Ekonom senior Indonesia, Rizal Ramli, telah berpulang di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Selasa (2/12/2024) sekitar pukul 19.30 WIB. Kabar duka ini diumumkan melalui akun Twitter resmi miliknya.
Rizal Ramli, bukan hanya seorang ekonom senior, tetapi juga merupakan sosok panutan dan kritikus pemerintah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam mengenai profil dan rekam jejaknya yang luar biasa.
Prof. Dr. Ir. H. Rizal Ramli, M.A., lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Desember 1954. Meskipun awal kehidupannya penuh lika-liku sebagai anak yatim piatu sejak usia 6 tahun, Rizal Ramli mampu menjadikan dirinya sebagai figur utama dalam dunia ekonomi Indonesia.
Setelah tinggal bersama neneknya di Bogor, Rizal Ramli menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di kota tersebut. Meski menghadapi kendala finansial, keinginan untuk belajar membawa Rizal Ramli ke Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia diterima di jurusan Fisika.
Tantangan keuangan tidak menghalangi langkahnya. Rizal Ramli berhasil meraih gelar doktor dalam bidang perekonomian dari Boston University pada tahun 1990.
Rekam Jejak Rizal Ramli – Ekonom Senior Indonesia
Kembali ke tanah air, Rizal Ramli bersama rekan-rekannya mendirikan ECONIT Advisory Group, lembaga yang menjadi pelopor dalam mengkritisi kebijakan ekonomi Orde Baru.
Pada tahun 2000, Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur menunjuknya sebagai Kepala Bulog. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, Rizal Ramli berhasil mengubah sistem bisnis Bulog dan meningkatkan pendapatan perusahaan yang sebelumnya terpuruk.
Keberhasilannya membawa perubahan tidak berhenti di sana. Sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri pada Agustus 2000, Rizal Ramli mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. Hasilnya, pendapatan perusahaan negara seperti PT Telkom dan PT PLN melonjak signifikan.
Perjalanan jabatannya terus berputar. Pada 12 Juni 2001, Gus Dur menunjuknya sebagai Menteri Keuangan, meski hanya untuk dua bulan sebelum akhirnya digantikan oleh Boediono. Rizal Ramli juga merasakan dunia perusahaan BUMN sebagai Komisaris Utama beberapa perusahaan seperti PT Semen Gresik dan PT BNI.
Kembali ke panggung politik pada tahun 2015, Rizal Ramli dilantik sebagai Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dalam Kabinet Kerja di bawah pemerintahan Presiden Jokowi. Namun, jabatannya berlangsung hanya sekitar 1 tahun sebelum digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Tidak hanya di dunia pemerintahan dan perusahaan, kritik-kritik tajam Rizal Ramli terhadap kebijakan pemerintah, termasuk proyek ambisius 35.000 watt oleh Jusuf Kalla, selalu menciptakan kontroversi di mata publik. Rizal Ramli tetap menjadi sosok yang penuh warna dan kontroversial sepanjang kariernya.