Berempat.com – Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca perdagangan di bulan Juni 2018 akan surplus. Pasalnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan neraca perdagangan pada bulan lalu surplus sekitar US$ 900 juta.
Dalam beberapa bulan terakhir Perry melihat adanya peningkatan yang kuat pada kinerja impor kita. Impor kita menguat lantaran memenuhi kebutuhan infrastruktur dan makanan menjelang lebaran.
Namun, Perry berpendapat bahwa naiknya kebutuhan impor tersebut sifatnya musiman. Sebab itu, ia yakin bahwa neraca perdagangan akan alami surplus lagi.
“Dengan mulai meredanya itu, neraca dagang akan alami surplus lagi,” kata Perry saat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (10/7).
Di sisi lain, ekspor pada Juni lalu terbatas sejalan dengan libur Lebaran yang terbilang cukup panjang.
Perry mengatakan, jika proyeksinya benar maka neraca perdagangan kuartal kedua 2018 akan mencapai US$ 790 juta, lebih tinggi dari kuartal pertama yang hanya US$ 450 juta. Defisit ini tentu akan berdampak pada pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Namun, ia menegaskan bahwa pelebaran CAD tersebut tak perlu dikhawatirkan. Sebab, kalau kuartal kedua secara musiman defisit transaksi berjalan agak lebih tinggi dari triwulan pertama.
“Tetapi secara tahunan, triwulan tiga dan empat akan menurun sehingga keseluruhan tahun akan di bawah 2,5% dari PDB (Produk Domestik Bruto),” pungkasnya.