Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis UMKM Menangkan Persaingan dengan Kreativitas, Branding dan Packaging  

Menangkan Persaingan dengan Kreativitas, Branding dan Packaging  

0
Kemasan (dok stagprint.co.uk)

 

Usaha mainan anak memiliki prospek yang kian cerah melihat populasi anak usia 1 sampai 12 tahun di Indonesia mencapai sekitar 75 juta jiwa. Hal ini memperlihatkan potensi pangsa pasar Indonesia sangat besar.

Secara umum, ada enam kategori mainan anak yaitu soft toys (mainan yang terbuat dari bulu, beludru, atau sejenis kapas polyester); metal (sepeda roda tiga/tricycle, ayunan, perosotan, dll); inflatable (balon, pelampung); wooden atau educative toys (mainan edukasi seperti balok, puzzle, alfabet); plastic injection toy (mainan berbahan plastik); electronic/video games (software computer game, mainan yang mengandalkan motor penggerak).

Dari keenam jenis mainan tersebut, Indonesia lebih mengandalkan soft toys dan educative toys sebagai primadona ekspor. Industri mainan anak  untuk jenis mainan soft toys dan educative toys selalu ada peningkatan 5 s/d 10% per tahun terhitung sejak 2000 hingga 2010. Apalagi saat ini perusahan mainan Indonesia mulai mendapat berkah dengan banyaknya isu-isu negatif mengenai standar keamanan, kualitas mutu dan harga yang melanda negara pesaing terutama China.

Mulai tahun 2007, telah banyak konsumen Internasional yang mulai mengadakan pendekatan kembali dengan perusahaan mainan lokal sehingga hal ini menjadi suatu kesempatan bagi pengusaha mainan anak Indonesia. Apabila daerah ingin mendapatkan kesempatan yang sama, pengusaha daerah harus siap berbenah dengan meningkatkan daya saing, kualitas, dan rajin berpromosi.

Setiap jenis mainan tersebut tentu memiliki pangsa pasar sendiri, namun mainan edukatif  memang lebih disukai karena bersifat mendidik dan biasanya konsumen tidak akan berpikir panjang untuk membelikan mainan yang bersifat mendidik. Mainan edukatif selain dapat mendidik, juga baik untuk perkembangan saraf sensorik/motorik, membantu daya imajinasi dan inteligensi sang anak. Contohnya, mainan balok yang bisa digunakan untuk mengajar bentuk, melatih keterampilan tangan, mendidik kesabaran, dan meningkatkan daya imajinasi pada saat membangun suatu bentuk.

Selain banyak permintaan secara retail dari orang tua yang ingin mengajarkan buah hatinya sedini mungkin, rupanya mainan edukatif ini juga selalu dijadikan tender oleh Dinas Pendidikan setiap tahun untuk sekolah taman kanak, dan sekolah dasar yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah. Tender ini belum termasuk permintaan dari Dinas Keagamaan, dan Dinas Kesehatan.

Pemasaran

Tidak ada rumus pasti untuk memenangkan usaha dagang namun  bila jeli melihat tren yang  ada dan mencoba melakukan terobosan dengan menciptakan sesuatu yang berbeda tetapi menarik, tentu konsumen tidak akan segan-segan merogoh kocek untuk buah hati mereka. “Branding” juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting agar kreasi yang diciptakan selalu diingat oleh konsumen. Hal yang juga tidak kalah penting ialah kemasan. Dengan packaging yang menarik, konsumen merasa lebih percaya untuk membeli produk mainan kita.

Melalui kreativitas, branding, dan packaging, produk hasil ciptaan bisa dijual ke pasar tanpa banyak hambatan yang berarti. Namun yang harus diingat, selain ketiga hal di atas, juga perlu diperhatikan strategi dalam penjualan seperti harga, kualitas, dan pelayanan.

Banyak pengusaha yang salah kaprah dengan menjiplak  mainan yang telah beredar di pasar dan biasanya  pengusaha tersebut tidak akan bertahan apabila kompetitor  mulai membanting harga atau berpromosi secara besar-besaran. Namun tetap ada salah satu cara yang sangat efektif untuk memasarkan produk mainan adalah selalu mengikuti pameran baik di kota maupun di daerah. Dengan berpameran, konsumen akan mengetahui keberadaan perusahaan kita.

Dalam usaha mainan anak, selalu ada standar keamanan internasional yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai standar tersebut, pengusaha harus rajin mencari tahu melalui website. Indonesia sendiri akan memberlakukan standard keamanan yaitu SNI  Keamanan Anak. Dalam standar ini, mainan akan diuji baik dari sisi  mekanis, fisik, keamanan, kandungan kimia dan lain-lain. Bahan baku atau mainan itu sendiri harus lolos uji coba yang dipersyaratkan dalam SNI tersebut.

 

Oleh: Sudarman Wijaya,

Deputy Chairman for Marketing Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI):

Jl. Raya Semanan No. 50 Daan Mogot KM. 16 Jakarta 11850 Indonesia

Website http://www.indonesiantoys.com

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version