Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, dengan tegas menyoroti isu upah murah dalam pidato yang disampaikannya pada Puncak Peringatan HUT Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke-9. Prabowo memulai pembicaraannya dengan ekspresi kekecewaan terhadap kondisi upah di Indonesia, menyatakan bahwa rakyat sudah bosan dengan upah yang terus-menerus rendah.
Dalam acara tersebut, Prabowo mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dan menjadi bangsa yang setara dengan negara-negara maju.
Ia menegaskan bahwa model Upah Minimum Regional (UMR) tidak lagi relevan dan bahwa perubahan drastis diperlukan untuk mengangkat taraf hidup rakyat Indonesia.
Pernyataan Prabowo juga menyoroti ambisi Indonesia untuk menjadi negara yang lebih mandiri secara ekonomi. Dengan menghapus UMR, Prabowo berpendapat bahwa ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Dukung Kesejahteraan Pekerja untuk Upah yang Layak
Ia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung kesejahteraan pekerja dan memastikan bahwa mereka mendapatkan upah yang layak.
Prabowo tidak hanya berbicara tentang isu upah, tetapi juga menanggapi kritik terhadap penampilannya yang dianggap sebagai “joget-joget.” Dengan antusiasme, ia membela gagasan Koalisi Indonesia Maju yang dipimpinnya, menyatakan bahwa gagasan tersebut bukan hanya hebat tetapi juga paten. Prabowo berusaha memperkuat citra kepemimpinannya, menegaskan bahwa dirinya memiliki visi jelas untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pada kesempatan sebelumnya, Prabowo merespon desakan buruh untuk menaikkan upah dengan menyarankan agar buruh tidak terus mendesak pengusaha, terutama jika perusahaan menghadapi kondisi merugi. Pernyataannya ini menarik perhatian dan mendapat respons dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
Said Iqbal, dalam tanggapannya, mengkritik pernyataan Prabowo, menyebutnya keliru dan menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap realitas dunia perburuhan. Ia juga memperingatkan Prabowo agar berhati-hati terhadap orang-orang di sekitarnya yang mungkin hanya mencari dukungan finansial dari pengusaha.
Dalam pandangannya, isu upah dan jaminan sosial merupakan fokus utama dalam mendapatkan dukungan buruh, dan calon presiden harus berbicara dengan bijak agar tidak kehilangan dukungan di kalangan pekerja.