Jumat, April 18, 2025
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog

Utang Luar Negeri Indonesia Terkikis, Sinyal Pengelolaan yang Sehat

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada Februari 2025. Berdasarkan data terbaru, total ULN nasional tercatat sebesar USD427,2 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025 yang mencapai USD427,9 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (16/4), menyebutkan bahwa secara tahunan, ULN tumbuh 4,7 persen (yoy). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan Januari 2025 yang mencatat kenaikan 5,3 persen (yoy).

Sektor Publik dan Swasta Turun

Penurunan ULN ini didorong oleh perlambatan di sektor publik dan penurunan di sektor swasta. Selain itu, dinamika nilai tukar turut memberi pengaruh, di mana penguatan dolar AS terhadap banyak mata uang dunia, termasuk rupiah, turut membentuk posisi utang bulan tersebut.

ULN pemerintah pada Februari 2025 tercatat sebesar USD204,7 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar USD204,8 miliar. Pertumbuhan tahunan ULN pemerintah tercatat 5,1 persen, lebih rendah dari bulan Januari yang mencapai 5,3 persen.

Penurunan ini banyak dipicu oleh pergeseran dana milik investor asing dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke jenis instrumen lain. Hal ini sejalan dengan kondisi pasar keuangan global yang masih dibayangi ketidakpastian.

Jika dilihat dari penggunaannya, ULN pemerintah paling banyak dialokasikan untuk pembiayaan sektor-sektor penting seperti:

  • Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6%)

  • Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial (17,8%)

  • Pendidikan (16,6%)

  • Konstruksi (12,1%)

  • Transportasi dan Pergudangan (8,7%)

  • Jasa Keuangan dan Asuransi (8,2%)

ULN Swasta Mengalami Kontraksi

Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tetap stabil di angka USD194,8 miliar. Namun secara tahunan, terjadi kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6 persen (yoy), memperdalam penurunan dari bulan sebelumnya yang tercatat minus 1,3 persen.

Kontraksi tersebut terjadi baik di kalangan lembaga keuangan maupun perusahaan non-keuangan, masing-masing tercatat menurun 2,2 persen dan 1,5 persen secara tahunan.

Adapun sektor-sektor dengan kontribusi terbesar terhadap ULN swasta adalah:

  • Industri Pengolahan

  • Jasa Keuangan dan Asuransi

  • Pengadaan Listrik, Gas, dan Energi Panas

  • Pertambangan dan Penggalian

Keempat sektor ini menyumbang 79,6 persen dari total ULN swasta secara keseluruhan.

Struktur Utang Tetap Terkendali

BI menegaskan bahwa struktur ULN nasional masih dalam kondisi sehat. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan menjadi 30,2 persen pada Februari, turun tipis dari posisi Januari sebesar 30,3 persen.

Selain itu, porsi utang jangka panjang tetap mendominasi, dengan kontribusi sebesar 84,7 persen dari total ULN, mencerminkan pengelolaan yang hati-hati dan berkelanjutan.

“Bank Indonesia bersama Pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan Utang Luar Negeri nasional. Kami juga memastikan bahwa ULN digunakan secara optimal untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Ramdan.

Industri Obat Bahan Alam Tumbuh Pesat, Ekspor Capai USD6,3 Juta di 2024

Di tengah tekanan ekonomi global, sektor industri obat bahan alam (OBA) Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang kuat. Pada tahun 2024, nilai ekspor OBA berhasil mencapai USD6,3 juta. Kondisi ini menandakan bahwa produk berbasis herbal dan bahan alami dalam negeri masih memiliki daya saing di pasar internasional.

Tingginya semangat pelaku industri juga tercermin dalam hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025. Sub sektor farmasi, termasuk obat kimia dan tradisional (KBLI 21), tercatat mengalami ekspansi dengan nilai IKI tertinggi kedua dari 23 sektor industri pengolahan yang dianalisis.

Fasilitas House of Wellness Jadi Andalan Kemenperin Dorong Fitofarmaka

Dalam rangka mendukung ketahanan industri farmasi nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat dukungan terhadap pengembangan OBA. Salah satu langkah strategisnya adalah keterlibatan dalam Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka yang dibentuk berdasarkan Kepmenko PMK No. 10 Tahun 2024.

Salah satu institusi kunci yang turut berperan aktif adalah Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK) di Jakarta. Deputi Kemenko PMK, Sukadiono, memberikan apresiasi atas keberadaan fasilitas House of Wellness di balai tersebut. Fasilitas ini menyediakan layanan produksi OBA dengan teknologi manufaktur modern, mendukung pembuatan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang tengah diupayakan masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kepala BSKJI, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa fasilitas BBSPJIKFK telah dilengkapi perangkat untuk proses produksi mulai dari pengolahan simplisia, ekstraksi, hingga pengemasan, dengan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Sementara itu, Kepala BBSPJIKFK, Siti Rohmah Siregar, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menjajaki Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Wiralab Analitika Solusindo untuk optimalisasi penggunaan fasilitas tersebut. Kerja sama ini mengacu pada PMK No. 202 Tahun 2022 tentang pengelolaan BLU.

Sinergi Jejaring Laboratorium Perkuat Standar Mutu OBA Nasional

Tak hanya membangun fasilitas produksi, BBSPJIKFK juga turut bergabung dalam Jejaring Laboratorium Pengujian Obat Bahan Alam (JLPOBA) bersama dengan BPOM, IPB, UGM, dan sejumlah mitra lainnya. Jejaring ini bertujuan menyinergikan kemampuan laboratorium dalam pengujian mutu OBA serta menjadi wadah pertukaran informasi antar lembaga.

Data BPOM per September 2024 menunjukkan, terdapat lebih dari 15.000 produk OBA terdaftar sebagai jamu, namun hanya 77 yang berstatus obat herbal terstandar, dan baru 20 yang berhasil masuk kategori fitofarmaka. Ini menandakan potensi besar yang masih terbuka lebar dalam pengembangan kekayaan tanaman obat lokal menjadi produk unggulan nasional.

“Dengan dukungan fasilitas, standardisasi, dan jejaring laboratorium yang solid, kami berharap industri OBA lokal bisa menghasilkan produk yang terbukti khasiatnya, aman dikonsumsi, dan memenuhi standar mutu, sehingga makin dipercaya oleh masyarakat,” tutup Siti.

Selain Bisnis Online, Ini Cara Buat dapat Uang Saku Tambahan Saat Kuliah!

Buat kamu yang lagi kuliah dan merasa uang saku kadang nggak cukup buat jajan, nongkrong, atau nabung—tenang, kamu nggak sendiri. Banyak mahasiswa juga ngerasain hal yang sama. Nah, salah satu cara paling umum buat nambah uang saku emang lewat bisnis online. Tapi, gimana kalau kamu ngerasa belum cocok di dunia jualan? Nggak usah panik. Masih banyak kok cara lain yang bisa kamu coba.

1. Jadi Freelancer Sesuai Skill

Punya kemampuan desain grafis, nulis, edit video, atau bahkan coding? Itu bisa banget kamu jual jasanya! Sekarang banyak banget platform freelance seperti Fiverr, Upwork, atau Projects.co.id yang bisa kamu manfaatin. Nggak perlu nunggu lulus buat punya portofolio keren, mulai aja dari sekarang.

2. Jadi Asisten Dosen atau Peneliti

Biasanya, dosen-dosen di kampus suka butuh bantuan buat riset atau urusan administrasi. Nah, ini bisa jadi celah kamu buat kerja part-time tapi masih berhubungan sama dunia akademik. Selain dapet duit, kamu juga bisa dapet ilmu dan relasi yang nggak kalah penting.

3. Buka Jasa Les atau Bimbel

Kalau kamu cukup jago di pelajaran tertentu, kenapa nggak bantuin anak SMA atau SMP belajar? Bisa ngajarin privat di rumah, atau bahkan online. Banyak orang tua yang nyari tutor buat anaknya dan rela bayar asal anaknya bisa naik kelas atau lulus ujian.

4. Ikut Program Magang Berbayar

Sekarang banyak perusahaan yang buka lowongan magang untuk mahasiswa, dan beberapa dari mereka ngasih kompensasi uang transport atau gaji. Pengalaman kerja dapet, duit juga dapet. Win-win!

5. Jadi Admin Sosmed atau Content Creator

Kalau kamu aktif di medsos dan ngerti cara bikin konten yang engaging, ini peluang besar. Banyak UMKM yang butuh orang buat kelola akun medsos mereka. Bahkan, kalau kamu suka ngomong di depan kamera, kamu bisa jadi host live shopping atau bikin konten bareng brand.

6. Menjual Skill di Lingkungan Kampus

Coba lihat sekelilingmu. Ada banyak peluang kecil tapi cuan! Contohnya, bikin jasa print tugas, bantuin teman edit video, atau bahkan buka jasa joki desain PPT. Selama kamu bisa manfaatin skill kamu, peluang itu selalu ada.

Intinya, selama kamu punya waktu luang dan kemauan buat nyoba, nambah uang saku saat kuliah itu bukan hal mustahil. Kamu nggak harus selalu punya modal gede buat mulai. Kadang, modalnya cuma niat, konsisten, dan tahu cara manfaatin apa yang kamu bisa.

Mau mulai dari yang kecil? Gas aja dulu. Kadang hal kecil yang kamu lakuin hari ini, bisa jadi pintu besar buat masa depanmu nanti.

Panen Raya Dimulai, Petani Diuntungkan dengan Harga Gabah dari BULOG

Perum BULOG terus memperkuat perannya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui penugasan resmi dari pemerintah. Momentum panen raya April 2025 dimanfaatkan secara maksimal untuk menyerap gabah dan beras dari petani di berbagai daerah.

Per Senin (14/4/2025), total serapan BULOG sudah mencapai 1 juta ton setara beras, angka yang mencerminkan keberhasilan strategi jemput bola di lapangan. Salah satu taktik andalan BULOG adalah membentuk tim khusus yang langsung turun ke sawah untuk membeli gabah dari petani.

Tak hanya itu, BULOG juga menjalin kerja sama dengan penggilingan padi, baik skala kecil maupun besar, guna memperlancar proses pengolahan dan distribusi beras. Dukungan dari Dinas Pertanian, penyuluh lapangan, serta aparat TNI—khususnya Babinsa—menjadi bagian penting dalam mengoptimalkan titik-titik panen.

Stok CBP Tembus 2,5 Juta Ton, Gudang Mulai Penuh

Menurut Sekretaris Perusahaan BULOG, Arwakhudin Widiarso, jumlah gabah dan beras yang berhasil diserap tahun ini memperkuat posisi BULOG dalam menjaga ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Hingga pertengahan April, stok CBP sudah melebihi 2,5 juta ton.

“Di beberapa daerah, gudang kami bahkan sudah penuh. Karena itu kami menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyewa gudang tambahan demi menampung hasil serapan,” kata Arwakhudin.

Lebih lanjut ia menegaskan, panen raya adalah momen kunci yang akan terus dimaksimalkan BULOG untuk menambah cadangan nasional sesuai arahan pemerintah.

Salah satu kabar baik bagi petani adalah kebijakan harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Langkah ini disambut positif karena menjamin petani mendapatkan harga yang layak dan stabil.

“Semakin besar volume gabah yang kami serap, semakin banyak petani yang bisa menjual hasil panennya dengan harga yang menguntungkan. Ini bagian dari dukungan nyata BULOG untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Arwakhudin.

Tak hanya soal penyerapan, BULOG juga gencar melakukan sosialisasi untuk menjangkau lebih banyak petani agar terlibat dalam skema pembelian ini. Diharapkan, kolaborasi antara petani, pemerintah, dan BULOG akan semakin memperkuat pondasi pangan nasional.

Tak Lagi Sekadar Mitra, Ojek Online Bakal Diakui sebagai UMKM Resmi

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tengah menggodok perubahan besar dalam regulasi sektor usaha mikro. Salah satu poin penting dalam revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang dijadwalkan diajukan pada tahun 2026 adalah pengakuan terhadap pengemudi ojek online sebagai bagian dari pelaku usaha mikro.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa (15/4), Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa perubahan ini merupakan hasil dari serangkaian dialog intensif bersama komunitas ojek online dan berbagai asosiasi terkait.

“Kami ingin menghadirkan kebijakan yang lebih inklusif. Ojek online adalah bagian dari denyut ekonomi harian masyarakat. Karena itu, sudah saatnya mereka diakui secara resmi sebagai pelaku UMKM,” ungkap Menteri Maman.

Langkah Nyata untuk Perlindungan dan Pemberdayaan

Dengan perubahan ini, para pengemudi ojek online akan berhak atas berbagai insentif dan fasilitas yang sebelumnya hanya dinikmati oleh pelaku UMKM konvensional. Menteri Maman menyebutkan lima fasilitas utama yang akan terbuka untuk para mitra ojek online apabila masuk dalam klasifikasi pelaku usaha mikro.

Pertama, mereka berhak atas subsidi bahan bakar seperti pengusaha mikro lainnya. Kedua, akses terhadap LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram juga akan diberikan.

Selain itu, akses pembiayaan akan menjadi lebih mudah. Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), ojek online dapat memperoleh pinjaman hingga Rp100 juta dengan bunga ringan 6 persen per tahun—tanpa perlu agunan tambahan.

“Inilah bentuk nyata dari kehadiran negara untuk mendukung para pelaku ekonomi informal agar naik kelas,” ujar Menteri Maman.

Poin keempat adalah pemberlakuan tarif pajak final yang rendah. Ojek online dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun akan menikmati tarif PPh Final sebesar 0,5 persen. Terakhir, mereka juga akan mendapatkan akses pelatihan dan program peningkatan kapasitas yang selama ini rutin digelar oleh Kementerian UMKM.

Bonus Lebaran Jadi Simbol Kepedulian

Terkait bonus hari raya yang diberikan kepada mitra pengemudi ojek online menjelang Idulfitri lalu, Menteri Maman mengapresiasi langkah tersebut meskipun sifatnya tidak wajib secara hukum.

“Pemberian bonus itu adalah bentuk penghargaan dan empati. Kita serahkan sepenuhnya pada kebijakan masing-masing platform. Ini lebih pada soal hati dan kepedulian terhadap para mitra yang telah berkontribusi besar dalam menjaga kelangsungan usaha digital,” katanya.

Dengan revisi UU ini, pemerintah berharap pengemudi ojek online tak hanya diakui sebagai bagian penting dari perekonomian digital, tetapi juga mendapat dukungan nyata untuk berkembang sebagai pelaku usaha yang tangguh dan mandiri.

UMKM Wajib Tahu! Begini Peran Koperasi Biar Bisnismu Nggak Jalan Sendirian

Buat para pelaku UMKM di Indonesia, pasti nggak asing lagi dengan kata “koperasi”. Tapi, jujur aja, masih banyak yang mengira koperasi itu cuma tempat minjem duit kalau lagi kepepet. Padahal, koperasi punya peran yang jauh lebih besar dan bisa jadi penyelamat sekaligus pendukung utama buat bisnis kecil biar makin berkembang.

Tempat Modal yang Lebih Manusiawi

Salah satu masalah paling klasik bagi UMKM itu adalah modal. Mau ngembangin usaha, tapi nggak punya cukup uang. Mau pinjam ke bank, syaratnya banyak dan kadang bunganya bikin pusing. Nah, di sinilah koperasi bisa jadi solusi. Koperasi biasanya punya sistem pinjaman yang lebih ramah, baik dari segi bunga maupun syarat. Karena koperasi dikelola oleh anggotanya sendiri, jadi sistemnya lebih mengutamakan kebersamaan dan kepercayaan, bukan semata-mata keuntungan.

Koperasi nggak cuma ngurusin duit. Banyak koperasi yang juga rutin ngadain pelatihan buat anggotanya, entah itu tentang cara ngatur keuangan usaha, pemasaran, sampai digitalisasi. Ini penting banget buat UMKM yang kadang jalan sendiri dan nggak tahu harus belajar ke mana. Dengan gabung koperasi, pelaku UMKM jadi punya akses ke ilmu dan jaringan yang lebih luas.

UMKM sering kali susah bersaing karena skala usahanya kecil. Tapi kalau mereka gabung dalam koperasi, kekuatan kolektif itu bisa dimanfaatkan. Misalnya, koperasi bisa bikin program pemasaran bareng, atau punya toko bersama, bahkan bisa bikin produk UMKM lebih dikenal di pasar yang lebih luas. Ibarat kata, kalau sendirian cuma suara kecil, kalau bareng-bareng bisa jadi teriakan yang didengar.

Akses Barang dan Bahan Baku Jadi Lebih Murah

Pernah ngerasa harga bahan baku naik terus? Nah, koperasi juga bisa bantu di sini. Karena mereka bisa beli barang dalam jumlah besar, harganya pun bisa ditekan. UMKM yang tergabung di koperasi bisa dapat bahan baku lebih murah dibanding beli sendiri-sendiri. Hemat modal, untung lebih!

Di luar soal ekonomi, koperasi juga bikin pelaku UMKM ngerasa nggak sendirian. Ada komunitas yang saling bantu, saling support. Dalam situasi sulit, koperasi bisa jadi tempat curhat sekaligus cari solusi bareng-bareng.

Koperasi itu bukan lembaga jadul yang cuma buat simpan pinjam. Kalau dimanfaatkan dengan baik, koperasi bisa jadi sahabat sejati UMKM: bantu modal, kasih pelatihan, buka akses pasar, sampai bantu logistik dan bahan baku. Jadi, buat kamu pelaku UMKM yang lagi cari cara supaya usahanya bisa naik kelas, nggak ada salahnya buat kenalan lebih dalam sama koperasi.

Pariwisata Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pemerintah menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu motor penggerak utama pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Tak hanya mampu membuka lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan, pariwisata juga menjadi penyumbang devisa yang signifikan bagi negara.

Sepanjang tahun 2024, Indonesia mencatat kunjungan lebih dari 13 juta wisatawan mancanegara. Tak hanya itu, sektor ini turut mendukung penghidupan sekitar 25 juta pekerja serta menyumbangkan devisa negara hingga mencapai USD16,7 miliar.

“Momentum ini sangat tepat untuk menyatukan pandangan mengenai peran strategis pariwisata dalam mengurangi dampak gejolak global. Kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi telah memudahkan masyarakat untuk berwisata dan mengenal dunia lebih luas. Ini menjadi momen penting untuk mentransformasi arah pengembangan pariwisata ke depan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam The 37th Joint Meeting of the United Nations (UN) Tourism Commission for East Asia and the Pacific serta UN Tourism Commission for South Asia di Jakarta, Selasa (15/04).

Strategi Pemerintah Hadapi Gejolak Global

Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menyoroti risiko yang tengah membayangi perekonomian global, terutama akibat kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat. Dampak dari kebijakan tersebut diperkirakan akan mengganggu arus perdagangan internasional serta mengacaukan rantai pasok global, yang pada akhirnya menghambat laju pertumbuhan ekonomi dunia.

Menanggapi tantangan ini, Menko Airlangga menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai pilar utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah konkret pun mulai digulirkan, seperti pengembangan destinasi wisata berbasis desa, pergeseran dari konsep pariwisata massal ke arah yang lebih ramah lingkungan, serta pelibatan masyarakat lokal dalam ekosistem wisata.

“Pemerintah melihat pentingnya membangun sektor ini dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan. Pariwisata tidak boleh semata soal ekonomi, tapi juga soal pelestarian budaya dan lingkungan,” jelasnya.

Kolaborasi Internasional Jadi Kunci

Dalam forum internasional tersebut, Menko Airlangga juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama antarnegara. Menurutnya, meskipun setiap negara memiliki prioritas masing-masing, kolaborasi yang saling menguntungkan akan memperkuat ketahanan ekonomi global secara kolektif.

“Indonesia siap memperluas kerja sama dan terbuka untuk kolaborasi strategis demi memperkuat pariwisata dunia. Kami percaya, pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan hanya bisa dicapai jika kita bekerja bersama,” tegasnya.

Tak lupa, ia turut mengajak para delegasi menikmati keanekaragaman kuliner khas Nusantara serta menjelajahi berbagai produk unggulan Indonesia yang mencerminkan kekayaan budaya bangsa.

“Melalui forum ini, mari kita saling berbagi ide dan mencari solusi bersama demi memajukan sektor pariwisata global. Indonesia akan terus berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, keterlibatan masyarakat lokal, dan pertumbuhan yang merata,” tutup Airlangga.

Dengan Dukungan Tepat, Perempuan Bisa Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam penggerak roda ekonomi dan perdagangan Indonesia. Namun, menurutnya, potensi besar tersebut belum sepenuhnya teroptimalkan karena masih adanya tantangan struktural dalam kepemimpinan serta budaya kerja yang belum sepenuhnya inklusif.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Women Empowerment Conference (WEC) 2025 yang digelar di The Westin Jakarta, Senin (14/4). Konferensi kali ini mengusung tema besar “Unlock Our Potential, Shaping Our Future of Indonesia”, dengan diskusi panel bertajuk “#UnlockOurPotential in Politics and Social: Women Lead, Nations Thrive”.

Tantangan dan Peluang Partisipasi Perempuan

Wamendag Roro mengungkapkan, meski perempuan mencakup hampir setengah dari populasi Indonesia, namun tingkat partisipasi mereka di dunia kerja masih tertinggal dari laki-laki. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan, pelibatan perempuan dalam sektor formal baru mencapai 22 persen, termasuk dalam bisnis skala besar maupun digital.

“Ini menunjukkan ruang besar yang bisa kita maksimalkan, khususnya dalam sektor perdagangan dan ekonomi digital,” ujarnya. Ia mencontohkan, di platform marketplace seperti Lazada, hanya sekitar sepertiga pelaku usaha yang berasal dari kalangan perempuan.

Menurut laporan McKinsey Global Institute, penutupan kesenjangan gender di bidang ekonomi global berpotensi menambah nilai PDB dunia hingga USD 28 triliun pada 2025. Roro menilai angka ini menjadi bukti bahwa inklusi perempuan bukan hanya keadilan sosial, tetapi juga investasi ekonomi strategis.

Perempuan di Panggung Kepemimpinan

Sementara itu, keterwakilan perempuan dalam jabatan publik juga masih jauh dari target. Berdasarkan data Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination, hanya kurang dari 20 persen posisi pimpinan tinggi (eselon II) di Indonesia yang ditempati perempuan. Padahal, UU No. 7 Tahun 1984 mendorong tercapainya minimal 30 persen keterwakilan perempuan di lembaga publik.

Roro menyebut stigma dan stereotip menjadi penghambat terbesar. “Masih banyak anggapan bahwa perempuan, terutama yang muda, tidak cukup tegas atau kurang berpengalaman. Kita harus ubah persepsi ini dengan pendidikan, aktualisasi, dan dukungan kebijakan yang tepat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan umumnya bersifat partisipatif, inklusif, dan berorientasi pada hasil dengan tingkat integritas yang tinggi.

Mendorong Keterlibatan Lewat Media dan Kebijakan

Peran media juga tak luput dari sorotan. Roro menilai media massa dan media sosial sama-sama penting dalam mendorong perempuan tampil di ruang publik dan menunjukkan kapasitasnya. “Media sosial bisa menjadi alat untuk perempuan mengaktualisasikan diri, sementara media konvensional membantu menyampaikan capaian dan program strategis secara luas,” jelasnya.

Roro juga menekankan pentingnya mendorong perempuan menjadi pelaku utama ekspor melalui sektor UMKM dan ekonomi digital. Kedua sektor ini telah terbukti menjadi tulang punggung kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan pertumbuhan ekspor.

Meski masih menghadapi berbagai hambatan seperti keterbatasan akses pasar, pendanaan, serta literasi digital, Roro optimis peluang ke depan terbuka lebar berkat berbagai inisiatif yang telah digagas. Termasuk pelatihan ekspor, inkubasi bisnis, serta digitalisasi UMKM yang kini semakin mudah diakses oleh perempuan.

Komitmen Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan sendiri telah menyusun sejumlah langkah konkret untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, antara lain:

  1. Reformasi kebijakan perdagangan dengan melibatkan organisasi bisnis perempuan dalam perumusan kebijakan dan negosiasi perdagangan.

  2. Pelatihan dan inkubasi bagi pelaku UMKM perempuan, khususnya dalam kesiapan digital dan ekspor.

  3. Penguatan kepemimpinan perempuan, termasuk melalui program mentorship dan kolaborasi dengan organisasi seperti IWAPI dan KADIN.

  4. Penyediaan akses pembiayaan inklusif, termasuk pinjaman mikro tanpa agunan bagi perempuan berpenghasilan rendah.

“Dengan akses yang setara terhadap pelatihan, pembiayaan, teknologi, serta dukungan kebijakan jangka panjang, perempuan Indonesia berpotensi menjadi motor penggerak utama ekonomi masa depan,” ujar Roro.

Bisnis Masih Merangkak, Tapi Pingin Naik Haji? Ini Cara Nabungnya

Ngerintis bisnis itu memang nggak gampang. Duit kadang cuma numpang lewat, diputar terus buat stok, bayar pegawai, atau nutup operasional. Tapi di tengah sibuknya cari cuan, nggak sedikit juga yang punya mimpi besar: pingin bisa naik haji. Pertanyaannya, gimana caranya nabung kalau tiap bulan aja keuangan masih jungkir balik?

Tenang. Punya mimpi pingin naik haji bukan cuma milik mereka yang penghasilannya udah stabil. Kamu yang lagi bangun bisnis dari nol pun tetap bisa, asal pinter atur strategi dan sabar prosesnya.

Pisahkan Mimpi dari Operasional

Langkah pertama, pisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Ini penting banget biar kamu bisa lihat dengan jelas: berapa sebenarnya yang bisa disisihkan buat tabungan haji. Jangan campur aduk uang belanja, modal dagang, dan simpanan impian jadi satu rekening. Bikin satu rekening khusus tabungan haji. Biar kecil juga nggak apa-apa, yang penting konsisten.

Misalnya, dari hasil jualan tiap minggu kamu sisihkan Rp50.000. Sebulan bisa Rp200.000, setahun udah Rp2,4 juta. Tambah dari bonus lebaran, untung tambahan, atau tip dari pelanggan—lama-lama bisa juga ngumpul buat daftar haji.

Jangan Cuma Nabung di Celengan

Coba manfaatkan produk tabungan haji dari bank syariah. Banyak bank sekarang yang punya fitur nabung otomatis, jadi kamu nggak perlu repot transfer manual tiap bulan. Selain itu, tabungan ini juga udah di-setting sesuai target biaya haji, jadi kamu bisa lebih termotivasi karena lihat progress-nya.

Kalau bisa, hindari nyimpan duit haji dalam bentuk stok dagangan. Soalnya, duit bisa “nyangkut” dan susah ditarik sewaktu-waktu. Mending simpan di tempat yang aman dan nggak tergoda buat dipakai, kecuali memang darurat.

Tambah Penghasilan dari Sampingan

Lagi ngerintis usaha bukan berarti nggak bisa cari tambahan. Justru kadang dari usaha sampingan yang kecil bisa jadi jalan rezeki buat nabung haji. Coba jualan online barang pre-order, bikin jasa kecil-kecilan sesuai skill kamu (misalnya desain, bikin caption, atau jastip), atau kerja paruh waktu beberapa jam seminggu.

Setiap rupiah yang kamu sisihkan dari penghasilan tambahan ini bisa dialokasikan langsung buat tabungan haji. Nggak usah besar, yang penting rutin.

Ingat, Haji Itu Panggilan

Yang paling penting, tetap percaya kalau rezeki itu datangnya dari arah yang nggak disangka-sangka. Usaha terus, ikhtiar terus, dan jangan lupa doa. Banyak banget cerita orang yang bisa berangkat haji padahal penghasilannya pas-pasan. Kuncinya satu: niat yang kuat dan usaha yang konsisten.

Jadi, walaupun kamu lagi di fase ngerintis bisnis dan belum stabil 100%, bukan berarti harus menunda mimpi naik haji. Justru dari sekaranglah waktu yang tepat buat mulai. Mulai kecil, mulai dari yang kamu punya, dan nikmati prosesnya.

Siapa tahu, di tengah jalan kamu justru dikasih rezeki besar yang mempercepat jalanmu ke Tanah Suci.

Di World Expo Osaka 2025, Indonesia Pamerkan Pariwisata dan Wastra Nusantara

Indonesia kembali menunjukkan kiprahnya di panggung internasional melalui partisipasinya dalam ajang bergengsi World Expo 2025 Osaka yang resmi dibuka pada 13 April dan akan berlangsung hingga 13 Oktober 2025. Kehadiran Indonesia dalam perhelatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan jati diri bangsa, memperkuat daya saing global, memperluas jejaring mitra internasional, sekaligus mempromosikan potensi pariwisata Tanah Air ke dunia.

Dalam pameran berskala dunia ini, Indonesia menghadirkan Paviliun dengan tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”. Tema tersebut menekankan pentingnya membangun kehidupan yang seimbang antara manusia, alam, dan budaya sebagai fondasi menuju masa depan yang berkelanjutan.

Paviliun Indonesia: Perpaduan Estetika, Nilai Luhur, dan Kesadaran Lingkungan

Mengusung filosofi Tri Hita Karana, konsep Paviliun Indonesia dibangun atas prinsip harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, sebagai koordinator utama partisipasi Indonesia, menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga lain guna menghadirkan berbagai program pendukung seperti seminar, lokakarya, hingga forum bisnis.

“Melalui paviliun ini, kami ingin menghadirkan pengalaman imersif tentang Indonesia yang kaya akan budaya, keindahan alam, dan tradisi kesehatan yang telah diwariskan turun-temurun,” ujar Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana saat menghadiri Press Preview di Yumeshima Island, Osaka, pada Rabu (9/4/2025).

Lebih dari sekadar pameran, World Expo Osaka ini menjadi panggung untuk memamerkan keunggulan pariwisata Indonesia, terutama di sektor wellness tourism yang saat ini tengah berkembang pesat secara global. Partisipasi aktif Indonesia juga sejalan dengan program unggulan Kemenparekraf bertajuk “Pariwisata Naik Kelas”, yang bertujuan menciptakan destinasi wisata berkualitas dan berdaya saing internasional.

Pada partisipasinya di bulan Mei mendatang, Kemenparekraf akan membawa 15 pelaku industri dari sektor resort, spa, hingga konsultan wisata untuk mengikuti rangkaian business matching dan promosi.

Tak ketinggalan, sentuhan budaya turut dihadirkan melalui lantai khusus bertajuk “Traditional Textiles: Sailing Through Colors” yang menampilkan keindahan Wastra Nusantara. Pengunjung Paviliun Indonesia akan dimanjakan dengan ragam kain tradisional dari berbagai daerah, yang menjadi simbol kekayaan warisan budaya bangsa.