Anggur Brazil atau dikenal dengan nama Cherry Brazil atau Jaboticaba pertama kali dibawa oleh orang Belanda untuk ditanam di sebuah lokasi yang kini menjadi objek wisata, yakni Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bogor. Pohon Jaboticaba yang ada di Cibodas diperkirakan sudah berusia sekitar 300 tahun. Namun tanaman asal Brazil ini masih hidup dan masih berbuah.
Eddy Soesanto, pemilik Tebuwulung Nursery berkunjung ke Kebun Raya Cibodas. Ia sempat mencicipi buah yang berasal dari pohon Kupalanda/Jaboticaba tersebut. Ia sangat kagum karena rasanya yang enak dan unik, karena memiliki 7 rasa, yakni rasa jambu biji, leci, manggis, markisa, menteng, lengkeng dan anggur ketika menjelang matang sampai benar-benar matang pohon.
Bentuk buahnya mirip anggur, bulat, berkulit licin layaknya anggur dan berwarna ungu kehitaman, tekstur dagingnya yang bening juga mirip anggur dan berbiji 0-4 butir. Tetapi tidak seperti anggur pada umumnya, buah yang satu ini justru menempel pada batang dan cabang seperti cherry. Itlah sebabnya Anggur Brazil ini juga dinamakan Cherry Brazil.
Dari kenalannya yang bertugas di Kebun Raya Cibodas, Eddy Soesanto mendapat bibit Anggur Brazil yang ia beli dengan harga sangat murah pada saat itu, yakni Rp 500 ribu dengan tinggi 2 meter dan umurnya sekitar 5-6 tahun. “Harganya murah karena orang belum tahu potensinya jika dibesarkan,” ujarnya. Selanjutnya ia pun mulai membudidaya tanaman bonsai yang dilupakan itu.
Prospek Bisnis
Menurut Eddy Soesanto (pemilik Tebuwulung Nursery) dan Parman Geraldus (Pemilik Gayatri) ke depannya prospek tanaman buah Anggur Brazil ini cukup bagus, mengingat mahalnya harga bibit dan buahnya. Saat ini harga anggur brazil per kg sekitar Rp 100 ribu, sedangkan untuk bibit tidak ada patokan harga, karena tergantung tinggi dan gemuk tidaknya diameter batang bibit. Misalnya saja Tebuwulung Nursery menjual bibit Anggur Brazil seharga Rp 100-125 ribu untuk ukuran bibit setinggi 50-60 cm.
Ukuran satu meter umur 5-6 tahun seharga Rp 1 juta, ukuran 1,5-2 meter Rp 8 juta. Sedangkan di Celebrity Nursery, Abdullah Machfud menjual bibit Anggur Brazil ukuran 70 cm sekitar Rp 100-150 ribu/pohon, ukuran 80 cm Rp 200 ribu/pohon, dan ukuran 2 m berkisar Rp 1,5-2 juta/pohon. Pelaku usaha lain yaitu Tedy Wijaya menjual bibit Anggur Brazil setinggi 20 cm dengan harga Rp 50 ribu, untuk bibit setinggi 40 cm Rp 100 ribu, bibit tinggi 80 cm seharga Rp 400 ribu dan untuk tinggi 2-3 meter sampai Rp 10 juta.
Tanaman ini juga mudah pemeliharaannya, tahan hama penyakit, dan bisa dipanen dalam waktu ratusan tahun. Bahkan menurut Tedy Wijaya, salah satu pekebun Anggur Brazil, saat dibuat selai atau sirup sangat enak rasanya melebihi strawberry. Jika dibuat wine juga sangat cocok, karena buahnya dalam waktu 3 hari setelah panen mudah terfermentasi dan prosesnya menjadi wine lebih singkat daripada buah anggur lain. Anggur Brazil juga berkhasiat anti inflamasi, anti penuaan dan anti oksidan yang tinggi sehingga bisa membunuh sel kanker dalam tubuh manusia.
Pemain khususnya pekebun tanaman buah ini juga belum banyak, karena masih lebih banyak dimiliki para kolektor tanaman. “Biasanya pemain terutama pekebun buah ini lebih suka menanam secara luas, seperti pekebun di Bandung dan kenalan saya yang ingin menanam 10 ha Anggur Brazil rencananya akan menanam di Rancamaya, Bogor,” ungkap Eddy Soesanto.
Bisa Jadi Tanaman Landscape
Dari sisi penampilan, tanaman ini selalu mempercantik diri melalui proses ganti kulit. Apalagi jika tanaman ini rajin disiram, maka kulitnya akan semakin sering mengelupas. Penggantian kulit batang yang cokelat menjadi agak putih juga membuat diameter batang cepat bertambah. Biasanya jika kulit sudah mengelupas, maka akan keluar bunga yang ditandai timbulnya bintik-bintik sepanjang batang dan cabang seperti jerawat.
Barulah keluar bunga-bunga putih kecil sepanjang batang dan cabang tanaman sehingga memberikan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Selang waktu sekitar 1 bulan menjadi pentil dan sebulan kemudian sudah bisa dipanen.
Dalam waktu 6-7 minggu setelah keluar bunga, buahnya bisa dipanen. Buahnya yang menempel sepanjang batang dan cabang bentuknya bulat dan berwarna ungu ketika matang, sehingga bisa menjadi tontonan yang atraktif. Dan ini tentu, membuat siapapun yang melihatnya pasti ingin memetiknya. Baik bunga dan buahnya juga tidak mudah rontok seperti buah-buah lainnya. Jadi selain bisa dijadikan tanaman buah, juga cocok untuk dijadikan tanaman landscape.
Akar tanaman Anggur Brazil termasuk jenis akar serabut sehingga tanaman Anggur Brazil yang besar sekalipun mudah diangkat dan dipindahkan. Setelah digali untuk dipindahkan saat penjualan juga hanya rontok daun sebentar. Cepat pulih alias tingkat stress-nya rendah, tanaman mudah segar kembali setelah pemindahan dengan penyiraman yang cukup.
Anda juga bisa memanfaatkan pohon ini tanpa daun, karena pola percabangannya sangat cantik dan kayunya yang kuat dan padat, sehingga cocok untuk dijadikan hiasan interior ruangan. Cabang tanaman juga mudah dibentuk agar menghadap ke atas yang membuat tajuk/dahan tanaman membulat sehingga sangat bagus dan rapi dilihat. Kalaupun ada cabang yang arah pertumbuhannya berbeda, tetap bisa diarahkan dengan menggunakan tali.
Pemasaran
Harga bibit akan semakin mahal, terutama jika rantai penjualan semakin panjang, misalnya dari produsen bibit ke supplier besar, lalu ke penjual bibit retail kecil, baru ke pekebun dengan selisih harga bisa sekitar 20-50%. Sehingga disarankan untuk membeli bibit langsung dari produsen bibit.
Begitu pun pembudidaya sebaiknya tidak hanya menjual buah dalam kondisi segar, tetapi juga menawarkan olahan agar pemasaran produk lebih luas. Buah segar tidak tahan lama, sedangkan jika dijadikan olahan akan bisa bertahan lama dan pemasaran lebih luas. Misalnya dalam bentuk sirup, selai/jam dan wine.
Buah yang akan dipasarkan dikemas dalam kotak Styrofoam, kemudian disusun secara rapat agar tidak terguncang saat pengangkutan. Sedangkan untuk bibit yang akan dikirim sebaiknya dikeluarkan dulu dari pot atau polybag, tanahnya kemudian dibersihkan sebagian lalu dibungkus plastik bening dan baru dipaket dengan menggunakan kardus.
Di antara usaha budidaya dan pembibitan Anggur Brazil, usaha pembibitan memberikan keuntungan yang lebih besar seperti yang dialami Abdulah Machfud, pemilik Celebrity Nursery yang mendapat keuntungan sebesar 80%, sedangkan Tedy Wijaya sebagai pekebun mendapat keuntungan 48%.
Hal ini karena belum adanya patokan harga bibit secara nasional, permintaan terus mengalir tetapi sedikit sekali pembibit yang menyediakan dalam jumlah banyak. Mau tidak mau, bibit kerap menjadi incaran dan rebutan para pecinta tanaman Anggur Brazil.