Pendapatan Negara Jeblok 33 Persen dari Sektor Timah, Dampak Penurunan Produksi Timah

0
132
Pendapatan Negara Jeblok 33 Persen dari Sektor Timah, Dampak Penurunan Produksi Timah
Pendapatan Negara Jeblok 33 Persen dari Sektor Timah, Dampak Penurunan Produksi Timah (Tangkapan Layar: Youtube TVR PARLEMEN)
Pojok Bisnis

Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk. Ahmad Dani Virsal telah mengungkapkan penurunan signifikan pendapatan negara sebesar 33 persen dari sektor timah sepanjang tahun 2023. Hal ini menjadi sorotan terutama setelah ditemukan kasus korupsi tambang timah di Bangka Belitung yang diduga telah merugikan negara hingga mencapai Rp 271 triliun.

Ahmad menjelaskan bahwa produksi bijih timah pada tahun 2023 turun sebesar 26 persen menjadi 14.855 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 20.079 ton. Penurunan ini disertai dengan penurunan harga jual timah di pasar global karena kelebihan pasokan.

Menurut Ahmad dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Malaysia merupakan salah satu negara yang berkontribusi terhadap peningkatan pasokan timah di pasar global.

Dampak Penurunan Produksi dan Harga Timah Dunia

Dampak dari penurunan produksi dan harga sektor timah di pasar global menyebabkan pendapatan negara dari ekspor komoditas tambang tersebut mengalami penurunan yang cukup besar.

Top Mortar gak takut hujan reels

Selain penurunan pendapatan, kinerja keuangan dari perspektif EBITDA juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2022, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) PT Timah mencapai Rp 2,371 triliun, tetapi mengalami penurunan drastis sebesar 71 persen menjadi hanya Rp 684 miliar pada tahun 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan mengalami tekanan yang cukup besar akibat dari situasi pasar yang tidak menguntungkan.

Kinerja keuangan dari perspektif EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization) juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2022, EBITDA PT Timah mencapai Rp 2,371 triliun, turun hingga 71 persen menjadi hanya Rp 684 miliar pada tahun 2023.

Ahmad juga mencatat bahwa nilai aset dan ekuitas turun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, aset PT Timah turun sebesar 1,6 persen menjadi Rp 12,85 triliun, sedangkan ekuitas turun menjadi Rp 6,242 triliun pada tahun yang sama.

Untuk mengatasi kesulitan arus kas yang dihadapi, PT Timah terpaksa melakukan peningkatan dalam jumlah utang yang menghasilkan bunga. Utang tersebut naik sekitar 26 persen menjadi sekitar Rp 3,5 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terpaksa mengambil langkah ekstra untuk menjaga kelancaran operasionalnya di tengah kondisi pasar yang sulit.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan