Kiat Mempercepat Balik Modal

0
784
BEP Cepat (dok bisniswaralaba.id)
Pojok Bisnis

Pada dasarnya inti dari menjalankan usaha adalah mendapatkan untung yang besar dan modal yang telah dikeluarkan kembali dalam waktu yang singkat. Dalam konsep waralaba, memang telah diberikan perkiraan kapan balik modal baik itu untuk BEP (titik impas) maupun ROI (balik modal) di mana disebutkan kisaran omset yang harus dicapai agar bisa sesuai dengan perkiraan tersebut.

Namun dalam prakteknya hal tersebut hanya bisa diterapkan sekitar 70-80% saja, karena kenyataan yang ada di lapangan sedikit berbeda dengan teori yang dijelaskan Pewaralaba (pemilik brand Waralaba).

Dalam menjalankan usaha dengan sistem waralaba, sudah dijelaskan cara menjalankan bisnis melalui training yang diberikan oleh Pewaralaba. Di samping itu juga ada beberapa Pewaralaba yang memang memberikan support penuh kepada Mitranya dalam bentuk promosi melalui iklan baik di media masa dan juga sarana lain yang dimaksudkan agar gerai yang dimiliki Mitra bisa dikenal oleh masyarakat.

Selain itu keuntungan bergabung dalam usaha dengan sistem waralaba adalah memiliki sistem manajemen yang sudah tertata dan sudah teruji karena memang syarat untuk memawaralabakan suatu usaha adalah usaha tersebut sudah berjalan paling tidak tiga tahun.

Top Mortar gak takut hujan reels

Karena sistem yang dibutuhkan sudah dipahami, tinggal bagaimana cara kita agar bisa memiliki omset yang bagus dalam menjalankan usaha. Dalam hal ini terdapat dua cara, pertama, sistem pemasaran yang lebih intensif sesuai dengan standar operasional (SOP) dari pihak Pusat.

Saat ini sedang dikenal istilah gerilya marketing, di mana untuk memasarkan produk dari waralaba tersebut kita mengambil langkah yang sedikit berbeda dari yang diterapkan Pewaralaba, yakni dengan memiliki tim marketing bayangan dengan sistem jaringan. Hanya saja yang kita lakukan ini tidak memberikan efek yang negatif untuk perkembangan usaha, melainkan bisa memberikan nilai lebih tanpa perlu konfirmasi dengan Pewaralaba. Untuk hal ini tidak akan kita bahas di dalam forum ini.

Kedua, optimalisasi biaya operasional, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bagaimana penggunaan dana agar lebih efektif namun efisien, jangan sampai ada kebocoran dana. Misalkan, waralaba makanan pasti membeli bahan baku langsung kepada Pewaralaba, apabila bahan baku tersebut untuk membuat produk yang kurang diminati oleh pasar maka jangan membeli dalam jumlah besar. Begitu juga dengan mesin, daya tahan mesin sudah ada takarannya, jika dalam setahun masih bisa bekerja maksimal, tidak perlu membeli mesin meskipun untuk cadangan bila sewaktu-waktu rusak.

Perhatikan jumlah karyawan, apakah sesuai dengan pendapatan yang dicapai atau tidak. Jangan gunakan shift berlebihan karena secara otomatis jika jumlah shift bertambah maka jumlah karyawan juga akan bertambah menyesuaikan jumlah shift yang dirancang.

Perhitungkan dana seefisien mungkin, untuk 6 bulan pertama keuntungan bersih yang didapat, dalam hal ini sudah lepas dari semua biaya operasional serta pembayaran royalty. Sisihkan sebanyak 10-20% dana keuntungan bersih yang didapat dalam bentuk uang tunai, dan secara bertahap dengan berkembangnya jumlah pelanggan tingkatkan besaran dana yang disisihkan. Sebab di kemudian hari, saat ada risiko yang timbul atau perubahan kebijakan dari Pewaralaba yang mengharuskan pengeluaran dana tidak terduga maka kita sudah siap menghadapi hal tersebut.

Dengan adanya perncanaan yang matang di atas diharapkan usaha waralaba Anda akan semakin berkembang dan tentu balik modal usaha akan semakin cepat. Selamat mencoba, semoga sukses!

 

oleh: Mike Rini Sutikno, Finacial Planner

Mike Rini&Asociates

Financial Planning&Education

One Pacific Place 15th Floor, Sudirman Central Business District

Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190

 

Website : www.mredu.net

 

 

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.