Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat berkembang lebih pesat. Dengan modal awal yang relatif kecil, IKM membuka peluang usaha yang luas bagi masyarakat.
Salah satu upaya pembinaan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kemenperin melalui fasilitasi pelatihan teknis yang diadakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di berbagai wilayah. Program ini merupakan hasil kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pelatihan Batik untuk Warga Binaan Lapas Cipinang
“Pelatihan teknis ini diberikan kepada warga binaan Lapas yang mendekati akhir masa tahanan. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal keterampilan yang berguna saat mereka kembali ke masyarakat,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, di Jakarta, Minggu (8/9).
Salah satu pelatihan terbaru adalah program Perkembangan Wirausaha Baru IKM Batik yang diadakan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, pada 3-7 September 2024. Program ini diikuti oleh 25 warga binaan dan merupakan hasil kolaborasi antara Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI).
“Pengembangan wirausaha baru IKM merupakan prioritas utama Ditjen IKMA. Dengan kolaborasi bersama Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, kami berharap bisa menciptakan pelaku IKM baru dari warga binaan Lapas,” tambah Reni.
Pelatihan batik dipilih karena industri batik memiliki potensi besar untuk berkembang, baik sebagai kain maupun produk turunannya seperti pakaian jadi, aksesori, hingga dekorasi rumah yang kini diminati generasi muda. “Produk batik juga memiliki potensi ekspor yang signifikan, terbukti dari ekspor batik dan produk batik yang mencapai USD9,09 juta pada periode Januari – Juli 2024,” jelasnya.
Kolaborasi untuk Menumbuhkan Wirausaha Baru
Dirjen IKMA berharap pelatihan ini mampu menumbuhkan calon pengusaha batik baru. Kemenperin juga menggandeng Yayasan Batik Indonesia untuk memastikan materi pelatihan yang diberikan dapat mendorong kreativitas peserta, sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang kompetitif di pasar.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, yang bermanfaat bagi warga binaan Lapas yang akan segera kembali ke masyarakat,” kata Reni.
Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, menambahkan bahwa para peserta akan mendapatkan pelatihan membatik dengan teknik batik tulis dan batik cap.
“Kami berharap para peserta dapat menjalankan usaha atau bekerja di industri batik, sehingga keterampilan yang mereka peroleh dapat menjadi jaring pengaman sosial bagi mereka agar tidak kembali melakukan kesalahan di masa lalu,” jelas Alexandra.