Mungkin suatu hari nanti Selebgram bisa menjadi sebuah cita-cita
Berempat.com – Kehadiran media sosial saat ini bukan hanya sebagai penyambung tali silaturahim, tetapi juga sebagi wadah mencari popularitas hingga pendapatan tambahan. Fakta ini tak bisa ditampik seiring munculnya istilah Selebgram (Selebriti Instagram), salah satunya, yang disematkan kepada pengguna Instagram dengan jumlah pengikut (follower) mencapai ribuan hingga jutaan.
Ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa memiliki banyak pengikut. Kreativitas konten yang diunggah, keseruan konten, hingga ‘sosok’ pemilik akun Instagram itu sendiri juga bisa menjadi faktor mengapa orang senang mengikuti berbagai aktivitasnya.
Karin Novilda atau yang lebih dikenal dengan Awkarin ini menjadi salah satu nama beken yang besar di Instagram dan menjadi fenomenal. Beberapa nama lain seperti Anya Geraldine, Baby Moonella hingga Ria Ricis pun bermunculan sebagai influencer di Instagram.
Banyaknya jumlah pengikut yang dimiliki rupanya tak hanya bisa menjadikan seseorang terkenal di jagat maya, tapi juga membawa peluang mendaulat seseorang menjadi influencer. Endorse pun muncul sebagai budaya baru dalam memasarkan produk dengan memanfaatkan ketenaran seseorang di media sosial. Namun, saat ini endorse paling lekat pada pengguna Instagram.
Tak heran bila para Selebgram ini kemudian mematok harga tersendiri untuk tarif endorse. Untuk Awkarin, di beberapa media menyebutkan tarif endorse yang dipatoknya di kisaran Rp 2 juta per unggahan. Sementara untuk Anya Geraldine lebih murah di kisaran Rp 700 ribu, kemudian Ria Ricis yang bisa menyentuh angka Rp 4 juta-Rp 5 juta. Ada juga Baby Moonella yang mematok tarif sekitar Rp 3,5 juta, dan Alfy Saga dengan tarif Rp 3 juta.
Itu untuk sekali unggahan saja, bila dikalkulasikan dalam satu bulan selalu ada satu produk yang di-endorse, maka bisa dibayangkan berapa banyak uang yang bisa dikumpulkan oleh para Selebgram tersebut.
Maka tak salah bila kemudian banyak yang melirik Selebgram sebagai peluang baru untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Entah sebagai sumber pemasukan utama maupun sebagai sampingan. Bahkan tak sedikit kalangan artis yang ikut menerima jasa endorse di Instagram hingga ada yang benar-benar banting setir aktif di Instagram.
Mengapa Menjadi Selebgram Bisa Menggiurkan?
Sebuah riset pernah dilakukan oleh SociaBuzz.com pada akhir 2017 silam. Dalam laporan risetnya yang bertajuk The State of Influencer Marketing 2018 in Indonesia: Kupas Tuntas Tren Pemasaran Endorse, influencer marketing—Selebgram termasuk di dalamnya—merupakan pilihan kedua (65,1%) bagi marketer maupun pemilik bisnis untuk digunakan dalam memasarkan produknya. Sementara pilihan pertama jatuh pada social media marketing dan content marketing dengan persentase yang sama (69,9%).
Namun, menurut Menurut CEO & Co-Founder SociaBuzz.com, Rade Tampubolon melalui keterangan resmi yang diterima Berempat.com beberapa waktu lalu, influencer marketing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan cara pemasaran digital lainnya. Salah satu faktornya adalah promosi yang dilakukan oleh orang-orang dengan banyak pengikut lebih mudah dipercaya, diikuti dan disuka oleh pengikutnya. Sebab itu, segala pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima.
Dalam laporannya, SociaBuzz.com juga mengungkap bahwa Selebriti Internet menjadi yang paling pertama dipilih oleh marketer dengan persentase 59%. Bahkan angka persentase tersebut jauh dari kalangan artis yang berada di posisi dua dengan persentase 22,9%. Itu berarti kalangan yang murni terkenal dari media sosial seperti Selebgram lebih diminati ketimbang artis yang namanya sudah lebih dulu tenar di layar kaca.
Selain itu, di antara media sosial populer, Instagram (98.8%) menjadi media sosial paling tinggi yang dipilih. Urutan kedua diisi YouTube (41,0%), dan posisi ketiga diisi Blog (28,9%). Hal ini tentu bisa menjadi acuan mengapa Selebgram menjadi incaran pertama para marketer dan pemilik bisnis untuk diajak bekerja sama. Sekaligus sebagai gambaran bila menjadi Selebgram bisa mendatangkan cuan yang cukup menjanjikan.
Dipilihnya para Selebgram sebagai sarana untuk memasarkan produk tentu tak terlepas dari efek yang dirasakan oleh para klien. Seperti yang tergambar pada hasil riset, sebanyak 83% responden pun merasa bahwa Selebgram sangat efektif dalam strategi pemasaran digital.
Senada dengan hasil riset tersebut, salah satu pengusaha camilan yang pernah menggunakan jasa Selebgram, Gally Marciano mengaku merasakan efek pada penjualan produknya.
“Penjualan waktu itu (2015) sih lumayan ya, (naik) 20-50 persen mah ada,” ungkap Owner Capsul Crunch ini saat dihubungi Berempat.com, Rabu (14/3).
Hal senada pun diutarakan oleh Head of Digital Strategy Sun Life Financial Indonesia, Hera Laxmi Devi. Ia menuturkan bahwa influencer marketing merupakan salah satu instrumen penting dalam menjalankan promosi atau kampanye merek.
“Karena sifatnya yang soft selling dan bersifat persuasif, serta dapat memengaruhi audiens dengan cara yang halus. Influencer marketing bisa lebih efektif dibanding iklan berbayar yang hard selling,” terangnya.
Namun sedikit berbeda pendapat, Owner Zonk Snack yang tak ingin disebutkan namanya justru mengaku tak terlalu merasakan dampak dari penggunaan selebgram ke penjualan maupun peningkatan followers.
“Untuk naikin followers sih mungkin iya, tapi gak berdampak banget, (tambah) 10 juga lumayan. Pengaruhnya adalah brand awarness sebenarnya kalau kita endorse. Karena orang jadi percaya sama produk kita, karena mungkin bisa dibilang sudah direkomendasikan oleh si selebgram itu,” ungkapnya.
Tapi, dari beberapa pernyataan di atas bisa disimpulkan bila keberadaan selebgram saat ini memang sudah dibutuhkan oleh para marketer maupun pemilik bisnis, baik untuk menaikkan jumlah pengikut Instagram dan penjualan, atau sebagai upaya brand awarness.
Tak heran bila beberapa merek bahkan mengalokasikan dana khusus untuk menggunakan jasa Selebgram antara Rp 100 juta-Rp 500 juta dalam setahun. Besarnya anggaran tersebut tak terlepas dari seringnya sebuah merek menggunakan Selebgram lebih dari sekali. Karena memang menggunakan jasa Selebgram tak cukup sekali, melainkan sama seperti beriklan di televisi; perlu dilakukan terus menerus.
Hal itu seperti yang dituturkan oleh Marketing Communication Blibli.com, Nicky Sebastian. Ia beranggapan bahwa menggunakan jasa influencer marketing harus terus menerus dilakukan karena bukan sesuatu yang instan.
“Anda tidak dapat melakukan kolaborasi instan yang dapat membawa dampak signifikan terhadap produk atau merek,” terang Nicky.
Alasan Selebgram Lebih Dipilih Ketimbang Artis
Menurut Rade, hasil riset tersebut membuktikan bahwa ketenaran seseorang bukan lagi hal utama yang dipertimbangkan untuk menjadi bintang endorse.
“Sekarang marketer bisa memilih influencer dengan karakteristik dan keunikan tertentu, sesuai dengan strategi komunikasi dan pemasaran yang ingin dijalankan,” terangnya.
Marketer lebih memilih Selebgram karena empat faktor utama, yakni tingkat interaksi dengan pengikut (69,9%), karakter atau gaya hidup yang sesuai dengan brand image (53%), jumlah followers (50,6%), kualitas konten (47%), dan kelima pertimbangan lainnya (2,4%).
SociaBuzz.com melakukan riset kepada 83 responden yang berkecimpung di bidang marketing, 70% responden berasal dari merek atau klien besar, 18% dari pihak agency, 8% dari kalangan start-up, dan 4% dari pemilik online shop.