serta melindungi tenaga kerja dari ancaman PHK,” tutup Febri.

UMKM Mau Naik Kelas? Branding Dulu, Promosi Belakangan!

Banyak pelaku usaha kecil mikirnya promosi itu segalanya. Pasang iklan, bikin diskon, kasih bonus, udah gitu aja. Tapi sayangnya, itu belum cukup. Justru branding untuk UMKM jauh lebih penting kalau kamu pengen usaha kamu dikenal luas, dipercaya, dan bertahan lama. Tanpa branding yang kuat, promosi cuma sekadar rame sesaat.

Coba deh bayangin, ada dua produk sejenis: yang satu dikemas biasa aja, yang satu punya nama catchy, desain menarik, dan pesan yang jelas. Pasti konsumen lebih inget sama yang punya branding untuk UMKM yang matang, kan?

1. Branding Bikin Bisnismu Lebih Mudah Diingat

Orang beli bukan cuma karena produk bagus, tapi juga karena mereka kenal dan percaya brand-nya. Branding itu bikin produk kamu punya identitas—warna, logo, gaya bahasa, sampai nilai-nilai yang diusung. Dari situ, orang akan lebih gampang mengingat bisnismu dibanding yang tampilannya gitu-gitu aja.

2. Meningkatkan Rasa Percaya Konsumen

Branding itu soal kepercayaan. Kalau UMKM kamu terlihat profesional—dari packaging sampai media sosial—otomatis konsumen mikir, “Oh, ini usaha yang serius.” Mereka nggak cuma beli sekali, tapi bisa jadi pelanggan loyal. Branding yang konsisten bikin konsumen yakin mereka nggak beli produk asal-asalan.

3. Membedakan Diri dari Kompetitor

Jujur aja, produk sejenis itu buanyak. Tapi kenapa kita lebih pilih satu merek dibanding yang lain? Jawabannya ada di branding. Dengan identitas yang kuat dan nilai unik, UMKM kamu bisa tampil beda dan lebih menonjol di tengah persaingan pasar yang padat.

4. Mudah Masuk ke Pasar yang Lebih Luas

Kalau branding kamu udah kuat dan konsisten, masuk ke pasar baru atau kerja sama dengan pihak lain (seperti reseller, investor, atau e-commerce) jadi lebih gampang. Mereka bakal lebih percaya karena tahu kamu udah punya pondasi yang jelas dan serius membangun brand.

5. Investasi Jangka Panjang, Bukan Sekadar Gaya-gayaan

Banyak yang salah paham, mengira branding itu cuma soal desain mahal dan logo keren. Padahal, branding adalah investasi jangka panjang yang menentukan arah dan daya tahan bisnismu. Promosi bisa habis, tapi brand yang kuat akan tetap diinget dan dipercaya.

Kalau kamu pelaku usaha kecil yang pengen bisnisnya naik kelas, jangan cuma fokus promosi terus-terusan. Saatnya kamu mulai serius mikirin branding untuk UMKM milikmu. Nggak perlu langsung mahal—yang penting konsisten, punya cerita, dan mencerminkan siapa kamu dan apa yang kamu jual. Ingat, produk bisa ditiru, tapi brand adalah hal yang bikin kamu nggak tergantikan.

Vila di Daerah Wisata, Bisnis yang Cuan-nya Nggak Main-Main!

Siapa sih yang nggak suka liburan ke tempat wisata? Nah, makin tinggi minat orang buat healing, makin menjanjikan juga bisnis vila di daerah wisata. Apalagi kalau tempatnya strategis, pemandangannya cakep, dan suasananya tenang—bisa-bisa disewa penuh sepanjang akhir pekan bahkan hari biasa. Nggak heran kalau sekarang banyak investor dan pemilik properti mulai melirik vila di daerah wisata sebagai ladang cuan jangka panjang.

Tapi seberapa besar sih potensi untung dari bisnis ini? Yuk, ikut Berempat.com mengulasnya.

1. Harga Sewa Bisa Bikin Senyum Lebar

Vila yang berada di spot wisata populer seperti Bali, Jogja, Puncak, atau Lembang bisa disewakan mulai dari Rp500 ribu sampai belasan juta rupiah per malam—tergantung ukuran, fasilitas, dan lokasi. Kalau satu vila dengan harga sewa Rp2 juta per malam bisa disewa 20 hari sebulan, itu udah Rp40 juta sebulan. Belum termasuk kalau high season yang biasanya harganya naik dua kali lipat.

2. Modal Sekali, Cuan Berkali-kali

Memang butuh modal di awal—bangun vila, isi furnitur, dan kelola properti. Tapi setelah itu? Uangnya bisa muter terus lewat sewa harian. Apalagi sekarang banyak aplikasi booking online yang bantu pasarkan vila dengan mudah. Cukup duduk manis, terima notifikasi booking, cuan pun mengalir.

3. Fleksibel: Bisa Disewakan atau Dipakai Sendiri

Salah satu enaknya punya vila adalah fleksibilitasnya. Kalau nggak ada tamu, kamu bisa pakai sendiri buat staycation. Bahkan banyak pemilik vila yang menyulap properti mereka jadi tempat konten, acara privat, hingga retreat kantor. Semua itu bisa jadi sumber penghasilan tambahan.

4. Naik Nilai Properti, Tambah Untung

Selain dapat cuan dari sewa harian, nilai properti vila di daerah wisata cenderung naik tiap tahun. Jadi, kamu nggak cuma dapat pemasukan rutin, tapi juga bisa dapat untung gede kalau suatu saat memutuskan untuk jual vila tersebut.

5. Tren Staycation & Healing yang Terus Meningkat

Pasca pandemi, tren liburan lokal dan staycation justru makin naik daun. Banyak orang lebih memilih sewa vila buat liburan santai bareng keluarga atau teman-teman daripada nginap di hotel. Ini bikin permintaan vila makin tinggi, dan peluang bisnis pun makin terbuka lebar.

Kalau kamu lagi cari peluang bisnis properti yang bisa kasih pemasukan rutin, sambil tetap punya aset jangka panjang, vila di daerah wisata bisa jadi pilihan cerdas. Modal awalnya memang nggak kecil, tapi kalau dikelola dengan baik, penghasilan bulanan bisa jauh lebih besar daripada gaji kantoran. Dan yang paling penting—liburan jadi makin gampang karena udah punya tempat sendiri!

Refund Tiket Day6 Baru 47 Persen, Pemerintah Turun Tangan Awasi Mecimapro

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) terus mengawasi proses refund tiket Day6 ‘3rd World Tour Forever Young’ yang diselenggarakan oleh promotor Mecimapro. Langkah ini diambil demi memastikan hak-hak konsumen terpenuhi, menyusul keluhan dari para pembeli tiket yang belum menerima pengembalian dana mereka. Proses refund tiket Day6 pun menjadi perhatian serius pemerintah sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen jasa hiburan.

Direktur Jenderal PKTN, Moga Simatupang, menegaskan bahwa negara hadir untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, termasuk dalam hal pengembalian dana tiket konser. “Kami mendorong konsumen yang merasa dirugikan untuk segera menyampaikan pengaduan. Pemerintah hadir dan berkomitmen memastikan perlindungan bagi konsumen, dalam hal ini, yang berkaitan dengan penyelenggaraan konser musik,” ujarnya.

Hingga Selasa (27/5), tercatat progres refund tiket Day6 baru mencapai 47 persen dari total tiket yang dibeli. Promotor konser, Mecimapro, meminta kesabaran dari seluruh pembeli dan menjamin penyelesaian pengembalian dana dilakukan secepat mungkin.

Refund Bertahap dan Kendala Verifikasi Data

Direktur Mecimapro, Fransiska Melani, menjelaskan bahwa pihaknya telah membuka jalur komunikasi khusus bagi konsumen yang mengalami kendala dalam proses refund. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh pengembalian dana pembelian tiket konser Day6. Sejauh ini, kategori Gray, Green, dan Blue sudah selesai 100%, sementara kategori lainnya akan dituntaskan pada periode 31 Mei hingga 11 Juni 2025,” kata Fransiska.

Ia juga mengungkapkan sejumlah hambatan yang memperlambat proses refund. Beberapa di antaranya adalah kurang lengkapnya data konsumen, seperti informasi rekening dan dokumen pendukung, terutama dari mereka yang membeli tiket melalui jasa titip. Selain itu, proses verifikasi internal terhadap email konsumen harus dilakukan dengan cermat agar pengembalian dana tepat sasaran dan sesuai prosedur. Tak hanya itu, proses transfer bank juga memerlukan waktu tambahan akibat sistem kliring dan batching.

Sebelumnya, pada Jumat (23/5), Kemendag bersama Kementerian Pariwisata serta Kementerian Ekonomi Kreatif telah mengadakan pertemuan untuk membahas perlindungan konsumen di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk penyelenggaraan konser musik.

Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Pemberdayaan Konsumen Rihadi Nugraha, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Ronald Jenri Silalahi, Direktur Musik Kemenparekraf Mohammad Amin, serta Kepala Bidang Pengembangan Strategi Event Kemenparekraf Betsy Dian Astri.

Ketiga kementerian sepakat bahwa pelaku usaha jasa hiburan harus menjalankan usahanya dengan tertib dan mengedepankan transparansi agar konsumen tidak dirugikan. “Negara menjamin penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia, termasuk di sektor jasa hiburan seperti konser,” tegas Rihadi.

Ia menambahkan bahwa promotor konser wajib memberikan informasi yang jujur dan jelas, serta bertanggung jawab atas hak konsumen, termasuk soal pengembalian dana atau kompensasi bila acara tidak berjalan sesuai kesepakatan.

Inilah 5 Pendiri Startup Dunia yang Sukses Bangun Kerajaan Bisnis dari Nol!

Di balik berbagai aplikasi dan teknologi yang kita pakai sehari-hari, ada nama-nama besar yang dulu cuma punya satu hal: ide. Para pendiri startup ini memulai dari nol, seringkali dari garasi rumah atau kamar kos, tapi kini jadi miliarder dunia. Nggak sedikit dari mereka yang awalnya diremehkan, bahkan sempat gagal. Tapi tekad dan keberanian mereka membuktikan bahwa pendiri startup dengan visi jelas bisa mengubah dunia—dan tentu saja, menghasilkan kekayaan luar biasa.

Yuk, kenalan dengan beberapa tokoh entrepreneur sukses yang jadi bukti kalau ide gila sekalipun bisa jadi tambang cuan!

1. Jeff Bezos – Amazon

Siapa sangka, toko buku online yang dirintis Jeff Bezos dari garasi rumahnya bisa berubah jadi raksasa e-commerce dunia? Bezos mendirikan Amazon pada tahun 1994, dengan misi sederhana: menjual buku lewat internet. Tapi seiring waktu, Amazon berkembang jadi pusat belanja segalanya, dari elektronik, pakaian, sampai layanan cloud computing.

Kini, Bezos masuk jajaran orang terkaya di dunia, dan Amazon menjadi simbol kesuksesan digital.

2. Elon Musk – Tesla & SpaceX

Elon Musk mungkin dikenal karena ide-idenya yang nyeleneh—mobil listrik, roket ke Mars, bahkan chip otak. Tapi jangan salah, di balik semua itu ada keberanian dan kegigihan luar biasa. Musk bukan cuma pendiri startup biasa; dia membangun Tesla (mobil listrik), SpaceX (roket luar angkasa), dan Neuralink (teknologi otak) dari nol.

Meskipun sempat bangkrut, kini kekayaannya menembus ratusan miliar dolar dan ide-idenya membentuk masa depan.

3. Brian Chesky – Airbnb

Tahun 2007, Brian Chesky dan dua temannya menyewakan kasur angin di ruang tamu mereka kepada tamu yang nggak kebagian hotel saat konferensi di San Francisco. Dari sinilah Airbnb lahir—platform untuk menyewakan tempat tinggal jangka pendek secara online.

Kini, Airbnb hadir di lebih dari 190 negara dan menjadikan Chesky salah satu miliarder muda dari industri travel-tech.

4. Mark Zuckerberg – Facebook

Kalau kamu punya akun media sosial, besar kemungkinan kamu pernah (atau masih) pakai Facebook. Mark Zuckerberg mulai merintis Facebook dari kamar asramanya di Harvard pada 2004. Awalnya hanya untuk mahasiswa, tapi dengan cepat menjalar ke seluruh dunia.

Facebook (sekarang Meta) jadi kekuatan besar di dunia digital, dan Zuckerberg pun masuk daftar orang terkaya global sebelum usia 30.

5. Jack Ma – Alibaba

Jack Ma bukan ahli teknologi, bahkan dia sering ditolak kerja. Tapi dari sebuah apartemen kecil di China, dia membangun Alibaba, platform e-commerce yang kini menjadi saingan berat Amazon di Asia.

Jack Ma dikenal karena semangat pantang menyerah dan visinya tentang perdagangan digital. Dari kegagalan dan penolakan, dia membuktikan bahwa tekad bisa mengalahkan segalanya.

Dari kisah para pendiri startup di atas, kita bisa belajar satu hal penting: ide besar memang penting, tapi yang lebih penting adalah keberanian untuk memulai dan terus berjuang meski banyak tantangan. Mereka memulai dari mimpi, lalu membangunnya jadi kenyataan—dan kini, hasilnya bukan cuma kekayaan pribadi, tapi juga perubahan besar bagi dunia.

Minyak Jelantah Jangan Dibuang! Bisa Jadi Tambang Cuan di Rumah

Buat banyak orang, minyak bekas goreng alias minyak jelantah biasanya langsung masuk tong sampah. Padahal, minyak jelantah jangan dibuang sembarangan. Selain bisa mencemari lingkungan, minyak ini ternyata punya potensi ekonomi yang cukup menjanjikan. Yup, kamu nggak salah baca—minyak jelantah jangan dibuang, karena kalau dikelola dengan benar, bisa jadi peluang cuan!

Jadi, bagaimana caranya minyak yang sudah keruh dan hitam itu bisa menghasilkan uang? Yuk, ikut Berempat.com membahasnya satu per satu.

1. Jadi Bahan Baku Biodiesel

Salah satu pemanfaatan terbesar minyak jelantah adalah sebagai bahan baku biodiesel. Di beberapa daerah, sudah ada pihak yang menampung minyak bekas untuk diolah kembali menjadi energi terbarukan. Ini bukan cuma menguntungkan dari sisi ekonomi, tapi juga ramah lingkungan.

Biasanya, kamu bisa menjual minyak jelantah per liter ke pengepul atau komunitas pengelola biodiesel dengan harga sekitar Rp2.000–Rp5.000 per liter, tergantung kualitas dan jumlahnya.

2. Bisa Diolah Jadi Sabun

Minyak jelantah juga bisa diolah menjadi sabun batang atau sabun cuci piring ramah lingkungan. Prosesnya cukup sederhana dan banyak tutorialnya di internet. Banyak komunitas perempuan, UMKM, bahkan sekolah-sekolah yang mulai menjadikan ini sebagai usaha kreatif sekaligus edukatif.

Dengan modal kecil, kamu bisa menjual sabun hasil olahan dari minyak bekas ini secara online atau ke tetangga sekitar.

3. Diserap UMKM dan Pengusaha Kuliner

Beberapa pelaku usaha kecil seperti tukang gorengan atau warung makan kadang masih menggunakan minyak jelantah sebagai bahan operasional mereka. Walaupun penggunaannya tidak direkomendasikan secara kesehatan, nyatanya masih banyak yang mencari.

Karena itu, ada pasar tersendiri bagi minyak bekas. Namun, penting banget untuk tetap memperhatikan kualitas dan memastikan penggunaannya tidak berbahaya bagi konsumen.

4. Potensi Daur Ulang oleh Startup dan LSM

Kini sudah banyak startup atau organisasi sosial yang punya program pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga. Mereka biasanya memberikan insentif berupa poin, uang, atau barang kebutuhan rumah tangga sebagai ganti dari minyak yang dikumpulkan.

Selain bantu jaga lingkungan, kamu juga bisa dapat tambahan uang saku atau bahkan belanja gratis dari hasil menabung minyak bekas.

5. Peluang Bisnis Sambil Edukasi Lingkungan

Kalau kamu punya jiwa sosial dan ingin bikin usaha yang berdampak, kamu bisa mulai gerakan pengumpulan minyak jelantah di lingkungan sekitar, lalu disalurkan ke pihak pengolah. Bisa jadi program RT, komunitas ibu-ibu, atau bahkan sekolah. Selain menghasilkan uang, kamu juga ikut mengedukasi soal pentingnya daur ulang dan menjaga lingkungan.

Sekarang udah tahu kan, kalau minyak jelantah jangan dibuang sembarangan? Selain bikin saluran mampet dan mencemari tanah, kamu juga melewatkan peluang cuan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan. Mulai dari dijual ke pengepul, diolah jadi sabun, hingga dijadikan bahan biodiesel—semua bisa jadi jalan rezeki.

Industri Kriya Lokal Kian Mendunia, Ekspor Kerajinan Tembus Puluhan Negara

Kementerian Perindustrian terus memperkuat sinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) kriya, khususnya dalam memperluas akses pasar, termasuk menembus pasar internasional. Industri kriya dinilai memiliki potensi besar berkat kekayaan budaya lokal yang tercermin dalam produk-produk kerajinan khas tiap daerah.

“Setiap daerah memiliki latar belakang budaya, nilai tradisi, serta sejarah panjang yang tertuang dalam bentuk kerajinan tangan. Proses produksinya pun diwariskan turun-temurun, menjadikan tiap produk memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam pernyataan resminya, Sabtu (31/5).

Menurut Reni, karakter etnik, autentik, dan berkelanjutan menjadi daya tarik utama produk kriya Indonesia di mata konsumen global. “Pasar dunia kini lebih menyukai produk yang bernilai budaya, berkualitas, dan ramah lingkungan, yang semuanya ada pada produk kerajinan Indonesia,” jelasnya.

Webinar Dorong Inovasi IKM Binaan Menuju Ekspor

Guna memperkuat kesiapan IKM kriya memasuki pasar global, Ditjen IKMA bersama Dekranas menggelar berbagai program seperti pelatihan, pendampingan, hingga webinar. Salah satu kegiatannya adalah webinar bertajuk Inovasi dan Strategi Pengembangan Produk Kerajinan Berbasis Potensi Lokal untuk Pasar Global yang berlangsung pada 22 Mei 2025, sebagai bagian dari perayaan HUT ke-45 Dekranas.

Webinar tersebut menghadirkan pelaku IKM binaan yang telah sukses merambah pasar ekspor. Di antaranya adalah CV Palem Craft, CV Sweda Gembira, dan CV Maharani.

CV Palem Craft, misalnya, merupakan produsen kerajinan dekorasi rumah dari anyaman yang pada April lalu berhasil mengekspor produk senilai Rp346 juta ke Belanda. Capaian ini melengkapi daftar negara tujuan ekspor mereka yang sebelumnya mencakup berbagai kawasan.

Sementara itu, CV Sweda Gembira dikenal sebagai pembuat trofi untuk ajang internasional seperti MotoGP, Superbike, dan Piala Presiden. Menariknya, sekitar 90 persen produksinya diekspor ke Amerika Serikat sebagai aksesori komunitas hiphop dan lowrider.

Adapun CV Maharani telah menembus pasar global dengan produk kerajinan batu alam dan anyaman yang dikirim ke negara-negara seperti Jerman, Jepang, Inggris, Rusia, dan AS.

“Keunggulan produk kriya kita terletak pada kualitas, nilai artistik, serta cerita dan makna di balik proses pembuatannya. Inilah yang menjadi daya tarik di pasar internasional,” tambah Reni.

Kontribusi IKM yang Turut Menopang Kinerja Ekonomi Indonesia

Kontribusi IKM seperti ini ikut menopang kinerja ekspor nasional. Hingga Februari 2025, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia tercatat mencapai USD106,6 juta, dengan negara tujuan utama meliputi China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan berbagai negara Eropa.

Meski demikian, Reni mengingatkan bahwa pasar global penuh tantangan. Para pelaku IKM diminta terus meningkatkan kualitas, memanfaatkan teknologi, dan yang tak kalah penting, memahami tren serta kebutuhan pasar dunia.

“Produk yang mampu bertahan adalah produk yang terus berinovasi dan relevan dengan perkembangan selera konsumen,” tandasnya.

Senada dengan itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, berharap kegiatan seperti webinar ini mampu menjadi ruang bertukar inspirasi, pengalaman, hingga solusi bagi pelaku IKM.

“Dengan menggali potensi lokal, memperkuat desain, serta memperluas fungsi produk, IKM kriya kita bisa semakin tangguh bersaing di panggung global tanpa meninggalkan akar budayanya,” ujarnya.

Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih Picu Lonjakan Penumpang, Tiket KA Ludes!

Libur panjang memperingati Kenaikan Isa Almasih yang dirangkai dengan cuti bersama pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025 membawa dampak signifikan terhadap volume penumpang kereta api. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat lebih dari 684 ribu tiket telah terjual hingga Jumat pagi (30/5) pukul 10.30 WIB. Angka tersebut merepresentasikan sekitar 81 persen dari total kursi yang disediakan sebanyak 841.156 tempat duduk.

Mayoritas pengguna merupakan penumpang Kereta Api Jarak Jauh, dengan jumlah mencapai 572.608 atau sekitar 82 persen dari kapasitas. Sementara itu, layanan KA Lokal turut mencatat kinerja positif dengan 111.500 penumpang atau 80 persen dari total ketersediaan kursi.

“Arus keberangkatan mulai terlihat padat sejak Rabu (28/5). Dalam dua hari pertama, tingkat okupansi bahkan melampaui 100 persen berkat sistem naik-turun penumpang di berbagai stasiun. Satu kursi bisa digunakan beberapa kali dalam satu hari,” ungkap Anne Purba, VP Public Relations PT KAI.

Data Harian dan KA Favorit Liburan

Berikut rincian tingkat okupansi harian selama masa libur panjang dan cuti bersama memperingati Kenaikan Isa Almasih:

  • 28 Mei: 169.561 penumpang dari 161.791 kapasitas (105%)

  • 29 Mei: 176.150 dari 168.864 (104%)

  • 30 Mei: 114.466 dari 169.230 (68%)

  • 31 Mei: 104.503 dari 170.533 (61%)

  • 1 Juni: 119.428 dari 170.738 (70%)

Di antara banyak rute, sepuluh layanan KA Jarak Jauh tercatat sebagai pilihan utama penumpang. KA Airlangga, Sri Tanjung, dan Probowangi menempati peringkat teratas sebagai kereta paling diminati selama liburan.

Beberapa angka menarik antara lain:

  1. KA Airlangga Surabaya–Pasar Senen: 9.770 penumpang

  2. KA Airlangga Pasar Senen–Surabaya: 9.584 penumpang

  3. KA Sri Tanjung Lempuyangan–Ketapang: 7.239 penumpang

  4. KA Sri Tanjung Ketapang–Lempuyangan: 7.014 penumpang

  5. KA Probowangi Surabaya–Ketapang: 5.868 penumpang

Kota-kota tujuan seperti Yogyakarta, Blitar, Surabaya, Banyuwangi, dan Purwokerto menjadi destinasi favorit penumpang kereta api selama periode ini. Selain kaya akan daya tarik wisata, kota-kota tersebut juga dilayani oleh kereta dengan tarif bersahabat dan fasilitas yang nyaman.

Anne Purba menambahkan, “Tingginya animo masyarakat untuk bepergian dengan kereta menunjukkan kepercayaan terhadap moda transportasi ini. Kami mengajak masyarakat untuk memesan tiket lebih awal melalui aplikasi Access by KAI atau laman Booking.kai.id agar perjalanan lebih aman dan terencana.”