Top Mortar Gak Takut Hujan
Home News Ternyata Permintaan Pasar Ekspor Belut Tinggi Loh

Ternyata Permintaan Pasar Ekspor Belut Tinggi Loh

0
Budidaya belut (dok yusriazmispi.files.wordpress.com)

 

Belut termasuk jenis ikan air tawar yang banyak terdapat di Indonesia terutama belut jenis Belut Sawah (monopterus albus), Belut Rawa (Synbrancus), Dikatakan Ahmad Sarkan, Ketua Paguyuban Belut Nasional, ada 4 jenis belut yang ada di pasaran, yakni belut laut pantai luar, belut laut pantai dalam, belut rawa dan belut sawah.

Belut yang paling banyak diminati adalah jenis belut sawah, karena kandungan proteinnya lebih tinggi dari belut rawa. persebarannya belut terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan sebagian Sulawesi. Berbeda dengan SIDAT (Angulia Sp), yang berkembang biak di laut dalam, belut berkembang biak di sawah-sawah, di rawa-rawa dan di kali-kali kecil yang berlumpur.

Di lihat dari bentuk fisiknya belut berbentuk bulat panjang seperti ular namun tidak bersirip, bersisik, bergigi dan tidak berpatil. Satu-satunya alat pertahanan diri belut adalah cairan lendir yang membuat belut licin sehingga sulit di tangkap. Daging belut memiliki warna kemerahan karena banyak mengandung zat besi, lembut dan terasa gurih saat dikonsumsi.

Ditelaah dari segi kesehatan belut mempunyai kelengkapan gizi yang lebih tinggi dari pada ikan salmon. Menurut Prof koizumi asal Jepang yang sudah melakukan penelitian dan riset seputar belut di Sentul Bogor, ia mengatakan dari segi warna saja bagian dalam belut memiliki warna yang hampir sama dengan salmon yaitu merah dan merah muda.

Belut memiliki kandungan kelengkapan gizi yang lebih tinggi dari salmon, namun kelemahannya kadar protein dalam belut lebih rendah ketimbang salmon. Ditambahkan lagi cairan minyak pada belut di gadang-gadang dapat membantu menguatkan jantung dan dagingnya jika dikonsumsi secara rutin 125gram per hari dapat mencegah kanker payudara dengan catatan daging diolah tidak dengan cara digoreng.

Dalam pembudidayaan belut dapat hidup di iklim tropis dengan suhu air 25-29 derajat celcius, idealnya belut dibudidayakan di dataran rendah. Berdasarkan sifat alaminya belut berhabitat di tanah berlumpur, namun seiring berjalannya waktu dalam pembudidayaan belut tak harus diternakkan dalam media berlumpur. Menurut M.Fajar Junariyata salah satu penekun usaha budidaya belut, belut memerlukan lumpur hanya sebagai tempat berlindung dari predator. Oleh karenanya belut kerap disebut lindung oleh masyarakat karena sifat belut yang gemar berlindung di balik lumpur.

Kini berkat hasil analisisnya Fajar sudah melahirkan teknik budidaya baru yaitu teknik air bening di mana jika dilihat dari segi ekonomi lebih banyak mendatangkan keuntungan karena pada saat tebar kepadatan bibit bisa meningkat hingga 25kg per meter persegi ketimbang media berlumpur yang hanya 1kg per meter persegi.

Pangsa Pasar Luas

Segudang khasiat yang terdapat pada belut ternyata mendatangkan keuntungan tersendiri, Ditambahkan Ahmad tingginya permintaan belut untuk kota-kota besar, membuat kota besar seperti Jakarta baru bisa dipenuhi sekitar 75%. Beda halnya dengan Fajar, menurutnya permintaan belut saat ini sangat gila terutama untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. Fajar menambahkan permintaan untuk pasar Jepang saja per hari bisa mencapai 2 ton, angka yang masih jauh dari jumlah produksi Fajar dalam 1 bulan. belum lagi permintaan dalam negri seperti untuk memenuhi pasar swalayan yang dalam per hari minta disediakan hingga 100kg belut konsumsi.

Masih dikatakan Fajar permintaan belut dari negara-negara Asia sangat tinggi, permintaan antara lain datang dari Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Singapura. Prospek belut kedepannya masih sangat menjanjikan jika digarap dengan tekun, dalam budidaya belut tak perlu memikirkan pasar karena pasar sudah ada dan pasar yang mencari peternak.

Ahmad membenarkan bahwa permintaan belut setiap tahunnya selalu meningkat, untuk menutupi permintaan yang tinggi tak jarang para pembudidaya mengatasinya dengan belut tangkapan liar karena belum banyak yang membudidayakan belut secara besar-besaran.

Belut yang bukan budidaya atau hasil tangkapan liar hanya bisa banyak selama  bulan-bulan tertentu saja, yakni hanya selama musim hujan, biasanya pada bulan April ketersediaan belut di alam sudah sedikit, padahal permintaan pasar selalu ada tiap hari. Sehingga prospek usaha belut masih sangat menjanjikan. Dijelaskan Drs. Ruslan Roy MM, Pemilik PT. Dapetin Eels Farm, budidaya belut saat ini cukup menguntungkan, apalagi permintaan belut segar dan olahan semakin meningkat dari pasar lokal dan ekspor.

Permintaan belut segar dan belut hidup di sejumlah negara Asia sekitar 60 ton per hari, untuk permintaan belut beku dari Negara Asia sekitar 2-3 ton per hari dan permintaan belut asap dari negara Uni Eropa sebesar 2-4 ton per minggu. Permintaan belut yang semakin meningkat dikarenakan  masyarakat mulai sadar, bahwa belut mempunyai kandungan gizi dan protein yang sangat tinggi.

Selain itu belut juga bisa dijadikan sebagai obat alternatif. Sampai saat ini belut masih jarang dibudidayakan secara komersil. Hal senada juga disampaikan oleh Fajar, menurutnya kelangkaan belut di musim-musim tertentu sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar karena jumlah pembudidaya belut yang masih sangat sedikit dan jika ada itu pun skalanya masih kecil.

Harga Tinggi

Pasar belut yang sangat terbuka dan harga belut yang relatif tinggi dibandingkan dengan komoditas ikan air tawar lain di pasar tradisional dan interasional, menjadikan belut salah satu produk agribisnis yang masuk kedalam golongan eksklusif. Dari petani harga belut bisa dijual Rp 55-60 ribu per kg, harga akan meroket lebih tinggi jika sudah masuk pasar swalayan bisa mencapai Rp 70-80 ribu per kg.

bahkan memasuki musim kemarau diamana ketersediaan belut hasil tangkapan alam menurun harga belut di pasaran bisa menyentuh angka Rp 100 ribu per kg. namun harga belut masih jauh lebih murah daripada sidat, oleh karenanya belut banyak dijadikan panganan konsumsi pengganti sidat.

Dalam pengolahan belut biasanya diolah menjadi daging fillet beku (Frozen) yaitu dipisahkan tulang, ekor dan kepalanya, kemudian dibekukan dan disimpan di cool storage di suhu min 40 derajat celcius dengan ukuran berat minimal 200 gram per ekor. Buyer biasanya datang dari Jepang untuk belut dalam bentuk Frozen. Sedangkan untuk dalam negri biasanya belut disajikan dengan cara dimasak menjadi beberapa menu seperti tongseng, gulai, kripik dan abon.

Budidaya

Budidaya belut utamanya sangat tergantung dengan cuaca, jika masuk musim kemarau produksi belut bisa menurun akibat teriknya panas matahari yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembang biakan belut dan belut bisa melimpah jika musim hujan tiba.

Supaya produksi belut tetap stabil bisa disiasati dengan tebar bibit yang memperhitungkan waktu panen, sebaiknya tebar bibit saat ingin memasuki musim penghujan agar pertumbuhan belut maksimal karena terjadi di musim hujan. Ada dua macam teknik dalam membudidayakan belut, yaitu teknik lumpur dan teknik air bening. Masing-masing tentu memiliki kekeurangan dan kelebihan tersendiri.

Selain cuaca kendala lain dalam hal pembudidayaan adalah lahan, sarana, prasarana dan yang utama adalah permodalan. Untuk memulai skala besar yang dapat menghasilkan 2 ton belut per hari setidaknya harus dibutuhkan dana hingga milyaran rupiah, tentu modal terbesar digunakan untuk membeli tanah. Untuk menghasilkan belut sehari 2 ton dibutuhkan lahan seluas 3 hektar, ditambah dengan pembangunan kolam pembesaran, drainase, ketersediaan air dan pembelian pakan.

Sampai dengan saat ini peternak belut sebagian besar tergabung dalam kelompok-kelompok tani atau kelompok belajar usaha yang skalanya belum begitu besar, namun cukup membantu dalam mensuplai stok belut nasional. Pembudidaya belut tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Bogor, Cianjur, Karawang dan daerah Priangan Timur.

Untung Besar

Melihat potensi pasar belut yang luar biasa besar dan pangsa pasarnya yang terbuka lebar membuat setiap pengusaha belut mampu menangguk keuntungan besar tentunya dengan pembudidayaan yang baik.

menurut Fajar bagi anda pembula yang ingin merambah bisnis belut sebaiknya mencoba dengan 10kg belut terlebih dahulu untuk meminim alisir kerugian jika terjadi kematian, setelah berhasil volume baru belut dapat ditambah. Menyoal pasar belut anda tak perlu khawatir, Fajar bersama PKBM Baitul Ilmi siap menampung dan membeli belut anda berapa pun jumlahnya dengan harga yang sesuai.

Hal lain yang menentukan keberhasilan budidaya adalah ketersediaan pakan belut berupa cacing tanah, pakan bisa didapatkan dengan cara dibeli atau bisa juga diternakan. Pakan alternative bisa menggunakan keong maupun lele. Tak heran para pembudidaya belut selalu merasa dikejar-kejar oleh konsumen.

Seperti Fajar yang dalam per bulan mampu meraup untung bersih hingga 85% dari usaha budidaya belutnya dan Chaya Mulyadi yang bisa meraup Rp 30 juta per bulan dari hasil budidaya belut sebanyak 500kg per bulan

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version