Berempat.com – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri memaparkan situasi pasar kerja di Indonesia saat ini. Berkat pembangunan ekonomi yang berlangsung saat ini, Indonesia mampu mengurangi tingkat pengangguran. Sampai dengan Februari 2018, tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia mencapai 69,20%.
“Pada saat yang sama, tingkat pengangguran kita sekarang mencapai titik terendah dalam sejarah bangsa kita, yaitu 5,13%. Semoga akan terus turun di masa mendatang,” harap Hanif di Bali, Selasa (9/10).
Selain itu, Hanif juga menyebut bahwa jumlah pekerja dengan keterampilan menengah dan tinggi terus meningkat sekitar 3% setiap tahun. Hal itu sudah berjalan selama 4 tahun terakhir ini.
Kebutuhan Indonesia akan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni saat ini sudah tak bisa terelakkan lagi. Sebab itu, Hanif menegaskan bahwa fokus Indonesia saat ini ialah mengembangkan SDM melalui sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan pada 2018-2019.
Namun, Hanif pun meminta agar peran pembangunan SDM di Indonesia tak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah. Pada hal ini ia meminta peran serta pihak swasta.
“Hal ini menstimulasi tidak hanya Kementerian dan Lembaga terkait untuk berpikir lebih visioner dari sebelumnya, tetapi juga mendorong sektor swasta untuk lebih terlibat aktif dalam mempersiapkan suplai tenaga kerja kita secara masif,” tutur Hanif.
Pasalnya, menurut Hanif, dengan kualitas SDM yang mumpuni di Indonesia dapat menjadi magnet bagi investor. Dengan begitu, maka perekonomian Indonesia akan bisa terus tumbuh.
“Kita harus dapat memastikan ketersediaan tenaga kerja berkualitas dengan memaksimalkan informasi pasar tenaga kerja, standar kompetensi kerja, akreditasi, dan sertifikasi,” terang Hanif.
Pada intinya, Hanif ingin menegaskan bahwa saat ini sampai 15 tahun ke depan merupakan waktu yang penting bagi Indonesia untuk berbenah di sektor SDM. Sebab Indonesia akan mendapatkan bonus demografis pada 2020 dan harus sejak dini sudah mulai membangun agar dapat memaksimalkan keuntungan tersebut.
“Saat ini dan 10-15 tahun ke depan adalah waktu yang penting bagi Indonesia agar bekerja lebih keras dan cerdas dalam memaksimalkan bonus demografi menuju negara dengan perekonomian yang kuat,” tegas Hanif.