Jakarta – Perusahaan ritel Kino Indonesia meluncurkan Kinovation, program akselerator yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan merek direct to customer (D2C) lokal dan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia.
“Program akselerator Kinovation merupakan wujud komitmen Kino dalam mendukung perkembangan merek lokal serta UMKM di Indonesia. Kino berharap program ini bisa menjadi jembatan bagi para pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan para pemain industri yang ahli di bidang masing-masing sehingga membuka peluang kerja sama ke depannya,” kata CEO Kino Indonesia Sidharta Oetama, Kamis (23/2).
Kinovation berisi kegiatan bootcamp intensif berdurasi satu bulan, Kino menggandeng berbagai sektor, termasuk e-commerce, ritel dan media digital untuk program itu. Selama menjalani program Kinovation, peserta akan mendapatkan sesi bimbingan satu per satu dengan pemain industri, kunjungan kantor dan lokakarya yang bisa membuka kesempatan kolaborasi bisnis.
Panitia Kinovation akan memilih 10 merek D2C lokal dengan kriteria antara lain tim pendiri solid dan memiliki latar belakang yang relevan, jumlah transaksi menunjukkan potensi skalabilitas dan memiliki perencanaan dan peta jalan untuk mencapai product-market fit.
Kinovation juga memberikan syarat perusahaan dan pendiri tidak sedang mengikuti program akselerator lainnya. Registrasi program itu dibuka mulai 22 Februari sampai 6 Maret.
D2C adalah model bisnis yang melakukan penjualan langsung kepada konsumen tanpa bantuan perantara seperti reseller (pengecer) atau dropshipper. Kino melihat minat konsumen di Indonesia terhadap merek D2C akan terus meningkat.
“Di era digital saat ini, Kino percaya merek D2C lokal memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan merek ritel maupun merek global selama mereka bisa menjaga konsistensi kualitas serta memiliki strategi pemasaran dan distribusi yang kuat,” kata Sidharta.
Porsi pasar D2C di Indonesia, menurut Kino, masih kurang dari 1 persen dari keseluruhan pasar e-commerce, namun, tingkat pertumbuhannya besar, didorong oleh target audiens yang luas, jumlah pembeli online meningkat, pendapatan per kapita dalam negeri tinggi dan semakin banyak perusahaan modal ventura yang memberikan dukungan kepada perusahaan rintisan D2C lokal.