Berempat.com – PT Phapros Tbk., perusahaan farmasi dan alat kesehatan optimis melakukan penawaran perdana (initial publict offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah membukukan pertumbuhan pendapatan. Phapros resmi melantai di bursa saham pada Rabu (26/12) dengan kode emiten PEHA.
Menurut Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami, per September 2018 Phapros mencatatkan adanya pendapatan signifikan sebesar 8,8% atau setara Rp 697 miliar dibanding periode sama tahun lalu.
“Peningkatan juga didapat pada laba bersih sebesar 33,1% atau sebesar Rp 96 miliar. Hal ini sesuai dengan harapan komisaris dan direksi untuk growing double digit,” terang perempuan yang akrab disapa Emi tersebut.
Emi pun mengungkapkan bahwa sebelumnya, Phapros sudah menjadi perusahaan Tbk. namun tak masuk listed karena belum tercatat di BEI. Sehingga mekanisme jual beli saham pun dilakukan secara konvensional. Dampaknya, Phapros pun tak punya standar baku terkait harga saham.
“Dengan pencatatan saham di BEI, harga saham Phapros kini terstandardisasi,” terang Emi.
Adapun alasan perseroan memutuskan IPO di akhir tahun lantaran melonjaknya kinerja perusahaan yang sedang tumbuh.
Sementara itu, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo mengatakan, aksi korporasi ini merupakan bagian dari langkah strategis yang ditempuh perseroan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat.
“Selain itu, hal ini juga menjadi peluang agar ke depannya Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan,” ujarnya.
Komisaris Utama Phapros, Y. Nanang Marjianto pun menambahkan, dengan masuknya Phapros di BEI maka dapat meningkatkan penerapan GCG terutama dalam sisi transparansi dan akuntabilitas publik. Serta diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan.
“Dengan penerapan GCG yang lebih baik serta didukung citra perusahaan yang meningkat diharapkan perseroan mendapat manfaat dari sisi pendanaan pasar modal yang signifikan, sehingga mampu menunjang pengembangan bisnis yang telah dipersiapkan,” ungkapnya.
Sebelumnya, emiten berkode saham PEHA ini telah mengembangkan bisnis anorganiknya dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Lucas Djaja dan entitas anak yang berlokasi di Bandung. Dengan akuisisi tersebut, kapasitas produksi yang dimiliki oleh Phapros akan meningkat signifikan.