Beberapa tahun terakhir, usaha laundry terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Bukan hanya di area kampus atau tempat kos, area perumahan padat penduduk hingga apartemen banyak dijumpai gerai laundry. Salah satunya adalah Urban Laundry Mart yang didirikan tahun 2013.
Menurut Fransyah, Managing Director Urban Laundry Mart, perkembangan usaha laundry semakin pesat. Selain itu sistem laundry kiloan yang ada sudah mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai mencari jasa laundry yang bisa menawarkan proses cuci yang lebih cepat, privasi, aman dan pastinya ramah lingkungan.
Ketika pertama kali dirintis, pria yang akrab disapa Frans ini mengaku paling tidak modal yang dikeluarkan mencapai milyaran rupiah. Karena memang untuk mendatangkan mesin cuci berteknologi canggih dari Amerika dan untuk biaya pengurusan usaha tidaklah murah.
Laundry Koin
Dengan teknologi canggih, Urban Laundry Mart menawarkan konsep berbeda dari laundry yang pernah ada. Konsumen bisa mencuci pakaiannya sendiri tanpa dicampur dengan pakaian orang lain. Menariknya untuk menjalankan mesin cuci konsumen cukup memasukkan koin.
“Konsumen bisa mencuci sendiri pakaian mereka tanpa harus takut pakaian akan tertukar dan pastinya privasi akan tetap terjaga,” ujar Frans.
Selain sistem self service laundry, Urban Laundry Mart juga menawarkan jasa cuci drop off. Dimana semua proses mencuci hingga mengeringkan dilakukan oleh pihak Urban Laundry Mart.
Dengan menggunakan mesin laundry khusus yang di import dari Amerika proses mencuci bisa berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan cuci konvensional. Untuk mencuci pakaian sebanyak 5 kg, paling tidak membutuhkan waktu sekitar 30 menit sedangkan untuk proses mengeringkan membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
“Bila di laundry kiloan paling tidak bisa memakan waktu sekitar 1-2 hari,” tambah Frans.
Dalam mendukung proses mencuci, terutama untuk sistem self service laundry atau mencuci sendiri. Pihak Urban Laundry Mart telah menyiapkan detergen dan pewangi pakaian yang bisa digunakan konsumen untuk keperluan mencuci.
“Tapi kita juga membebaskan konsumen, untuk menggunakan detergen dan pewangi pakaian sendiri,” ujarnya.
Bagi mereka yang baru datang untuk mencuci di Urban Laundry, maka pihak Urban Laundry akan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang Urban Laundry dan sistem laundry koin. Selain itu juga akan diterangkan cara mengoperasikan mesin laundry sendiri.
Setelah dirasa cukup, maka konsumen dapat menimbang pakaian yang akan di cuci dan membayar untuk ditukarkan dengan koin sesuai berat pakaian. “Bila sudah dapat koin, konsumen bisa langsung menggunakan mesin cuci yang ada,” tambahnya.
Walaupun terlihat canggih dan modern namun biaya yang harus dikeluarkan konsumen tidak jauh berbeda dengan cuci kiloan pada umumnya. Untuk sistem self service laundry akan dikenakan biaya sekitar Rp 30 – 35 ribu/5 kg yang akan ditukarkan dengan 1 koin. Sedangkan untuk drop off biayanya berkisar Rp 40 – 50 ribu tergantung jenis pakaian yang dicuci.
“Kalau dihitung perkilonya cuma Rp 6-8 ribu/kg sama seperti laundry kiloan pada umunya,” jelas Frans.
Kerja Sama
Urban Laundry Mart menawarkan lima paket kerja sama yakni Paket Silver senilai Rp 150 juta (2 mesin), Paket Bronze Rp 220 juta (3 mesin), Paket Silver Rp 330 juta (4 mesin), Paket Gold Rp 485 juta (6 mesin) dan Paket Platinium Rp 600 juta (8 mesin).
Dari paket-paket yang ditawarkan tersebut, Mitra akan mendapatkan semua keperluan usaha mulai dari stacked washer+dryer kapasitas 10 kg, vacuum table buaya, steam boiler, setrika, timbangan digital dan gantung, keranjang, plastik packing, tabung gas, regulator gas, selang gas, hanger, sprayer, chemical+parfum, coin slide, meja kasir, instalasi air bersih dan pembuangan udara, tas laundry, stabilizer, dan desain interior
“Sudah lengkap, perbedaan paketnya hanya jumlah fasilitas yang didapatkan,” ujar Frans menjelaskan.
Kerja sama ini diikat dengan kontrak kerja sama selama lima tahun dengan masa garansi mesin laundry selama lima tahun. Namun investasi tersebut belum termasuk sewa tempat, yang harus disediakan Mitra dengan ukuran minimal sekitar 10 m².
Selain itu Mitra (Terwaralaba) dan calon karyawan akan mendapat pelatihan cara pengoperasian mesin laundry selama sekitar dua hari oleh tim management. Dalam kerja sama ini Mitra tidak akan dikenakan biaya franchise fee maupun manajemen fee. Namun Mitra akan dikenakan biaya branding dan promo gerai sebesar Rp 25 juta per tahun.
Bila dilihat dari modal yang dibutuhkan pastinya terbayang asumsi balik modal akan sangat lama. Namun hal sesuai pengalaman Mitra Urban Laundry, ada yang bisa balik modal dalam waktu sekitar 6 bulan dengan omset Rp 180-330 juta per bulan. Dari omset tersebut, Keuntungan yang diperoleh Mitra sebesar 30-40% setelah dikurangi biaya operasional.
“Omset bisa lebih tinggi lagi, jika lokasinya bagus seperti perumahan, apartemen dekat kampus atau lokasi lainnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Frans menambahkan jika prospek usaha laundry semakin cerah, mengingat gaya hidup praktis masyarakat. Bahkan saat puasa dan lebaran para pelaku usaha laundry biasanya kebanjiran laundry-an hingga meningkat 2-3 kali lipat dari bulan-bulan biasanya.
Pemasaran
Dengan pemasaran melalui berbagai pameran atau memanfaatkan media internet membuat perkembangan Urban Laundry Mart sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dalam waktu dua tahun, usaha laundry koin ini sudah memiliki 180 Mitra usaha yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Jabodetabek, Makasar, Medan dan beberapa daerah lainnya.
“Kebanyakan Mitra kita di Jabodetabek, sedangkan untuk di luar kota sekitar 20-30% dari jumlah Mitra,” jelas Frans.