Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Geologi Kementerian ESDM diminta untuk menjalin kerjasama strategis pembaruan dan pemeliharaan sistem peringatan dini bencana alam di sejumlah titik rawan.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menilai Kerjasama lintas lembaga ini penting untuk memperkuat sistem peringatan dini bencana serta antisipatif terhadap jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam yang sering terjadi beberapa waktu belakangan.
Mulyanto melihat selama ini Pemerintah kurang mengoptimalkan kedua badan ini dalam upaya penanggulangan bencana. Padahal bila kedua badan ini disinergikan dapat memperkuat sistem peringatan dini yang memadai.
BRIN dengan segala jaringan yang dimiliki mampu menghasilkan produk inovasi dan invensi yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana. Sementara Badan Geologi Kementerian ESDM bisa membantu mengoperasikan dan memelihara alat yang digunakan.
“Kedua badan ini punya sumberdaya yang memadai untuk menghasilkan produk dan sistem peringatan dini bencana alam yang dibutuhkan.
Saat ini Indonesia perlu menambah alat peringatan dini bencana di berbagai daerah untuk mengantisipasi jatuh korban saat terjadi bencana alam,” kata Mulyanto.
Mulyanto menambahkan Pemerintah secara regular harusnya memperbaiki sistem peringatan dini bencana ini, baik dengan melakukan perawatan maupun penambahan alat baru. Termasuk juga menambah peralatan deteksi dan komunikasi masyarakat dalam rangka membangun kesiapsiagaan terhadap bencana.
“Ini merupakan suatu keharusan bagi kita yang tinggal di negara yang dikepung oleh risiko bencana gunung berapi.
Kita ini seperti tinggal di daerah lingkar api atau ring of fire yang berbahaya. Sehingga kesiapsiagaan serta ketersediaan sistem peringatan dini bencana serta kelancaran komunikasi kepada masyarakat menjadi keharusan,” tegas Mulyanto.
“BRIN dan Badan Geologi Kementerian ESDM serta BMKG mestinya memperhatikan tingkat prioritas masalah ini.
Komisi VII DPR RI sendiri, sebagai mitra dari lembaga-lembaga Pemerintah tersebut akan mendorong dan memprioritaskan anggaran untuk keamanan masyarakat seperti ini,” lanjut Mulyanto.
Mulyanto menyebutkan berdasarkan pengalaman letusan Gunung Semeru baru-baru ini harusnya Pemerintah dapat menarik pelajaran tentang pentingnya tindakan antisipasi. Pemerintah perlu membangun sistem peringatan dini bencana dan aktif mendidik masyarakat agar selalu waspada pada potensi bencana yang bakal terjadi.
Sebelumnya diberitakan Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperwati, mengungkapkan, bahwa pihaknya ingin agar ada penambahan peralatan di Pos Pemantauan Gunung Api Semeru. Ia juga meminta agar kamera pemantau panas ditambah pada beberapa titik rawan.
Menurutnya, meski kondisi Gunung Semeru selalu berubah dan tidak bisa ditebak, sehingga tidak dapat diprediksi kapan munculnya bencana, namun demikian dari gejala awalnya, termasuk dari alat pengukur suhu dari gunung, kita dapat memprediksi kondisi yang tidak diinginkan.
Dirinya berharap dengan adanya perlengkapan dan peralatan yang memadai, dapat meminimalisasi korban dan evakuasi dapat dilakukan sedini mungkin.