Untuk memulai usaha sebaiknya fokus lebih dulu pada bidang mana yang paling cocok dengan kondisi kita. Bisnis ibarat suatu pasangan hidup, yang harus kita pilih dengan hati-hati karena setelah dipilih jangan kemudian “menceraikan” begitu saja. Ingat, begitu kita sudah masuk ke suatu bisnis, tidak mudah untuk keluarnya karena beberapa sumberdaya sudah menjelma menjadi barang modal.
Misalnya kalau kita tertarik bisnis kuliner maka tentu dana kita telah digunakan untuk membeli wajan, piring, alat-alat penggorengan, dan sejenisnya. Nah, jika kemudian kita beralih ke bisnis laundry tentu barang-barang modal ini berbeda dengan bisnis laundry seperti mesin cuci.
Lalu bagaimana memilih jenis bisnis yang akan ditekuni. Ada beberapa pertimbangan. Pertama, kita lihat dari segi pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang kita miliki. Sebagai contoh, ada relasi saya yang pernah bekerja sebagai stylist atau pemangkas rambut di salon.
Dia merasa sudah memiliki banyak relasi dan keahlian memangkas rambut. Akhirnya, ia putuskan untuk keluar dari salon tempatnya bekerja dan membuka salon pangkas rambut sendiri. Usahanya cukup berhasil karena pelanggan yang pernah dipotong rambutnya akhirnya mencari dia untuk memangkas rambut di salon miliknya.
Kedua, pikirkan akses supplier atau pemasok mana yang sudah kita miliki atau akan dengan cepat dan mudah bisa kita peroleh. Kalau kita sudah memiliki pemasok yang mau memasok barang dagangan, terlebih mau menitipkan ke kita, maka bisnis kita lebih mudah dijalankan.
Sebagai contoh kita punya relasi yang memproduksi kaos-kaos. Nah, kita bisa mengajak kerjasama untuk menitip barang dagangannya ke kita, katakan 50 kaos. Kita akan bayar kalau terjual. Cara titip jual ini juga memperkecil resiko dan modal kita yang terbatas.
Ketiga, lihat hobi Anda. Beberapa jenis bisnis yang kita pilih sangat bagus kalau sejalan dengan hobi kita. Orang yang suka memasak, sangat bagus jika berbisnis kuliner. Kalau orang memiliki hobi ikan hias, akan bagus juga jika dia tertarik menjual ikan hias.
Mengapa ini penting? Karena kalau sesuai dengan hobi, orang akan termotivasi menjalankan, merawat bisnisnya, dan memiliki semangat untuk menjalankannya sebagai suatu kesenangan. Jadi sangat ideal jika hobi menjadikan bisnisnya.
Keempat, pikirkan kecocokan jenis bisnis dengan sifat atau kondisi diri Anda. Artinya, beberapa jenis bisnis memiliki resiko yang lebih besar, atau komitmen lebih besar dari yang lain.
Sebagai contoh kalau Anda merupakan orang yang terbatas waktunya maka pilih bisnis yang mudah didelegasikan ke orang lain. Misalnya laundry yang bisa dipekerjakan dengan karyawan.
Untuk menjalankan bisnis secara sukses tentu dibutuhkan semangat dan sistem kelola yang bagus. Tentu saja kiat-kiat dibutuhkan menyangkut pengelolaan dari segi pemasaran dan juga efisiensi produksi. Anda harus mampu menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan dan membuat mereka membeli lebih banyak.
Dari segi operasional, Anda perlu melakukan efisiensi guna menekan biaya. Kalau ini dilakukan maka bagian profit yang akan diperoleh semakin meningkat.
Jadi, silakan dipertimbangkan keempat hal di atas dan sembari berdoa untuk mendapat penyertaan Tuhan dalam memulai bisnis Anda. Selamat menjadi pebisnis baru yang sukses!
oleh: Istijanto Oei, MM, MComm.
Pelatih dan konsultan bisnis prasetiya Mulya,
Penulis buku: “Jurus-jurus sakti Wirausaha” & “Rahasia Sukses Toko Tionghoa”
Email: Istijanto@hotmail.com,