Menjelang akhir tahun, suasana liburan mulai terasa. Banyak orang sudah menandai kalender, memilih destinasi, dan mencari tempat menginap sejak dini. Momentum ini jadi kesempatan emas bagi pelaku usaha hospitality, terutama hotel, villa, guesthouse, dan homestay. Tidak sedikit pemilik usaha yang mulai memikirkan strategi marketing bisnis penginapan agar tidak kalah bersaing. Persaingan makin ketat, traveler makin pintar memilih, jadi pendekatan pemasaran harus lebih kreatif dan terasa personal.
Selain mempersiapkan fasilitas, kebersihan, dan kenyamanan, strategi marketing bisnis penginapan juga menentukan seberapa cepat tempatmu terisi. Banyak bisnis yang hanya mengandalkan platform booking, padahal pendekatan aktif ke calon tamu bisa membawa keuntungan lebih besar. Traveler liburan akhir tahun tidak hanya mencari tempat tidur, mereka ingin pengalaman. Di titik inilah marketing bisnis penginapan bisa jadi pembeda.
Untuk para pelaku usaha penginapan, akhir tahun bukan cuma soal menunggu pesanan datang. Ini momen buat tampil maksimal dan dikenal lebih luas, terutama di media digital.
Strategi Marketing yang Ampuh untuk Menghadapi Musim Liburan
Pertama, kenali siapa target tamumu. Apakah keluarga, pasangan muda, backpacker, atau pekerja yang butuh staycation? Setiap segmen punya kebutuhan dan karakter berbeda. Konten dan penawaran yang pas bisa bikin mereka merasa penginapanmu paling tepat untuk liburan mereka.
Kedua, perkuat kehadiran di media sosial. Foto kamar aja tidak cukup. Tampilkan suasana pagi di penginapanmu, spot foto terbaik, rekomendasi tempat makan terdekat, bahkan aktivitas menarik di sekitar lokasi. Traveler lebih tertarik kalau bisa membayangkan momen mereka di sana. Konten video singkat di TikTok atau Reels bisa jadi magnet kuat.
Ketiga, bikin promo yang sederhana tapi menggoda. Misalnya early booking deal, paket keluarga, atau bonus sarapan gratis. Banyak orang memutuskan berdasarkan penawaran kecil seperti itu. Tidak perlu diskon besar, yang penting terlihat bernilai.
Keempat, bangun kolaborasi dengan travel influencer lokal atau mikro-influencer di daerahmu. Mereka punya gaya komunikasi personal dan sering dipercaya audiensnya. Untuk penginapan skala kecil, kolaborasi barter sekalipun bisa efektif.
Kelima, maksimalkan ulasan tamu lama. Ingat, generasi sekarang percaya testimoni lebih dari iklan. Tanggapi ulasan dengan sopan, ucapkan terima kasih, dan tampilkan review positif di media sosial.
Dan tentu, respons cepat ke calon tamu wajib hukumnya. Banyak yang batal booking hanya karena balasan chat yang lama.
Tingkatkan Pengalaman, Bukan Sekadar Menjual Kamar
Di musim liburan, tamu mencari kenyamanan dan pengalaman menyenangkan. Hal sederhana seperti welcome drink, playlist cozy di lobby, atau rekomendasi itinerary lokal bisa jadi poin plus.
Ciptakan suasana hangat dan ramah sejak tamu mengontak pertama kali sampai waktu check-out. Sikap yang tulus sering kali jadi alasan tamu datang lagi atau memberi ulasan baik.
Pastikan juga website atau halaman booking kamu rapi dan mudah dipahami. Info harga, fasilitas, dan lokasi harus jelas. Traveler akhir tahun sering terburu-buru, jadi kemudahan akses info sangat menentukan.
Kalau budget memungkinkan, tambahkan dekorasi akhir tahun seperti lampu, pohon natal, atau spot foto bertema liburan. Banyak tamu senang tempat yang Instagramable, apalagi untuk momen akhir tahun.
Yang terakhir, selalu evaluasi strategi setelah liburan selesai. Catat apa yang paling efektif, mana yang perlu diperbaiki, dan ide apa yang bisa dikembangkan untuk high season berikutnya.





