Pemerintah menempatkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai ujung tombak untuk menggerakkan roda perekonomian nasional di tahun 2025. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun ini dan target mencapai 8 persen dalam lima tahun ke depan, pemerintah optimistis peran UMKM menjadi kunci pencapaian target ambisius tersebut.
Menteri Usaha Kecil Menengah (UKM) Maman Abdurrahman menilai peran UMKM sangat krusial dalam menopang perekonomian. Ia meyakini, apabila UMKM berkembang pesat, dampak positifnya akan dirasakan di berbagai sektor lainnya.
“Saya percaya, jika pelaku UMKM kita semakin maju, seluruh aspek perekonomian Indonesia juga akan ikut tumbuh dan berkembang,” ujar Maman saat menghadiri diskusi ekonomi di Jakarta.
Peranan UMKM semakin mendapat sorotan lantaran sektor ini terbukti mampu bertahan bahkan menjadi penopang utama selama masa pandemi COVID-19. Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia sekaligus pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali, menekankan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi digital agar UMKM terus tumbuh.
“Kita belajar dari periode krisis 2019 hingga 2021. Saat itu, UMKM menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan. Kini, tantangan berikutnya adalah mendorong mereka naik kelas melalui inovasi dan kolaborasi lintas pihak,” kata Rhenald.
Digitalisasi Buka Peluang Baru bagi UMKM
Perkembangan teknologi serta pesatnya adopsi e-commerce dinilai membuka peluang lebih luas bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar. Direktur Digital Business Peruri, Farah Fitria Rahmawati, mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci dalam mempercepat pertumbuhan pelaku UMKM, baik di dalam negeri maupun untuk menjangkau pasar global.
“Transformasi digital memungkinkan UMKM memperluas jaringan pemasaran, tidak hanya di tingkat lokal, melainkan hingga ke mancanegara,” jelas Farah.
Perubahan pola bisnis juga terlihat di pusat perdagangan besar seperti Pasar Tanah Abang. Para pedagang yang dahulu mengandalkan penjualan tatap muka, kini mulai aktif memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial, bahkan menggunakan strategi live streaming untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Maman menilai adaptasi tersebut menjadi langkah cerdas agar UMKM tetap mampu bersaing di era digital. Pemerintah, lanjutnya, akan terus memantau regulasi terkait e-commerce agar tidak merugikan pelaku usaha kecil.
“Kami memastikan agar biaya transaksi di platform e-commerce tetap terjangkau sehingga tidak memberatkan UMKM. Kami juga akan terus meningkatkan partisipasi UMKM di berbagai platform digital tiap tahunnya,” tegas Maman.
Dorong UMKM Tembus Pasar Ekspor
Selain memperkuat digitalisasi, pemerintah juga mendorong UMKM untuk menjajal pasar internasional. Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Menteri BUMN Erick Thohir tengah merancang sinergi lintas kementerian guna memperluas akses UMKM ke pasar ekspor.
Program UMKM Bisa Ekspor menjadi salah satu langkah konkret yang tengah digalakkan. Program ini dirancang untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli dari berbagai negara, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal.
“Kami optimistis kolaborasi dengan BUMN bisa menjadi jembatan agar UMKM Indonesia mampu bersaing di kancah global. Platform khusus UMKM yang telah berjalan lima tahun terakhir mencatatkan keterlibatan lebih dari 55 ribu UMKM dengan total transaksi mendekati Rp 50 triliun,” ungkap Erick.
Pemerintah berharap, melalui inovasi, digitalisasi, dan penguatan sinergi lintas sektor, UMKM Indonesia dapat terus tumbuh dan menjadi penggerak utama perekonomian menuju Indonesia yang lebih maju.