Dengan modal ratusan ribu, seorang penjahit dan menggunakan rumahnya sebagai workshop Amel memulai bisnis dari rumahnya di bilangan Tangerang. Di awal memulai usahanya, tak banyak hijab syari yang diproduksi.
“Saya paling buat 10 potong dengan berbagai pilihan warna dan ukuran,” imbuh ibu dari Tascha, afkar, dan ahnaf ini.
Amel tak pernah menyangka jika usaha yang dimulai serba keterbatasan itu akhirnya bisa memiliki toko offline dengan konsumen dari Sabang sampai Merauke.
“Saya bersyukur banget, dari bisnis ini saya bisa punya banyak temen, hingga punya toko di Thamrin City, Jakarta,” ucap Amel penuh syukur.
Selain konsumen yang datang dari seantero negeri, Amel juga memiliki pelanggan dari negara tetangga mulai dari Malaysia, Siangpura hingga Timor Leste.
“Kalau ada toko offline kita juga lebih pede ya, dan konsumen akan jauh lebih percaya,” kata istri dari AKBP Alamsyah Pelupessy Sh Sik Msi ini.
Sejak awal memulai bisnis, Amel kerap membuat hijab syari kembar dengan Tascha sang putri. Amel yang kerap memposting foto kembarnya bersama Tascha mendatangkan permintaan baru hijab anak dari banyak konsumen yang juga tertarik membeli hijab syari ibu dan anak itu.
“Dari situ banyak juga datang permintaan minta dibuatkan hijab syari anak (usia 5-10 tahun), ada juga yang minta dibuatkan kembar ibu dan anak. Ada juga yang minta dibuatkan man sekeluarga. Selama bahannya ada, dan waktu penjahit masih luang saya bisa terima pesanan apapun,” imbuh Amel.
Tazqa Hijab Syari juga melayani permintaan spesial edition bagi teman-teman yang memiliki size minimalis atau dengan ukuran yang lebih lebar.
Jadi selain Tazqa Hijab Syari, juga ada line Tazqa Hijab Syari anak meski tidak terlalu banyak diproduksi. Yang menarik dan menjadi ciri khas Tazqa Hijab Syari ramah bagi ibu menyusui.
“Hampir semua produk saya friendy bagi ibu yang menyusi, saya kasih risleting. Jadi ibu yang masih punya baby bisa leluasa memberikan asi bagi buah hatinya dengan cara memasukan bayi di balik khimar yang cukup panjang dan lebar,” papar Amel.
Terjangkau.
Selain itu ciri khas lainnya Tazqa Hijab Syari selalu dibuat sangat simpel namun terlihat menarik. Jikapun menggunakan aplikasi bordir yang tidak terlalu ramai, atau menggunakan bahan dengan motif bunga maupun garis yang simpel. Adapun bahan yang digunakan seperti ceruti, jersy, satin dan lainnya. Kisaran harga satu potong Tazqa HIjab Syari dijual mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta.
Semakin banyaknya kaum muslimin yang memilih menggunakan cadar juag berdampak akan permintaan hijab syari dengan niqab (cadar). Karenanya ia mengeluarkan brand Tazqa Hijrah yakni hijab syari lengkap dengan niqab dan desain lebih sederhana.
“Sepertinya hampir sama dengan yang Tazqa Hijab Syari, namun hijab buat temen-temen yang bercadar mungkin lebih nyaman dengan hijab syari yang menggunakan bahan yang tidak membentuk tubuh atau bahan yang lebih kaku seperti crepe arabia atau wollpeach serta tidak bermotif (polos),” ujarnya.
Saat ini kita pun ada harga Tazqa Hijrah langkap dengan niqab kita tawarkan mulai dari Rp 350 ribu untuk produk.
Secara umum produk yang dijual Amel sangat menyesuaikan dengan apa yang diinginkan konsumennya. Sampai saat ini Amel belum berani memberi harga lebih dari Rp 1 juta.
Baginya untung itu perlu, namun saya lebih memilih mengambil untung tidak terlalu banyak, namun semakin banyak orang yang pakai hijab syari. Bahkan ia pun kerap memberikan harga diskon bagi konsumen yang masih mahasiswa namun tertarik akan produk tazqa Hijab Syari buatannya.
“Bagi saya yang penting keberkahannya,” tandasnya.
Lebih lanjut wanita cantik ini mengatakan jika ia tidak pernah membuat stok produk dalam jumlah banyak. Dengan jumlah terbatas menjadikan produk-produk Tazqa Hijab Syari terkesan ekskusif dan tidak pasaran. Satu batch paling dibuat 10-12 potong hijab syari dengan ukuran S,M,L dan XL dan beberapa pilihan warna.
Amel yang dibantu seorang penjahit dan 2 asistennya mampu memproduksi 4 set hijab syari tiap harinya. Sedangkan untuk di toko dan administrasi, Amel dibantu 3 orang karyawan lainnya. Dengan dua line produksi Tazqa Hijab dan Tazqa Hijrah Amel mengatakan mampu meraih omset puluhan juta tiap bulannya. Ke depan Amel berharap omset terus bertambah dan produknya semakin diminati konsumen setanah air.
Meski memiliki penjahit sendiri, namun Amel kerap dibuat pusing kala banyak pesanan namun penjahit berhalangan.
“Kadang saya pusing, makanya dari situ saya tidak pernah pegang satu penjahit. Saya selalu ada back up penjahit dari konveksi lain. Meskipun tidak seleluasa sama penjahit sendiri,” keluhnya.
Demi menjaga kualitas produk yang dibuatnya, Amel selalu mengkontrol secara detil hasil jahitan, model, dan penambahan aplikasi (aksesori). Ia harus memastikan produk yang dijual sempurna saat tiba ditangan konsumen. Jika ada produk yang kurang sempurna Amel memilih digunakan sendiri daripada menjualnya.
“Saya selalu cek apa ada kemiringan, kusut, kalau ada kesalahan bahan saya pakai sendiri, saya gak mau jual yang kurang bagus,” pungkasnya.