Meroketnya harga tiket pesawat terbang sejak akhir tahun 2018 sepertinya masih enggan turun. Terlebih saat peak season jelang Lebaran seperti saat ini. Meski telah berbulan-bulan banyak maskapai penerbangan yang sepi penumpang dan sejumlah bandara sepi, tak menyurutkan niat maskapai menurunkan harga tiket yang makin tak terjangkau masyarakat luas.
Tak heran jika sempat viral tagar yang meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mundur. Masyarakat menganggap Menhub tak bisa mengontrol harga tiket pesawat hingga kembali terjangkau masyarakat umum.
Harga tiket pesawat yang mahal dan berkepanjangan akhirnya berdampak nbegatif pada pertumbuhan ekonomi nasional yang tak juga mencapai target yang ditetapkan pemerintah yakni 5,2%. Selama kuartal pertama 2019, ekonomi hanya tumbuh 5,07%,
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) total penumpang penerbangan domestik kuartal I-2019, hanya 18,32 juta orang, turun 17,66% dibanding dari tahun 2018 yang mencapai 22,5 juta. Jumlah itu anjlok 80,02% dari kuartal IV-2018 yakni 23,61 juta penumpang.
Selain transportasi, dampak lain adalah menurunnya jumlah wisatawan di tempat wisata dan menurunkan tingkat okupansi hotel. Pertumbuhan usaha restoran dan hotel minus 1,63% dari kuartal IV-2018. BPS sudah warning transportasi efeknya kemana-mana