Mengapa orang kaya semakin kaya?, demikian petikan kata yang cukup menarik disimak menjadi pengantar dari buku Kubik Leadership karya Jamil Azzaini, CEO Kubik Leadership dan juga Founder Akademi Trainer. Dalam buku ini dikupas tuntas bagaimana seorang sukses. Beberapa di antaranya harus memiliki expert, aset, epos. Tanpa ketiganya, jangan berharap Anda menjadi sukses. Berikut sekilas bocorannya.
Kehidupan ini berpola, orang-orang yang sangat sukses pun punya pola. Dan saya sangat yakin bahwa pola yang paling mendasar (pondasi) kesuksesan adalah formula perkalian antara expert, aset, dan epos. Saat seseorang ingin sukses, ia wajib memiliki expertise (keahlian) yang melekat pada dirinya. Keahlian itu terus diasah hingga banyak orang mengakui keahliannya.
Selain itu, ia juga mengoptimalkan semua aset diri yang telah Allah swt berikan kepadanya. Aset fisik atau metafisik dioptimalkan dengan kerja keras. Aset kecerdasan (otak) dioptimalkan dengan kerja cerdas dan aset hati dioptimalkan dengan kerja ikhlas. Tidak cukup hanya itu, mereka pun memperbanyak perbuatan baik (energi positif: epos) kepada banyak orang di sekitarnya.
Tanpa expert, aset, epos jangan berharap Anda menjadi sukses. Ini adalah pondasi dasar, kudu atau wajib ada pada diri orang yang ingin sukses. Jadi silahkan renungkan, apakah keahlian Anda? Apakah Anda sudah terbiasa bekerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas? Apakah memperbanyak epos sudah menjadi habit Anda? Apabila Anda ingin mendalami hal ini, baca buku Kubik Leadership (Gramedia)
Dari berbagai literatur yang saya baca dan juga pengamatan serta diskusi saya di banyak negara dari empat benua yang saya kunjungi, ternyata kesuksesan khususnya dalam hal kekayaan itu bisa dipercepat dan juga bisa terus dipertahankan. Hasil studi litaratur, pengamatan dan diskusi, saya rangkum dalam tulisan berikut ini, Mau Lanjut? Orang-orang yang kaya dan semkin kaya serta mampu mempertahankannya setidaknya memiliki beberapa ciri.
Pertama, fokus kepada solusi. Saat masalah menimpa dirinya, orang sukses selalu mencari berbagai solusi atas permasalahan tersebut. Mereka tidak mencari kesalahan, kelemahan pihak lain, apalagi sibuk mencari kambing hitam. Mereka sibuk mencari solusi, itulah yang membuat mereka tidak kehabisan akal.
Sementara saat masalah menimpa orang lain, dia akan berusaha mencari solusi untuk orang tersebut. Solusi yang ditawarkan menjadi bisnis baru bagi orang sukses tersebut. Mereka memiliki mindset “bagi orang masalah, bagi kami rupiah.” Dengan mindset inilah kekayaan mereka semakin berlimpah. Silakan perdalam pembahasan tentang fokus kepada solusi ini di buku Secrets of the Millionaire Mind yang ditulis oleh T. Hary Eker.
Kedua, bersahaja dan humble. Pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang terlihat biasa saja ternyata dia kaya raya? Saya sudah sering bertemu dengan orang semacam ini. Orangnya tampak biasa saja, saat kenal lebih jauh ternyata konglomerat. Mereka mampu mengumpulkan banyak uang dengan cepat, setelah terkumpul mereka investasikan, sedekahkan dan sebagian kecil untuk membiayai kehidupannya.
DNA mereka, dna orang gaya. Tidak mudah pamer, apalagi pencitraan di social media. Kata sebagian mereka “biasanya yang kesohor, hidupnya sering tekor”. Bagi mereka naik pesawat bisnis bisa, tapi naik kelas ekonomi juga biasa. Makan di restoran mewah tahu tata kramanya, tidak canggung makan di warteg atau warung tenda. Mereka bisa diajak diskusi oleh orang pintar, tetapi bisa ngobrol santai saat ngobrol dengan orang jalanan.
Thomas J Stanley dan William D. Danko, mempertegas hal ini dalam bukunya The Millionaire Next Door. Hati-hati, ada orang kaya raya di sebelah pintu Anda. Mereka tidak memamerkan kekayaannya namun mereka sungguh kaya raya dimana kekayaannya bisa diturunkan ke generasi berikutnya.
Sebenarnya masih ada beberapa ciri lagi, tapi saya sudah ditunggu rekan bisnis untuk diskusi. Semoga manfaat ya, silakan dishare bila dirasa menginspirasi.
Salam SuksesMulia