Strategi Menyetok Barang dengan Modal Minim dan Kiat Menggaet Pelanggan

0
1515
Ilustrasi pelanggan sedang berbelanja di Giant. (Katadata.co.id)
Pojok Bisnis

 

Untuk meningkatkan persediaan produk secara lengkap dengan modal minim bisa dimulai dengan membangun kepercayaan supplier atau produsen dari produk yang Anda jual. Sudah sangat umum jika para distributor besar atau produsen pakaian tidak begitu saja memberikan kepercayaan kepada para pedagang baru.

Mereka tentu ingin melakukan transaksi dengan aman yaitu “ada uang ada barang” artinya jika Anda memiliki uang sebanyak Rp 1 juta, maka Anda akan mendapatkan barang senilai Rp 1 juta pula. Nah, sekarang yang ingin dikejar adalah bagaimana caranya agar kita punya uang Rp 1 juta namun bisa memiliki persediaan barang senilai Rp 10 juta. Ini yang harus diperjuangkan.

Oke, sekarang begini saja. Menurut saya, Anda jangan terburu-buru untuk bisa mendapatkan barang yang lebih banyak dari uang yang Anda setorkan. Saran saya bertahap saja Anda membangun kepercayaan. Caranya, jika Anda mempunyai uang  Rp 1 juta, maka tahap awal Anda ambil dulu barang senilai Rp 250 ribu. Usahakan barang senilai Rp 250 ribu itu cepat terjual.

Top Mortar gak takut hujan reels

Kemudian Anda ambil lagi barang senilai Rp 300 ribu dan usahakan cepat terjual, setelah itu naikkan lagi menjadi Rp 350 ribu, Rp 400 ribu, Rp 450 ribu dan seterusnya sehingga akan muncul kesan bahwa usaha Anda trennya meningkat (terus menaik) dan secara psikologis ini akan menumbuhkan kepercayaan distributor atau produsen Anda.

Pada saat usaha Anda terlihat terus meningkat, besar kemungkinan distributor atau produsen akan mencoba menawarkan Anda jumlah barang yang lebih besar nilainya daripada uang yang Anda setorkan. Misalnya, uang Anda Rp 300 ribu, maka distributor atau produsen akan menawarkan Anda barang senilai Rp 600 ribu.

Saran saya jangan buru-buru diambil semua. Ambil saja barang senilai Rp 350 ribu. Jika sudah laku Anda bisa ambil lagi dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu, kemudian Rp 150 ribu, Rp 200 ribu dan seterusnya. Saya yakin jika cara ini yang Anda lakukan maka kepercayaan distributor atau produsen kepada Anda akan semakin besar. Jadi saran saya jangan terburu-buru mendapatkan barang banyak dengan uang sedikit dan kemudian kita tidak bisa menjualnya dengan cepat.

Untuk menarik pembeli agar terus menjadi pelanggan, yang pertama harus dilakukan adalah memperlakukan setiap orang yang datang (baik itu sekadar bertanya atau memang berniat untuk membeli) seperti pelanggan lama. Hal ini biasanya jarang dilakukan orang. Banyak pedagang yang bersikap dingin, curiga atau cuek dengan orang-orang baru yang belum dikenalnya, terlebih dengan orang yang datang hanya untuk bertanya alamat orang lain atau sekadar menukarkan uang di tempat kita.

Menurut saya sikap ini sangat rugi, karena orang mau datang ke tempat kita (apapun tujuannya) saja kita harusnya sudah bersyukur karena di tempat lain mungkin untuk menarik orang untuk datang saja susah. Ketika ada orang-orang baru yang datang dan kita bisa memperlakukan mereka seperti pelanggan-pelanggan lama, maka mereka pun pasti akan menjadi pelanggan kita di kemudian hari.

Langkah selanjutnya adalah mengikat hati pelanggan. Anda bisa menggunakan pola akumulasi nota. Misalnya nota yang terakumulasi senilai Rp 1 juta akan mendapatkan potongan harga senilai 10%, ini akan membuat pelanggan menjadi terikat dengan kita. Menurut saya pemberian diskon sedikit-sedikit tapi sesuai momentum akan lebih baik dibandingkan dengan diskon besar yang dilakukan sepanjang waktu.

Jadi setiap bulan Anda cari momentum untuk pemberian diskon tersebut. Dan luncurkan diskon tersebut pada momen yang tepat dengan waktu yang terbatas. Misalnya, diskon 10% hanya berlaku hingga pukul 12 siang ini !!! itu akan lebih terasa menarik.  Semoga sukses.

 

Diasuh Oleh: Ariyanto MB,

Direktur GSP Solution

Email: ariyanto_mb999@yahoo.com

 

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.