Top Mortar Gak Takut Hujan
Home News Sejumlah Cashflow BUMN Negatif

Sejumlah Cashflow BUMN Negatif

0
Menteri BUMN Erick Tohir (dok pojokpitu.com)

Laporan keuangan 19 emiten BUMN per Triwulan III 2019 menunjukkan ada beberapa BUMN yang labanya mengalami perubahan negatif, seperti pada BUMN Karya. Abra Talattov, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan banyak proyek-proyek pemerintah yang dikerjakan BUMN Karya di tengah keterbatasan dana yang dimiliki. Ini merupakan salah satu financial stress sehingga BUMN Karya harus hidup dengan pendapatan obligasi atau utang.

Cashflow BUMN Karya negatif sehingga pertumbuhan labanya negatif, seperti terlihat pada BUMN Waskita Karya yang labanya turun 69,29% pada triwulan III 2019. Proyek infrastruktrur sudah membebani keuangan BUMN Karya sehingga harus didorong kolaborasi dengan swasta untuk meringankan tekanan BUMN.

Krakatau Steel juga kerap disorot karena banjirnya impor produk besi dan baja terutama dari Tiongkok dengan harga lebih murah sehingga produk Krakatau steel menjadi kalah bersaing. Jadi kinerja BUMN bukan semata- mata dipengaruhi oleh kinerja direksi tetapi ada faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja BUMN. Ketika pemerintah ingin mendorong pengembangan industry besi dan baja maka harus ada kebijakan yang mendorong industri dalam negeri untuk menggunakan kandungan produk dalam negeri lebih banyak.

BUMN mengalami kerugian atau labanya menurun dipengaruhi oleh banjirnya produk impor dan ada BUMN yang menjalankan Public Service Offering [PSO] yang dananya belum diberikan pemerintah, masih berupa piutang dan belum menjadi laba sehingga mempengaruhi kinerja BUMN.

“Ke depan Menteri BUMN Erick Thohir perlu melakukan komunikasi dengan kementerian sektoral. Pak Erick harus bertemu Menteri -Menteri terkait termasuk Menteri Keuangan untuk menyehatkan BUMN. Terkait gebrakan Menteri BUMN yang memangkas 7 deputi merupakan gebrakan yang baik karena itu menjadi bentuk komitmen untuk melakukan efisiensi dalam birokrasi pemerintah terutama BUMN dan itu menjadi bentuk Pak Erick menjalankan arahan dari presiden. Hal ini mempertegas kewenangan  deputi dengan Wakil Menteri,” jelas Abra.

Harapannya ke depan fungsi tiga deputi baru yaitu deputi ESDM, hukum dan keuangan sifatnya lebih administratif, sedangkan Wakil Menteri sifatnya lebih koordinatif. Dengan pemangkasan deputi diharapkan bisa menyederhanakan jalur birokrasi sehingga BUMN lebih gesit lagi dalam mengambil keputusan.

“Saya melihat Pak Erick akan lebih mendorong kolaborasi BUMN dengan swasta. Selain itu anak usaha dan cucu BUMN juga perlu direview lagi kinerjanya dan ada opsi untuk menggabungkan anak usaha dan cucu BUMN yang bidang usahanya sama supaya anak usaha dan cucu BUMN yang selama ini dianggap membebani induk bisa lepas dan mandiri dengan bergabung sendiri, atau opsi lain dengan melakukan Initial Public Offering (IPO),” pungkasnya

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version