Top Mortar Gak Takut Hujan
Home News Berkunjung ke Batam, Amartha dan OJK Perkenalkan Fungsi Tekfin P2P Lending

Berkunjung ke Batam, Amartha dan OJK Perkenalkan Fungsi Tekfin P2P Lending

0
Amartha dan OJK saat berkunjung ke Batam, Jumat (14/9). (Dok. Amartha)

Berempat.com – Bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Amartha yang merupakan salah satu pelaku teknologi finansial (Tekfin) peer to peer (P2P) Lending berkunjung ke Batam. Adapun maksud kedatangan tersebut ialah untuk memperkenalkan kepada warga Batam terkait fungsi tekfin P2P Lending.

Kunjungan ini sendiri merupakan bagian dari Fintech Days 2018. Kali ini, OJK dan Amartha berbagi pengetahuan seputar tekfin P2P Lending di Nagoya Hill Shopping Mall, Batam, apda 14-15 September 2018.

“Amartha sebagai platform ​peer-to-peer lending menghubungkan para pengusaha mikro perempuan di pedesaan yang membutuhkan modal dengan orang-orang, baik di kota yang ingin membantu mendanai usaha mereka,” ujar Vice President Amartha, Aria Widyanto dalam keterangan resminya di Batam, Jumat (14/9).

Sebelumnya, Amartha juga sudah melakukan hal serupa bersama OJK untuk berkunjung ke Manado dan Medan. Dalam kegiatan ini, selain talkshow ada juga berbagai pameran dari berbagai perusahaan tekfin ​dan hiburan lainnya.

Bagi Amartha, program Fintech Days 2018 sangat bermanfaat. Pasanya, Amartha menilai bahwa sebagian masyarakat masih belum memahami apa itu tekfin, terutama P2P Lending. Padahal, di sisi lain keberadaan tekfin sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Berdasarkan data OJK, dari Rp 1.700 triliun pinjaman yang diajukan oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), lembaga keuangan hanya mampu menyalurkan Rp 700 triliun. Berkaca pada data tersebut, Aria pun meyakini perlu adanya peran P2P Lending untuk mengisi.

Saat ini, Aria mengklaim bahwa Amartha telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 535 milyar kepada lebih dari 130.000 pengusaha mikro perempuan.

“Dengan tantangan geografis serta ketersediaan infrastruktur yang terbatas, penduduk di pedesaan memang belum dapat menikmati layanan keuangan perbankan konvensional secara optimal,” ujar Aria.

Aria sendiri menilai bahwa sektor UMKM, terutama di pedesaan telah terbukti berperan besar bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, hal itu terbukti dari mitra usaha Amartha yang pada 2017 sebanyak 34% berpendapatan lebih dari Rp 5 juta per bulan. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya 16%.

“Hal ini menunjukkan bahwa mitra yang tetap bergabung dengan Amartha, akan terus mengalami peningkatan pendapatan secara konstan, sehingga mendongkrak rata-rata pendapatan usaha secara keseluruhan menjadi Rp 3,47 juta dari hanya Rp 2,53 juta di tahun 2016,” ungkap Aria.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version