Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Tips & Trik Bangkit dari Usaha yang Mengalami Pailit

Bangkit dari Usaha yang Mengalami Pailit

0
Atasi usaha bangkrut (dok jurnal.id)

Kondisi bangkrut akan sangat terkait dengan kemampuan usaha dalam menjamin pembayaran pinjamannya. Kebangkrutan itu secara sederhana adalah ketika jumlah total kewajiban Anda lebih besar daripada jumlah total harta Anda. Akibatnya jumlah harta yang ada tidak lagi cukup untuk meng-cover jumlah hutang.

Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan ratio hutang dibandingkan harta, atau debt to asset ratio. Angka ratio semakin kecil menunjukkan tingkat coverage harta terhadap kewajiban hutang semakin baik.

Angka ratio semakin besar menunjukan tingkat coverage harta terhadap hutang semakin lemah. Angka ratio = 0, berarti tidak ada kewajiban hutang yang harus di-cover oleh harta. Sementara angka ratio lebih besar dari > 1, menunjukkan jumlah hutang lebih besar dari harta, dalam kondisi seperti ini seseorang atau keluarga bisa dikatakan bangkrut alias jatuh miskin. Anda benar-benar harus melakukan rasionalisasi anggaran usaha.

Disini penghematan sampai pemangkasan pos-pos pengeluaran adalah langkah-langkah efektif yang harus segera dijalankan.

Adapun yang terjadi saat ini usaha Anda memiliki beban hutang ke suatu Bank, dengan cicilan sejumlah tertentu. Pada dasarnya beban cicilan hutang tidak boleh melebih dari 1/3 kali penghasilan / omset usahanya. Sehingga untuk membayar cicilan hutang sebesar itu paling tidak omset usaha perbulan adalah 3 kalinya cicilan hutang usaha. Sisa omset usaha setelah dikurang cicilan Bank bisa digunakan untuk membiayai operasional usaha.

Dengan demikian jika Anda kesulitan membayar cicilan hutang bank, kemungkinan disebabkan dua hal yaitu :

Pertama. Omset usaha tidak mencapai jumlah yang cukup, sehingga usaha kekurangan dana untuk membayar cicilan hutang. Untuk mengatasinya tentu diperlukan peningkatan penjualan, karena itu melakukan perbaikan harus dari berbagai sisi.

Misalnya persaingan usaha ketat, Anda harus lihat dulu pesaing Anda yang laris. Perhatikan apa yang membuat mereka lebih laris dari Anda? Apakah pelayanannya lebih cepat, tempatnya lebih bersih, senyum sapanya lebih ramah, produknya lebih beragam dan selalu trendi, harganya lebih bersaing, atau mereka lebih gencar berpromosi. Ingat tanpa promosi tak ada yang mengenal usaha Anda. Nah perbaiki hal-hal ini sehingga Anda bisa menggaet pelanggan-pelanggan baru.

kedua, Biaya-biaya operasional usaha bisa jadi tidak efisien sehingga banyak menghabiskan omset usaha, akibatnya kekurangan dana untuk membayar cicilan hutang. Biaya operasional usaha ada dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap : a) Biaya tetap seperti listrik, telpon, gaji karyawan. Penghematan biaya tetap bisa dilakukan misalnya untuk karyawan tidak semua full digaji, untuk stylish bisa diberikan uang makan + bagi hasil ; b) Biaya tidak tetap seperti promosi, bahan baku kosmetik, jadi biaya ini besar kecilnya tergantung seberapa besar produksi.

Penghematan bisa dilakukan dengan melaksanakan promosi berbiaya rendah, juga pembelian bahan baku betul-betul disimpan sejumlah kebutuhan saja, tidak perlu melakukan persediaan barang dalam jumlah banyak.

Selanjutnya untuk memperbaiki kondisi tunggakan beban hutang yang membengkak, maka tindakan mengurangi jumlah cicilan hutang dengan cara pembayaran rutin dapat dilakukan. Pertama-tama Anda harus  hitung dulu kondisi rata-rata omset usaha saat ini, kemudian alokasikan seperti misalnya untuk cicilan hutang bank. Contoh, omset usaha saat ini Rp 10 juta, maka cicilan hutang Rp 3 juta.

Sedikit simulasi, jika asumsi bunga KPR 15% pa, plafon kredit Rp 450 juta, jangka waktu cicilan 10 tahun, maka cicilan perbulan Rp 7.260.073. Nah cicilan bulanan sebesar itu tentunya terlalu berat jika omset usaha hanya Rp 10 juta kan. Kemungkinan Anda harus memperpanjang jangka waktu cicilan menjadi 15 tahun atau meminta diskon bunga.

Jadi jika Anda  ingin memperbaiki kondisi hutang dan tetap ingin mempertahankan usaha, maka harus disesuaikan antara kemampuan Anda membayar, yaitu dialokasikan 1/3 saja dari omset usaha riil. Saran saya jika Anda memiliki asset seperti mobil, motor, emas, bisa dipertimbangkan untuk dijual dan hasilnya bisa digunakan untuk melunasi sejumlah tertentu dari saldo hutang sekarang, sehingga sisa hutang menjadi lebih kecil, cicilannya juga lebih ringan.

Negosiasi dengan bank yang bersangkutan pasti diperlukan agar Anda tetap mampu membayar pinjaman. Yang pasti Anda perlu menjaga reputasi Anda sebagai debitur yang kooperatif, sehingga di kemudian hari hubungan baik dengan bank tentunya terus berlanjut.

Cara lain adalah mengundang teman-teman yang mau menanamkan modal dalam bisnis Anda.  Namun perlu diinformasikan secara terbuka mengenai kondisi hutang usaha, agar mereka tidak merasa ditipu. Presentasikan potensi bisnis Anda dan bagaimana bisnis tersebut dapat menguntungkan investor.

Modal yang ditanam investor akan diputar untuk operasional usaha, dan hasil usaha 1/3 nya digunakan untuk membayar cicilan, dan sisanya digunakan untuk bagi hasil ke investor. Tentunya banyak yang harus Anda benahi, namun dengan disiplin dan konsistensi, mudah-mudahan masalah hutang usaha dapat diperbaiki secara bertahap.

 

oleh: Mike Rini Sutikno

Financial & Business Advisory

Mitra Rencana Edukasi

Email   : mike@mre.co.id

www.mre.co.id

Twitter :

@mikerini_MRE

@mreindonesia

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version