Dalam memulai usaha gagal itu hal biasa dan banyak dialami pengusaha lainnya. Jangan hal ini membuat Anda takut memulai usaha lagi. Untuk memulai bisnis lagi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, menyangkut modal yang sudah dimiliki saat ini. Kalau dicermati pak Gozali pernah membuka bisnis kuliner. Mungkin masih banyak alat atau piranti kuliner yang dimiliki seperti kompor, alat-alat memasak, piring, dan sejenisnya. Kalau ini bisa kita manfaatkan lagi tentu akan meminimalkan modal usaha.
Untuk itu yang perlu dipikirkan apa penyebab bisnis kuliner sebelumnya gagal alias tidak laku. Apakah kualitas makanan yang dijual masih buruk saat itu? Adakah nilai lebih atau diferensiasinya? Apakah lokasi yang dipilih sudah tepat? Apakah layanannya buruk waktu itu, seperti lambat?
Kalau jawabannya ya, maka kita masih memiliki peluang untuk memulai lagi dengan perbaikan. Misalnya membuat menu yang berbeda dan rasanya sungguh enak. Atau, memilih lokasi yang pasarnya sudah jelas dan potensinya besar.
Misalnya membuka kuliner di sekolahan atau kampus. Membuka kantin atau kuliner di dalam sekolahan, kampus, kantor, atau rumah sakit, memiliki pasar yang besar. Kalau ini dimungkinkan maka bisa dilakukan bisnis kuliner kembali.
Kedua, jika pak Gozali sudah tidak tertarik dengan bisnis kuliner maka bisa memilih bisnis baru. Dalam memilih suatu bisnis, pertimbangkan tentang potensi pasar, pilih jenis bisnis yang sesuai dengan minat kita, pengalaman kita atau kita memiliki semangat (passion) dengan jenis bisnis tersebut.
Ini penting karena dalam berbisnis, kita perlu merawat dan mengembangkannya. Jika kita memiliki semangat dengan jenis bisnisnya, maka kita akan terus bersemangat. Sebagai contoh, saya tidak tertarik untuk berbisnis persewaan mobil karena menurut saya bisnis persewaan mobil cukup ribet dan beresiko dibawa lari penyewa.
Sebaliknya saya memiliki semangat untuk bisnis persewaan properti karena tidak ribet dan tidak begitu beresiko. Properti relatif tidak bisa dicuri. Untuk itu, pikirkan jenis bisnis yang dapat memacu semangat pak Gozali.
Lalu apa kira-kira bisnis dengan modal Rp 30 juta yang cukup menjanjikan saat ini? Jika diposisikan ke saya, saya akan memilih bisnis cuci pakaian atau laundry kiloan. Kalau pak Gozali memiliki kios di apartemen yang baru dibangun, tentu prospeknya sangat bagus. Mengapa? Saat ini kebanyakan orang yang tinggal di apartemen menghuni unit yang ukuran kamarnya pas.
Sebagai contoh ukuran 2 kamar dengan luas 38-40 m2. Belum lagi banyak yang 1 kamar dengan luas 33m2 atau ukuran studio. Efeknya banyak penghuni tidak memiliki mesin cuci. Ditambah lagi, banyak penghuni apartemen adalah orang kantoran yang sibuk kerja. Jadi waktu untuk mencuci tidak banyak.
Nah, saya amati, laundry-laundry yang buka di apartemen baru banyak yang sukses. Saya pernah mewawancarai salah satu pemilik laundry kiloan di suatu apartemen. Dia membuka saat apartemen ini baru mulai dihuni. Memang pas pertama baru dihuni 20-30 keluarga. Namun kira-kira tiga bulan berikutnya, jumlah penghuni sudah 100 keluarga. Jadi dengan berjalannya waktu, semakin banyak keluarga yang menghuni.
Dampaknya semakin banyak keluarga yang menyucikan pakaiannya. Dari segi peralatan, dia memiliki dua mesin cuci dan satu blower pengering. Kemudian beberapa setrika listrik. Saat ini bisnis laundrinya laris manis. Selain momen bukanya pas, dia juga menjaga kualitas hasil cucian seperti tersterika rapi dan wangi.
Bisnis laundry kiloan hanyalah contoh saja. Tentu saja semua harus disesuaikan dengan passion pak Gozali. Terakhir, menyangkut produk sisa dari bisnis sebelumnya, pak Gozali dapat berusaha meng-uangkan kembali. Sebagai contoh kalau masih ada sisa barang asesori bisa ditawarkan secara borongan ke toko-toko asesori. Atau, bisa dipasarkan melalui on line.
Demikian juga jika masih ada piranti memasak dari bisnis kuliner sebelumnya, bisa dijual atau ditawarkan secara online. Dengan meng-uangkan barang modal bisnis sebelumnya ini maka bisa menambah modal usaha yang Rp 30 juta. Yang penting, tekun dan tetap bersemangat dalam berbisnis. Pelajari kesalahan dari bisnis sebelumnya dan mulai melangkah kembali tanpa kesalahan lagi. Kesalahan sekali sudah cukup untuk modal kesuksesan bisnis selanjutnya.
Salam sukses…
Oleh: Istijanto Oei, MM, MComm.
Pelatih dan konsultan bisnis prasetiya Mulya,
Penulis buku: “Jurus-jurus sakti Wirausaha” & “Rahasia Sukses Toko Tionghoa”